Isi Hati Yuki

Isi Hati Yuki

Yuki Arsalan

“Serang!!” ucap seorang pria pada anak buahnya.

Kalian pikir bisa dengan mudah mengalahkan diriku— jangan harap kalian akan lepas dari seranganku kali ini. Sudah cukup kalian membuatku sangat kesal.

Bug! Bug! Aku mengepalkan telapak tangan lalu meninju mereka dengan kuat dan cepat. Mereka berhasil bertahan dari tinjuanku tetapi aku tidak akan kalah.

Bug!

Bug!

Whussss!

Mereka balik menyerangku, aku bertahan dengan serangan mereka. Kubiarkan mereka terus menyerangku, guna melihat sapai sejauh mana mereka bisa menyerangku.

Aku menyeringai lalu berkata, “Hanya ini kekuatan yang kalian miliki? Aku pikir kehebatan kalian sudah berada di atasku!”

Ucapanku membuat mereka marah, itulah yang aku inginkan. Semakin mereka marah maka mereka akan mengeluarkan seluruh tenaganya dengan percuma. Setelah mereka lemah, itu adalah giliranku menyerang balik mereka.

“Sekarang saatnya!” gumamku.

Bug!

Bug!

Whussss!

Lalu aku melayangkan tinjuanku bertubi-tubi lalu diakhiri dengan tendangan yang mematikan. Sehingga satu per satu musuh terhuyung ke belakang dan terjatuh.

Aku pikir sudah selesai dengan mereka tetapi aku salah, mereka semakin bertambah. Rupanya salah satu dari mereka ada yang meminta bantuan.

“Yuki ... Di mana posisimu sekarang?!” Suara Kimiko padaku melalui earpiece.

Foto ini di ambil dari Google.

“Aku berada di daerah Akihabara!” jawabku pada Kimiko.

“Apa kau sudah selesai, Nona?” Seorang pria bertanya padaku lalu dia menyerangku dengan pukulannya yang sangat kuat. Sehingga aku terdorong ke belakang.

Dia menyeringai setelah berhasil membuatku mundur tetapi aku mulai menikmati semua ini. Adrenalinku sudah mulai meningkat, kalau begini aku akan segera serius dengan mereka.

Aku bersiap dengan jurus yang sudah aku pelajari dari ayah dan ibu. Kulihat mereka semua sudah siap untuk menyerangku secara bersamaan.

Sebelum mereka menyerang, aku berlari dan memulai penyerangan terhadap mereka. Ada seorang musuh yang memegang kayu balok, dia mulai mengayunkan tongkat tersebut.

Whussss!

Secara refleks tubuhku berseluncur dengan kedua lutut di jalan beraspal. Aku tersenyum melihat wajahnya yang terkejut karena aku berhasil menghindar dari pukulannya.

Setelah itu aku langsung berdiri dan melayangkan tendanganku pada pria yang hendak memukulku dengan kayu balok. Seketika dia terpental dan menabrak temannya.

Aku terus menyerang mereka begitu pula merek selalu menyerang balik. Namun, aku berhasil bertahan dengan mereka. Sehingga mereka sudah merasa kesal karena tidak bisa mengalahkan diriku dengan cepat.

Entah mengapa jika mereka sudah terlihat kesal, niat nakal yang ada di dalam diriku mulai muncul. Aku terus mengatakan kalimat yang membuat mereka semakin kesal.

Dor!

Seorang pria menembakkan senjata apinya ke atas, mungkin dia ingin membuatku diam dan tidak melawan. Aku harus berhati-hati, aku pikir mereka tidak akan seberani ini mengeluarkan senjata api.

Musuh mulai mengelilingiku, terlihat sangat jelas mereka semua tersenyum tipis. Yang menandakan jika aku tidak akan bisa melawan kembali.

“Anda sudah tidak bisa melawan lagi— lebih baik Nona menyerah saja dan ikut bersama kami!” Pria yang memegang senjata api berkata dengan nada dingin. Namun, masih terdengar rasa kesal dari setiap kata yang dia ucapkan.

Tidak semudah itu kalian membuatku menyerah, ini belum selesai. Kita lihat apa yang akan terjadi sebentar lagi, mungkin kalian akan merasa terkejut dan semakin kesal.

Mereka semakin mendekat, aku hanya menunggu saja dengan senyum termanisku. Saat mereka hendak menangkapku dengan tangan mereka yang kotor itu.

Ckitttt!

Terdengar sebuah decitan dari mobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil itu terus berputar mengelilingi kami. Aku tersenyum sepertinya sudah saatnya aku pergi.

Salah satu pintu mobil terbuka tetapi masih berputar, aku melihat Kimiko dengan senyum puasnya. Aku mencari kesempatan untuk masuk ke dalam mobil.

Jika Kimiko sudah memperlambat laju mobilnya maka itu adalah kesempatanku. Laju mobil sudah diperlambat tetapi masih berputar, ini saatnya aku masuk kedalam mobil.

“Kau terlambat!” ucapku pada Kimiko saat aku sudah terduduk di dalam mobil.

“Huh ... Untung saja kau masih hidup— kalau tidak aku menjemput mayatmu saja!” Kimiko berkata dengan nada menggoda. Akhirnya kami berdua terkekeh.

Dor!

Dor!

Terdengar tembakan yang mengenai mobil kami, aku menyuruh Kimiko untuk segera menambah kecepatannya. Kimiko langsung menginjak pedal gas, mobil seketika melesat dengan kecepatan tinggi.

“Sial! Mereka menembaki kita terus!” gerutu Kimiko yang kesal karena mobilnya dihujani oleh peluru.

“Apakah mobilmu akan hancur? Buat apa kau menghabiskan banyak uang jika mobilmu kalah oleh peluru mereka!” ucapku padanya seraya aku menggodanya.

“Diam kau Yuki! Akan aku perlihatkan kelihaian diriku mengendarai mobil kesayanganku ini!” Kimiko berkata sembari tersenyum.

Terlihat jelas dia sangat menyukai ini, aku tahu pasti adrenalinnya sudah meningkat. Itu sebabnya dia mulai tersenyum.

Ckitttt!

Dia berhenti dengan mendadak, sehingga terdengar decitan dari rem dan ban mobil. Dia menunggu mobil musuh mendekat, aku tahu yang dia lakukan kali ini. Dia akan menyombongkan diri untuk keahlian pada mereka yang sudah menghujani mobilnya dengan peluru.

Brum!

Brum!

Terdengar suara permainan gas mobil yang dilakukan oleh Kimiko. Musuh sudah berhenti, terlihat beberapa orang yang berjalan mendekati mobil kami.

Brum!

Whussss!

“Kau siap Yuki!” ucap Kimiko padaku.

Aku mengangguk, lalu dia menginjak pedal gas mobilnya dengan sangat kuat. Sehingga mobil melesat dengan kecepatan tinggi, dia menyeringai yang menandakan dia sangat puas kali ini.

Kecepatan mobil sudah mendekati batas maksimum, aku pikir sudah bisa lepas dari kejaran mereka. Namun, aku salah mereka berhasil mengejar kami.

Dor!

Dor!

Mereka kembali menembaki kami, aku bertanya pada Kimiko apakah dia punya ide lain untuk lepas dari kejaran mereka. Dia tersenyum lalu mengatakan padaku agar tidak perlu khawatir.

Entah apa yang hendak dia lakukan kali ini, aku harap rencana yang dia miliki tidak membahayakan nyawanya. Dan tentu saja nyawaku juga karena masih banyak misi yang harus aku selesaikan.

Ckitttt!

Kimiko menginjak rem mobil dengan kuat sehingga mobil kami terhenti dan dua roda ban belakang mobil kami melayang lalu kembali menapak pada jalanan beraspal.

Salah satu mobil musuh berusaha mengerem dengan kuat tetapi mereka tidak bisa. Lalu salah satu mobil menghantam bagian belakang mobil kami.

Brukkkk!

Mobil tersebut melayang di atas mobil kami setelah menghantam bagian belakang mobil. Lalu terjatuh dengan sangat kuat sehingga terbalik.

Kimiko segera menginjak pedal gas lalu melewati mobil yang sudah terbalik itu. Saat melewati mobil itu, aku melihat ada percikan api.

Duar!

Mobil itu meledak setelah mobil kami melewatinya dengan kecepatan tinggi. Saat aku melihat ke belakang tidak ada mobil yang mengikuti kami.

“Apa— kau sudah tidak waras hah!? Jika kau salah perhitungan kita berdua tiada!” ucapku pada Kimiko yang sedang tersenyum atas kemenangannya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Maricha

Maricha

aku datang kak, maaf baru mampir

2020-12-12

1

☣ᴍᴀʀᷧɪᷞᴀɴᴀ☣

☣ᴍᴀʀᷧɪᷞᴀɴᴀ☣

Waoooo nga kalah seru dr si kembar kk ku

2020-11-20

1

ar💞

ar💞

masih nyimak mudah"cerita nya seru

2020-09-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!