Violetta ketakutan

Tubuh Violetta bergetar ketakutan saat sekelebatan ingatan menghantui pikirannya, Renata memeluk tubuh Violetta seraya menenangkannya.

"Sayang jangan takut ada kakak disini, kakak mohon kamu tenang ya." ucap Renata dengan lembut.

"Tatak.. Vio takut.." ucap Violetta ketakutan.

"Tidak perlu takut, kamu aman sama kakak." ucap Renata.

Violetta mulai tenang di dalam dekapan Renata, dia berusaha menghilangkan ingatan yang membekas di dalam pikirannya. Bram turun dari lantai atas saat mendengar teriakan Violetta, dia berjalan tergesa kearah halaman depan rumah.

"Vio kamu kenapa berteriak nak?" tanya Bran khawatir.

"Sepertinya Vio mengingat sesuatu, jadinya dia berteriak sama sepertiku dulu." jawab Renata seraya menghapus keringat dan juga air mata yang membasahi wajah Violetta.

"Maksudmu?" tanya Bram.

"Nasib Vio hampir sama persis denganku, aku juga sama sepertinya sering di siksa dan juga di jadikan pembantu oleh ibu tiri dan saudara tiriku, aku merasakan trauma tetapi aku berusaha melawannya. Terkadang sekelebatan ingatan menyakitkan itu tiba-tiba terlintas di benakku yang mana membuatku merasa cemas dan ketakutan, mungkin itulah yang saat ini Vio rasakan." jelas Renata.

'Jadi Renata juga sama seperti Vio?' tanya Bram dalam hatinya.

Bram memangku Violetta kedalam dekapannya, dia membawanya masuk ke dalam diikuti oleh Renata dibelakangnya.

"Biarkan aku yang menggendong Vio, tuan istirahat saja." ucap Renata.

Bram memberikan Violetta kepada Renata, dia mengusap kepala Violetta dan mengecup pipinya sekilas. Wajah Renata memerah melihat Bram mengecup pipi Violetta tepat dihadapannya, dia langsung memalingkan wajahnya kesamping.

"Tolong jaga Violetta, aku akan kembali ke kamarku." ucap Bram.

"I-iya tuan," ucap Renata gugup.

'Njir, Vio yang di kecup tapi kenapa pipi gue yang panas sih? Kalo dilihat dari deket bapaknya Vip ganteng juga' batin Renata.

Bram menyembunyikan senyumannya dari Renata, dia melihat wajah Renata yang memerah yang mana membuatnya ingin tertawa.

'Kenapa wajahnya memerah? Oh Tuhan, kenapa dia lucu sekali' batin Bram.

Bram melangkahkan kakinya kembali ke kamarnya, Renata berusaha menetralkan wajahnya yang memerah.

Renata menyalakan tv agar Violetta tidak melamun, Violetta tidak boleh ditinggal sendirian karena jika dibiarkan seperti itu ia akan sering berhalusinasi sampai berusaha mencelakai dirinya sendiri. Sambil menonton tv Renata terus mengajak Violetta mengobrol, dia tahu bagaimana perasaan Violetta meskipun Renata membuat kesibukan untuknya pikiran Violetta masih berkelana entah kemana.

"Vio jangan melamun ya sayang, bagaimana kalau kita main tebak-tebakan?" ajak Renata.

"Tebak-tebakan apa?" tanya Violetta.

"Vio tebak ya, hewan apa yang memiliki tanduk di kakinya?" ucap Renata memberikan pertanyaan pada Violetta agar pikirannya teralihkan.

"Ayam." seru Violetta.

"Wahh, prok..prok..prokk Vio pinter banget. Sekarang coba tebak lagi ya, hewan dengan kepala bercabang dan juga binyik putih di punggungnya, hewan apakah itu?" ucap Renata sambil bertepuk tangan.

"kambing." jawab Violetta.

"Salah," ucap Renata.

"Oh, aku tahu. Rusa." seru Violetta.

Prok..Prokk..Prokk.

"Nilai 100 buat Vio, yeaayyy.." sorak Renata.

Renata melanjutkan permainan tebak-tebakkannya dengan Violetta, dia semakin bersemangat karena melihat antusias dari Violetta.

Di rumah Fadlan.

Andini sedang bermalas-malasan dikamarnya sedangkan ibunya sibuk mengerjakan pekerjaan rumah, Namira merasakan lelah karena setiap harinya sejak kepergian Renata dialah yang mengerjakan semua keperluan orang rumah.

"Si Andini kemana sih? Udah tahu sekarang gak ada Renata dia malah enak-enakan diem dikamar, awas saja tak kasih pelajaran." kesal Namira.

Namira berjalan kearah kamar Andini, dia mebawa sapu dan juga lap pel ditangannya.

Ceklek.

Brukk..

"Bagus ya, ibu cape beresin rumah sendirian kamu malah tiduran disini?! Cepet bangun sapu halaman rumah sama pel semua sudut ruangan." titah Namira.

"Enggak mau lah bu, nanti kuku Dini rusak." ucap Andini.

"Kamu pikir setelah si Rena pergi siapa yang beresin rumah hah?! Ibu juga capek, kuku ibu rusak demi kamu bisa makan dan juga tidur di rumah yang bersih, pakaian udah rapih dan wangi siapa yang ngerjain? Kita gak punya pembantu, cepet bantuin ibu kalau kamu masih gak mau babtuin ibu maka jangan harap ibu kasih kamu makan sama uang jajan." ancam Namira.

"Nyebelin banget sih ibu, lagian si Rena keman sij gak balik-balik nyusahin aja tau enggak." gerutu Andini.

"Udah jangan banyak ngomong, cepet kerjain semuanya!" tegas Namira.

Dengan malas Andini mengambil sapu dan lap pel dari tangan ibunya, dia membersihkan halaman rumah dan juga mengepel dengan lantai yang basah tanpa di peras. Fadlan baru saja tiba di rumahnya, dia melepas sepatunya dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

"Assalamu'alaikum." ucap Fadlan memberi salam.

Sreeett.. Brukk..

Fadlan jatuh terpeleset karena lantai yang licin, dia meringis kesakitan saat tubuhnya terduduk diatas lantai.

"Aawwhhh.." ringis Fadlan.

Namira dan Andin yang saat itu sedang berada di dapur mendengar suara Fadlan yang sedang meringis kesakitan, keduanya berjalan menghampiri Fadlan. Namira syok melihat suaminya sedang terduduk diatas lantai, dia dan Andini berjalan dengan tergesa sampai keduanya ikut terjatuh sama seperti Fadlan.

Sreett..Brukk..Brukk..

"Adduuhhh..sakitnya.." ucap Namira mengaduh kesakitan.

"Aaahh..Ibu sakit.." rengek Andini.

"Kamu ini gimana sih Dini? Disuruh ngepel aja gak becus, lihat nih kita jadi korban gara-gara kamu!" omel Namira.

"Kok aku yang disalahin sih bu?" tanya Andini tidak terima.

"Kalau buka karena kamu terus ini ulah siapa hah? Lihat lantai pada licin semua." ucap Namira kesal.

"Udah, udah jangan berantem lagi. Bantuin papa bangun, papa gak kuat berdiri." ucap Fadlan.

Namira memegang meja berusaha berdiri, dia juga membantu Andini bangkit dari duduknya dengan meringis kesakitan. Namira dan Andini membantu Fadlan berdiri, keduanya membopong Fadlan masuk ke dalam kamarnya.

"Aauuhh, sayang tolong panggilkan tukang urut sepertinya kakiku keseleo." ucap Fadlan.

"Iya mas, kamu tunggu sebentar ya." ucap Namira.

Namira melangkahkan kakinya keluar mencari hp nya, dia menelpon nomor tukang urut sesuai perino99tah Fadlan.

"Si Rena kemana sih? Biasanya tuh anak pulang lagi, tapi kenapa sekarang gak pulang-pulang kan jadinya aku yang capek." keluh Namira.

Biasanya jika Renata pergi dari rumah ia akan kembali lagi dalam beberapa hari, tapi untuk sekarang Renata tidak mau menginjakkan kakinya lagi di rumah yang ia anggap neraka itu. Dia sudah terlanjur sakit hati ditambah lagi ayahnya yaitu Fadlan menampar wajahnya demi membela wanita yang jelas-jelas sudah menghancurkan mental dan juga fisiknya, Namira adalah penyebab kematian ibunya. Karena perselingkuhannya dengan ayahnya diketahui oleh ibu Renata hingga akhirnya ibunya memutuskan untuk membunuh dirinya sendiri, karena tak terima di selingkuhi ibu Renata meminun racun serangga dan nyawanya pun tak bisa tertolong saat Renata menemukan sang ibu tergeletan dengan mulut yang berbusa.

Terpopuler

Comments

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Dengan kejadian dirumah... mestinya Fadlan sadar kebenarannya....

2024-11-28

0

lontongletoi

lontongletoi

wes angel iki angel 🤣🤣🤣

2025-02-21

0

komalia komalia

komalia komalia

bunuh diri nya selalj racun serangga.

2024-10-13

0

lihat semua
Episodes
1 Perceraian
2 Violetta histeris
3 Bertemu Bilqis
4 Mengantar Violetta
5 Pergi bekerja
6 Perkara ikat pinggang
7 Mencari Renata
8 Menemukan Renata
9 Trauma yang mendalam
10 Luka cambukan
11 Menjadi pengasuh
12 Mengantar Renata pulang.
13 Bram Marah
14 Rutinitas Violetta.
15 Bram pingsan
16 Bram pingsan kembali
17 Bram demam
18 Menyuapi Bram dan Violetta
19 Violetta ketakutan
20 Renata salah tingkah
21 Mimpi buruk
22 Tidur bersama
23 Regan terancam bangkrut
24 Perkara pelukan
25 Bunda?
26 Memenangkan Penghargaan
27 Bilqis menyesal
28 Kedatangan Bilqis
29 Pulang ke rumah
30 Mengusir Bilqis
31 Tempat persembunyian
32 Menyembunyikan Violetta.
33 Renata di serang
34 Renata terluka
35 Kebakaran
36 Renata siuman
37 Setan yang datang kembali
38 Belajar beladiri
39 Aksara dan Violetta
40 Di serang
41 Cerita singkat Violetta
42 Sebuah ledakan
43 Mengusir Bilqis.
44 Menjemput Violetta dan Renata
45 Bonus yang lebih besar
46 Melamar Renata
47 Mansion baru
48 Mansion baru 2
49 Minta disuapi
50 Violetta berulah
51 Kecerobohan Bram
52 Belanja baju.
53 Kejutan
54 Lamaran
55 Hamil
56 Mencari pelaku
57 Kekecewaan Fadlan.
58 Talak
59 Membeli boneka
60 Menunjukkan bekas luka
61 Menemukan dalangnya
62 Mimpi buruk
63 Mengingatkan
64 Memenjarakan Bilqis
65 Babak belur
66 berunding
67 Mengunjungi Desa
68 Tingkah Violetta
69 Kembali berpisah
70 Harus mengambil tindakan
71 Fadlan mencari Renata
72 Bermain di taman
73 Menggambar bersama
74 Rencana B
75 Diikuti
76 Rencana C
77 Jebakan
78 Memaafkan
79 Kebucinan Bram dan Renata
80 Mengunjungi Fadlan
81 Merestui
82 Namira gila
83 Dipingit
84 Menikah
85 Di belakang layar
86 Ungkapan hati Violetta
87 Malam pertama
88 Mual
89 Ku Penuhi Janjiku
90 Novel Baru "Luka dan Pembalasan"
91 Novel Baru "Mengandung Benih si Culun"
92 Novel Baru
93 Spill Judul Nove yang baru "Kasoh sayang Cahaya" Jangan lupa di baca ya guys
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Perceraian
2
Violetta histeris
3
Bertemu Bilqis
4
Mengantar Violetta
5
Pergi bekerja
6
Perkara ikat pinggang
7
Mencari Renata
8
Menemukan Renata
9
Trauma yang mendalam
10
Luka cambukan
11
Menjadi pengasuh
12
Mengantar Renata pulang.
13
Bram Marah
14
Rutinitas Violetta.
15
Bram pingsan
16
Bram pingsan kembali
17
Bram demam
18
Menyuapi Bram dan Violetta
19
Violetta ketakutan
20
Renata salah tingkah
21
Mimpi buruk
22
Tidur bersama
23
Regan terancam bangkrut
24
Perkara pelukan
25
Bunda?
26
Memenangkan Penghargaan
27
Bilqis menyesal
28
Kedatangan Bilqis
29
Pulang ke rumah
30
Mengusir Bilqis
31
Tempat persembunyian
32
Menyembunyikan Violetta.
33
Renata di serang
34
Renata terluka
35
Kebakaran
36
Renata siuman
37
Setan yang datang kembali
38
Belajar beladiri
39
Aksara dan Violetta
40
Di serang
41
Cerita singkat Violetta
42
Sebuah ledakan
43
Mengusir Bilqis.
44
Menjemput Violetta dan Renata
45
Bonus yang lebih besar
46
Melamar Renata
47
Mansion baru
48
Mansion baru 2
49
Minta disuapi
50
Violetta berulah
51
Kecerobohan Bram
52
Belanja baju.
53
Kejutan
54
Lamaran
55
Hamil
56
Mencari pelaku
57
Kekecewaan Fadlan.
58
Talak
59
Membeli boneka
60
Menunjukkan bekas luka
61
Menemukan dalangnya
62
Mimpi buruk
63
Mengingatkan
64
Memenjarakan Bilqis
65
Babak belur
66
berunding
67
Mengunjungi Desa
68
Tingkah Violetta
69
Kembali berpisah
70
Harus mengambil tindakan
71
Fadlan mencari Renata
72
Bermain di taman
73
Menggambar bersama
74
Rencana B
75
Diikuti
76
Rencana C
77
Jebakan
78
Memaafkan
79
Kebucinan Bram dan Renata
80
Mengunjungi Fadlan
81
Merestui
82
Namira gila
83
Dipingit
84
Menikah
85
Di belakang layar
86
Ungkapan hati Violetta
87
Malam pertama
88
Mual
89
Ku Penuhi Janjiku
90
Novel Baru "Luka dan Pembalasan"
91
Novel Baru "Mengandung Benih si Culun"
92
Novel Baru
93
Spill Judul Nove yang baru "Kasoh sayang Cahaya" Jangan lupa di baca ya guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!