Disaat Earl mencari keberadaan Kylie, dirumah Kylie yang baru mereka membicarakan untuk mengambil alih perusahaan dan rumah milik papanya.
"Bagaimana apa kamu sudah siap untuk mengelola perusahaan papamu Ky?"kata Marvel.
"Aku belum siap om, tapi aku akan tetap mengambil alih perusahan itu. Aku akan mengambil apa yang seharusnya aku ambil."kata Kylie.
"Kita juga harus membuka lagi kasus kematian papa supaya kita bisa mengambil alih perusahaan itu tanpa keributan."kata Alan membuat ketiga orang yang ada disana memandang kearah Alan.
"Untuk membuka kasus papamu, kita butuh bukti yang kuat Lan."kata Marvel membuat Alan tersenyum.
"Kalau soal itu serahkan semua sama aku."kata Alan.
"Lan, ini bukan hal sepele sayang."kata mama Nadin.
"Tunggu sebentar kalau kalian gak percaya."kata Alan.
Alan pergi ke kamarnya untuk mengambil laptopnya lalu berjalan kembali keruang keluarga. Alan mengotak-atik laptopnya lalu memberikan bukti soal pembunuhan papanya yang direncanakan oleh Lisa dan juga Wati.
"Aku gak nyangka mereka tega melakukan ini demi harta."kata Marvel sambil mengepalkan tangannya.
"Lalu kenapa om gak bisa menemukan bukti soal kematian papa bukannya waktu itu om yang menjadi pengacara papa?"kata Alan.
"Itu yang aku bingungkan Lan, aku terus mencari bukti tapi tak ketemu dan saksi mata yang melihat kejadian itu juga menghilang. Dua tahun sebelum anak dan istriku meninggal aku menemukan orang-orang yang menjadi saksi kecelakaan itu. Dalam kecelakaan istriku pun katanya kecelakaan itu murni karena kelalehan sopirku tapi saat aku menyelidikinya rem mobil itu putus."kata Marvel.
"Orang yang melakukan itu sama dengan orang yang melakukan pembunuhan papa, tapi aku yakin polisi juga ikut andil dalam kasus ini."kata Alan.
"Kamu caritau siapa polisi yang ikut andil supaya kita bisa secepatnya mengambil alih perusahaan papamu."kata Marvel.
"Kalau itu aku gak bisa bertindak sendiri, aku harus menghubungi sesorang sebentar."kata Alan.
"Siapa?"kata Kylie.
"Kak Earl."kata Alan tersenyum.
"Dek, rahasiakan soal kakak."kata Kylie.
"Tenang saja, bentar om."kata Alan.
"Earl, putra dari Ryan Sander?"kata Marvel memastikan.
"Iya om."kata Alan.
"Kamu harus berterimakasih pada Ryan."kata Marvel membuat Kylie mengerutkan keningnya.
"Kenapa kami harus berterimakasih padanya?"kata Kylie.
"Kalau bukan karena Ryan dan putranya mungkin perusahaan keluargamu akan hancur. Penanam saham terbesar dari dulu sampai sekarang tetap keluarga Sebastian. Oh ya bagaimana dengan perjodohan Kylie dengan Earl apa masih berlaku?"kata Marvel membuat Kylie terkejut sedangkan Alan malah tersenyum.
"Aku gak tau, aku gak memikirkan soal itu yang terpenting sekarang bagaimana mendapatakan keadilan mas Hendra dan anak-anakku aman. Aku gak mau memaksa soal jodoh anak-anakku."kata mama Nadin.
"Om, kalau kayak gitu aku boleh minta tolong sama om gak?"kata Kylie.
"Kamu minta tolong apa Ky?"kata Marvel.
"Aku mau kuliah ke luar negeri untuk sementara waktu biar perusahaan itu tolong om suruh orang kepercayaan unuk mengelola sampai aku kembali kesini."kata Kylie.
"Kamu mau ninggalin mama Ky?"kata mama Nadin.
"Ma, aku mau serius kuliah kalau disini aku yakin gak akan fokus, izinin aku kuliah diluar negeri ya?"kata Kylie.
"Kamu mau kuliah dimana biar om yang mengurus semuanya?"kata Marvel.
"Aku mau kuliah diLondon boleh?"kata Kylie.
"Biar om yang mengurusnya."kata Marvel.
Sebulan sudah Earl mencari keberadaan Kylie tapi tak menemukannya juga. Apalagi hari ini dia terkejut karena ternyata Kylie dan keluarganya adalah orang yang selama ini dia cari. Marvel membantu Alan dan mama Nadin mendapatkan kembali perusahaan dan rumah milik keluarganya. Lisa dan Wati mendapatkan hukumannya sedangkan Luna dan papanya terusir dari rumah. Luna dendam dengan Kylie dan keluarganya dia akan membalas semua rasa malunya.
Mama Riana yang mengetahui kalau Kylie yang dia usir adalah anak dari Nadin dan Hendra merasa menyesal. Tapi penyesalan itu sudah gak ada gunanya lagi karena menantunya sudah pergi jauh. Mama Riana berharap semoga Earl cepat menemukan Kylie supaya dia bisa minta maaf.
"Lan, kamu beneran gak tau dimana keberadaan kakakmu?"kata Earl.
"Aku gak tau, kenapa sih kakak masih mencari kakakku bukannya perjanjian kalian sudah selesai?"kata Alan,
"Dia masih istriku, kami nikah sah walaupun perjanjian kami hanya 3bulan tapi yang sebenarnya aku ingin menjalani rumahtangga dengannya."kata Earl sambil mengusap wajahnya.
"Boleh, aku tanya sama kamu kak?"kata Alan.
"Kamu mau tanya apa katakan?"kata Earl.
"Apa kamu mencintai kakakku?"kata Alan.
"Aku gak tau ini perasaan cinta atau apa, sejak aku tau kalau aku yang pertama untuknya membuat aku berjanji untuk selalu melindungi dan menjaganya. Aku akan memperjuangankan hubunganku dengannya walaupun menentang keluargaku."kata Earl membuat Alan tersenyum karena dia yakin jika Earl sudah memiliki perasaan dengan kakaknya.
"Aku yakin suatu saat kakak akan bertemu dengannya kalau jodoh, nanti kalau kakak menghubungiku akan aku kasih tau kakak bagaimana?"kata Alan.
"Makasih Lan, oh ya kamu tadi suruh aku kesini karena ini?"kata Earl.
"Ya gaklah kak, aku mau kakak membantuku buat mengajariku bisnis, kakakkan tau kalau sekarang aku yang mengelola perusahaan."kata Alan.
"Kalau soal itu aku bisa membantu, kamu tanyakan saja apa yang gak kamu mengerti. Kamu serius mau mengelola perusahaan sendiri? Bagaimana dengan sekolahmu?"kata Earl.
"Aku akan mengelola perusahaan keluargaku sendiri tapi ada kak Excel yang akan membantuku."kata Alan sambil tersenyum saat Excel masuk kedalam.
"Cel, kamu ajari dia mengelola perusahan. Aku percayakan tugas ini sama kamu."kata Earl.
"Baik tuan, tuan ada yang harus saya sampaikan mumpung anda disini."kata Excel membuat Earl mengerutkan keningnya.
"Ada apa?"kata Earl.
"Tuan Louise mencoba menghasut semua rekan bisnis yang bekerjasama dengan perusahaan ini."kata Excel membuat Earl dan Alan tersenyum.
"Benar dugaan kakak, sekarang apa yang akan kita lakukan kak?"kata Alan.
"Dapatkan tander proyek dari pemerintah daerah untuk membangun penghijauan ditengah kota."kata Earl.
"Baik kak, kalau gitu kita harus bentuk tim untuk melakukan proyek ini."kata Alan.
"Kamu buat dua proyek buat jaga-jaga kalau proyek kita bocor, aku yakin pasti akan ada karyawan yang bekerjasama dengan Louise atau perusahaan saingan kita. Kamu gunakan kepandaianmu diIT untuk membuat desain proyek yang bagus serta ramah lingkungan yang pastinya tujuannya jelas untuk masyarakat sehingga orang-orang kalau ingin ketempat yang mau kita bangun tak membutukan banyak biaya."kata Earl.
"Akan aku pikirkan, kak Excel bantu aku membuat tim."kata Alan.
"Baiklah, tapi apa gak sebaiknya kita pakai dua divisi yang kita punya untuk menujukkan keahlian mereka. Nanti kita akan memilih desain mana yang sesuai dengan yang diinginkan oleh klien, desain yang kita pilih itu yang akan jadi penangnggungjawabnya?"kata Excel membuat Earl mengangguk.
"Lakukan seperti perkataan kakak, tapi kak Earl nanti harus tetap bantu aku buat mengoleksi desain mereka."kata Alan.
"Siap, kalau gitu aku kembali ke perusahaanku dulu ada yang harus aku kerjakan."kata Earl.
Earl memutuskan untuk kembali ke perusahaannya sendiri, saat dia masuk kedalam mobil terdengar ponselnya berbunyi. Earl membiarkan saja ponsel itu berbunyi saat tau kalau itu mama Riana yang menghubunginya. Sejak Earl marah karena mama Riana mengusir Kylie, sejak saat itu Earl tak pernah pulang ke rumahnya. Kakek neneknya datang pun Earl sama sekali tak pulang membuat kedua orang itu marah tapi setelah diberikan penjelasan oleh papa Ryan membuat kakek nenek itu hanya bisa menghela nafasnya. Mereka hanya bisa berharap supaya Earl bisa membawa pulang putri dari Hendra, dulu kalau bukan karena anak mereka sama-sama lelaki mungkin keluarga Sander dan keluarga Hartawan sudah jadi satu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments