Sudah tiba waktunya pulang, Renata mengganti pakaiannya dan menyimpan semua alat bersih-bersihnya.
Kriing..Kriing..
Hp Renata berdering, dia langsung merogoh tasnya kemudian ia melihat layar hp nya tertera nama Nurul tanpa membuang waktu Renata menggeser tombol hijaunya.
"Hallo Nur." ucap Renata.
"Loe udah pulang belum?" tanya Nurul.
"Ini baru mau keluar." jawab Renata.
"Okey, gue udah nunggu loe di depan buruan jalannya." ucap Nurul.
Renata mematikan telponnya, dia bergegas keluar dari perusahaan. Saat Renata sudah berada diluar Nurul melambaikan tangannya, dia duduk diatas motor memegang helm ditangannya.
"Woyy, Ren sini." panggil Nurul.
"Tunggu bentar." ucap Renata.
Renata berjalan menghampiri Nurul, dia langsung mengambil helm yang disodorkan oleh bestie nya itu.
"Loe ngapain jemput gue? Emangnya loe gak kuliah?" tanya Renata.
"Lagi males sayangkuh, udah jangan berisik kita pulang bundaku tercinta udah masakin makanan kesukaan loe." ucap Nurul.
Renata duduk di jok belakang tak lupa ia memakai helmnya, Nurul menyalakan starternya kemudian tanpa aba-aba dia langsung tancap gas sampai tubuh Renata hampir terjengkang.
"Dasar temen guoobbllokkk." protes Renata.
"Hahahha." bukannya minta maaf Nurul malah tertawa puas.
Di kediaman Bram.
Violetta kembali tantrum sampai Bram memanggil psikiater datang ke rumahnya, dia terus histeris ingin bertemu dengan Renata namun Bram bingung karena dia tidak tahu rumah Renata bahkan nomor telpon pun dia tak punya.
"Dokter bagaimana ini?" tanya Bram.
"Saya akan menyuntikkan obat penenang, tolong tuan bantu saya pengangi tubuh Vio." ucap dokter Zehan.
Dokter Zehan menyiapkan cairan kedalam suntikan, Bram segera memegangi tubuh Violetta yang terus berontak dibantu oleh bi Marni.
"Dokter aku kasihan melihat anakku seperti ini terus, apakah ada cara lain untuk kesembuhannya?" tanya Bram.
"Kalau boleh tahu, siapa Renata yang dimaksud oleh Vio?" tanya dokter Zehan.
"Dia seorang gadis yang pernah menolong Vio waktu dia tantrum di mall, tapi entah mengapa Vio mau berkomunikasi dengannya padahal aku sudah berusaha membujuknya bicara tapi kau tahu sendiri kan sangat sulit sekali Vio membuka mulutnya, sampai saat ini dia terus memanggil nama Renata." jelas Bram.
"Saranku lebih baik tuan turuti kemauan Vio, aku harap orang yang bernama Renata bisa menjadi jalan untuk kesembuhan mental Violetta." ucap dokter memberi saran pada Bram.
"Aku mau bertanya, apakah trauma yang dialami anakku ada kaitannya dengan ikat pinggang? Soalnya gadis itu bilang padaku kalau Vio histeris karena melihat seorang perempuan memakai ikat pinggang." tanya Bram.
"Bukankah kau pernah bilang padaku kalau Vio disiksa oleh ibunya memakai ikat pinggang? Jika memang benar kau harus menjauhkan ikat pinggang yang sama persis dengan ikat pinggang yang digunakan untuk mencambuknya, ingatan pasien pastinya membekas mengingat ia masih anak-anak untuk itu setiap ketika melihat ikat pinggang pasti dia akan histeris dan memberontak." jelas dokter Zehan.
Bram menatap sang anak yang kini mulai tenang, dia memasangkan selimut kepada anaknya. Bram memikirkan ucapan dokter Zehan, apapun akan dia lakukan demi kesembuhan anaknya.
"Terimakasih dokter, aku akan mengusahakan semuanya demi kesembuhan anakku." ucap Bram.
"Aku doakan semoga Vio bisa kembali normal seperti anak yang lainnya, kalau begitu aku pamit undur diri dan jangan lupa berikan obat tepat waktu jangan sampai terlewatkan." ucao dokter Zehan pamit pulang.
Brsm menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dia mengantar dokter Zehan turun ke lantai bawah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Mumun Munawwaroh
tanya author Bram pasti author tau di mana Renata sekarang. sekalian minta no hp nya ya 😁
2024-11-09
0
Nanik Kusno
Lha ...Renata kerjanya di perusahaan Bram ... 🙄🙄🙄
2024-11-27
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒕𝒉 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝑩𝒓𝒂𝒎 𝒌𝒍 𝑹𝒆𝒏𝒂𝒕𝒂 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒅𝒊 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒂𝒏 𝒌𝒎𝒖 𝒋𝒅 𝑶𝑩
2024-08-03
0