bab 10

Wajahnya dirias didepan cermin oleh penata rias yang ahli, bukan lagi make up tutorial YouTube yang dia tonton akibat tidak terlalu cakep dalam merias, tentu saja ibunya tidak akan membiarkannya tampil biasa karena malam ini, hari yang sangat penting dimana pertemuan antara dua keluarga, janji perjodohan pada kedua anak Abimanyu dan Edwin Abraham

Selesai dengan wajahnya, kini berpindah mengatur rambutnya yang awalnya lurus kini dibuat agak curly dan bervolume, lalu kemudian Keira disuruh untuk memilih baju baju yang berbaris tergantung pada hanger

"Keira pilih baju ini" perinta ibunya menyodorkan sebuah baju merah ketat

Keira menatap ngeri "ma bukannya ini terlalu berlebihan, lagian kan acaranya dirumah"

Nelli menggeleng "tidak, tempatnya diganti di sebuah restoran" jelasnya lalu memaksa Keira untuk menerima dress tersebut

Dengan terpaksa Keira mengambilnya kemudian menuju kamar mandi untuk mengganti baju, kemudian keluar dengan dress membingkai pada tubuhnya

"mama saya dimana?" tanya Keira ketika tidak mendapati nelli disana, hanya dua orang penata rias di dalam kamarnya tampak membereskan barang barangnya

"oh ibu kamu udah dipergi" jawab wanita penata rambutnya "kamu cantik bangat Keira, baju sama make up kamu cocok" lanjutnya

"rambut kamu juga cocok, rambut pendek kamu ICONIC banget keliatan lebih menarik dibanding cewe cewe lain, jadi pengen punya rambut pendek" kini gadis penata make up nya yang angkat suara memuji penampilan Keira

Keira tersenyum malu "terimakasih" sahutnya tersenyum tipis menggaruk pipinya salah tingkah

"Keira udah selesai kan, ayo" Freya muncul dari balik pintu menatap Keira meneliti tampilannya dari atas sampai bawah, lalu mendengus kesal kemudian pergi

Keira melirik kedua orang tersebut dengan tak enak hati, sekaligus bingung untuk pertama kalinya kakaknya menunjukkan sikap tak suka padanya secara terang terangan "saya duluan turun" pamit Keira

kakinya melangkah menapaki anak tangga satu persatu kemudian berhenti sejenak memandang ibu dan Freya yang berdiri yang kini menatapnya tak suka

"ayo kita berangkat" intrupsi Abimanyu berdiri dari sofa memutus kontak mata mereka, Keira melanjutkan langkah mengikuti orangtuanya dan kakaknya menuju depan rumah lalu memasuki mobil yang sedang terparkir

Di Perjalanan hanya kesunyian menyapa mereka pada ruang mobil yang sedang berjalan, melewati gedung gedung pencakar langit dan juga rumah rumah berjejer, hingga kemudian berhenti bergerak lalu turun dari mobil

Keira melangkah membututi orang tuanya menuju pada salah satu meja dimana sudah terdapat keluarga Abraham disana, restoran tampak sepi hanya ada mereka yang datang disana,

"maaf kami terlambat" tukas Abimanyu duduk disalah satu kursi berhadapan dengan Edwin, sedangkan Keira berhadapan dengan Daniel diujung meja, ditengah Freya dan juga nelli berhadapan dengan Samuel dan anna

"tidak apa-apa wajar kalian terlambat, pasti menunggu perempuan berhias sangat lama dan hasilnya sangat cantik cantik" Pujia Edwin menatap Keira dan Freya secara bergantian

Keira melirik ayahnya yang tersenyum tipis dan berpindah pada ibu dan kakaknya reflek Keira ikut tersenyum

tak lama kemudian para pelayan datang membawa troli dan juga nampan, menaruh satu persatu makanan itu diatas meja

"kita bahas tentang perjodohan anak anak kita" ucap Edwin membuka pembicaraan,

Abimanyu mengangguk "ya kalau masalah pesta pertunangan, perempuan lebih mengerti tentang itu, kita atur tanggal yang pas untuk Acaranya"

Edwin terkekeh kecil melirik Keira sebentar lalu kembali bertatapan mata dengan ayahnya "bagaimana kalau kita nikahkan saja tanpa membuat acara pertunangan Samuel dan frey-

prang

"maaf, saya ngga sengaja"

Seorang perempuan tak sengaja menyenggol gelas yang berisi jus hingga menimpa dress yang keira pake "tidak apa-apa" jawabnya ketika akan meraih sebuah tissu namun dua tangan menyulurkan tissu padanya dan orang tersebut adalah Daniel dan Samuel

Keira terdiam dengan wajah bingung terlebih kepada Samuel pria tersebut yan tiba-tiba saja terlihat peduli padanya padahal dia tak benar benar mengenal tunangan kakaknya itu, kemudian netranya berpindah pada semua pandang mata yang sedang duduk memandangnya dalam dan juga penasaran

karna tak mau ada salah paham apalagi Freya dan ibunya yang kini menatapnya tajam, Keira memilih berdiri dari duduknya "saya ke toilet, permisi" pamit Keira melempar senyum menenangkan pada gadis tadi yang menatapnya dengan raut bersalah

Bukannya menuju ke toilet Keira malah menuju pintu belakang mencari udara segar dan ketika mendapat kursi Keira mendudukkan tubuhnya disana

Keira membuang napas berat merasa tak nyaman berada didalam restoran apalagi bersama orang orang palsu dan tidak dia kenal, lagian untuk apa juga dia datang toh tetap saja yang mengatur adalah ayah dan ibuny, sedangkan dia hanya mengikut saja

"baju yang Lo pake ketinggalan zaman, baju itu sudah tidak bisa dipakai, kainnya tidak bagus, potongan tidak sesuai dan agak aneh, bajunya terlihat biasa saja dan tidak bisa bersaing dengan baju baju yang lain" komentar Samuel tiba-tiba muncul kemudian ikut duduk disamping Keira

"Gue heran kenapa Lo pake baju itu, awalnya gue ngga sadar mungkin karena Lo pake bajunya jadi keliatan lebih mewah dan terlihat mahal, bahkan mama gue aja ngga sadar, padahal mama paling ngga suka sama orang kuno, biasanya dia langsung mencemooh orang itu, tapi mama terlihat terpesona saat Lo datang, ya bajunya sangat cocok Lo pake keliatan cantik" lanjutnya mengakhiri kalimat nya menoleh pada Keira

Samuel terkekeh kecil melihat Keira yang menatapnya dengan alis terangkat "gue ngomong begini bukan berarti gue suka sama Lo kei"

"ya gue tau, lingkungan Lo biasa melihat orang dari penampilannya apalagi Lo punya perusahaan bergerak pada fashion, jadi pasti biasa berkomentar dan memberi saran tentang pakaian" terang Keira kembali menatap kedepan dengan tatapan sayu

Perasaan kecewa hinggap dihatinya mendengar rentetan penjelasan dari Samuel, Keira tak percaya ibunya tega memilihkan baju yang tergolong biasa bahkan sangat rendah untuk dirinya di acara penting antara pertemuan keluarga Abraham

Samuel kembali memandang kedepan seraya tersenyum tipis mendengar balasan Keira yang seolah sudah mengenalinya "andai saja Lo yang dijodohin sama gue" tuturnya "mungkin Lo bisa mengerti dari Freya"

"maksudnya?"

"Freya ngga mengerti gue, padahal gue udah jelasin bahwa gue udah cinta sama orang lain tapi dia tetap bersikukuh untuk tetap melanjutkan pertunangan ini, coba kalau Lo mungkin kita bisa menjadi teman dulu lalu kemudian sama sama berusaha untuk membatalkan perjodohan itu"

dahi keira makin berkerut bingung "gue masih ngga mengerti, kenapa ngga Lo aja yang bilang sama papa lo untuk batalin, lagian perjodohan ini ada karena papa gue butuh dana untuk perusahaannya"

Samuel menggeleng membatah ucapan tersebut "Lo salah Keira, itu mungkin salah satunya tapi papa menjodohkan gue sama kakak Lo karena papa gue ngga setuju hubungan gue sama Syifa dan juga papa sengaja ubah tempatnya biar Syifa tau dan buat di untuk mundur secara halus"

"Syifa pacar Lo?" tanya keira

"iya cewe yang ngga sengaja senggol gelas tadi, dia Syifa pacar gue"

"jadi, itu alasan Lo tadi kasih gue tissu karena Syifa" matanya melebar

Samuel terkekeh pelan "maaf mungkin karena sikap gue tadi tadi bikin Lo salah paham. Gue bantu Lo karena Syifa pasti kaget mendengar ucapan papa, jadi itu kesalahan gue"

Ingatan Keira kembali mengingat ketika didalam tadi pas Edwin menatapnya, sepertinya lelaki paruh baya itu melirik Syifa, bukan dirinya. Dia menggeleng mengerti "jadi kerena status sosial" tebaknya seperti sebuah pernyataan dibalas anggukan oleh Samuel

"gue harap Lo jangan kasih harapan, kasihan dia" sungut Keira tiba tiba kesal lalu berdiri dari duduknya

"gue rasa kita cocok, kita bisa menjadi teman" Samuel melangkah disamping Keira "sebagai teman gue bakalan kasih saran tentang adik gue Daniel jangan terlalu berharap sama dia"

Keira mendengus "gue ngga berharap, Daniel bukan tipe gue"

Mereka berdua kembali masuk kedalam restoran, bergabung bersama ayah dan ibunya. Keira duduk pada kursi mendongak kepala kedepan netranya malah menangkap Freya yang menatapnya tajam

"saya rasa nevano rekan yang cocok"

Nevano, nama lelaki itu disebut membuat Keira menaruh perhatian pada pembahasan ayah dan Edwin, menajamkan pendengarannya seraya memakan makanan secara pelan

"bisa kalian jangan bahas bisnis disini" potong Anna membuat Edwin yang ingin membalas ucapan Abimanyu terhenti "kita bahas pertunangan Freya dan Samuel, atau kita buat acaranya secara bersamaan saja, bagaimana menurutmu nelli?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!