bab 19

ketukan pintu terdengar berulang Keira mendengus lalu membuka pintu dan terkejut mendapati Teo yang berdiri didepannya dengan tatapan khawatir, netranya melirik seluruh toilet dimana semua orang memandang Keira dan Teo curiga,

"Lo ngapain disini?" tanya Keira berbisik pupil matanya melebar bagaimana tidak Teo masuk kedalam toilet wanita, seharusnya lelaki itu tetap berada diluar menunggunya

Keira keluar dari balik WC lalu melangkah keluar menuju pintu toilet, diikuti oleh teo

Mereka keluar meninggalkan toilet setelah merasa jauh Keira berhenti berjalan, berbalik menunggu Teo untuk mendekat "tadi Lo ngapain masuk Teo, itu toilet wanita!" kata Keira dengan wajah frustasi

"maafkan saya nona anda terlalu lama berada didalam saya takut ada terjadi sesuatu sama nona" jawabnya

Helaan napas panjang terdengar, Keira membuang muka memijit pangkal hidungnya lelah dengan kelakuan Teo yang selalu mengikutinya dimana saja tak terkecuali ditoilet

Dimanapun Keira ada maka Teo akan ada disana, sudah empat Hari lamanya Teo selalu mengintilnya, didalam kelas, kantin, saat bersama teman temannya, bahkan ketika bersama Daniel pun maka Teo selalu ada didekatnya, tidak memberikan privasi sama sekali

teman teman kelasnya menertawakannya, menganggap hal itu sangat lucu dan aneh apalagi mendengar alasannya, keira tidak menceritakan alasan sebenarnya, membuat dalih bahwa Teo menjaganya hanya karena sebentar lagi akan bertunangan

Untung saja Taylor tidak menjaganya setiap malam dengan syarat bagian rumah dari berbagai sisi atau kamar harus dipasang cctv dan shift yang harusnya berganti ketika menjelang malam hari diambil alih oleh teo itupun cuman sampai jam tujuh malam setelah itu maka semua pergerakan Keira di pantau lewat cctv

Sebenarnya Keira tidak nyaman tapi apa boleh buat itu juga demi keselamatan dirinya jadi yang dia lakukan hanyalah pasrah setiap perintah nevano

Mengingat nevano Keira belum mendengar info apapun dari lelaki itu yang berjanji akan memberitahu tentang pertemuannya dengan Marvin, ayah arka. Semoga saja baik baik saja, kaira mengigit bibirnya perasaan cemas meliputinya, takut nevano terjadi sesuatu

Keira duduk dikursinya, melirik sejenak pada Teo yang berdiri disamping meja, tangan kanannya merogoh henpon didalam tas lalu menelfon nevano. Bunyi suara panggilan berdering

"hallo kei"

suara sapaan menyabutnya dari balik henpon, Keira menghela napas lega dan tersenyum "h-allo Van" gugup Keira, terbesit dalam pikiran tentang Satu hal yaitu peristiwa empat hari lalu ternyata tidak membuat teman temannya menggosipi dirinya, bahkan mereka terlihat biasa saja terkesan acuh seolah-olah tidak melihat nevano yang waktu itu membawa dan menggendongnya pergu. Keira bersyukur, entah apa yang terjadi tapi apapun itu dirinya tidak perlu khawatir lagi

"ada apa, tumben telfon?" tanya nevano

Pertanyaan nevano mengalihkan pikirannya kembali, Keira mengigit bibirnya baru tersadar untuk pertama kalinya dia menelepon nevano lebih dulu padahal sebelumnya tidak, jangankan telfon bahkan pesan dari lelaki itupun Keira tidak membalasnya, Keira berdehem pelan menatralisir rasa gugup "gue cuman mau tanya tentang papa arka, bagaimana dia ngga ancam atau ngapa-ngapain Lo kan?" tanya Keira tak sadar nada suaranya terdengar khawatir

suara tawa terdengar dari balik henpon, Nevano terkekeh geli "kamu khawatir kei?"

Keira meringis, menepuk dahinya pelan merutuki dirinya telah menunjukan sikap pedulinya

"aman tenang saja, tidak ada yang terjadi sama aku, dia juga tidak membahas tentang kamu, ataupun peristiwa di bar waktu itu" lanjut nevano menjelaskan

menghela nafas panjang keira berucap syukur dalam hati, menganggukan kepala walau lelaki itu tidak melihatnya, rasa cemasnya itu mulai sedikit mereda "ok bagus deh kalau begitu gue tutup. Oh tunggu Van" seru Keira "hari gue mau kerumah keluarga Abraham jadi perintahkan Teo untuk tidak mengawasi gue"

"ok"

Cuman itu saja balasan nevano, Keira mengangkat bahunya acuh lalu bangkit dari duduknya "Lo ngga perlu ikutin gue, tadi nevano udah setuju untuk kali ini ngga ngawalin gue"

"baik nona, tuan juga baru saja mengirim pesan perintah, kalau begitu saya permisi" Teo menunduk sebelum pergi meninggalkan keira, dari balik pintu sana Freya muncul

Mobil berjalan menuju rumah keluarga Abraham, sebuah sedan mewah menjemput mereka dengan sopir dan seorang asisten keluarga Abraham. Lama berkendara sekitar satu jam, mobil berhenti disebuah rumah mewah.

Rumah megah modern bergaya eropa klasik dengan cet putih terlihat tampak baru saja diwarnai tidak seperti rumah nevano yang terlihat memundar. Keira menggeleng kan kepala, malah membandingkan rumah Daniel dan nevano yang jelas jelas berbeda, tidak lebih tepatnya kenapa dia membandingkannya

"fokus Keira" batinnya dalam hati sebelum memasuki rumah mengikuti kakaknya

Saat pertama kali memasuki rumah mereka sudah disambut oleh dua pelayan wanita membawanya menuju ruang makan dimana disana sudah terdapat Daniel, Samuel dan kedua orang tuanya. Mereka langsung dipersilahkan duduk

Keira duduk disamping Daniel, seorang pelayan berniat menuangkan air putih "tidak usah saya bisa sendiri" tolaknya lngsung tidak terbiasa diperlakukan seperti itu, perintahnya malah menjadi pusat perhatian orang orang yang tengah duduk, apalagi Anna kini mengangkat alisnya tampak tertarik dengan sikapnya

salah tingkah Keira segera mengambil Air yang sudah dituangkan kedalam gelas lalu meminumnya, membasahi tenggorokannga yang tiba tiba saja kering

Anna dan Edwin kembali lagi memakan makannya, ekor matanya melirik Samuel yang tersenyum tipis, Keira mendecak dalam hati beralih mengambil satu persatu makanan untuk ditaruh pada piringnya

"dikelurga kami acara pertunangan sangatlah penting" intrupsi Anna memecah keheningan acara makan, semua tatapan mata terpusat pada ibu Daniel "pertunangan adalah sebuah tradisi yang harus kami lakukan sebelum acara pernikahan, jika bertunangan sudah pasti menikah tidak ada kata berhenti atau belum siap, jadi sebelum itu ada hal hal yang perlu saya sampaikan" lanjutnya melirik Keira dan Freya secara bergantian

Mendadak perasaan Keira tidak nyaman, apalagi melihat tatapan mengitimindasi dari anna

"jika kalian sudah sah menikah dengan anak saya maka, kalian tidak boleh bekerja hanyalah fokus dengan rumah, anak dan suami, mengontrol semua kebutuhannya dan kalian juga tidak berhak ikut campur masalah perusahaan dan anak saya hanya fokus mengembangkan bisnis kata kasarnya mencari uang"

Sebuah syarat yang membuat Keira spontan mendengus "patriarki" tuturnya pelan

Sebuah genggaman tangan melingkar keras pada lengan Keira lantas kepalanya menoleh melihat Daniel menatapnya tajam dan begitu mengancam

"Kamu bilang apa tadi Keira?" tanya Anna nadanya tegas namun auranya tetap anggun

Keira melepas secara kasar tangan Daniel "patriarki, apalagi kalau bukan itu, maaf Tante tapi saya tidak setuju dengan syarat yang diomongin Tante, jika laki laki bisa bekerja kenapa perempuan tidak bisa, jika perempuan bisa mengurus rumah kenapa laki laki tidak bisa, menikah adalah dua orang maka harus dijalankan oleh dua orang tersebut, saya juga tidak mungkin menyia-nyiakan kuliah saya dengan menunggu suami membawa pulang uang, saya juga pengen punya pegangan tidak ada yang tau apa yang terjadi masa depan" balasnya panjang lebar

wanita paruh baya itu menaruh sendok dan garpu disamping piring "Kamu benar benar tidak mengerti tugas perempuan, kamu tidak mengerti kodrat seorang wanita!" nada suaranya Anna sedikit naik, sepertinya emosinya mulai keluar terpancing dengan perkataannya

"kodrat!" Keira terkekeh kecil mendengar itu "jika Tante benar benar berpendidikan Tante jelas tau kodrat seorang wanita. Apa memasak disebut kodrat dan tugas wanita saja, apa mengurus anak adalah tugas dan kodrat perempuan saja, apa melayani suami adalah kodrat dan tugas istri saja, ok itu emang tugas istri tapi bagaimana dengan suami melayani istri, kenapa cuman istri yang melayani suamin jadi kita cuman menerima uang padahal kita melakukan tiga tugas dalam satu hari, tante pikir wanita tidak bisa mencari uang!" sarkasnya

"Keira" sungut Daniel geram dengan kelakuan tunangannya lalu dengan cepat menarik Keira untuk segera bangkit dari kursi "maaf ma, pa kami perlu bicara sebentar" pamitnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!