seorang gadis tampak termenung dengan tatapan kosong, tangan kanannya mengaduk ngaduk nasi sejak tadi tanpa memasukan makanan kedalam mulutnya, waktu makan siang sebelum berangkat menuju kampus jam pertama dimulai jam satu tapi sikap Keira tidak menunjukkan geirah sama sekali untuk pergi ke sana
"non dimakan makanannya, tuan Daniel sudah menunggu didepan"
Keira menoleh sejenak pada wanita paruh baya itu, kemudian melepas sendok dan garpunya berdiri dari duduknya menuju ruang tamu dimana Daniel yang sedang berbincang dengan ibunya
Nelli dan Daniel spontan menatap dirinya ketika melihatnya datang "Keiranya sudah datang, terimakasih akhir akhir selalu mengantar dan menjemput Keira" ujar ibunya lalu bangkit dari sofa
Daniel membalasnya dengan senyuman lalu mengangguk "sudah menjadi tugas saya Tante" balasnya
Keira memutar matanya Malas, menyalim tangan ibunya lalu bergegas pergi menuju mobil Daniel "gue udah bilang ngga usah jemput gue" pungkasnya menatap Nevano yang membukakan pintu
didalam mobil hanya ada kesunyian tidak ada yang berbicara, Keira menatap luar jandela memikirkan nasibnya selama empat hari ini tidak diizinkan keluar selain kampus, pulang harus tepat waktu jika tidak hukumannya akan ditambah
Demo yang seharusnya dia ikuti malah terpaksa tidak karena hampir setiap hari Daniel sudah standby didepan kampus menjemputnya pulang
"gue tertarik sama Lo" tutur Daniel membuka pembicaraan "jadi gue rasa apa salahnya gue menerima perjodohan ini"
Keira mendengus pelan "tapi gue ngga Daniel" sahutnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari arah luar jandela
"kalau Lo ngga menerima perjodohan ini karena Lo ngga tertarik bahkan ngga cinta sama gue, itu gampang Keira suatu saat nanti Lo pasti bakalan suka Sama gue, jadi apa salahnya mencoba, ini juga ngga merugikan Lo sama sekali" jelas Daniel "kalau Lo ngga mau setidaknya pikiran papa Lo, pikiran jasa papa dan mama angkat yang udah besarin Lo, dengan pertunangan ini Lo bisa membalas mereka"
Perkataan Daniel sukses membuat Keira menoleh memandang lelaki tersebut sebentar, setelah itu kembali menghadap kedepan, merasa tersentil setiap kata-kata yang dikeluar dari mulut Daniel
Keira mengingat ayah dan ibu angkatnya, membandingkan hidupnya dengan orang orang terdekatnya, bagaimana susahnya mereka hidup banting tulang mencari uang, bahkan harus terpaksa tidak melanjutkan pendidikannya
"baik, tapi dengan satu syarat"
Senyum Daniel muncul bertatapan mata dengan Keira seraya tangan memegang setir mobil "apa syaratnya?" tanyanya
"gue ngga suka diatur dan selama kita masih bertunangan ataupun nanti kita nikah gue ngga mau Lo selingkuh, kalau Lo kedapatan selingkuh kita putus tapi tetap suntikan dana dari keluarga lo ke perusahaan papa gue ngga boleh dibayar kembali" Keira menyebutkan alasannya dengan nada tegas dan wajah serius
Daniel malah terkekeh kecil mendengar syarat tersebut "itu dua syarat keira" lontarnya merasa tak adil
"kenapa?, Lo keberatan sama persyaratannya?" tanya keira menyeringai licik "oh pasti Lo ngga terima sama syarat yang kedua, biasa sih cowo kaya emang gitu ngga cukup sama satu cewe" imbuhnya skeptis
Mobil berhenti didepan fakultas saintek, Daniel melepas seatbelt lalu turun membuka pintu mobil mempersilahkan Keira turun seraya tersenyum tipis "gue terima syarat Lo, jadi mulai sekarang ubah bahasa Lo ke gue" pesannya ketika Keira keluar dan berdiri disamping lelaki itu
Keira melambaikan tangan pada mobil yang tengah berbelok keluar pada pelantaran gedung kuliahnya, tatapannya malas dengan sudut bibir naik, setelah sedikit menjauh dengan cepat tangannya turun dan mendengus jijik pada sikapnya tadi
"Keira"
Kakinya melangkah cepat mendekati Dona yang tengah duduk diatas motornya, lalu duduk dibelakang ketika gadis itu mulai menyalakan motornya meleset menuju tempat untuk melakukan demo
yel yel terdengar kompak didominasi oleh suara pria, massa memadati hampir ruas jalan hingga sulit bagi Keira dan Dona untuk tembus masuk dan bergabung bersama teman teman satu kampusnya lantas dengan terpaksa mereka menghentikan motornya didepan kios
"kayanya sulit gabung sama temen temen" Dona berkata sembari celingak-celinguk mencari rekan rekannya dari banyaknya orang orang dengan almamater yang berbeda
Keira mengangguki ucapan tersebut seraya memakai almamaternya yang tersimpan dalam tasnya "ayo" ajaknya menarik tangan Dona
Dona tak bergerak malah menahan Keira untuk beranjak dari sana "Lo yakin kei, kok perasaan gue ngga enak ya!" gumamnya dengan tatapan takut
"iya gue yakin, Lo mau Kita tetap disini disaat teman teman kita berjuang, Ingat Dona hari ini kita harus berhasil"
Keira menarik lagi tangan Dona baru saja satu langkah, beberapa orang tampak berlarian menjauhi lemparan gas air mata, dan satu jatuh tepat tak jauh dimana mereka berdiri sontak Dona membawa Keira menjauh
Setelah meresa cukup aman, mereka berhenti berlari merasakan mata mereka panas dan berbatuk batuk pelan karna asap yang mereka hirup
"Keira Dona" Rifki berhenti didepan mereka memegang lututnya karena kelelahan akibat berlari,
Keira mendongak menatap Rifki bingung keberadaan lelaki itu "loh Ki, ko Lo disini!, yang lain mana?" tanyanya mencari cari
deru napas pria itu ngos ngosan kemudian berdiri tegak dan tersenyum lebar "kita berhasil masuk kei"
"Lo serius?"
Rifki membalas dengan anggukan cepat "tapi masalahnya kita harus lari, ada sebagian yang berhasil masuk ke gedung DPR tapi ada juga yang buat keributan, intinya sekarang kita harus lari nanti kita dianggap sebagai provokator Karena yang berbuat ulah tadi memakai almamater kita"
mata mereka sontak membulat apalagi ketika melihat dari depan mereka ada beberapa yang kena tangkap, Keira ingin menarik Dona namun Rifkilah yang duluan membawanya pergi dengan terpaksa dia mengikut dibelakang
Gang gang rumah mereka melewati, kini keira yang memimpin arah dari kejaran pada polisi, tungkai kakinya spontan berhenti memandang jauh dua orang berpakaian baju coklat membelakangi mereka dan ketika kedua lelaki itu berbalik, Keira berlari ke arah kiri sedangkan Dona dan rifki ke kanan membuat mereka berpisah
Keira berlari sekuat tenaga mencari tempat persembunyian, ketika akan berbelok arah kiri beberapa orang orang tampak berlarian ke arahnya di belakang mereka segerombolan polisi menangkap beberapa dan sialnya memakai almamater dengan yang warna yang sama
"anjing"
Keira terpaksa keluar dari gang gang rumah menuju jalan raya dimana banyaknya ranjau disana, helaan napas berhembus panjang melihat tidak ada sama sekali polisi disana, dia mulai berjalan pelan
Langkah kakinya membawanya mulai menjauh dari tempat demo, dia berhenti sejenak menuju kios membeli air minum merasakan sensasi panas pada mata dan tenggorokannya
telapak tangannya memutar tutup botol dan ketika akan meminumnya netranya malah menangkap seorang laki laki berpakaian polisi sedang berdiri berbicara dengan seseorang dan laki laki itu yang dulu pernah menangkapnya
sial umpatny dalam hati bergegas mencari persembunyian, Keira menuju salah satu mobil yang terparkir
"Keir-
Tangan Keira menutup mulut nevano dan menariknya berjongkok disamping mobil menghalangi mereka dari pandangan polisi
Keira mengitip dan melepaskan tangannya ketika tidak menemukan keberadaan polisi itu lagi, kemudian duduk bersandar pada mobil dengan napas lega
"jadi ini alasan kamu hingga sampai sekarang chatku tidak dibalas" intrupsi nevano membuat Keira mendongak melihat lelaki itu kini sudah berdiri
Tubuhnya bangkit dan menepuk pelan celana yang dipakai "Lo chat gue, sorry gue ngga tau kalaupun gue tau gue juga ngga bakalan balas" ketus Keira
"urusan kita belum selesai Keira" kata nevano lalu melirik jam tangannya kemudian bergegas memutari mobil yang tadi menjadi tempat persembunyian mereka dan masuk kedalam
Keira mengalihkan pandanganya ke arah lain namun malah bertatapan mata dengan polisi tadi dengan gerakan cepat Keira menarik pintu mobil dan masuk kedalam, nevano menatapnya bingung
"kei, gue ada pertemu--
"cepatan jalanin mobilnya, polisinya datang" seru Keira panik melihat polisi itu semakin dekat dari balik kaca spion
"Kamu dikejar polisi?" tanyanya dengan nada tak percaya
"cepatan nevano, nanti gue jelasin" pekik keira melirik spion dan nevano secara bergantian
Nevano tersenyum tipis mendengar Keira menyebut namanya, kemudian menarik tuas dan menjalankan mobilnya cepat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments