Bertemu Bilqis

Bik Marni dan juga Bram saling menatap satu sama lain, keduanya tidak kepikiran dengan ikat pinggang karena mereka terlalu fokus dan seringkali panik jika Violetta histeris. Ingatan Bram kembali berputar ke masa lalu, dimana ia melihat langsung ikat pinggang yang digunakan oleh Bilqis dijadikan cambuk sampai membuat punggung Violetta robek dan mengeluarkan darah.

"Terimakasih, berkatmu anakku jadi tenang. Mungkin dugaan kamu benar, anakku dulu mendapat perlakuan kasar dari ibunya sendiri sampai akhirnya dia depresi/trauma berat." ucap Bram.

"Sama-sama tuan, ya Allah kenapa tega sekali." ucap Renata.

Violetta memegang erat tangan Renata, dia mendapatkan ketenangan saat berada di pelukan gadis yang sudah menolongnya.

"Sayang lepaskan tangan kakaknya, kita pulang ya." ajak Bram.

Violetta menggelengkan kepalanya pelan, dia terus menatap kearah Renata.

"Tuan, maaf jika saya lancang. Apa boleh saya menggendong anak tuan sebentar saja? Sepertinya dia ingin menyampaikan sesuatu." ucap Renata dengan ragu kepada Bram.

Bram menyerahkan Violetta kepada Renata. Renata menggendong Violetta kemudian mengajaknya duduk dibangku yang tak jauh dari tempatnya berdiri, dia mengusap wajah Violetta yang basah oleh air mata .

"Jangan takut ada kakak disini, kalau boleh tahu siapa namamu?" tanya Renata.

"Namaku Vio." jawab Violetta.

"Wahh namanya bagus ya," puji Renata.

Violetta menyunggingkan senyumnya, Bram menatap tak percaya Violetta mau berbicara dan juga tersenyum kepada orang yang sama sekali tak dikenalnya.

"Nama tatak ciapa?" tanya Violetta dengan cadelnya.

"Nama kakak Renata, panggil saja kak Rena." jawab Renata.

"Aku mau panggiy tatak baik boyeh?" tanya Violetta.

"Boleh dong, kakak baik mau tanya boleh?" ucap Renata balik bertanya.

"Boyeh." jawab Violetta.

"Kamu tadi ketakutan kenapa? Apa kamu takut pada sesuatu? Kalau kamu tidak keberatan cerita sama kakak, siapa tahu kakak bisa bantu kamu anak cantik." tanya Renata.

Violetta menundukkan kepalanya, wajahnya langsung berubah murung. Renata bingung melihat perubahan ekspresi Violetta, dia menangkup wajah Violetta kemudian tersenyum padanya.

"Tidak apa-apa kalau kamu tidak mau cerita, maaf kakak baik terlalu banyak bertanya, kamu lupain aja ya pertanyaan kakak baik. Emm kamu suka es krim enggak?" Ucap Renata mengalihkan pembicaraannya agar Violetta tidak sedih lagi.

"Tatak baik, Vio tatut cama mommy..hiks..dia jahat cama Vio dia dak cayang cama Vio, tatana Vio anak dak berduna hikss.." ucap Vio menangis.

Mendengar ucapan Vio hati Renata seakan ikut sakit, nasib Violetta hampir sama persis dengannya namun bedanya Renata sering di perlakukan kasar oleh ibu tirinya sedangkan Violetta oleh ibu kandungnya sendiri. Renata memeluk Violetta dengan erat, dia mengusap punnggung Violetta dengan begitu lembut. Dari jarak yang agak jauh Bram melihat Violetta menangis, dia bergegas menghampiri anaknya.

"Kau apakan puteriku? Kenapa dia menangis?" tanya Bram dingin.

"Aku tidak melakukan apapun padanya, kami sedang berbincang saja saat aku bertanya kenapa dia ketakutan tadi, terus Vio bilang ibunya jahat sama dia." jawab Renata jujur.

"Jangan malahin kakak baik." ucap Violetta disela tangisnya.

"Sayang kau bicara?" tanya Bram.

Violetta menganggukkan kepalanya, Bram langsung menggendongnya kemudian mengecupi seluruh wajah Violetta. Mata Bram berkaca-kaca untuk pertama kalinya dalam setahun terakhir Violetta mau berbicara lagi dengannya, Bram mengucap syukur dalam hatinya dia sangat senang sampai air matanya pun tak terasa mengalir di pipinya.

"Jangan takut sayang, tidak ada yang menyakitimu selama daddy masih hidup. Daddy janji daddy akan selalu berada disisimu, daddy tidak mau mengulangi kesalahan yang sama lagi sayang." ucap Bram.

"Vio mau tama tatak baik." pinta Violetta.

"Nanti kakak baik nya kerepotan, Vio sama daddy saja ya." ucap Bram.

"Vio mau tatak baik!" tekan Violetta.

"Oh, oke-oke daddy minta izin dulu sama kakak baiknya ya." ucap Bram.

Violetta menganggukkan kepalanya, mau tidak mau Bram harus menuruti kemauan Violetta, jika tidak maka bisa dipastikan Violetta akan mengamuk kemudian tantrum kembali.

"Maaf nona, bolehkah aku menitipkan anakku padamu? Emm maksudku dia kekeh ingin bersamamu meskipun aku sudah melarangnya." ucap Bram tidak enak hati pada Renata.

Renata membalas ucapan Bram dengan senyum manisnya, dia merentangkan tangannya kepada Violetta. Violetta tentu saja bahagia, dia langsung mengalungkan tangannya di leher Renata.

'Cantik' batin Bram.

"Maaf sudah merepotkanmu." ucap Bram.

"Tidak masalah tuan." ucap Renata.

"Mau es tim stocelli." ucap Violetta.

"Es krim Stocelli? Es krim jenis apa itu Vio?"tanya Renata bingung.

"Iya es tim laca Stocelli, enat itu." jawab Violetta.

"Gini nih kalo gak ngerti bahasa planet bocil, jadi bingung sendiri?." gumam Renata pelan.

Bram terkekeh melihat ekspresi bingung Renata, sedangkan Renata semakin bingung melihat Bram yang sedang menertawakannya.

"Vio bilang dia mau ek krim rasa stroberi." ucap Bram.

"Oalaaahh.. Kenapa gak ngeuh ya, maafin kakak ya Vio habisnya kakak gak ngerti otak kakak gak nyampe kesana." ucap Renata.

Renata meminta izin kepada Bram membawa Violetta membeli es krim, Bram tentu saja mengizinkannya dia juga memberikan beberapa lembar uang pada Renata namun Renata menolaknya.

Violetta terlihat ceria tidak seperti biasanya, Bram merekam moment kebersamaan Renata dan juga Violetta. Ponsel Renata berdering, dia membuka tasnya lalu mengambil hp nya dilihatnya Nurul menghubunginya.

"Hallo."

"Ren loe dimana?" tanya Nurul.

"Loe yang dimana, gue dari tadi nyariin loe." protes Renata.

"Ohh sorry Ren, gue tadinya nemenin bokap dulu belanja kalo sekarang mah udah pulang. Sekarang loe dimana? Entar gue susulin." ucap Nurul.

"Gue ada di toko es krim viral Nur." ucap Renata.

"Tunggu disana jangan kemana-mana, gue otw kesana." ucap Nurul.

"Oke" Sahut Renata.

Renata menunggu Nurul datang sambil menemani Violetta bermain. Dari kejauhan seseorang melihat Violetta duduk bersama orang asing disampingnya , karena penasaran dia melangkahkan kakinya menghampiri Violetta.

"Vio." panggilnya.

Tubuh Violetta langsung menegang mendengar suara yang begitu dikenalnya, dia langsung bersembunyi dibalik punggung Renata. Renata tidak mengerti kenapa Violetta seperti ketakutan melihat seseorang yang datang dan memanggil namanya, bik Marni langsung datang menghampiri Renata dan Violetta.

"Widdihhh, pahlawan kesiangan dateng." ucapnya.

"Mau apalagi kamu hah?! Pergi jangan ganggu non Vio." usir bik Marni.

"Suka-suka gue dong, orang dia anak gue." sentaknya.

"Non Vio ayo ikut mbok, kita pergi dari sini jangan ladeni nenek sihir ini." ajak bik Marni pada Violetta namun bukannya pergi Violetta malah mengeratkan pelukannya pada Renata.

Renata melihat perempuan yang berdiri di depannya, dia bisa menebak perempuan tersebut adalah ibu yang diceritakan oleh Violetta yang mana membuatnya langsung bersembunyi ketakutan.

"Mohon maaf, anda siapa ya?" tanya Renata basa-basi.

"Gue ibunya anak yang ada di belakang loe." jawab Bilqis dengan angkuhnya.

"Oh ini ternyata ibu yang tega nyiksa anaknya sampai trauma? Cihh, tempramental sekali." ucap Renata berdecih.

"Hei siapa loe? Ngapain sibuk ngurusin urusan orang lain, punya nyali loe udah penampilan jelek kayak gini aja sok-sok'an." cibir Bilqis.

"Dasar iblis berkedok seorang ibu, masih ngaku-ngaku ibunya? Ckck, belum puas loe rusakin mental ni anak hah?!" sentak Renata.

Renata sangat paham bagaimana perasaan Violetta karena dia pernah berada diposisi yang sama, dia tidak mau orang lain sampai bernasib sama dengannya untuk itu dia akan melindungi Violetta dari ibunya Iblis eh Bilqis maksudnya.

"Apa peduli gue? Mau mati juga gak ada urusannya sama gue." ucap Bilqis.

Renata mengepalkan tangannya, sungguh dia sangat tidak suka dengan ucapan yang keluar dari mulut Bilqis yang seharusnya tidak keluar dari mulut seorang ibu. Violetta mulai menangis ketakutan tetapi Renata langsung menenangkannya, setelah Violetta tenang Renata menyerahkan Violetta kepada bik Marni.

"Bawa Vio pergi." titah Renata.

PLAK!

"Kurang ajar!" geram Bilqis.

Renata dengan beraninya menampar wajah Bilqis dengan keras, Bilqis hendak membalas Renata namun pergerakannya terbaca oleh Renata.

Krekk.

Renata menangkap tangan Bilqis kemudian memutarnya sampai berbunyi, dia paling benci kepada orang yang suka menindas apalagi sampai berlaku kasar.

"Segitukah kemampuanmu? Mana nyalimu hah? bagaimana rasanya sakitkah? Kau tahu, Bio bahkan merasakan sakit yang berkali lipat dsri apa yang kau rasakan!." ucap Renata.

"Aawwhh.. Lepaskan tanganku brengsek!" sentak Bilqis.

"Aku memang tidak tahu cerita yang sebenarnya tentang Vio, tapi aku bisa merasakan apa yang dia rasakan." ucap Renata seraya menghe.paskan tangan Bilqis.

Tubuh Bilqis sampai terjatuh keatas lantai, Bram datang menghampiri Renata namun ia tak melihat anaknya disana.

"Apa yang terjadi? Kemana Vio?" tanya Bram cemas.

"Mas tolong aku." ucap Bilqis meminta pertolongan pada Bram.

"Vio dibawa pergi sama bibik, tadi wanita ini nyamperin Vio sampai Vio ketakutan jadi aku menyerahkan Vio pada bibik." jawab Renata.

"Mau apalagi kau hah?! Belun puaskah kau menyakitiku dan juga anakmu sendiri?!" berang Bram.

"Mas tolong maafkan aku, aku khilaf mas." ucap Bilqis.

"Heh, khilaf katamu? Sudah satu tahun berlalu kau baru mengatakan khilaf?" Cibir Bram.

Bilqis langsung terdiam. Bram pergi meninggalkan Bilqis yang masih tetap duduk dibawah, tanpa disadari dia menarik tangan Renata agar ikut bersamanya.

Terpopuler

Comments

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

Mulyanthie Agustin Rachmawatie

yeeees...renata ditarik tangan nya.oleh Branm

2024-12-04

0

Dewa Dewi

Dewa Dewi

😭😭😭😭😭

2025-03-16

0

Erlinda

Erlinda

Thor jujur ya setelah aq membaca cerita gadis bar bar kesayangan CEO lumpuh aq suka apalagi karakter / tokoh dlm cerita mu sangat kuat lucu dan hebat ga menye menye dan lebay. sekarang aq LG membaca cerita pengasuh tangguh Violetta karakter cewek nya disini juga bagus kuat dan berani salut Thor dgn karya mu.

2024-11-20

1

lihat semua
Episodes
1 Perceraian
2 Violetta histeris
3 Bertemu Bilqis
4 Mengantar Violetta
5 Pergi bekerja
6 Perkara ikat pinggang
7 Mencari Renata
8 Menemukan Renata
9 Trauma yang mendalam
10 Luka cambukan
11 Menjadi pengasuh
12 Mengantar Renata pulang.
13 Bram Marah
14 Rutinitas Violetta.
15 Bram pingsan
16 Bram pingsan kembali
17 Bram demam
18 Menyuapi Bram dan Violetta
19 Violetta ketakutan
20 Renata salah tingkah
21 Mimpi buruk
22 Tidur bersama
23 Regan terancam bangkrut
24 Perkara pelukan
25 Bunda?
26 Memenangkan Penghargaan
27 Bilqis menyesal
28 Kedatangan Bilqis
29 Pulang ke rumah
30 Mengusir Bilqis
31 Tempat persembunyian
32 Menyembunyikan Violetta.
33 Renata di serang
34 Renata terluka
35 Kebakaran
36 Renata siuman
37 Setan yang datang kembali
38 Belajar beladiri
39 Aksara dan Violetta
40 Di serang
41 Cerita singkat Violetta
42 Sebuah ledakan
43 Mengusir Bilqis.
44 Menjemput Violetta dan Renata
45 Bonus yang lebih besar
46 Melamar Renata
47 Mansion baru
48 Mansion baru 2
49 Minta disuapi
50 Violetta berulah
51 Kecerobohan Bram
52 Belanja baju.
53 Kejutan
54 Lamaran
55 Hamil
56 Mencari pelaku
57 Kekecewaan Fadlan.
58 Talak
59 Membeli boneka
60 Menunjukkan bekas luka
61 Menemukan dalangnya
62 Mimpi buruk
63 Mengingatkan
64 Memenjarakan Bilqis
65 Babak belur
66 berunding
67 Mengunjungi Desa
68 Tingkah Violetta
69 Kembali berpisah
70 Harus mengambil tindakan
71 Fadlan mencari Renata
72 Bermain di taman
73 Menggambar bersama
74 Rencana B
75 Diikuti
76 Rencana C
77 Jebakan
78 Memaafkan
79 Kebucinan Bram dan Renata
80 Mengunjungi Fadlan
81 Merestui
82 Namira gila
83 Dipingit
84 Menikah
85 Di belakang layar
86 Ungkapan hati Violetta
87 Malam pertama
88 Mual
89 Ku Penuhi Janjiku
90 Novel Baru "Luka dan Pembalasan"
91 Novel Baru "Mengandung Benih si Culun"
92 Novel Baru
93 Spill Judul Nove yang baru "Kasoh sayang Cahaya" Jangan lupa di baca ya guys
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Perceraian
2
Violetta histeris
3
Bertemu Bilqis
4
Mengantar Violetta
5
Pergi bekerja
6
Perkara ikat pinggang
7
Mencari Renata
8
Menemukan Renata
9
Trauma yang mendalam
10
Luka cambukan
11
Menjadi pengasuh
12
Mengantar Renata pulang.
13
Bram Marah
14
Rutinitas Violetta.
15
Bram pingsan
16
Bram pingsan kembali
17
Bram demam
18
Menyuapi Bram dan Violetta
19
Violetta ketakutan
20
Renata salah tingkah
21
Mimpi buruk
22
Tidur bersama
23
Regan terancam bangkrut
24
Perkara pelukan
25
Bunda?
26
Memenangkan Penghargaan
27
Bilqis menyesal
28
Kedatangan Bilqis
29
Pulang ke rumah
30
Mengusir Bilqis
31
Tempat persembunyian
32
Menyembunyikan Violetta.
33
Renata di serang
34
Renata terluka
35
Kebakaran
36
Renata siuman
37
Setan yang datang kembali
38
Belajar beladiri
39
Aksara dan Violetta
40
Di serang
41
Cerita singkat Violetta
42
Sebuah ledakan
43
Mengusir Bilqis.
44
Menjemput Violetta dan Renata
45
Bonus yang lebih besar
46
Melamar Renata
47
Mansion baru
48
Mansion baru 2
49
Minta disuapi
50
Violetta berulah
51
Kecerobohan Bram
52
Belanja baju.
53
Kejutan
54
Lamaran
55
Hamil
56
Mencari pelaku
57
Kekecewaan Fadlan.
58
Talak
59
Membeli boneka
60
Menunjukkan bekas luka
61
Menemukan dalangnya
62
Mimpi buruk
63
Mengingatkan
64
Memenjarakan Bilqis
65
Babak belur
66
berunding
67
Mengunjungi Desa
68
Tingkah Violetta
69
Kembali berpisah
70
Harus mengambil tindakan
71
Fadlan mencari Renata
72
Bermain di taman
73
Menggambar bersama
74
Rencana B
75
Diikuti
76
Rencana C
77
Jebakan
78
Memaafkan
79
Kebucinan Bram dan Renata
80
Mengunjungi Fadlan
81
Merestui
82
Namira gila
83
Dipingit
84
Menikah
85
Di belakang layar
86
Ungkapan hati Violetta
87
Malam pertama
88
Mual
89
Ku Penuhi Janjiku
90
Novel Baru "Luka dan Pembalasan"
91
Novel Baru "Mengandung Benih si Culun"
92
Novel Baru
93
Spill Judul Nove yang baru "Kasoh sayang Cahaya" Jangan lupa di baca ya guys

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!