disalah satu meja terdapat tujuh orang duduk pada kursi, ketika Keira mengangkat gelasnya, semua kompak mengikuti lalu terdengar bunyi dentingan kaca saling beradu sembari sorakan gembira atas rasa syukur tentang keberhasilan mereka
"kei, lo ngga papa pulang telat, ini udah hampir malam" celetuk Dona tiba tiba lalu menguyah makanan didalam mulutnya
Keira menggeleng mengangkat bahunya apatis, kembali meminum mocha nya "ngga tau deh palingan hukuman gue ditambah, tapi biarin aja, kali ini gue mau kumpul kumpul sama kalian dulu" katanya setelah melap sudut bibirnya kerena sisa kopi, saat semuanya memesan makanan dan minuman cuman keiralah yang hanya memesan minuman dengan dalih perutnya tidak lapar padahal sebenarnya nafsu makanannya menurun
Rifki menepuk bahunya pelan "bagus kei, kita itu udah tunggu hampir seminggu Lo biar kita rayain ini, akhirnya ngga sia sia kan demo kita selama ini, kita berhasil" ucapannya disambut seruan dari kelima orang disana
"shutt, jangan ribut" peringat rama, jarinya berada diantara kedua bibirnya menyuruh teman temannya agar tidak bersuara besar
Keira melirik semua pasang mata memandang mereka lalu kembali menatap kedepan "btw bagaimana proker tentang bazar, udah disiapin kan semuanya, maaf ya gue ngga bantu sama sekali!" tukasnya merasa bersalah melirik teman temannya berhenti pada David sang ketua, "gue berniat mengundurkan diri menjadi wakil" lanjutnya dengan helaan napas
Kalimat yang diucapkan nya mendapat reaksi tak suka "jangan begitu la kei tiga bulan lagi masa jabatan kita berakhir, setidaknya tunggu dulu" Gian angkat suara tak terima dengan pilihan tersebut
Haris menganggukan kepalanya menyetujui ucapan itu "iya kei, yang dibilang Gian itu benar,"
"iya kalau masalah tugas, tenang kei selagi masih ada kami tugas wakil masih bisa kami tangani" timpal rifki
Keira tersenyum tipis mendengar balasan teman temannya "gue merasa akhir akhir jarang ikut kegiatan organisasi, jarang ikut rapat, jarang ikut proker," jedanya "kebetulan juga Minggu Minggu ini kayanya sibuk, Lo tau kan!" kata Keira mengangkat alisnya lalu meneguk kopinya
Rifki berdehem pelan menatapnya menggoda "aham yang bentar lagi mau tunangan"
"gue ngga sabar datang ke pesta pertunangan Lo"
yang lain mulai menyeroki ikut menggoda keira yang hanya terdiam tampak malas meladeni teman temanya, sedangkan Dona tak berkomentar apa-apa hanya memandang Keira prihatin
semuanya kembali fokus makan, sembari mengobrol
"keira" seru Nathan, semua kompak menoleh lalu berdiri, berjabat tangan dan merangkul akrab
"eh Lo datang sama siapa?" tanya david melirik ke arah belakang punggung Nathan, mencari cari
"gue sendiri kesini, ada urusan yang harus gue selesaikan sama Keira" jawab Nathan berpindah menatap Keira "ayo kei" ajaknya
Keira mengambil tasnya diatas meja, merogoh dompet didalamnya mencomot beberapa uang merah lalu menaruhnya diatas meja "sesuai janji gue tadi, hari ini gue yang traktir" pungkasnya "ini kunci motor gue, Gian titip ya. gue duluan pulang" pamit Keira begitupun dengan nathan
Mereka berdua keluar meninggalkan cafe menuju depan "Lo bawa mobil kan Nat, gue ngga mau Naik motor" Nathan mengangguk melangkah menuju samping jalan dimana mobilnya terparkir Keira masuk kedalam mobil begitupun dengan Nathan
Mobil bergerak perlahan-lahan meninggalkan area cafe
"maaf Keira" tuturnya memulai pembicaraan "maaf gue udah merepotkan Lo semalam, gue marah sama Dion dan Ervin kenapa mereka malah menelpon Lo untuk menjemput gue, gue kesal tapi gue lebih kesal dan marah sama diri gue sendiri, andai saja gue ngga mabuk, mungkin Lo ngga akan berurusan sama arka dan juga nevano" sesal nathan lalu mengeyur kepalanya kebelakang dengan tangan kanannya sedangkan tangan kiri fokus menyetir
netranya melirik Nathan sejenak mengerutkan keningnya "gue ngga mengerti Nathan, kenapa Lo ngomong seolah olah jika menyangkut Navano dan arka itu sangat berbahaya, ada apa dengan mereka?" tanya Keira "atau cuman perasaan gue doang!" Keira kembali menatap kedepan
mobil berhenti berjalan ketika lampu lalu lintas berwarna merah. Nathan menghadap Keira dengan tatapan dalam "kalau nevano jelas berbahaya kei, cowo itu pengusaha gue takut Lo dimanfaatin dan kalau arka, gue cuman tau dia suka main perempuan untungnya Lo selamat karna nevano, entah gue mau berterima kasih ke dia atau ngga, yang penting gue pengen Lo jauhin nevano" pesannya
penjelasan Nathan masih tidak dimengerti Keira, menyamakan dengan pesan nevano tempo hari, masih bingung kenapa lelaki itu menyeruhnya agar tidak berhubungan dengan arka, apa mungkin hubungannya tentang jarum itu, tapi tidak mungkin toh dia tidak melaporkan lelaki itu ke polisi "Nathan apa arka obsesi sama cewe, misal kalau dia kalah dia bakalan terus kejar perempuan itu?" tanya keira hati hati, sebenarnya dia ingin menanyakan perihal narkoba tapi yasudlah mendengar ancaman nevano membuat Keira tidak ingin lagi membahas masalah tersebut
Nathan melipat bibirnya kedalam lalu tertawa setelahnya. melihat reaksi sahabatnya membuat keira menggeram kesal dan membuang muka
"arka ngga segila itu sama cewe, tapi dia ngga suka kalah, waktu Dion jelasin kejadian semalam gue kaget untuk pertama kalinya arka kalah" terangnya, Keira menghela napas lega "btw Lo ngga secantik itu sampai arka ngejar ngejar Lo" ejeknya terbahak bahak
Keira mencubit lengan Nathan "gue emang ngga cantik tapi gue ngga jomblo kaya Lo yang baru putus sama Freya terus galau sampai mabuk" sombong Keira, beberapa detik berlalu dan tersadar menyaksikan Nathan hanya terdiam
Nathan menarik tuas mobil kembali mengemudikan mobil ketika lampu hijau "gue emang masih cinta sama Freya bahkan sampai sekarang, gue ngga benci sama dia, sebelum kami benar benar putus hubungan kami emang udah ngga baik, dan setelah kami putus dan tau bahwa dia dan lo dijodohkan sama keluarga Abraham, gue lebih peduli sama Lo kei" jelasnya "karna gue tau Lo ngga akan suka sama perjodohan itu" lanjutnya
helaan napas terdengar berat, Keira tersenyum miris "iya gue emang ngga suka, tapi apa boleh buat papa gue butuh dana dan cuman keluarga Abraham yang bisa" Keira kembali melirik "dan untuk Freya gue harap Lo cepat move on, dia ngga sebaik itu, Lo tau dia hina Lo Nat"
"gue ngga tau kenapa Lo selalu jelekin Kaka Lo, padahal dia selalu baik sama Lo" Nathan menggeleng kecil tidak percaya
Keira menyandarkan kepalanya pada kursi mobil, tak mau membalas tunduhan sahabatnya itu padahal dia mengatakan yang sebenarnya, selalu saja Nathan tak percaya padanya, karena tak mau mereka berdebat Keira memilih mengabaikan
Tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka berdua hinggan kemudian mobil berhenti didepan gerbang rumah "makasih udah anterin gue!" Nathan mengangguk "Lo ngga mau masuk dulu?"
Nathan menggeleng "ngga nanti lain kali gue mampir ketemu pak Abi" katanya
tangannya menarik pintu mobil dan keluar dari sana, melambaikan tangan sebelum mobil Nathan sudah melaju meninggalkan depan gerbang, kakinya menapaki teras rumah memutar knop dan mendorongnya kedalam kemudian kembali menutupnya pelan
Tubuhnya berbalik melihat ayah dan ibunya yang baru saja datang dari kamar, menatapnya tajam kemudian Freya yang turun dari tangga lalu berdiri dibelakang Abimanyu dan nelli
Keira menelan ludahnya susah payah, tenggorokannya tiba tiba terasa kering menatap takut pada ayahnya. Suasana rumah menjadi mencekam, begitu sunyi hingga langkah kaki ayahnya terdengar begitu nyaring
bel rumah berbunyi, Keira mendesah lega lalu membuka pintu dan mendapati dua orang laki laki disana. Abimanyu berjalan mendekat berdiri disamping Keira
"apa benar ini rumah pak Abimanyu?"
"iya, ada perlu apa datang ke rumah saya"
"Kami dari kepolisian" ucap salah satu dari kedua pria tersebut sembari membuktikan kartu indentitasnya "kami kesini mencari Keira untuk dimintai keterangan tentang peristiwa semalam"
Dahi Abimanyu berkerut bingung "peristiwa semalam?" ulangnya bertanya masih tidak mengerti
"iya pak, ada yang melapor bahwa arka membawa narkoba ke bar semalam dan dia mengatakan bahwa Keira salah satu saksi kuncinya" terangnya "maaf keira kami sangat membutuhkanmu jadi mohon ikut kami ke kantor polisi untuk menjelaskan apa yang kamu liat tentang semalam"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments