Pria Misterius

Akhirnya aku memutuskan menghubungi Lexi dan memintanya untuk melacak keberadaan paman Daichi. Dan sekaligus mencari keberadaan ayah Kenzo. Namun, dia mengatakan jika yang bisa dilakukan saat ini adalah mencari tahu keberadaan paman Daichi saja.

Karena dia sedang mencari tahu keberadaan ayah Kenzo yang sudah menghilang bertahun-tahun lamanya. Dan satu kali pun tidak pernah menghubungiku.

Aku bisa mengerti apa yang dikatakan oleh Lexi, akhirnya aku bersabar. Lexi mengatakan jika sudah mendapatkan informasi mengenai keberadaan paman Daichi, dia akan segera menghubungi aku.

“Yuki,” Kimiko memanggilku, sepertinya ada sesuatu yang ingin dikatakan padaku.

“Ada apa?!” tanyaku pada Kimiko.

Dia mengatakan jika ada seseorang yang ingin bertemu denganku. Dan dia tidak mengenal orang itu tetapi orang itu mengatakan ingin memberikan informasi mengenai kabar paman Daichi.

Aku langsung beranjak dan berjalan menuju ruang tamu untuk menemui orang yang ingin bertemu denganku. Melihat dari kejauhan dia adalah seorang pria dan aku tidak mengenalnya. Siapa sebenarnya pria itu?

“Siapa kau? Mengapa kau ingin bertemu denganku?!” tanyaku pada pria itu sembari duduk di atas sofa.

Pria itu berdiri lalu memperkenalkan dirinya, “Namaku Riyoichi.”

Dia begitu sopan tetapi aku tidak bisa percaya dengan sikap awalnya, mungkin dia memiliki niat buruk atau dia adalah suruhan dari paman Osamu. Untuk apa aku menerka-nerka semua itu, lebih baik langsung tanyakan saja padanya.

“Duduklah dan katakan apa yang ingin kau katakan padaku?!” tukasku.

Dia tersenyum lalu kembali duduk, terlihat tidak ada sedikit pun rasa takut atau gerak-gerik yang mencurigakan darinya. Akan tetapi, aku ingin melihat dan mendengar apa yang hendak dikatakan olehnya.

“Aku tahu di mana ayahmu,” ungkapnya padaku dengan percaya diri.

Aku membulatkan bola mata, seraya tidak percaya dengan apa yang kudengar. Apakah yang dikatakannya benar? Jika benar maka aku akan langsung menjemput ayah agar bisa kembali bersama denganku.

“Apa aku akan percaya begitu saja dengan apa yang kau ucapkan?!” ujarku dengan nada menyelidiki.

“Aku tahu kau tidak akan percaya begitu saja padaku. Namun, aku memiliki sesuatu yang akan membuatmu yakin dengan apa yang kuucapkan!” Dia berkata dengan yakin dan mengeluarkan sesuatu dari tas yang ada di sebelahnya.

Riyoichi menyerahkan sebuah amplop berwarna putih padaku, aku menerimanya lalu membuka amplop tersebut. Betapa terkejutnya aku saat melihat apa yang ada di dalam amplop tersebut.

Di dalam amplop tersebut ada sebuah foto ayah yang sedang duduk menikmati indahnya pantai. Di mana ini, mengapa ayah terlihat begitu tenang dan mengapa ayah tidak langsung kembali ke Jepang karena saat ini paman Osamu tidak membuat ulah.

“Jelaskan padaku dari mana kau mendapatkan foto ayahku dan di mana ayahku sekarang?” Aku kembali bertanya padanya.

“Belum saatnya aku mengajakmu menemuinya—masih ada hal-hal yang harus kau lakukan bersamaku!” jawabnya sembari tersenyum.

Sebenarnya apa yang diinginkan olehnya, mengapa aku merasa jika dia akan membawaku ke suatu hal yang belum pernah aku lakukan. Aku mendengar suara langkah kaki mendekat, kulihat dari mana arah tersebut. Rupanya Kimiko berjalan mendekati aku.

“Kau jangan mudah percaya pada pria yang tidak jelas seperti dia!” ujarnya padaku dengan nada datar lalu duduk di sampingku.

Aku hanya menatap pria itu yang masih saja duduk santai, tidak ada gelagat yang mencurigakan darinya. Apakah dia benar-benar serius dengan apa yang dikatakannya.

“Baiklah—hanya itu yang ingin aku sampaikan, sisanya kau tunggu saja kabar dariku!” Riyoichi berkata sembari beranjak dari duduknya.

Tanpa berkata lagi dia melangkahkan kakinya menuju arah pintu keluar rumah dengan santainya. Dan aku hanya bisa melihatnya semakin menjauh serta menghilang. Rasa terkejut masih belum bisa hilang sepenuhnya lalu rasa percaya aku pada Riyoichi belum penuh.

“Apa kau akan percaya begitu saja? Aku masih belum percaya pria itu! Bisa saja dia adalah anak buah pamanmu,” tukas Kimiko dengan nada serius.

“Aku tahu—tidak bisa percaya begitu saja dengannya tetapi ada sesuatu yang membuatku merasa harus semakin dekat dengannya dan aku tidak tahu apa itu!” jawabku.

“Apa kau jatuh cinta padanya?!” Kimiko kembali bertanya.

“Sembarangan!” jawabku sembari berjalan meninggalkan Kimiko dengan kekehnya.

Aku berjalan menuju kamar lalu menghempaskan diriku di atas tempat tidur. Melihat langit-langit kamar dan memikirkan kembali apa yang sudah dikatakan oleh pria itu. Sebenarnya apa di benar-benar mengenal ayah Kenzo atau yang dikatakan Kimiko benar adanya.

Ponselku berdering, aku bangun dari posisi tidur lalu mengambil ponsel yang tepat berada di atas nakas. Melihat layar ponsel untuk mengetahui siapa yang menghubunginya.

Tertera nama Riyu, untuk apa lagi dia menghubungi aku bukankah sudah tidak ada hal yang perlu dibicarakan olehnya. Aku mengajar ponselku lalu mendengarkan apa yang dikatakan olehnya, dia menginginkan aku menemuinya siang ini.

Karena ada yang ingin disampaikan olehnya padaku, sebenarnya siang ini aku akan ke perusahaan untuk mengurus hal yang belum terselesaikan. Namun, terdengar dia sangat ingin bertemu dengan aku. Dan akhirnya aku menyetujui untuk bertemu dengannya.

Riyu menutup teleponnya setelah mendengar persetujuanku, aku pun langsung bersiap untuk bertemu dengannya sebelum ke perusahaan. Mungkin Kimiko juga sudah bersiap untuk pergi ke perusahaan.

Persiapan sudah selesai, aku berjalan keluar dari kamar kulihat Kimiko yang sedang bicara dengan Eitaro. Mereka berdua terlihat sangat serius, apa yang mereka bicarakan. Apa mereka memiliki hubungan yang lain selain hubungan putri seorang asisten dan putra seorang tuan.

Jika mereka memiliki hubungan yang lebih serius aku akan mendukung mereka. Dan akan membantu mereka untuk meminta persetujuan pada ayah Arata dan ibu Lili. Tidak. Lebih baik aku menunggu hingga mereka mengatakan semuanya padaku tentang hubungan mereka berdua.

“Aku pikir kau sudah berangkat ke perusahaan, Eitaro?” tanyaku padanya.

Eitaro terlihat terkejut saat melihat aku berjalan mendekat tetapi dia dengan cepat dapat mengubah ekspresi terkejutnya menjadi seperti biasa. Dia berjalan menuju sofa dan mengambil tas kerjanya.

“Aku baru mau pergi!” jawabnya padaku.

“Tunggu! Bisa kau antar Kimiko ke kantor? Aku ada urusan sebentar sebelum ke perusahaan,” tukasku padanya.

“Tidak perlu—aku bisa pergi sendiri!” kata Kimiko sembari membenarkan tasnya lalu berjalan menuju luar.

“Apa kau tidak mau menuruti perintahku—Kimiko?” tanyaku dengan nada penekanan.

Kimiko menghentikan langkahnya, terlihat dia menghela napasnya lalu berkata “Baiklah.”

Aku menatap Eitaro, dia sepertinya paham dengan tatapan mataku. Dia pun mengangguk lalu berjalan keluar bersama Kimiko.

Apakah yang kulakukan benar dengan selalu mendekatkan mereka berdua tetapi itu bagus sehingga perhatiannya teralihkah. Aku tidak ingin Eitaro terlalu posesif padaku, jika memikirkan itu aku takut ada kesalahpahaman yang terjadi antara kita berdua.

Terpopuler

Comments

uhuuuyyy

uhuuuyyy

alhamdulillah akhirnya dtg juga

2020-12-11

1

Zahira Vini

Zahira Vini

akhirnnnya up..sdh lama sekali.. rinduuuuuuuuu

2020-12-01

1

☣ᴍᴀʀᷧɪᷞᴀɴᴀ☣

☣ᴍᴀʀᷧɪᷞᴀɴᴀ☣

Ada hubungan apa eitaro sm kimko ya

2020-12-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!