Narti pamit pada kedua perempuan itu karena dia harus segera pergi kerja apalagi Alan juga sudah datang. Kylie juga minta izin untuk menyiapkan barangnya yang akan dibawa ke asrama. Mama Narti sebenarnya tak rela melepaskan Kylie tinggal diasrama tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena dia saja tak bisa mencukupi semua kebutuhan Kylie dan Alan.
"Lan, mama mau bicara sama kamu."kata mama Nadin.
"Mama mau bicara apa katakan?"kata Alan.
"Apa benar kakakmu mau tinggal diasrama?"kata mama Nadin.
"Dia beneran mau tinggal diasrama, memangnya kenapa ma?"kata Alan.
"Mama takut kalau keluarga papamu akan menyakiti kakakmu."kata mama Nadin.
"Kenapa mama bisa bicara seperti itu?"kata Alan.
"Lan, perusahaan dan rumah itu masih atasnama papamu dan akan diwariskan pada kakakmu dan kamu kalau umur kalian sudah cukup."kata mama Nadin.
"Lalu kenapa mama mengalah sama mereka kita bisa kembali ke rumah itu?"kata Alan.
"Sayang mama gak mau kalian terluka makanya mama tak ingin memperjuangkannya apalagi kamu tau sendiri bagaimana sifat keluarga tantemu?"kata mama Nadin.
"Lalu maksut mama menyakiti kakak bagaimana?"kata Alan.
"Kakakmu sudah cukup umur dan mama yakin kalau nenek dengan tantemu merencanakan sesuatu apalagi akhir-akhir ini mereka sering datang kesini."kata mama Nadin yang diangguki oleh Alan.
"Mama benar apalagi saat ada kakak disini mereka akan bersikap baik pada kita, nanti aku akan ingatkan ini sama kakak tenang saja."kata Alan.
"Makasih sayang, mama gak mau kamu ataupun kakakmu dalam bahaya karena ulah mereka. Semua ini salah mama yang gak punya latar belakang kuat sehingga kita selalu ditindas."kata mama Nadin.
"Ma, mama gak perlu menyalahkan diri mama sendiri karena aku sama kakak akan menjaga diri kami. Tapi mama harus janji sama kami, mama harus sembuh supaya kami bisa kuat menghadapi masalah ini karena mama yang menjadi kekuatan kami."kata Alan.
"Iya sayang, mama akan sembuh buat kalian. Lagian mama besok akan dioperasi, mama akan sembuh buat kalian."kata mama Nadin.
Saat ibu dan anak itu berbicara Kylie yang baru sampai rumah terkejut karena didepan rumahnya ada sebuah mobil mewah. Kylie penasaran siapa yang datang malam-malam kerumahnya. Kylie berjalan cepat menghampiri pria itu saat melihat siapa yang ada dirumahnya Kylie terkejut karena pria itu adalah pengacara sekaligus teman papanya.
"Om Marsel."kata Kylie.
"Kamu Kylie?"kata Marsel.
"Iya om ini aku Kylie. Bagaimana kabarnya om?"kata Kylie.
"Om baik, kamu sudah besar sekarang. Maafkan om baru menemukanmu sekarang selama ini om mencarimu dan mamamu tapi mereka bilang tak tau dimana keberadaanmu."kata Marsel.
Marsel semakin yakin jika Nadin dan kedua anaknya bukannya pergi dari rumah karena pria lain tapi mereka bertiga diusir oleh keluarga temannya itu. Marsel tau bagaimana sikap tante Wati yang gak suka dengan Nadin yang hanya orang biasa.
"Om, kenapa om ngelamun?"kata Kylie.
"Om kesini mau bicara sesuatu denganmu."kata Marsel.
"Tentang apa om kalau aku boleh tau?"kata Kylie.
"Soal rumah dan perusahaan papamu."kata Marsel.
"Apa ada masalah dengan perusahaan dan rumah papa? Bukannya rumah itu sudah hak milik nenek?"kata Kylie.
"Kamu salah sayang, rumah itu milikmu dan Alan."kata Marsel.
"Bagaimana bisa?"kata Kylie.
"Karena papamu memberikan rumah dan perusahaan itu untuk kalian, kamu harus tau papamu yang mengembangkan perusahaan itu sendiri setelah kakekmu meninggal sedangkan Lisa bukan adik kandung papamu dia adik tiri yang dibawa oleh kakek tirimu."kata Marsel.
"Maksutnya bagaimana aku gak paham?"kata Kylie.
"Tanpa sepengetahuan kakek kandungmu nenekmu selingkuh dengan kakek tirimu dan melahirkan tante Lisa. Kakekmu tau jika nenekmu berselingkuh hingga hamil memutuskan untuk meninggalkannya lalu fokus dengan perusahaannya. Setelah papamu besar barulah kakekmu datang untuk mengambil papamu dan menjadikannya penerus. Kamu ingin tau kenapa papamu mau ikut dengan kakekmu padahal saat papamu kecil ditinggal oleh kakekmu?"kata Marsel.
"Mengapa memangnya om?"kata Kylie.
"Karena papamu tau jika kakekmu yang selama ini menjaga dan menyekolahkan dengan dalih beasiswa."kata Marsel.
"Om, mendengar cerita om membuat aku penasaran dengan kematian papa."kata Kylie.
"Apa maksutmu?"kata Marsel.
"Kecelakaan papa waktu itu ada yang aneh kenapa tiba-tiba dihentikan begitu saja penyelidikannya. Lagian penabrak itu tidak ditangkap oleh polisi karena mereka bilang itu murni kecelakaan."kata Kylie.
"Kamu benar tapi om gak menemukan bukti tentang kecelakaan itu maaf sayang. Sudah gak usah bahas itu dulu sekarang kita bahas masalah penting dulu."kata Marsel.
"Masalah apa om?"kata Kylie.
"Tadi om sudah bilangkan kalau sekarang umurmu sudah cukup untuk mengelola perusahaan? Om yakin jika nenek dan tantemu itu pasti akan mengejarmu untuk menandatangani surat kuasa pengalihan perusahaan sama rumah."kata Marsel.
"Lalu apa yang harus aku lakukan om? Lagian kalau mereka gak mengejarku pasti Alan yang akan mereka kejar."kata Kylie yang diangguki oleh Marsel.
"Om juga belum ada ide tapi untuk sementara waktu ini kamu harus jaga diri, oh ya om kok gak melihat mamamu sama Alan mereka kemana?"kata Marsel.
"Mama dirawat diRumah Sakit besok dia akan dioperasi."kata Kylie.
"Mamamu sakit apa?"kata Marsel terkejut.
"Kanker om."kata Kylie.
"Maafkan om seandainya saja om cepat menemukanmu."kata Marsel.
"Gak papa om sekarangkan kita bisa bertemu. Om, tante sama adik bagaimana kabarnya?"kata Kylie.
Marsel terdiam lalu menceritakan kecelakaan 3tahun lalu yang membuat istri dan anaknya meninggal.
"Maaf om buat om sedih."kata Kylie yang gak enak hati.
"Gak papa, baiklah om pulang dulu besok akan menemui mamamu diRumah Sakit. Kamu istirahat sudah malam, gak usah mikirin yang om bilang tadi. Om akan memikirkan cara supaya kalian mendapatkan lagi hak kalian."kata Marsel.
"Makasih om."kata Kylie.
Kylie masuk kedalam rumahnya setelah Marsel pergi, Kylie mandi lalu menyiapkan semua barang-barang yang akan dibawa ke apartemen milik Earl besok. Kylie berbaring diranjang setelah membereskan barang bawaannya, Kylie menghela nafas panjang saat mendengar suara ponselnya berbunyi yang menandakan kalau ada pesan masuk ke ponselnya.
@Sean
[Ky, kamu sudah mengerjakan tugas dari dosen yang dikumpulkan besok belum?]
Kylie yang membaca pesan dari Sean menepuk keningnya sendiri karena dia lupa dengan tugas itu untung saja Sean memberitaunya kalau tidak bisa kena marah Kylie. Kylie tak membalas pesan dari Sean karena dia meilih untuk mengerjakan tugas itu. Untung saja dia sudah mengerjakan setengahnya kalau belum pasti dia akan begadang malam ini. Keesokan paginya saat dia mau berangkat ke kampus ada sebuah mobil yang berhenti didepan rumahnya ternyata itu adalah mobil Nadim.
"Nyonya saya disuruh tuan untuk mengambil barang-barang anda yang mau dibawa ke apartemen tuan."kata Nadim.
"Kak, jangan panggil aku nyonya panggil aku Kylie saja."kata Kylie.
"Baiklah, mana barang yang mau kamu bawa biar aku bantuin bawa?"kata Nadim.
Kylie masuk kedalam rumah lagi untuk mengambil barang-barangnya setelah itu dia diantar Nadim ke kampusnya. Sampai dikampus Narti tersenyum begitu juga Suci yang gak menyangka jika kedua temannya itu cepat akrab. Selesai kelas Kylie pamit untuk segera pergi ke Rumah Sakit untuk menemani mamanya operasi untung saja saat sampai diRumah Sakit mamanya belum dibawa ke Rumah Sakit.
"Kamu gak kuliah Ky?"kata mama Nadin.
"Sudah selesai makannya aku bisa temani mama disini. Ma, aku semalam bertemu dengan om Marsel."kata Kylie membuat mama Nadin terkejut lalu tersenyum.
"Bagaimana keadaannya?"kata mama Nadin.
"Dia baik, dia bilang mama harus sembuh supaya bisa menjaga kami."kata Kylie.
"Kamu ini jangan aneh-aneh nanti kalau istrinya dengar bisa salah mengartikannya."kata mama Nadin.
"Tante sama adik meninggal 3tahun yang lalu karena kecelakaan mobil ma."kata Kylie membuat mama Nadin terkejut.
"Ohhh."kata mama Nadin.
Saat Kylie mau berbicara lagi suster datang untuk mengatakan kalau mama Nadin harus segera dibawa ke ruang operasi. Kylie mengantar mamanya sambil memberikan semangat pada mamanya itu walaupun yang sebenarnya hatinya cemas dengan operasi mamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments