Aku sudah berada di gunung Moiwa, terlihat Kimiko sangat menikmati acara hari ini. Lebih baik aku membiarkannya untuk bersenang-senang. Sedangkan aku mengikuti ke mana langkah kakinya melangkah.
Saat aku menikmati semua pemandangan yang begitu indah ini, aku dikejutkan dengan suara teriakan seseorang yang berusaha menghentikan lari seorang pria. Pria itu berlari ke arahku.
“Awas!!” teriak pria itu sembari terus berlari dengan sekuat tenaga.
Tunggu! Jika dilihat secara saksama dia mirip dengan pria yang berada dalam satu lift denganku tadi. Yang pasti pria ini tidak terlalu mesum, apa aku bantu dia? Tetapi aku tidak ingin ikut campur dalam urusan orang lain.
Brugggg!
Para pria yang terlihat seperti preman itu terjatuh saat Kimiko menyilangkan sebuah kayu. Seketika para preman itu terjatuh, mereka merintih kesakitan karena tertimpa oleh teman-temannya.
Aku terkekeh melihat sikap Kimiko, dia sedang bermain api kali ini. Lebih baik aku melihat bagaimana caranya menghadapi mereka semua. Jika dia butuh bantuanku baru aku membantunya.
“Nona— mengapa kau tidak membantu temanmu?!” ucap pria yang terhenti di depanku.
Dia adalah pria yang sama denganku sewaktu di lift tadi, dia terlihat lelah ada luka lebam di wajahnya. Napasnya terengah-engah karena lari dari kejaran musuhnya.
“Mengapa kau tahu dia adalah temanku?!” tanyaku padanya dengan nada menyelidiki.
Dia mengatakan melihatku pergi dari hotel bersama Yuki, mendengar itu aku pun tidak begitu saja percaya. Namun, dia masih saja menyuruhku untuk membantu Kimiko.
“Duduk dan istirahatlah! Dan lihat apa yang dilakukan oleh temanku!” Aku berkata sembari memperhatikan Kimiko.
Akhirnya dia duduk juga, sekarang aku akan fokus menonton kehebatan Kimiko dalam menghadapi para preman itu. Meski aku tahu jika mereka bukan preman sembarangan. Mungkin mereka adalah pengawal seseorang.
Tidak seru, lebih baik aku duduk lebih dekat dengan perkelahian kali ini. Aku pun mengajak pria di sebelahku untuk ikut menikmati perkelahian Kimiko. Dia terlihat terkejut aku berkata seperti itu.
Aku pikir dia tidak akan mengikutiku, dia berjalan di belakang. Lebih baik aku biarkan dia terus berada di dekatku karena aku belum tahu apa alasan para preman itu mengejarnya. Nah ini dia tempat duduk yang pas sekali untuk menikmati perkelahian Kimiko.
Bug!
Bug!
Whussss!
Terdengar suara pukulan yang begitu keras dari perkelahian mereka. Kimiko menyerang mereka dengan pukulannya yang begitu kuat dan di akhiri dengan tendangan yang mematikan.
“Belakangmu!” teriakku pada Kimiko guna memberitahukannya jika di belakangnya ada seorang pria yang hendak menyerangnya.
Dia langsung tersenyum lalu diam sesaat guna merasakan jarak musuh apakah sudah pas atau belum. Di saat musuh hendak memukulnya dengan balok kayu, dia langsung berjongkok dan menendang berputar sehingga tendangannya mengenai musuh.
Musuh seketika terjatuh, dia memegang kakinya yang terkandung tendangan Kimiko. Aku tidak salah memilih partner kali ini, dia sudah belajar dengan baik dan kemampuannya sudah berkembang sangat pesat.
“Sebenarnya mengapa kau dikejar mereka? Dan juga mengapa kau tidak bisa melindungi dirimu sendiri?! Karena tidak mungkin orang seperti dirimu tidak bisa bela diri!” tanyaku padanya sembari memperhatikan Kimiko.
Dia tidak menjawab pertanyaanku, aku meliriknya sekilas terlihat ada raut kesedihan yang terpancar. Apakah aku pertanyaanku salah sehingga membuatnya sedih? Pria melow, dia jauh sekali dengan tipeku.
Sepertinya sudah selesai dan perkelahian kali ini dimenangkan oleh Kimiko. Dia berjalan mendekatiku dengan senyum kemenangan. Aku tahu dia pasti sedang menyombongkan diri padaku.
Dia tidak menyadari jika di belakangnya ada seorang musuh yang masih bisa berdiri. Dan dia hendak menyerang Kimiko dari belakang.
“Tendangan belakang!” ucapku padanya dengan nada perintah.
Kimiko langsung melakukan tendangan memutar ke belakang dengan sekuat tenaga. Sehingga mengenai musuh yang hendak menyerangnya.
“Kau tidak boleh lengah! Sebaiknya periksa dulu musuh yang sudah berhasil kau lumpuhkan. Apakah mereka sudah tamat atau akan kembali menyerangmu!” Aku berkata pada Kimiko guna mengingatkannya kembali.
“Yes Miss!” jawabnya padaku dengan hormat.
Aku terkekeh saat dia melakukan itu, lalu Kimiko melakukan eye contacts denganku. Dengan arti bertanya siapa pria yang ada di sampingku. Sebelum aku menjawab pertanyaannya, dia sudah bertanya terlebih dahulu padanya.
“Tuan, sebenarnya siapa Anda? Mengapa mereka semua mengejar Anda?!” tanya Kimiko pada pria yang masih duduk di sampingku.
Dia berdiri tanpa menjawab pertanyaan Kimiko tetapi dia mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya karena sudah menyelamatkan dirinya dari kejaran musuh.
“Orang aneh dan terlihat lemah!” ucap Kimiko saat pria itu sudah pergi meninggalkan kami.
“Bagaimana? Apakah kau sudah puas hari ini?!” tanyaku padanya untuk mengalihkan perhatiannya.
Kimiko tersenyum lalu dia berkata jika saat ini dia merasa lapar. Dia memintaku untuk mencari tempat untuk memenuhi perutnya yang sudah kelaparan karena menghajar para preman.
Aku memutuskan menuju ke restoran The Jewel untuk menghilangkan rasa lapar Kimiko.
Foto diambil dari google.
Pesanan kami sudah tertata di atas meja, Kimiko yang terlihat sudah kelaparan langsung menyantap makanannya. Aku tersenyum melihat tingkahnya seperti anak kecil jika sedang kelaparan seperti ini.
Setelah menyantap makanan kami dia memutuskan untuk kembali ke hotel. Aku mengatakan apakah tidak ingin melihat suasana pada malam hari.
Kimoko mengatakan jika sudah lelah, dia ingin segera beristirahat. Dia seperti itu jika sudah makan pasti tidak ingin melanjutkan perjalanannya apalagi ini dia habis berkelahi pasti dia ingin segera kembali ke hotel dan beristirahat.
“Baiklah, kita kembali ke hotel!” ucapku.
Aku berjalan meninggalkan restoran tersebut lalu masuk ke dalam mobil dan kembali ke hotel. Setelah tiba di hotel aku menyuruh Kimiko untuk membersihkan dirinya lalu pergi beristirahat.
Setelah Kimiko selesai membersihkan diri, dia langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur. Sedangkan aku masuk ke kamar mandi guna membersihkan diri.
Saat aku keluar dari kamar mandi aku melihat Kimiko sudah terlelap tidur. Aku memutuskan membuka Notebook, guna melihat informasi apa yang sudah aku terima dari informan yang aku urus mencari tahu keberadaan ayah.
Melihat email yang masuk, semuanya bukan informasi yang masuk bukan dari informanku. Semuanya mengenai perusahaan yang aku urus. Sebenarnya aku malas mengurus sebuah perusahaan. Namun, ibu memaksaku untuk mengurus perusahaan. Karena ibu sudah ingin mengurangi kegiatannya di luar rumah.
Lebih baik aku beristirahat saja, mungkin besok aku akan kembali ke Kyoto. Karena perusahaan bunda yang di Kyoto sedang ada masalah.
Aku menyimpan Notebook di atas meja, lalu berjalan perlahan menuju tempat tidur. Terlihat Kimiko yang sudah tidak bisa diganggu lagi. Aku merebahkan tubuhku di atas tempat tidur secara perlahan agar tidak membangunkannya.
Menatap wajah Kimiko sesaat, terkadang aku merasa iri padanya. Karena dia masih bisa berkumpul dengan kedua orangtuanya. Sedangkan aku harus mencari ayah kandungku dan melindungi diriku dari pamanku sendiri.
___________________________________________
Sampai jumpa di bab berikutnya...
Jangan lupa ya like, komen yang membangun, jadikan favorit juga ya😉
Ehh satu lagi jangan lupa follow Instagram macan ya, @macan_nurul
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Nani Sumarni
Maksudnya melihatku pergi dari hotel bersama Kimiko mungkin ya.
2021-11-28
0
☣ᴍᴀʀᷧɪᷞᴀɴᴀ☣
Apa ayah kenzo masih hidup kk nurul
2020-11-24
1
Muhammad Rizky
lanjut
2020-07-05
0