"sial" umpat Keira terjatuh membentur aspal dan segera berdiri lalu berlari menjauh, mencari tempat untuk bersembunyi ketika para polisi yang mengejarnya tadi kembali
deru napasnya bergerak cepat, detak jantungnya berdetak keras, lalu menahan napas sesaat dan menutup mata rapat rapat ketika mendengar langkah kaki semakin mendekat
satu detik, dua detik, tiga detik
Keira menghembuskan napas panjangnya, menyembulkan wajahnya dari celah bangunan dan keluar saat tidak melihat tanda tanda keberadaan para polisi
"permisi pak, bisa minta tolong pinjam henponnya" pintanya, lelaki paruh baya itu memandanya meneliti lalu mengangguk dan memberikan henponnya
"halo Dona, Lo dimana, Lo aman kan, yang lain bagaimana?" tanyanya memborondong, Keira mengembuskan nafas lega seketika mendengar balasan dari sebrang sana, setelah itu menyebut alamat dimana dia berada agar Dona menjeputnya
Setelah selesai menelpon, Keira mengembalikan henpon tersebut dan mengucapkan terimakasih
tak lama kemudian sebuah motor miliknya berhenti disamping jalan, Dona melambaikan tangan. Keira segera berdiri dari duduknya menepuk nepuk pelan pada bokongnya untuk menghilangkan kotoran dari sana tiba tiba saja terdengar suara
"hey berhenti kalian"
mata Keira membulat melihat para polisi menunjuk mereka, dengan cepat ia menaiki motor dan menepuk punggung Dona agar segera pergi dari sana, namun sial motor itu malah mati mendadak
"kenapa?" tanya Keira Panik melihat para polisi semakin mendekat
"motornya mati" Dona menjawab tak kalah paniknya
Mereka berganti posisi, Keira menekan star motor berkali kali, saat berhasil dia segera memutar gas melejit meninggalkan daerah itu.
Setelah tampak jauh, Keira dan Dona tertawa bersama, menertawakan kejadian lucu yang baru saja terjadi beberapa menit yang lalu, sebuah pengalaman yang tidak akan pernah mereka lupakan
Motor berhenti didepan sebuah warung makan, mereka masuk kedalam memesan makanan kemudian melangkah menuju salah kursi dan meja setelah itu mendudukkan tubuhnya disana
Dona merogoh henpon didalam tasnya lalu menaruh benda tersebut didepannya "mama Lo tadi telfon, gue ngga berani angkat"
Keira mengambil dan mengecek benda persegi panjang itu, sebuah pesan tertera pada layar 'keira datang ke mall, kamu perlu baju untuk ke pesta malam ini'
setelah membaca itu spontan Keira mendengus
"kenapa lo?" tanya Dona menatap heran
"mama gue tiba tiba ajak gue ke pesta padahal biasanya juga ngga" jawabnya kembali menaruh henponnya, Dona mengangguk sebagai balasan
makanan pesanan mereka datang, Keira dan Dona sibuk makan, mengisi tenaga mereka yang terkuras akibat seharian menghindari polisi, Acara demo tak berjalan lancar, ada saja oknum oknum yang berbuat ulah, hingga berakhir mereka berpencar kemana mana, untung saja semua teman temannya aman
Acara makan selesai, mereka beranjak menuju kasir membayar pesanan mereka lalu pergi dari sana, berjalan pulang karna hari sudah hampir petang, Keira mengantar Dona dirumahnya setelah itu kembali menaiki motornya selepas menyalim orang tua Dona lalu menuju tempat tinggalnya
"non keira, ibu anda menunggu nona sejak tadi" teguran dari pembantu keluarganya, menghentikan langkah kaki Keira didepan pintu, mengurungkan niatnya untuk masuk
"mama?" tanya Keira dengan mata menyipit, mbok Ina mengangguk
Keira memperbaiki tampilannya, mulai dari baju, jaket dan celana cargo yang dia pake, lalu menepuk nepuk jejak jejak debu menempel pada pakaiannya, untung saja tadi dia sudah mencuci wajahnya dirumah dona
ketika memasuki rumah, disofa terdapat ibunya sedang duduk seraya menonton TV, lalu mengalihkan perhatiannya ke arah keira, menatapnya tajam
Wanita paruh baya melangkah mendekat dan berdiri didepannya "dari mana saja kamu?" tanya nelli dengan tatapan bergejolak
Keira mengigit bibirnya melihat ibunya yang kini memperhatikan tampilannya dari atas sampai bawah, lalu kembali menatap matanya
"jawab keira, mama telfon kamu sampai 5 kali dan mengirimmu pesan tapi kamu ngga balas sama sekali, bahkan kamu telat pulang ke rumah" hardik nelli, lalu menghembuskan napasnya menetralisis amarah dalam dirinya
"mama cuman mau bilang malam ini kita harus ke pesta, seharusnya kamu memilih baju, jangan menyesal kalau mama memilih baju yang ngga pas, itu salah kamu" lanjutnya lalu melangkah pada sofa mengambil sebuah paper bag "ini bajumu"
Keira mengambil sodoran tersebut, membuka dan melihat isinya "ini pas kok ma" imbuhnya
Nelli mendengus pelan mendengar ucapan Keira tidak mencoba baju tersebut dan hanya melihat nya "pestanya di kapal pesiar, perjalanan ke sana hampir 2 jam dan acaranya jam 9, kita akan menginap disana, jadi sekarang kamu harus bersiap-siap"
Setelah mendengar penjelasan ibunya, Keira segera menuju lantai dua letak kamarnya berada, menaruh paper bag itu kemudian menjatuhkan tubuhnya pada kasur memandang langit langit kamar dengan pikiran berkecamuk
Pertama sikap ibunya yang tiba tiba saja mengajaknya ke pesta, padahal biasanya selalu Freya yang diajak dan dia tidak dianggap sama sekali
Keira masih ingat waktu pertama kali nelli mengajak kakaknya ke pesta, dia bertanya tentang dirinya untuk juga ikut tapi ibunya itu malah menolak dan berkata hanya freyalah yang pantas kesana, lama kelamaan Keira terbiasa dan bersikap bodoh amat ketika kerap kali ibu dan Freya ke pesta
dibanding itu sebenarnya yang Keira lebih pikirkan adalah ketika nanti dipesta, dia tidak punya pengalaman sama sekali diacara besar seperti itu apalagi tempatnya disebuah kapal dan harus menginap disana, seharusnya tadi Keira menolak ajakan tersebut bukan
kepalanya menoleh kesamping memandang paper bag dikasur, membangunkan tubuh dan segera duduk kemudian mengambil kantong lalu memisahkan isinya "wow" ujarnya dengan tatapan terpana melihat dress hitam
Keira segera berdiri didepan cermin, melihat tampilannya dari atas sampai bawah lalu kembali menjatuhkan baju itu ke kasur merasa tak cocok dengan pakaian tersebut
Tak mau ambil pusing, kakinya menuju kamar mandi membasuh air keseluruh tubuhnya lalu keluar dari sana dengan handuk, berpindah mengambil body lation menaburi kaki dan lengannya dengan itu lalu meratakannya
Setelah memakai dress hitam, kini berpindah merias wajahnya, Keira memang tidak pandai mengaplikasikan make up maka dengan itu Keira mengikuti tutorial dari YouTube dan hasilnya cukup bagus
"nona sangat cantik" mbok Ina tiba tiba bersuara, berdiri diambang pintu membuatnya tersentak kaget
"mbok jantung Keira hampir copot" keluh Keira memegang dadanya
Mbok Ina terkekeh menatapnya dengan jarak dekat, tatapan memuja lalu melempar senyuman tipis "kamu sudah besar sekarang dan semakin cantik persis seperti ibumu" gumamnya
Keira terkekeh kecil mengangguk saja padahal dia merasa biasa saja "mama lebih cantik" bantah Keira merasa dia tidak sama sekali mirip dengan nelli, jika pujian itu ke Freya maka akan lebih cocok
"bukan nyonya besar yang saya maks...
"Keira"
Panggilan nelli membuat kepalanya menatap kedepan, melihat ibunya yang sedang berdiri dengan tampilan rapi memandangnya lalu melirik mbok Ina dengan tatapan skeptis
"ayo kita harus berangkat"
Keira mengangguk, berpamitan terlebih dahulu pada mbok Ina lalu melangkah mendekati ibunya menuju depan rumah dimana sebuah mobil menunggunya disana,
"dressnya cocok" puji nelli
Keira terdiam tak bereaksi apapun, pikirannya masih terjebak dengan perkataan mbok Ina yang seolah olah mengenal ibu kandungnya, walau kalimat tersebut tak dilanjutkan Keira masih mengerti maksud ucapan wanita paruh baya yang sudah merawatnya sejak bayi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments