"ingat jam 8" pesan Dona pada Keira ketika mereka berada diparkiran, berpisah menuju motor mereka masing masing
Keira mengangguk menaiki motor dan memasang helmnya, ketika akan menyalakan motornya sebuah mobil merah terlihat mencolok berhenti tak jauh darinya, membuat tatapannya fokus pada lelaki didalam mobil itu dimana jandela terbuka hingga tampak jelas siapa didalamnya
"Daniel" gumamnya
Dan yang benar saja Daniel keluar dari dalam mobil, berdiri dan menatap gedung fakultas saintek dengan tatapan cermat dengan kacamata hitam bertengger dihidung, lalu membukanya hingga membuat para gadis gadis tampak menahan napas sesaat dan bersorak histeris, berjalan mendekati Daniel
Keira memutar matanya Malas menyaksikan sikap Daniel yang tebar pesona, dia menyalakan motornya dan menaikan standar motornya
"kei gue duluan ya" Dona melambaikan tangan meninggalkan area parkiran menyisakan Keira disana
"Keira"
kepalanya mendongak menatap Freya yang baru saja keluar dari mobil Daniel, gadis itu berlari mendekatinya. karna panggilan kakaknya itu Daniel meliriknya dengan tajam kemudian melangkah menuju keira yang menatap bingung kedua orang itu, pikirnya Daniel sendiri ternyata bersama kakaknya
Freya melempar senyum hangatnya, bagai seorang kakak melihat adiknya yang penuh cinta "Keira, Daniel sudah menjemput kita, ayo pulang"
"Lo ngga liat gue bawa motor!" balasnya ketus melirik Daniel yang baru saja datang
"mulai besok gue bakal datang dan jemput Lo ke kampus" tutur Daniel berdiri didepan motornya menghalangi dirinya untuk pergi
mendengar nada memerintah Daniel spontan Keira mendengus "Daniel, pertama gue ngga setuju kita bertunangan, kedua gue ngga suka diatur atur dan ketiga gue punya motor jadi Lo ngga perlu antar jemput gue"
"kei" teguran lembut Freya membuat Keira merinding
"Kamu ngga boleh kasar sama tunangan kamu sendiri"
Karna malas berdebat dengan kakaknya dengan sengaja Keira memutar gas menakut nakuti Daniel agar segera beranjak dari sana, dan berhasil, motornya melaju meninggalkan parkiran menuju rumah
Keira berhenti dihalaman rumah, melepas helm dan memperbaiki rambut pendeknya lalu melangkah memasuki rumah
"mbok " panggil keira mendudukkan bokongnya pada sofa lalu menyalakan televisi
seorang wanita paruh baya datang menghampirinya
"iya non ada apa?" tanyanya
"Kamu siapa?, mbok Ina mana?" tanya Keira celingak-celinguk melirik area dapur rumah, lalu kembali menatap wanita asing itu
"maaf non, saya pengganti bi Inah"
Dahi keira berkerut bingung "pengganti?" tanyanya
"mbok Ina sudah saya pecat, bibi nira yang akan melayani kita dirumah" nelli tiba tiba datang menghampirinya, mengkode nira agar segera kembali ke dapur menyisakan mereka berdua disana
"kenapa mbok Ina dipecat?" tanyanya padahal dia masih punya urusan dengan wanita paruh baya itu
nelli berjalan menuju sofa dan duduk disamping Keira "sudah saatnya mbok Ina pensiun" jelas ibunya menatap tv tanpa meliriknya sama sekali fokus pada berita yang ditayangkan
Keira mendesah kecewa, menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa mengikuti arah pandang nelli menampilkan berita tentang nevano, dia membuang wajah kesamping lalu berdiri dari duduknya malas menonton
"Kamu harus meminta maaf dengan Daniel dan nevano" ucap nelli mendongak menatap dirinya dingin "mereka bertengkar karna kesalahan kamu, jelaskan ke nevano bahwa kamu sudah bertunangan dan jelaskan pada Daniel bahwa peristiwa dipesta itu tidak disengaja" lanjutnya
helaan napas Keira terdengar berat, berbalik menghadap ibunya "mama hanya melihat dari sudut pandang mereka berdua, mama ngga melihat dari sudut pandang Keira. Jika saja mama tau apa yang aku rasakan, apa mama masih berpikir ingin Keira meminta maaf pada mereka berdua yang jelas bukan kesalahan aku tapi mama"
"apa?" nelli berdiri dari duduknya menatap Keira tajam
"iya mama yang salah, andai saja mama ngga tahan keira untuk pergi dari pesta semalam, andai saja mama ngga paksa Keira untuk berdansa dengan nevano maka peristiwa pertengkaran itu tidak akan terjadi" ucap Keira dengan dada naik turun
kepala Keira tertolong kesamping, rasa nyeri menjalar pada pipinya dan memerah, nelli menampar Keira dengan keras tak tahan mendengar kalimat yang diucapkan anaknya tersebut
Satu tetes terjatuh membasahi pipinya, Keira dengan cepat menghapusnya dan membalas tatapan ibunya sayu "ternyata pendapat keira pada mama benar, mama ngga sayang sama Keira, mama ngga pernah berada di pihak Keira, mama ngga pernah melihat Keira sedikit pun" Keira menelan ludahnya susah payah "yang mama pikir cuman Freya, perasaan Freya, pakaian Freya, semuanya apapun tentang Freya mama perhatikan, apa mama pernah sekali memikirkan Keira?" tanyanya kini air matanya terus mengalir, mengeluarkan unek-unek yang selama ini dia tahan
"mama mengajak Keira ke pesta karena perintah papa, karena papa butuh suntikan dana perusahaan. mama sama papa sama saja, kalian ngga pernah memikirkan Keira, selalu menganggap bahwa aku dan Keira sama perihal laki laki, padahal jelas berbeda" Keira menepuk dadanya pelan sesak seketika mengingat fakta tersebut
"Freya ngga sama dengan aku, kami berbeda jangan banding bandingkan kan kami berdua atau jangan berpikir kami sama. Freya suka sama cowo kaya, mau bagaimana pun asalkan dia bisa menghidupi kebutuhan glamor Freya maka Freya akan menerimanya sedangkan aku, Keira ngga suka, jadi jangan memaksa Keira untuk menerima perjodohan itu dengan Daniel"
Setelah mengucapkan kalimat tersebut Keira beranjak menuju kamarnya, menutup pintunya rapat-rapat lalu melangkah pada kasur membaringkan tubuhnya disana
Tubuhnya bergetar hebat, Isak tangisnya terdengar memilukan, memeluk bantal guling menelungkupan kepalanya. Lama kemudian Keira tertidur pulas terlalu lama menangis lantas terlelap nyenyak karena kecapean
Matanya perlahan terbuka, mengerjap ngerjapkan netranya tampak silau karena cahaya lampu yang menyala, Keira menegakan tubuhnya lalu mengambil tas ransel merogoh henpon didalamnya
"Keira Lo dimana?" pekikan Dona terdengar nyaring lantas Keira menjauhkan benda persegi panjang itu dari telinganya
"gue dirumah, bentar lagi gue kesana" jawabnya menutup telepon bangkit menuju kamar mandi
Setelah selesai melakukan ritualnya, Keira keluar dengan handuk melilit tubuhnya menuju lemari mengambil baju kaos dan celana lebar kemudian memakainya, mengikat rambut pendeknya dan memakai topi hitam dan masker
Keira berucap syukur setelah menjauh dari gerbang, lega tidak ketahuan ibu dan ayahnya keluar dari rumah pada malam hari, kepalanya bersandar menatap kedepan pada sopir taksi membawanya menuju cafe
Setelah membayar ongkos taksi Keira segera menuju cafe, melepas masker lalu netranya melirik seluruh penjuru ruangan yang besar dan banyaknya orang orang yang berkunjung, tatapannya berhenti pada Dona yang melambaikan tangan padanya
sebuah dering henpon terdengar didalam tas selempang kecil yang dia pake, dengan cepat keira menolak panggilan telepon dari Freya dan mengirim sebuah pesan seraya melangkah menuju meja yang ditempati Dona dan ketiga teman laki lakinya
Karna terlalu fokus mengetik pesan, tubuhnya malah menabrak seseorang membuat henponnya terjatuh, Keira mengambilnya cepat dan kembali berdiri tegak "maaf saya ngg--
"Keira"
kalimat yang diucapkan Keira tak dilanjutkan ketika mendongakan kepala, mendapati orang yang dia tabrak tadi adalah nevano dan lebih sialnya lagi disamping laki laki ada ayahnya Abimanyu menatapnya tajam
"sedang apa kamu disini Keira?, ini sudah jam 10"
Bibir Keira tertutup rapat dengan wajah tampak syok "a-aku mau ketemu sama teman" balasnya terbata bata setelah terdiam lama
"permisi tuan nevano saya duluan pamit pulang" tanpa menunggu jawaban Abimanyu langsung menarik lengan Keira membawanya keluar menuju sebuah mobil memaksa Keira masuk kedalam
Mobil berjalan sudah cukup jauh, tapi ayahnya masih belum bersuara sejak di cafe tadi, alisnya menukik hampir bertemu, rahangnya bergeletuk, urat urat tampak mencuat
"pah" panggil keira pelan sedikit was was melihat raut ayahnya yang menakutkan
"sampai dirumah papa akan kasih kamu hukuman"
Nada tegas dan mimik wajah Abimanyu membuat Keira menelan ludah takut, hukuman apa yang akan diberikan olehnya telah ketahuan keluar malam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Rita Riau
keluarga egois,,, jgn" kematian ibu Keira ulah nya ibu angkat Keira 🤔🤭
2024-01-27
0
Nanik Lestari
Cengeng
2023-08-11
0