Renata salah tingkah

Malam hari.

Violetta kini sedang berbaring diatas kasur di temani oleh Renata, sudah waktunya Violetta untuk tidur.

"Tatak bacakan celita lagi." pinta Violetta.

"Vio mau ceritanya tentang apa?" tanya Renata.

"Apa saja, Vio suka celita tatak." ucap Violetta.

Di suatu kampung ada seorang anak kecil perempuan yang menderita sakit Alopecia, dimana dia tidak memiliki rambut di kepalanya setiap rambutnya tumbuh pasti rontok kembali. Beberapa kawan-kawannya sering membulinya dan mengatainya botak, anak perempuan tersebut selalu menangis kepada ibunya dan mengadukan semua perbuatan temannya. Ibunya tersebut hanya tersenyum menanggapi ucapan putrinya dan berkata "Nak, tidak mengapa kalau memang kau ingin menangis, tapi disini kau todak sendiri ada Tuhan yang selalu menyertai langkah kita." ucap sang ibu. "Tapi kenapa aku tidak punya rambut? Mereka semua punya rambut hanya aku saja yang botak ibu, mereka selalu mengejekku dan tidak mau berteman denganku huhuhu." ucap sang anak menangis sesengukkan. Sang ibu membiarkan sang anak melampiaskan kesedihannya, dia tidak bisa melakukan apa-apa karena kondisi keuangan yang sangat pas-pasan membuatnya tidak bisa membawa sang anak untuk berobat. Setelah tangisannya reda sang ibu merangkul tubuh anaknya sambil mengusap wajahnya, dia menangkup wajah sang anak dan kemudian berkata "Wahai anakku, sungguh aku ingin sekali membawamu berobat tapi apalah daya aku tidak memiliki biaya pengobatannmu." ujar sang ibu. "Semoga saja Tuhan mendengarkandoaku ibu, aku ingin seperti anak-anak yang lain." ucap sang anak. Ibunya menganggukkan kepalanya meng-aminkan doa sang anak, setiap harinya anak perempuan tersebut selalu memohon kepada Tuhan agar penyakitnya bisa sembuh.

Suatu hari Ada saudagar kaya yang sedang mengunjungi kampung dimana anak kecil tersebut tinggal, dia berjalan berkeliling di sekitar kampung sampai dia tak sengaja bertemu dengan gadis kecil yang tengah duduk termenung sendirian sedangkan anak-anak yang lain bermain dengan gembira. "Hey gadis kecil, kenapa kau tidak ikut bermain bersama temanmu?" tanya Saudagar kaya. "Mereka tidak mau berteman denganku karena aku tidak punya rambut, mereka takut aku menularkan penyakitku lada yang lainnya." jawab sang gadis kecil dengan menunduk. Hati saudagar kaya tersebut tersentuh mendengar jawaban dari gadis kecil tersebut, "Dimana rumahmu nak?" tanyanya. "Rumahku tak jauh dari sini tuan." jawabnya. "Bolehkah aku menemui orangtuamu?" tanya saudagar kaya." Tentu saja tuan." jawab gadis kecil tersebut bangkit dari duduknya berjalan kearah rumanya, saudagar kaya tersebut menemui ibu dari gadis kecil dan mengajaknya berbicara. Ibu sang gadis kecil menangis kala mendengar ucapan saudagar kaya ingin membiayai pengobatan anaknya, kabar gembira itu sampai ke telinga sang anak sampai dia bersorak karena doanya di dengar oleh Tuhannya. Tanpa menunggu lama saudagar kaya membawa gadis kecil bersama ibunya ikut bersamanya ke kota menjalani perawatan sesuai dengan penyakit yang di deritanya. Selesai.

"Vio tahu? Jika kita berdoa dengan bersungguh-sungguh Tuhan pasti mendengaekan doa kita." ucap Renata.

"Benalakah tatak?" tanya Violetta.

Renata menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, Violetta mendudukkan tubuhnya kemudian ia menengadahkan kedua tangannya sambil memejamkan matanya.

'Ya Allah, Semoga apa yang saat ini Vio halapkan semuanya telkabul, Aammiin' batin Violetta.

"Vio punya sebuah keinginan?" tanya Renata.

"Iya, tapi Vio dak bisa kacih tahu tatak kalna ini lahasia." jawab Violetta.

"Tidak apa-apa, kakak harap apa yang Vio harapkan dan inginkan semuanya terwujud." ucap Renata.

"Aamminn." ucap Violeta meng-aminkan doa Renata.

"Ayok kita tidur, sebelum tidur kita baca doa dulu ya." ucap Renata.

Renata menuntun Violetta berdoa sebelum tidur, ia mengusap-usap rambut Violetta dengan lembut sampai Violetta menutup matanya. Renata ikut mengantuk sampai akhirnya ia ikut tertidur bersama Violetta, tak berselang alam keduanya saling memeluk satu sama lain.

Bram kembali merasakan pusing dikepalanya, dia menutup laptopnya kemudian ia keluar dari kamarnya. Bram melihat kamar Violetta yang sedikit terbuka, dia masuk kedalam kamar Violetta dilihatnya sang anak sudah tertidur bersama Renata.

"Manis sekali," ucap Bram.

Bram menyelimuti tubuh keduanya, Renata refleks membuka matanya saat sebuah tangan tak sengaja menyentuh kulitnya.

"Eh tuan, sejak kapan tuan disini?" tanya Renata.

"Baru saja, maaf sudah mengganggu tidurmu." ucap Bram.

"Oh tidak apa-apa tuan, maaf untuk kesekian kalinya saya ketiduran." ucap Renata meminta maaf.

"Aku mengerti, mungkin kau juga kelelahan karena harus mengurus Violetta." ucap Bram.

"Oh iya, apa tuan sudah minum obat?" tanya Renata.

"Belum, makan malam pun aku sampai lupa karena sibuk bekerja." jawab Bram.

"Kalau begitu aku akan membuatkan makan malam untukmu, sekalian membawakan obatnya." ucap Renata.

Renata bangkit dari kasur Violetta, dia merasa canggung jika harus berhadapan dengan Bram. Renata berjalan dengan tergesa karena tak hati-hati kakinya terhantuk mengenai pintu, Bram menghampiri Renata yang meringis dengan menutup mulutnya agar tak mengeluarkan suaranya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Bram.

"Ssst.. Jangan berisik, nanyi Vio bangun." ucap Renata.

"Tapi sepertinya kau kesakitan." ucap Bram.

"Hanya sedikit tuan, nanti juga hilang sakitnya." ucap Renata dengan pelan.

Renata berlalu meninggalkan Bram, sejujurnya kakinya terasa ngilu namun ia menahannya. Sampai di dapur Renata mengecek apakah ada masakan yang sudah dibuat bik Marni atau tidak, ternyata tidak ada makanan jadi Renata memutuskan untuk membuat masakan yang baru. Dia berkutat di dapur memasak bahan-bahan yang tersedia di kulkas, Renata tidak enak jika harus membangunkan bik Marni alhasil dia mengerjakannya sendirian.

"Tadi bibik taruh obatnya dimana ya?" tanya Renata pada dirinya sendiri.

Renata menyelesaikan masakannya, tak lama kemudian masakannya sudah matang. Renata menyajikan ayam goreng dan sayur sop untuk Bram, dia membawanya ke meja makan.

Bram turun ke lantai bawah lebih tepatnya kearah meja makan, dia melihat Renata yang sibuk menata piring beserta lauk yang sudah dimasaknya.

"Tuan makanannya sudah siap, saya akan mengambilkan obatnya." ucap Renata.

"Nanti saja, temani saya makan." ucap Bram.

"Tidak tuan, saya.." ucap Renata tak meneruskan ucapannya.

"Tidak ada penolakan!" ucap Bram dingin.

Renata merasa sungkan dan tidak sopan jika ia duduk satu meja dengan majikannya sendiri, namun Bram tidak ingin ada penolakan dia berjalan kearah Renata dan mendudukkannya dikursi.

"Temani aku makan, atau aku tidak akan makan jika kau menolak menemaniku disini." ucap Bram dengan tegas.

"Baiklah tuan." ucap Renata.

Mau tak mau Renata menemani Bram makan, Bram begitu senang Renata menuruti kemauannya. Dia makan dengan lahapnya masakan Renata begitu pas di lidahnya, selama ia berumah tangga bersama Bilqis tak pernah sekalipun ia dimasakkan olehnya.

'Andai aku punya istri sebaik Renata, sudah pasti hidupku jauh lebih bahagia' batin Bram.

Bram tak hentinya menatap kearah Renata yang mana membuat si empu salah tingkah, Renata buru-buru menyelesaikan makannya dan pergi ke dapur mencuci piring bekas makannya.

"Kenapa tuan Bram menatapku seperti itu ya? Haduuh bikin salting aja," gumam Renata pelan.

Renata fokus mencuci piringnya di wastafel, tiba-tiba sebuah tangan kekar berada dipinggangnya.

Deg!

Tubuh Renata langsung saja menegang, dia tak berani bergerak atau membalikkan badannya. Bram menyimpan piring kotornya ke wastafel, dia bingung melihat ekspresi Renata yang terdiam dan membiarkan air mengalir begitu saja.

"Renata kau kenapa?" tanya Bram.

Renata langsung tersadar dan mematikan kerannya, wajahnya memerah menahan malu karena ia mengira Bram merangkul pinggangnya namun ternyata dia salah. Bram menggeserkan tubuh Renata karena ingin menyimpan piring kotornya ke wastafel, namun karena terhalang oleh tubuh Renata akhirnya Bram sedikit menggeserkan tubuh Renata kesamping.

"Emm, ti-tidak apa-apa tuan." jawab Renata gugup.

'Ya Allah Ren, apa yang loe pikirkan. Bisa-bisanya loe mikir tuan Bram meluk loe, kayaknya otak gue harus di bersihkan deh.' batin Renata.

"Tapi kenapa wajahmu merah?" tanya Bram.

"Ah benarkah?" tanya Renata balik sambil memegang wajahnya.

Bram terkekeh melihat tingkah Renata yang memegangi wajahnya, Renata menatap heran pada Bram yang sedang menertawakan dirinya. Renata tak sadar kalau dirinya masih memegang spons cuci piring yang berbusa, kini wajahnya putih oleh busa sabun di sekitar pipinya.

Terpopuler

Comments

arraya

arraya

majikannya belum makan malam tp di dapur udah ga ada makanan, gmn sih jd bingung deh??

2025-03-28

0

lontongletoi

lontongletoi

y Allah tolong ngakak 🤣🤣🤣

2025-02-21

0

Neli Susanti

Neli Susanti

tapi readers semua tahu kok do'a nya Vio
😁😁😍😍

2024-11-01

0

lihat semua
Episodes
1 Perceraian
2 Violetta histeris
3 Bertemu Bilqis
4 Mengantar Violetta
5 Pergi bekerja
6 Perkara ikat pinggang
7 Mencari Renata
8 Menemukan Renata
9 Trauma yang mendalam
10 Luka cambukan
11 Menjadi pengasuh
12 Mengantar Renata pulang.
13 Bram Marah
14 Rutinitas Violetta.
15 Bram pingsan
16 Bram pingsan kembali
17 Bram demam
18 Menyuapi Bram dan Violetta
19 Violetta ketakutan
20 Renata salah tingkah
21 Mimpi buruk
22 Tidur bersama
23 Regan terancam bangkrut
24 Perkara pelukan
25 Bunda?
26 Memenangkan Penghargaan
27 Bilqis menyesal
28 Kedatangan Bilqis
29 Pulang ke rumah
30 Mengusir Bilqis
31 Tempat persembunyian
32 Menyembunyikan Violetta.
33 Renata di serang
34 Renata terluka
35 Kebakaran
36 Renata siuman
37 Setan yang datang kembali
38 Belajar beladiri
39 Aksara dan Violetta
40 Di serang
41 Cerita singkat Violetta
42 Sebuah ledakan
43 Mengusir Bilqis.
44 Menjemput Violetta dan Renata
45 Bonus yang lebih besar
46 Melamar Renata
47 Mansion baru
48 Mansion baru 2
49 Minta disuapi
50 Violetta berulah
51 Kecerobohan Bram
52 Belanja baju.
53 Kejutan
54 Lamaran
55 Hamil
56 Mencari pelaku
57 Kekecewaan Fadlan.
58 Talak
59 Membeli boneka
60 Menunjukkan bekas luka
61 Menemukan dalangnya
62 Mimpi buruk
63 Mengingatkan
64 Memenjarakan Bilqis
65 Babak belur
66 berunding
67 Mengunjungi Desa
68 Tingkah Violetta
69 Kembali berpisah
70 Harus mengambil tindakan
71 Fadlan mencari Renata
72 Bermain di taman
73 Menggambar bersama
74 Rencana B
75 Diikuti
76 Rencana C
77 Jebakan
78 Memaafkan
79 Kebucinan Bram dan Renata
80 Mengunjungi Fadlan
81 Merestui
82 Namira gila
83 Dipingit
84 Menikah
85 Di belakang layar
86 Ungkapan hati Violetta
87 Malam pertama
88 Mual
89 Ku Penuhi Janjiku
90 Novel Baru "Luka dan Pembalasan"
91 Novel Baru "Mengandung Benih si Culun"
92 Novel Baru
93 Spill Judul Nove yang baru "Kasoh sayang Cahaya" Jangan lupa di baca ya guys
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Perceraian
2
Violetta histeris
3
Bertemu Bilqis
4
Mengantar Violetta
5
Pergi bekerja
6
Perkara ikat pinggang
7
Mencari Renata
8
Menemukan Renata
9
Trauma yang mendalam
10
Luka cambukan
11
Menjadi pengasuh
12
Mengantar Renata pulang.
13
Bram Marah
14
Rutinitas Violetta.
15
Bram pingsan
16
Bram pingsan kembali
17
Bram demam
18
Menyuapi Bram dan Violetta
19
Violetta ketakutan
20
Renata salah tingkah
21
Mimpi buruk
22
Tidur bersama
23
Regan terancam bangkrut
24
Perkara pelukan
25
Bunda?
26
Memenangkan Penghargaan
27
Bilqis menyesal
28
Kedatangan Bilqis
29
Pulang ke rumah
30
Mengusir Bilqis
31
Tempat persembunyian
32
Menyembunyikan Violetta.
33
Renata di serang
34
Renata terluka
35
Kebakaran
36
Renata siuman
37
Setan yang datang kembali
38
Belajar beladiri
39
Aksara dan Violetta
40
Di serang
41
Cerita singkat Violetta
42
Sebuah ledakan
43
Mengusir Bilqis.
44
Menjemput Violetta dan Renata
45
Bonus yang lebih besar
46
Melamar Renata
47
Mansion baru
48
Mansion baru 2
49
Minta disuapi
50
Violetta berulah
51
Kecerobohan Bram
52
Belanja baju.
53
Kejutan
54
Lamaran
55
Hamil
56
Mencari pelaku
57
Kekecewaan Fadlan.
58
Talak
59
Membeli boneka
60
Menunjukkan bekas luka
61
Menemukan dalangnya
62
Mimpi buruk
63
Mengingatkan
64
Memenjarakan Bilqis
65
Babak belur
66
berunding
67
Mengunjungi Desa
68
Tingkah Violetta
69
Kembali berpisah
70
Harus mengambil tindakan
71
Fadlan mencari Renata
72
Bermain di taman
73
Menggambar bersama
74
Rencana B
75
Diikuti
76
Rencana C
77
Jebakan
78
Memaafkan
79
Kebucinan Bram dan Renata
80
Mengunjungi Fadlan
81
Merestui
82
Namira gila
83
Dipingit
84
Menikah
85
Di belakang layar
86
Ungkapan hati Violetta
87
Malam pertama
88
Mual
89
Ku Penuhi Janjiku
90
Novel Baru "Luka dan Pembalasan"
91
Novel Baru "Mengandung Benih si Culun"
92
Novel Baru
93
Spill Judul Nove yang baru "Kasoh sayang Cahaya" Jangan lupa di baca ya guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!