Menemukan Renata

3 hari kemudian.

Violetta kembali murung dikamarnya, dia tidak mau makan ataupun minum jikapun mau hanya sedikit saja. Bram sudah membujuk Violetta namun tetap saja hasilnya nihil yang diinginkan Violetta hanyalah kehadiran Renata, sudah tiga hari berlalu tetapi Yandi belum menemukan Renata.

"Fyuuhhh.. Kenapa aku gak minta nomornya atau nanya alamatnya sih waktu itu, aku gak tega lihat Vio begini." Bram menghela nafasnya, dia merutuki kebodohannya sendiri.

Violetta kini berubah tidak seperti biasanya, meskipun dia mengurung dirinya tetapi dia masih bisa diajak komunikasi, mau makan, dan bermain dengan Bram namun kali ini jauh berbeda. Violetta sering gelisah, bermimpi buruk, histeris, susah tidur karena bayang-bayang kejadian dimana ia yang selalu disiksa oleh ibunya tanpa sepengetahuan Bram.

Kriingg..Kriinggg..Kriing..

Telpon Bram berbunyi dlihatnya Yandi menghubunginya, dengan malas Bram mengangkat telponnya.

"Kak, loe harus ngantor sekarang." ucap Yandi to the point.

"Maaf Yan, aku tidak mungkin meninggalkan anakku dalam kondisi seperti ini." ucap Bram.

"Kak, hari ini saja karena tuan Xavier maunya kertemu langsung sama loe, loe tahu sendiri kan gimana susahnya dapetin kerjasama sama tuh orang." ucap Yandi.

"Baiklah, kapan waktunya?" tanya Bram.

"Nanti siang, kalo urusan loe sama tuan Xavier beres nanti terserah loe mau pulang lagi atau di kantor karena selebihnya gue masih bisa pegang kendali." ucap Yandi.

"Oke, aku kesana sekarang." ucap Bram.

Bram menutup telponnya, dia berjalan kearah kamar Violetta dilihatnya sang anak duduk dengan tatapan mata lurus kedepan.

"Vio." panggil Bram.

Violetta tak menjawab panggilan dari ayahnya, dia tidak bergerak sama sekali. Bram menghela nafasnya berat, hatinya begitu sakit melihat anaknya yang semakin kurus san tidak menujukkan tanda-tanda ia sehat kembali.

"Vio daddy mau kerja dulu sebentar, nanti siang daddy pulang lagi." ucap Bram.

Mendengar ucapa Bram Violetta langsung memegangi kelalanya, wajahnya langsung terlihat cemas, bibirnya bergetar dan mulai histeris.

"Idakk..Idakk.. Jangan pelgi, mommy..Aaarrgghh.." racau Violetta ketakutan.

"Tidak sayang, daddy tidak akan pergi tolong kamu jangan seperti ini terus nak hiks.. Sakit hati daddy kalau kamu begini terus." ucap Bram sambil menangis.

"Aarrggghh.. Jangan pukui yagi cakiitt..mommy caakiit, Vio dak sengaja..huaaaa..cakiit." terisk Violetta.

Bram memeluk tubuh Violetta yang terus memberontak, lama memluk anaknya namun tak kunjung membuatnya tenang. Beruntung bik Marni datang Bram langsung memerintahkan bik Marni mengambil suntikan dan juga cairan obat penenang yang diberikan oleh dokter Zehan, bik Marni menyerahkan suntikan yang sudah ia isi dengan obat penenang kemudian ia membantu memegangi tubuh Violetta sedangkan Bram berusaha menyuntikkan obat tersebut pada Violetta.

Bram menghela nafasnya lega ketika ia berhasil menyuntikkan obat penenang pada Violetta, perlahan Violetta mulai tenang tidak memberontak lagi sampai akhirnya pun ia tak sadarkan diri. Bik Marni meneteskan air matanya ia tak tega melihat kondisi Violetta, ia tahu bagaimana menderitanya Violetta saat itu sampai akhirnya ia dinyatakan trauma berat.

"Den bibik gak tega melihat non Vio terus-terusan seperti ini." ucap bik Marni.

"Aku juga gak tega bik, tapi mau bagaimana lagi? Sampai saat ini aku belum menemukan Renata, dokter Zehan pun mengatakan hanya dia satu-satunya jalan agar Violetta kembali normal seperti anak pada umumnya." ucap Bram.

"Semoga saja aden dipertemukan sama mbak Renata." ucap bik Marni.

"Bik, aku ingin titip Vio sebentar karena ada pekerjaan sangat penting dikantor." ucap Bram.

"Aden pergi saja, sekarang kan aden baru saja menyuntikkan obat penenang biasanya Vio akan akan membuka matanya setelah beberapa jam lamanya, jadi aden jangan khawatir." ucap bik Marni.

Bram menganggukkan kepalanya, dia melangkahkan kakinya keluar dari kamar Violetta. Bram masuk ke dalam kamarnya kemudian bersiap berangkat ke kantor, dia turun ke lantai bawah dan memanggil supir yang akan mengantarnya pergi.

Renata sedang beristirahat sejenak dari pekerjaannya, tiba-tiba ia teringat Violetta yang pernah ia tolong beberapa hari yang lalu.

"Kok gue jadi kepikiran Vio ya?" tanya Renata pada dirinya sendiri.

"Heh, kenapa kamu malah diem disitu ayo kerja!" ucap kepala OB.

"Iya bu." ucap Renata.

Renata melanjutkan pekerjaannya, Sandi selaku teman satu pekerjaannya menghampiri Renata.

"Rena." panggil Sandi.

"Gimana? Loe jadi kos kagak?" tanya Sandi.

"Kayaknya kagak deh San, bokap sama nyokap temen gue gak ngizinin gue ngekos." jawab Renata.

"Yaudah gapapa, entar gue bilangin sama bu kos nya." ucap Sandi.

"Gue jadi gak enak sama loe, sorry ya San." ucap Renata.

"Udah santai aja kali." ucap Sandi mengulas senyumnya.

Renata membalas senyum kearah Sandi, dia kembali melanjutkan pekerjaannya begitupun dengan Sandi.

Bram sudah sampai dikantornya, dia langsung naik ke lantai atas dimana ruangannya berada. Di tengah perjalanannya Bram terus memikirkan Violetta, dia tak sengaja menabrak ember sampai air nya melayang kemudian tumpah.

Dug..Syuuurr..

"Astagfirullah." ucap Bram terkejut.

Bram langsung tersadar karena terkejut, dia melihat seseorang dihadapannya dengan baju yang basah akibat ulahnya.

"Kau." ucap Bram.

"Kenapa kau menabrak emberku! Lihat ini, bajuku basah gara-gara ulahmu." omelnya tidak terima.

"Siapa suruh kau menyimpan ember di sembarang tempat." ucap Bram tidak terima.

"Mohon maaf nih ya, saya udah nyimpen ni ember disamping bukan di tengah jalan." kesalnya.

Seseorang tersebut menelisik wajah Bram, dia mengingat-ingat wajahnya karena merasa pernah melihatnya.

"Kok mukanya gak asing sih?" gumamnya pelan.

"Kamu Renata bukan?" tanya Bram.

"Iya, kok tahu nama saya?" tanya Renata.

"Akhirnya aku menemukanmu," ucap Bram.

Renata mengernyitkan dahinya melihat Bram, dia tidak mengerti kenapa Bram berbicara seperti itu. Yandi datang menghampiri Bram yang sedang berdiri di depan Renata.

"Kak, kok loe malah nangkring disini bukannya masuk? Nanti keburu tuan Xavier datang, dia paling tidak suka menunggu." ucap Yandi.

"Mohon maaf tuan, saya masih banyak kerjaan permisi." ucap Renata pamit.

"Tunggu dulu." cegah Bram memegang tangan Renata.

Renata menghentikan langkahnya, dia menatap tangannya yang dipegang oleh Bram. Bram langsung melepaskan tangan Renata, karena tidak mengerti apa-apa Yandi hanya menyimak keduanya.

"Renata kau masih ingat Vio bukan?" tanya Bram.

"Vio? Vio yang waktu di mall bukan?" tanya Renata.

"Iya, Vio yang kau tolong waktu di mall." jawab Bram.

"Oh iya aku baru ingat, kau ayahnya Vio bukan? Sekarang bagaimana keadaannya?" tanya Renata.

"Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang karena aku harus bekerja, kalau boleh aku ingin berbicara denganmu nanti di jam istirahat." ucap Bram.

Renata menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dia langsung pamit undur diri karena memang masih banyak ruangan yang harus di bersihkan. Bram pun akhirnya tersenyum lega, orang yang selama ini ia cari ternyata bekerja diperusahaannya.

"Siapa dia? Kau mengenalnya?" tanya Yandi.

"Dia orang yang aku cari." jawab Bram.

"Buset, gue nyari sampai anak buah gue pusing ternyata dia kerja disini? Tahu gitu gue langsung aja bawa dia ke rumah loe kak." keluh Yandi.

"Terimakasih ksu sudah mau membantuku, maaf aku selalu merepotkanmu." ucap Bram.

"Santai aja, ayok masuk keburu tuh orang dateng." ajak Yandi.

Bram masuk kedalam ruangannya diikuti oleh Yandi, dia duduk dikursi singgasana nya memeriksa beberapa laporan yang sudah lama ia tinggalkan sebelum tamunya datang.

Terpopuler

Comments

Nanik Kusno

Nanik Kusno

Kasian Vio...selalu disuntik obat penenang sampe pingsan.....😭😭😭😭😭😭😭

2024-11-27

0

Taengo

Taengo

ngaco si. masa baru 3 hari udh lupa muka

2025-03-16

0

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

p'nasaran ouy....

2024-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 Perceraian
2 Violetta histeris
3 Bertemu Bilqis
4 Mengantar Violetta
5 Pergi bekerja
6 Perkara ikat pinggang
7 Mencari Renata
8 Menemukan Renata
9 Trauma yang mendalam
10 Luka cambukan
11 Menjadi pengasuh
12 Mengantar Renata pulang.
13 Bram Marah
14 Rutinitas Violetta.
15 Bram pingsan
16 Bram pingsan kembali
17 Bram demam
18 Menyuapi Bram dan Violetta
19 Violetta ketakutan
20 Renata salah tingkah
21 Mimpi buruk
22 Tidur bersama
23 Regan terancam bangkrut
24 Perkara pelukan
25 Bunda?
26 Memenangkan Penghargaan
27 Bilqis menyesal
28 Kedatangan Bilqis
29 Pulang ke rumah
30 Mengusir Bilqis
31 Tempat persembunyian
32 Menyembunyikan Violetta.
33 Renata di serang
34 Renata terluka
35 Kebakaran
36 Renata siuman
37 Setan yang datang kembali
38 Belajar beladiri
39 Aksara dan Violetta
40 Di serang
41 Cerita singkat Violetta
42 Sebuah ledakan
43 Mengusir Bilqis.
44 Menjemput Violetta dan Renata
45 Bonus yang lebih besar
46 Melamar Renata
47 Mansion baru
48 Mansion baru 2
49 Minta disuapi
50 Violetta berulah
51 Kecerobohan Bram
52 Belanja baju.
53 Kejutan
54 Lamaran
55 Hamil
56 Mencari pelaku
57 Kekecewaan Fadlan.
58 Talak
59 Membeli boneka
60 Menunjukkan bekas luka
61 Menemukan dalangnya
62 Mimpi buruk
63 Mengingatkan
64 Memenjarakan Bilqis
65 Babak belur
66 berunding
67 Mengunjungi Desa
68 Tingkah Violetta
69 Kembali berpisah
70 Harus mengambil tindakan
71 Fadlan mencari Renata
72 Bermain di taman
73 Menggambar bersama
74 Rencana B
75 Diikuti
76 Rencana C
77 Jebakan
78 Memaafkan
79 Kebucinan Bram dan Renata
80 Mengunjungi Fadlan
81 Merestui
82 Namira gila
83 Dipingit
84 Menikah
85 Di belakang layar
86 Ungkapan hati Violetta
87 Malam pertama
88 Mual
89 Ku Penuhi Janjiku
90 Novel Baru "Luka dan Pembalasan"
91 Novel Baru "Mengandung Benih si Culun"
92 Novel Baru
93 Spill Judul Nove yang baru "Kasoh sayang Cahaya" Jangan lupa di baca ya guys
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Perceraian
2
Violetta histeris
3
Bertemu Bilqis
4
Mengantar Violetta
5
Pergi bekerja
6
Perkara ikat pinggang
7
Mencari Renata
8
Menemukan Renata
9
Trauma yang mendalam
10
Luka cambukan
11
Menjadi pengasuh
12
Mengantar Renata pulang.
13
Bram Marah
14
Rutinitas Violetta.
15
Bram pingsan
16
Bram pingsan kembali
17
Bram demam
18
Menyuapi Bram dan Violetta
19
Violetta ketakutan
20
Renata salah tingkah
21
Mimpi buruk
22
Tidur bersama
23
Regan terancam bangkrut
24
Perkara pelukan
25
Bunda?
26
Memenangkan Penghargaan
27
Bilqis menyesal
28
Kedatangan Bilqis
29
Pulang ke rumah
30
Mengusir Bilqis
31
Tempat persembunyian
32
Menyembunyikan Violetta.
33
Renata di serang
34
Renata terluka
35
Kebakaran
36
Renata siuman
37
Setan yang datang kembali
38
Belajar beladiri
39
Aksara dan Violetta
40
Di serang
41
Cerita singkat Violetta
42
Sebuah ledakan
43
Mengusir Bilqis.
44
Menjemput Violetta dan Renata
45
Bonus yang lebih besar
46
Melamar Renata
47
Mansion baru
48
Mansion baru 2
49
Minta disuapi
50
Violetta berulah
51
Kecerobohan Bram
52
Belanja baju.
53
Kejutan
54
Lamaran
55
Hamil
56
Mencari pelaku
57
Kekecewaan Fadlan.
58
Talak
59
Membeli boneka
60
Menunjukkan bekas luka
61
Menemukan dalangnya
62
Mimpi buruk
63
Mengingatkan
64
Memenjarakan Bilqis
65
Babak belur
66
berunding
67
Mengunjungi Desa
68
Tingkah Violetta
69
Kembali berpisah
70
Harus mengambil tindakan
71
Fadlan mencari Renata
72
Bermain di taman
73
Menggambar bersama
74
Rencana B
75
Diikuti
76
Rencana C
77
Jebakan
78
Memaafkan
79
Kebucinan Bram dan Renata
80
Mengunjungi Fadlan
81
Merestui
82
Namira gila
83
Dipingit
84
Menikah
85
Di belakang layar
86
Ungkapan hati Violetta
87
Malam pertama
88
Mual
89
Ku Penuhi Janjiku
90
Novel Baru "Luka dan Pembalasan"
91
Novel Baru "Mengandung Benih si Culun"
92
Novel Baru
93
Spill Judul Nove yang baru "Kasoh sayang Cahaya" Jangan lupa di baca ya guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!