Bram demam

Bram mengerjap-ngerjapkan matanya, dia menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Bram meraba keningnya yang dipasangkan kain diatasnya, dia melihat kearah samping dimana Violetta tidur memeluk tangannya.

"Vio? Kenapa dia tidur disini?" tanya Albert heran.

Bram berusaha bangun dari tidurnya, tetapi saat ia bangun dia melihat kesamping dimana Renata tidur bersadar diranjangnya.

"Apa dia yang mengompres dahiku?" tanya Bram pada dirinya sendiri.

Bram menatap wajah Renata dari jarak yang dekat, wajah yang putih bersih, halis yang lentik dan bibir yang berwarna pink alami menambah kesan kecantikannya.

'Cantik dan manis' batin Bram.

Renata terbangun dari tidurnya, dia menggeliatkan tubuhnya dan terkejut melihat Bram yang sedang bersandar kepala ranjangnya.

"Ehh, tuan sudah bangun ternyata? Maaf aku ketiduran." ucap Renata.

"Tidak apa-apa, kau lanjutkan saja tidurnya." ucap Bram lemah.

"Tidak tuan terimakasih, apakah tuan merasa pusing?" tanya Renata.

Bram menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, untuk bicara rasanya kepalanya berdenyut nyeri. Dia memijat pelipisnya agar mengurangi rasa pusing dikepalanya, Renata bangkit dari duduknya mengambilkan segelas air putih untuk Bram.

"Minumlah dulu tuan." ucap Renata menyodorkan segelas air pada Bram.

Glek..Glek..Glek..

Bram langsung meraih gelas yang diberikan Renata, dia meminumnya sampai tandas karena tenggorokannya yang terasa kering.

"Tuan, aku akan membuatkan bubur untukmu jadi beristirahatlah." ucap Renata.

"Tidak usah, aku tidak lapar Renata." ucap Bram.

"Bik Marni bilang Tuan tidak suka kalau diperiksa oleh dokter, kalau memang benar begitu Tuan harus makan dan minun obat demam supaya panasnya cepat turun, wajahmu terlihat pucat bahkan pas tadi Tuan pingsan Violetta menangis sampai ia tertidur, jika memang Tuan sayang pada anakmu maka Tuan juga harus menyayangi dirimu sendiri agar tetap bisa menjaganya apalagi sekarang Violetta hanya punya dirimu jadi aku sarankan Tuan jaga kesehatanmu, bukankah Tuan ingin Violetta sembuh dari traumanya?" tegas Renata.

Bram terdiam mendengar ucapan Renata, kenapa ia sampai lupa kalau saat ini Violetta juga membutuhkan dirinya jika dia sakit mungkin saja akan membuat Violetta semakin sedih.

"Eh, emm maaf tuan saya sudah lancang berbicara seperti itu padamu." ucap Renata meminta maaf pada Bram.

"Tidak apa-apa, apa yang kau bicarakan memang benar seharusnya aku harus tetap sehat agar aku bisa menguatkan anakku." ucap Bram.

"Kalau begitu saya akan turun ke bawah membuatkan bubur untuk tuan sekalian membawa obat demam, Vio juga harus makan serta meminum obatnya juga biar sekalian." ucap Renata.

"Maaf jadi merepotkanu." ucap Bram.

"Tidak masalah tuan." ucap Renata.

Renata berjalan keluar menuju kearah dapur, saat sampai di dapur bik Marni masih sibuk dengan alat tempurnya membuat kue kesukaan Violetta.

"Bik belum selesai bikin kuenya?" tanya Renata.

"Belum nih, masih ada sedikit lagi. Oh ya, kenapa kamu turun ke bawah bukannya tadi lagi kompresin den Bram dikamar? Apa sekarang dia udah mendingan?" ucap bik Marni sambil memborong pertanyaan pada Renata.

"Tuan sudah sadar bik, aku mau bikinin bubur sekalian nyiapin obatnya dan juga obat Violetta." jawab Renata.

"Syukurlah kalo den Bram udah sadar, sekarang bibik bantuin mbak bikin bubur ya? Kasihan den Bram kalau udah sakit begini suka lama, apalagi dia udah gak punya siapa-siapa." ucap bik Marni.

"Emangnya orangtuanya kemana bik? Aku gak pernah lihat kayaknya?" tanya Renata.

"Orangtuanya udah meninggal mbak, dia diurus sama paman dan bibinya tapi sekarang mereka gak ada di kota ini katanya sih pamannya sakit dan harus berobat di kotanya."jelas bik Marni.

"Oh kasihan sekali tuan, tapi kenapa dia gak mau periksa ke dokter bi? Padahal kan dia bukan orang susah?" tanya Renata lagi.

"Dulu saat dia di periksa oleh dokter pas lagi remaja pernah hampir dilecehkan, jadi dia gak mau di periksa sama dokter lagi kalo nganter orang lain ke dokter sih dia mau-mau aja tapi kalau dia sendiri yang berobat suka gak mau." jawab bik Marni.

"Ya allah, pantesan gak mau. Anak sama bapaknya sama-sama punya rasa trauma sendiri ya bik, tapi lebih kasihan sama Vio diumurnya yang masih kecil harus menerima perlakuan seperti ini." ucap Renata.

Sambil mengobrol Renata tak tinggal diam, tangannya membersihkan beras untuk membuat bubur. Selesai membersihkan beras Renata menyalakan kompornya dan menyimpan berasnya didalam panci yang sudah diletakkan diatas tungku, dia mengambil beberapa sayuran lalu memotongnya untuk membuat sayur sop dicampur daging ayam.

"Bibik juga kasihan sama non Vio, apalagi dulu bibik tahu bagaimana pertumbuhan non Vio dari masih bayi. Sejak kehadirannya ibunya tidak begitu menginginkannya karena dulu ibunya itu pernah mendaftarkan diri sebagai model tapi sejak ia dinyatakan hamil agensinya mengeluarkannya, sampai pada akhirnya non Vio lahir semua keperluannya den Bram yang mengurus beruntungnya non Vio gak pernah rewel sejak bayi. Singkat cerita non Vio udah bisa berjalan yang pastinya dia sangatlah aktif, den Bram juga sering pergi ke luar kota untuk bekerja bibik sering sekali memergoki ibunya Vio berduaan sampai melakukan hal yang tidak sepantasnya mereka lakukan dan membiarkan Vio begitu saja, di umur non Vio menginjak 3 tahun dia sudah pintar membaca dan juga berbicara dia berbeda dari anak pada umumnya. Sejak saat itu non Vio sering di suruh-suruh oleh ibunya mulai dari menyapu, mencuci piring dan juga mengepel semuanya dikerjakannya jika non Vio tidak menurutinya ibunya langsung memukulnya dan mengancam Vio jika mengadukannya pada den Bram maka non Vio akan lebih menderita lagi dan membuangnya ke panti asuhan begitu katanya, puncaknya saat terakhir non Vio gak sengaja pecahin parfum mahal ibunya dia disiksa menggunakan ikat pinggang sampai tubuhnya memerah oleh darah." ucap bik Marni menceritakan kisah Violetta pada Renata secara singkat.

Renata menghentikan sejenak pekerjaannya, ternyata nasib Violetta begitu mirip dengan nasibnya namun hanya beda umurnya saja. Dia tak kuasa menahan sesak di dadanya membayangkan Violetta kecil disiksa oleh ibunya, Renata mengusap air matanya dengan cepat agar tak terlihat oleh bik Marni.

"Ya allah, kasihan sekali Vio bik pantas saja dia sampai mengalami trauma berat seperti itu jika aku yang berada di posisinya pasti aku juga tidak akan kuat." ucap Renata.

"Benar sekali mbak, makanya bibik memberanikan diri melaporkan semuanya pada den Bram dan tepat diwaktu yang bersamaan ibunya Vio sedang mencambuk kami berdua sampai den Bram marah melihatnya dan langsung menceraikannya saat itu juga." ucap bik Marni.

Bubur yang dimasak Renata sudah terdengar meletup-letup, Renata menghentikan pembicaraannya dengan bik Marni kemudian ia fokus dengan masakannya sendiri dibantu oleh bik Marni.

Terpopuler

Comments

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Ada ya Ibu kandung yang seperti itu...melebihi hewan...

2024-11-28

1

Neli Susanti

Neli Susanti

Albert papa nya s kembar thor
😁😁😁😁

2024-10-31

0

Ranny

Ranny

Napa ya bisa muncul Albert di dlm kamar /Chuckle/

2024-09-19

2

lihat semua
Episodes
1 Perceraian
2 Violetta histeris
3 Bertemu Bilqis
4 Mengantar Violetta
5 Pergi bekerja
6 Perkara ikat pinggang
7 Mencari Renata
8 Menemukan Renata
9 Trauma yang mendalam
10 Luka cambukan
11 Menjadi pengasuh
12 Mengantar Renata pulang.
13 Bram Marah
14 Rutinitas Violetta.
15 Bram pingsan
16 Bram pingsan kembali
17 Bram demam
18 Menyuapi Bram dan Violetta
19 Violetta ketakutan
20 Renata salah tingkah
21 Mimpi buruk
22 Tidur bersama
23 Regan terancam bangkrut
24 Perkara pelukan
25 Bunda?
26 Memenangkan Penghargaan
27 Bilqis menyesal
28 Kedatangan Bilqis
29 Pulang ke rumah
30 Mengusir Bilqis
31 Tempat persembunyian
32 Menyembunyikan Violetta.
33 Renata di serang
34 Renata terluka
35 Kebakaran
36 Renata siuman
37 Setan yang datang kembali
38 Belajar beladiri
39 Aksara dan Violetta
40 Di serang
41 Cerita singkat Violetta
42 Sebuah ledakan
43 Mengusir Bilqis.
44 Menjemput Violetta dan Renata
45 Bonus yang lebih besar
46 Melamar Renata
47 Mansion baru
48 Mansion baru 2
49 Minta disuapi
50 Violetta berulah
51 Kecerobohan Bram
52 Belanja baju.
53 Kejutan
54 Lamaran
55 Hamil
56 Mencari pelaku
57 Kekecewaan Fadlan.
58 Talak
59 Membeli boneka
60 Menunjukkan bekas luka
61 Menemukan dalangnya
62 Mimpi buruk
63 Mengingatkan
64 Memenjarakan Bilqis
65 Babak belur
66 berunding
67 Mengunjungi Desa
68 Tingkah Violetta
69 Kembali berpisah
70 Harus mengambil tindakan
71 Fadlan mencari Renata
72 Bermain di taman
73 Menggambar bersama
74 Rencana B
75 Diikuti
76 Rencana C
77 Jebakan
78 Memaafkan
79 Kebucinan Bram dan Renata
80 Mengunjungi Fadlan
81 Merestui
82 Namira gila
83 Dipingit
84 Menikah
85 Di belakang layar
86 Ungkapan hati Violetta
87 Malam pertama
88 Mual
89 Ku Penuhi Janjiku
90 Novel Baru "Luka dan Pembalasan"
91 Novel Baru "Mengandung Benih si Culun"
92 Novel Baru
93 Spill Judul Nove yang baru "Kasoh sayang Cahaya" Jangan lupa di baca ya guys
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Perceraian
2
Violetta histeris
3
Bertemu Bilqis
4
Mengantar Violetta
5
Pergi bekerja
6
Perkara ikat pinggang
7
Mencari Renata
8
Menemukan Renata
9
Trauma yang mendalam
10
Luka cambukan
11
Menjadi pengasuh
12
Mengantar Renata pulang.
13
Bram Marah
14
Rutinitas Violetta.
15
Bram pingsan
16
Bram pingsan kembali
17
Bram demam
18
Menyuapi Bram dan Violetta
19
Violetta ketakutan
20
Renata salah tingkah
21
Mimpi buruk
22
Tidur bersama
23
Regan terancam bangkrut
24
Perkara pelukan
25
Bunda?
26
Memenangkan Penghargaan
27
Bilqis menyesal
28
Kedatangan Bilqis
29
Pulang ke rumah
30
Mengusir Bilqis
31
Tempat persembunyian
32
Menyembunyikan Violetta.
33
Renata di serang
34
Renata terluka
35
Kebakaran
36
Renata siuman
37
Setan yang datang kembali
38
Belajar beladiri
39
Aksara dan Violetta
40
Di serang
41
Cerita singkat Violetta
42
Sebuah ledakan
43
Mengusir Bilqis.
44
Menjemput Violetta dan Renata
45
Bonus yang lebih besar
46
Melamar Renata
47
Mansion baru
48
Mansion baru 2
49
Minta disuapi
50
Violetta berulah
51
Kecerobohan Bram
52
Belanja baju.
53
Kejutan
54
Lamaran
55
Hamil
56
Mencari pelaku
57
Kekecewaan Fadlan.
58
Talak
59
Membeli boneka
60
Menunjukkan bekas luka
61
Menemukan dalangnya
62
Mimpi buruk
63
Mengingatkan
64
Memenjarakan Bilqis
65
Babak belur
66
berunding
67
Mengunjungi Desa
68
Tingkah Violetta
69
Kembali berpisah
70
Harus mengambil tindakan
71
Fadlan mencari Renata
72
Bermain di taman
73
Menggambar bersama
74
Rencana B
75
Diikuti
76
Rencana C
77
Jebakan
78
Memaafkan
79
Kebucinan Bram dan Renata
80
Mengunjungi Fadlan
81
Merestui
82
Namira gila
83
Dipingit
84
Menikah
85
Di belakang layar
86
Ungkapan hati Violetta
87
Malam pertama
88
Mual
89
Ku Penuhi Janjiku
90
Novel Baru "Luka dan Pembalasan"
91
Novel Baru "Mengandung Benih si Culun"
92
Novel Baru
93
Spill Judul Nove yang baru "Kasoh sayang Cahaya" Jangan lupa di baca ya guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!