Airin bingung dengan keberadaan dua orang pria yang sama di depan matanya.
'Apa mereka kembar?' batin Airin keras.
"Yang tinggal di depan kamar kita ya?" Ucap Pria yang berdiri di samping Airin.
Airin tersenyum canggung.
"Air di atas sudah nyala, memang biasanya begitu kalau malam. karena banyak penghuni kos yang mandi, jadi air tidak naik sampai ke atas," Ucap Pria yang ramah memberikan penjelasan. Airin hanya diam dan mengangguk, mendengarkan setiap kata yang keluar dari Pria ramah itu.
"Aku Risal, dia Riski adikku ... kami kembar," Ucap Pria asing itu memperkenalkan diri dengan nama Risal, Airin tersenyum tanpa menjawab, matanya masih tertegun melihat senyum ramah Risal dengan giginya yang rapi terpampang jelas.
"Aku Airin, maaf aku duluan dulu," jawab Airin menghindar.
Airin berjalan cepat menaiki tangga, menuju kamarnya. Dan saat membuka pintu Airin terkejut dengan keran air nya belum di matikan, air meluber keluar dari ember, untung saja tidak banjir sampai ke tempat tidur. Airin lalu mengambil air wudhu dan sholat sebelum tidur.
Di atas sajadah, lagi-lagi ribuan doa terpanjatkan. Doa yang tidak pernah putus, Airin ingin orang tuanya selalu bahagia dan kelak bisa kembali bertemu.
Esok harinya,
Aktifitas pagi seperti biasa, ke pasar lalu membuat sarapan. Namun, saat sesuap nasi akan masuk ke dalam mulut, Airin di kejutkan dengan wajah Milea yang mengintipnya dari pintu.
"Masak apa?" tanya Milea, tanpa basa-basi langsung masuk ke dalam kamar.
"Sayur lodeh dan ikan asin saja, sarapan yuk! aku ambilkan ya," ucap Airin, lalu menaruh piringnya dan bangkit mengambil piring lainnya yang berisi nasi dan lauk.
Keduanya makan bersama, sambil saling berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing.
Milea menceritakan tentang dirinya yang akhirnya menetap di kota Bandung, setelah di tinggal kekasihnya menikahi wanita lain. Padahal pernikahan Milea dan kekasihnya tinggal menghitung hari menuju pelaminan, semua undangan sudah tersebar dan beberapa dekor dan makanan sudah di pesan. Sepucuk surat terakhir di tinggalkan sang mantan, dengan ucapan meminta maaf karena tidak bisa menikahi wanita yang tidak di cintainya. Padahal bagi Milea perkenalan 2 tahun bersama sang mantan cukup berarti untuk mengenal satu sama lainnya. Menanggung malu dari cacian para tetangga adalah hal paling berat, hingga akhirnya Milea memutuskan pergi dari desanya Cimahi dan bekerja ke kota Bandung untuk menenangkan diri. Tujuan akhir yang sama yang di rasakan Airin, hanya berbeda di awal kisah saja.
"kalau kamu?" tanya Milea, menatap Airin.
Airin hanya diam, hatinya masih maju dan mundur untuk membuka kisahnya.
Airin mengganti topiknya dengan menikmati kue yang di beli dari pasar. Airin membaginya pada Milea, lalu menyuruh Milea kembali ke kamarnya untuk bersiap berangkat kerja.
10 menit kemudian, Milea datang lagi mengetuk pintu dan sudah memakai seragam toko berwarna kuning yang menyilaukan mata. Airin terkekeh melihatnya. Milea masuk ke kamar Airin, dan melihat parfum tergeletak langsung tanpa basa-basi di semprot ke bajunya, setelah itu ke baju Airin. Menghirup wanginya dalam-dalam dengan senyum mengembang.
Keluar dari kamar, 2 pria kembar di depan kamar Airin keluar bersamaan. Milea tertegun menatap 2 pria kembar di depan matanya sampai tidak berkedip, Airin lalu mencubit hidung Milea untuk menyadarkannya.
2 pria kembar itu tanpa menyapa langsung menuruni tangga, Milea seperti terbawa arus , mengikuti langkah 2 pria kembar dan meninggalkan Airin yang sedang mengunci kamar.
Setelah menyusul Milea menuruni tangga, Airin merasa terkejut Milea dengan santai mengobrol dengan 2 pria kembar itu sambil tertawa terbahak-bahak, seakan ada kisah seru yang mereka ceritakan. Milea lalu berpamitan pergi, dan mengejar langkah Airin yang meninggalkannya.
"Tunggu, Airin!" teriak Milea, hingga akhirnya meraih pundak Airin dari belakang dengan nafas yang tersengal-sengal. Airin tersenyum, lalu memberikannya botol air yang di bawanya kepada Milea. Milea meneguknya sekali, lalu memberikan kembali pada Airin.
"Ada pria tampan rupanya yang tinggal di area kos kita, baguslah ada 2, jadi kita tidak berebut," ucap Milea dengan senyum mengembang.
"Kamu kesini katanya untuk menenangkan diri, kenapa malah semudah itu mencari jodoh lagi?" sahut Airin, kembali berjalan.
"Begitulah Rin, sekali mengayuh 2 dan 3 pulau terlampaui, sepertinya aku dan dia berjodoh." ujar Milea.
"Baru sekali ketemu kamu anggap berjodoh? aneh-aneh saja kamu ini," sahut Airin, mempercepat langkahnya. Milea mengejar Airin lagi.
"Kamu tahu kan cinta pada pandangan pertama, aku suka yang rizki, agak bad boy bikin gemes," ucap Milea.
Airin hanya diam dan tersenyum tipis mendengar Milea berbicara, tidak menyangka gadis yang awalnya dia lihat seperti gadis ramah dan menawan, ternyata selucu itu.
Langkah berhenti ketika ponsel Airin berdering, senyum Airin mengembang kali ini, Ibunya meneleponnya lagi. Airin menutup mulut Milea yang masih berbicara dengan telunjuknya, meng isyaratkan untuk diam sejenak.
"Assalamualaikum Bu," sahut Airin.
"Wallaikumsalam, kamu baik-baik saja dek?" tanya Ibunya dengan suara lirih.
"Alhamdulillah, Airin baik." jawab Airin.
" Kamu tinggal di mana, dek? Ibu khawatir," ucap Ibunya, masih dengan nada lirih.
Airin merasa lega, Ibunya masih ada cinta untuk Airin.
"Airin sekarang kerja di toko Bu, di toko sepatu Julia Kosambi. Ibu dan Ayah, sehat?" ujar Airin, sambil mendorong telinga Melia yang menguping pembicaraan Airin dengan Ibunya.
"Oh, begitu. Bagaimana kehamilanmu? kenapa kamu tidak pulang dan malah kabur? Apa pria itu tidak mau bertanggung jawab?" tanya Ibunya, dengan suara sedih.
"Airin untuk saat ini bingung untuk menjelaskan Bu, Airin cukup senang Ibu mau menelepon. Airin akan berusaha keras disini untuk bertahan," jawab Airin.
"Astaghfirullah, dek, pulang saja dan temui Ayahmu, jika pria itu tidak mau tanggung jawab biar kakakmu yang mendatanginya," ucap Ibunya.
"I ...," sebelum Airin menjawab, telepon dari Ibunya berhenti dan panggilan itu berakhir.
Airin mengempiskan nafasnya dengan berat, lalu menoleh ke arah Milea yang menatapnya tajam.
"Kamu hamil?" tanya Milea, sambil menarik tangan kiri Airin. Airin hanya diam dan tertunduk.
" Kamu ini," ucap Milea dengan nada kesal, lalu langkahnya pergi menjauh dari hadapan Airin.
Saat tiba di toko, Milea diam tanpa obrolan lagi dengan Airin, saat Airin mendekat dan ikut bergabung dengan obrolan Milea dan Manda, Milea menghindar dengan wajah kesal.
Setelah toko di buka, dan Bu citra datang, Milea langsung mengikuti langkah Bu Citra dari belakang , tidak seperti biasanya. Airin merasa gelisah jika nantinya Milea bercerita pada Bu Citra jika dirinya hamil, lalu di keluarkan dari pekerjaan. Pikiran negatif berkeliling di kepala, Airin mengelap sepatu sambil melihat tangga, menanti Milea turun.
Beberapa saat kemudian Milea turun dan berbisik kepada Manda, lalu Manda mendekat ke arah Airin.
"Airin, kamu di panggil Bu Citra," ucap Manda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
Febriyantari Dwi
Kasihan banget sih...baper kan jadinya😭
2023-07-26
0
Delwyn
Baper abis!
2023-07-13
1