Alam Menengah.....
Sebuah alam dgn kehidupan yang berbeda dari Benua biru.alam yang di penuhi berbagai konflik antar sekte yang berkepanjangan.
Sama halnya dengan Benua biru yang memiliki lima daratan.hanya saja,, jika lima daratan dari Benua biru di satukan. maka luasnya sama saja dengan satu daratan di alam menengah.
Penghuni Alam menengah, tidak semuanya adalah pelaku kultivasi. 15% di antara mereka merupakan penduduk warga biasa, yang memiliki kecacatan dalam berkultivasi yang akhirnya mereka di sebut sebagai manusia gagal, rendah, sampah dan hal buruk lainya lalu di sematkan pada mereka yang tak bisa berkultivasi.
Tingkat kultivasi di alam menengah terbagi mulai dari Ranah
Bumi:awal menengah puncak
Langit:awal menengah puncak
Jendral:awal menengah puncak
Raja:awal menengah puncak
Dan Ranah Kaisar:awal menengah puncak..Sebagai puncak ranah yang ada di alam menengah.
_________________________
BLLAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRR
Wu Jian mucul dari pusaran dimensi, berdiri tenang menatap pemandangan alam yang menjadi tujuan barunya.
Wu Jian memejamkan mata, menghirup udara alam menengah dgn perlahan. tak lupa, dia mengaktifkan meridian untuk sekalian menyerap energi alam, agar dapat membiasakan diri.
"Benar benar murni dan padat" gumam Wu Jian, merasakan perbedaan energi dan udara alam yang baru saja di datanginya.
Woooosssssss..........
Meras cukup, Wu Jian melesat tak tentu arah untuk mencari kehidupan yang ada di sekitar wilayah tempatnya muncul.
Wu Jian turun perlahan sesaat setelah melihat sebuah desa yang tak terdapat banyak hunian.dia berjalan pelan hingga berhenti tepat di gerbang desa trsebut menatap tulisan pada papan yang melekat pada gerbang.
"Desa Penempa" ucap Wu Jian membaca nama dari desa yg hendak di singgahinya.kemudian melangkah memasuki gerbang sembari melihat lihat setelah berfikir bahwa dirinya berada di tempat yang tepat karena memang dia masih memiliki bahan yang belum sempat di tempanya.
Dari sebuah kedai,Beberapa orang yang melihat kedatangan Wu Jian,lekas mendakat padanya.
"Selamat datang di desa penempa ini tuan muda?! "sapa tiga orang paruh baya yang menghampiri Wu Jian dgn sopan.karna melihat pakaian mewah yang di kenakan oleh tamu desa mereka.
" Salam Senior?! " ucap Wu Jian.
"Perkenalkan! namaku Mun Cao, ini Meng Cu dan Cow Cow tuan muda! " dengan muka senyum khas penjilat ketiganya memperkenalkan diri.
Wu Jian hanya tersenyum, tanpa menyebut nama,melanjutkan langkahnya menuju kedai makan di ikuti oleh ketiga paruh baya tadi.
Di dalam kedai setelah mengambil tempat duduk, Wu Jian memesan teh dan makanan ringan di temani Mun, Meng dan Cow tanpa di persilahkan.
"Tuan muda? apakah Tuan Muda seorang kultivator? " tanya Mun dgn tiba tiba.
Wu Jian sedikit heran mendapat pertanyaan seperti itu di alam menengah yang seharusnya di huni oleh orang orang spertinya.namun Wu Jian menepis keherananya dan memilih untuk menjwab.
"Benar senior,aku adalah kultivator! " ucapnya singkat.
Namun, reaksi yang di tunjukan oleh Mun Ming dan Cow sungguh di luar dugaan. ketiganya segera berdiri dari kursinya.
"Maafkan kelancangan kami tuan muda, sungguh kami minta maaf!! Mohon jangan menghitung kesalahan kami tuan muda!! " ucap ketiganya sambil membungkukkan badan.
Wu Jian semakin keheranan dgn ketiganya, ' Apanya yang salah? ' pikirnya, yang tak menganggap lancang pada sikap ketiganya.
Belum hilang rasa heran dari sikap ketiga orang di depanya, Wu Jian kembali di kejutkan dgn pemilik kedai yg gemetaran membawa teh pesananya, hingga dirinya harus meraih nampan dari tangan si pemilik kedai.
Pendatang baru dari Benua biru itu menatap wajah mereka satu persatu yang tertunduk seperti ketakutan.
"Haizzzz...... ada apa dgn sikap kalian? kenapa kalian merasa bersalah karena bersikap wajar seperti yang kalian lakukan tadi? " Wu Jian merasa sudah cukup dgn sikap yang di tunjukan mereka padanya.
"Senior?! kembalilah duduk! dan temani aku minum teh! " ajak Wu Jian meminta ketiganya.Meski dgn ragu ragu, ketiganya pun akhirnya menuruti ajakan Wu Jian.
Pemuda itu pun tak sungkan menuangkan teh pada gelas kosong lalu menyodorkan pada ketiganya.
"Sekarang katakan!! apa yang membuat senior merasa takut saat senior tau aku seorang kultivator! " Sambil sesekali menyecap teh,Wu Jian serius menanyakan pada ketiganya.
"ee...? " Mun, Ming dan Cow saling pandang,dgn sikap ragu yang sama ketiganya terlihat kebingungan untuk menjawab.
Pemilik kedai, Sung. kembali keluar dari dapur dan bergabung satu meja dgn Wu Jian.
"Izinkan saya yang menjawab tuan muda! " tutur Shung yang kemudian mulai menjawab apa yg di tanyakan Wu Jian.
"Kami semua penduduk desa penempa ini memang takut dgn kultivator! karena mereka semua selalu berlaku kejam dan berbuat sesuka mereka tuan muda!"
"Terlebih pada kami yang hanya orang biasa!bahkan ketika kami sudah menyisih sejauh ini dari wilayah mereka. namun tetap saja! mereka mendatangi kami dgn alasan ingin menempa senjata, lalu setelah itu,,, selain mereka tidak membayar. mereka juga menghina dan berlaku kasar,yang lebih parah adalah ketika mereka membawa gadis gadis dari desa kami ini memperkosa mereka lalu membuang mereka di tengah hutan yang akhirnya mereka mati karena serangan binatang iblis"tutur Shung.
Wajah Wu Jian menggelap mendengarkan penjelasan Shung, bahkan gelas dalam genggamanya pecah karena emosi yg bercokol pada Wu Jian.
"Lalu,, jika kalian manusia biasa. bagaiman cara kalian menempa senjata?? " lanjut Wu Jian penasaran.
"Itu... itu....? " Shung terkesan tak mau menjawab Wu Jian,seakan hal itu adalah rahasia bagi desa penempaan.
"Baiklah aku paham! jika senior tak ingin menjawab apa yang aku tanyakan tadi! " tandas Wu Jian yang akhirnya memaklumi Shung.
"Lalu mengenai para kultivator tadi senior? apakah mereka bagian dari salah satu sekte? " kini Wu Jian seakan menghitung kultivator bejad yang di sampaikan Shung.
"Benar Tuan Muda! mereka yang berlaku kejam rata rata adalah murid dari sekte aliran hitam seperti Sekte Kalajengking salah satunya! " tutur Shung, yang mengingat ada salah satu dari mereka mengatakan sekte mereka berasal.
Sesekali Wu Jian menganggukkan kepala untuk mengingat nama sekte yang tutur kan Shung.
"Baiklah,, aku akan mengingat nama sekte itu! sekarang,, aku ingin menempa senjata dari bahan yang sudah aku siapkan, senior!! " sambil mengeluarkan dua bahan senjata dari cincin ruangnya dan meletakkan pada meja.
Mun, Ming dan Cow langsung memeriksa bahan senjata milik Wu Jian tersebut.
"Ini....??? " mereka tertgun setelah memastikan kedua bahan milik Wu Jian.
"Bagaiman Senior?! apa kalian bisa menempa senjata dari kedua bahan ini?? " Wu Jian tak menganggap ekpresi wajah dari ke empatnya.dia hanya ingin memastikan bahwa mereka memang dapat menempa senjata dari meteor ungu dan logam pemberian Biksu Tao.
"Tuan muda!? hanya tetua Ran yang bisa menempa kedua bahan istimewa ini menjadi senjata! "
"untuk bahan se istimewa ini, kami benar benar menyerah! " Shung mengangkat kedua tangan nya. lalu menyuruh Mun Ming dan Cow memanggil tuan Ran.
Selang sepuluh menit menunggu, Tetua Ran yang merupakan tetua dari desa Ran datang bersama Mun Ming dan Cow. setibanya di kedai,Tetua Ran mengenalkan diri pada Wu Jian.
"Tuan muda! untuk menempa kedua bahan ini, setidaknya membutuhkan waktu selama tiga bulan! " tutur Tetua Ran setelah memeriksa kedua bahan senjata yang ada di atas meja.
Wu Jian tak masah dgn waktu yang di butuhkan Tetua Ran.
"Tak apa tetau Ran! lagipula,, aku tidak sedang terburu buru! " tukas Wu Jian.
"Lalu,,,? berapa yang harus ku bayar tetua? "
"Itu tidak perlu tuan muda! tetapi,,, aku hanya punya satu permintaan saja sebagai gantinya! "Tetua yang telah mendapat informasi dari min Ming dan cow ttg Wu Jian, seperti mendapat sebuah kesempatan.
"Katakan dgn apa aku harus menggantinya Tetua? " seru Wu Jian yang tak ingin membiarkan Tetua Ran bekerja sia sia.
"Aku... aku ingin kepala dari patriak sekte kalajengking,Patriak Bin Fang Tuan muda! "
Degggh......
Tak di sangka oleh Wu Jian, bahwa harga dari menempa kedua bahan senjatanya adalah sebuah kepala dari seorang patriak sekte. yang artinya,,, sama saja harus menghancurkan satu sekte kalajengking itu sendiri.
Namun,, mengingat nama dari sekte yang di sebutkan. tentu saja Wu Jian tidak keberatan.
"Baik!! akan kubawa kepala dari patriak sekte kalajengking itu! dan terimalah ini! "
Wooossss.....
Wu Jian mengeluarkan dua ribu koin emas dari cincin ruang yang memenuhi meja.Mata mereka yang melihat banyaknya koin emas terbelalak, hampir saja rahang mereka terjatuh, karena baru pertama kali bagi mereka melihat koin emas yang begitu banyaknya.
"Jangan menolak ini! apalagi anda seorang tetua desa! gunakan koin emas ini untuk keperluan di desa ini,! " ucap Wu Jian dgn nada serius.
Gleggg...
Kelimanya hanya bisa menelan ludah dan dgn susah payah menganggukan kepala.
"Sekarang!!! apa kalian punya peta lokasi dari sekte kelabang itu?! "
"Punya tuan muda, saya kebetulan menyimpan peta, bahkan untuk seluruh wilayah Kekaisaran Zha Yong ini tuan Muda!! " jawab Shung, kemudian segera mengambil peta dari salah satu tempat di kedainya.
"Kekaisaran Zha Yong! " gumam Wu Jian, yang sekrang dirinya tau tengah berada di wilayah salah satu Kekaisaran.
Tak lama, Wu Jian pun menerima gulungan Peta dari Shung lalu memasukkanya ke dalam cincin ruang.
"Tetua, simpanlah semua koin emas itu,,, dan mohon antarkan aku ke salah satu penginapan yang ada di desa ini! " pinta Wu Jian yang merasa butuh istirahat.
Setelah tetua memasukan semua koin emas dalam karung! karena semua warga desa bukanlah seorang kultivator, tentu saja tetua desa tak memiliki cincin ruang ataupun kantong penyimpanan.
Di bantu Shung Ming mun dan Cow, mereka membawa karung berisi koin emas sekalian mengantar Wu Jian ke sebuah penginapan.
"Ini memang aneh! mereka bukanlah kultivator? lalu,,, dengan cara apa mereka menempa senjata?? " Wu Jian tetap merasa heran dengan ke unikan dari warga desa penempa, yang memang ke ahlian semua warga adalah menempa walau bukan pengolah energi, kultivasi atau kekuatan jiwa.
"Haizzzz..... sudahlah! entah dgn cara apa, itu adalah rahasia mereka! " lanjutnya tak lagi perduli dgn rasa penasaran nya.
______________________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
lontong
^-°
2025-03-27
0
kang baca
kalakupandang pandang nan jauh disana... uhuyyyyy~~~
2024-11-10
0
Luthfi Aamiin
1⁷⁷0
2024-10-16
0