Tepat pukul empat sore vivi pun mengabari kalau mereka sudah sampai. karena menggunakan pesawat sehingga tidak sampai berhari hari. mobil yang di pakai alex pun diantar ke kantor karena dia memakai fasilitas kantor.
"alex mana vi" tidak sabar lagi sang ibu yang ingin berbicara kepada anaknya.
"mungkin sedang istirahat bu, dari tadi belum keluar kamar."
"baiklah ibu akan menelpon alex, kamu istirahat dulu. oh ya cucu ibu tidak rewelkan?."
"tidak bu, siska sangat anteng bersama alex."
setelah telpon dimatikan, bergegas bu windi menelpon putra nya.
"haloo.... bu, alex sama mbak vivi sudah sampai."
"Syukur lah kalau begitu, oh ya kex ibu menelpon sebenar nya ada yang mau ibu sampaikan" ucap bu windi hati hati.
"apa bu" jawab alex heran, pasal nya sang ibu tidak pernah berbicara dengan nada begini.
"emmm lex ibu boleh minta uang, ibu ada arisan hari ini. kalau ibu tidak datang ibu akan malu."
"tumben ibu minta sama alex, biasa nya juga sama arini. lagian uang alex kan sama arini bu!"
"justru itu lex, arini itu sekarang pelit. gak mau ngasih lagi sama ibu."
"masa sih bu, alex gak yakin kalau arini gak ngasih."
"buktinya sekarang apa! malah dia foya foya keluar jalan jalan."
entah apa yang di fikirkan alex, rasa bimbang menyelimuti dirinya. apa benar yang diucapkan tentang arini, pikir nya.
"lex, kamu itu jangan mau dibodohi dan di manfaatin sama perempuan. sekalipun dia itu istri mu. kamu itu laki laki harus pintar, lagian surga anak itu pada ibu bukan pada istri nya." ucap bu windi mulai mengompori anak nya.
"maksudnya, alex bodoh dan di manfaatin itu gimana bu?" jawab alex sambil membenarkan posisi duduk nya dan memfokuskan dengan bembicaraan nya.
"astaga kamu ya lex! sekarang ibu tanya berapa banyak gaji yang kamu berikan kepada istrimu." ucapnya dengan gemas.
"hampir 90℅ bu gaji alex berikan kepada arini. kan semua juga arini yang mengatur keperluan rumah.
"apa!! bodoh sekali kamu itu lex. coba kamu fikir, arini itu kalau sekedar belanja kebutuhan dapur juga habis berapa dalam sebulan, gak mungkin semua nya kan. dan setiap bulan kamu rutin memberikan kepada arini. sedangkan ke ibu dan nasya tidak pernah. padahal ibu sendiri dan juga nasya meminta jika perlu saja. dikemanakan coba uang nya. berarti setiap dia pamit keluar sama ibu saat kamu kerja itu mungkin hanya berfoya foya." omel bu windi panjang lebar terus menghasut alex.
"tapi bu itukan sudah menjadi kewajiban alex untuk menafkahi arini?" ucap alex.
"kamu memang kepala keluarga, lex. tapi bukan berarti semua harus kamu berikan pada arini. masih ada ibu, nasya bahkan sekarang ada siska juga yang harus kamu ikut bertanggung jawab menggantikan mas mu selama vivi belum menikah. Dan seharus nya arini juga paham kalau tanggung jawab ibu beserta adik nya itu ada pada anak lelaki nya." kata bu windi mulai meracuni pikiran alex.
"tapi bu......" ucap alex ragu.
"tapi apa lex, kamu mau ikutan seperti istri mu yang pelit. coba kamu tanya sama pak ustadz, siapa yang lebih berhak atas anak laki laki, ibu atau istrinya." bu windi mulai menggunakan dalil agama untuk meracuni pikiran alex.
"benar sih bu, tapi gak mungkin kan alex mengurangi nafkah untuk arini. sedangkan arini saja tau berapa gaji yang alex terima" jawab alex bimbang.
Bu windi rasanya gemas mendengar jawaban putra nya, kok bisa alex sebodoh itu nurut sama arini.
"Alex.... alex....., otak mu itu coba di gunakan kenapa?, kamu itu sekarang mempunyai tanggung jawab yang besar. nasya yang sudah kuliah butuh biaya banyak, ada keponakan mu yang butuh uang jajan. mereka juga kan segan jika harus selalu minta kepada arini. walaupun dia kakak ipar, bagi nasya dia akan merasa canggung, beda hal nya jika meminta padamu.
alex terdiam sejenak. dia mulai memikirkan apa yang sejak tadi diucapkan sang ibu. alex yang mulai memahami ucapan ibu hanya mengangguk kan kepala meski bu windi tak melihat nya.
bu windi sangat yakin kalau hasutan nya pasti akan berhasil. dia terus mengompori anak nya.
"coba kamu bayangkan lex, kamu sudah memberikan semua gajimu kepada arini. kamu yang sudah bekerja keras, tapi arini yang bersenang senang sendiri, apakah itu adil? Ucapan bu windi makin masuk kedalam pikiran alex.
" benar juga sih bu" jawab alex.
"ya pasti benarlah. coba kamu pikirkan gimana cara nya kamu bisa sedikit meluangkan waktu sekedar berkumpul dengan temanmu, kalau kamu saja tidak pegang uang?"bu windi semakin semangat mencuci otak anak nya.
"ya nanti lah bu, biar alex pikirkan. gimana caranya biar alex bisa mengurangi jatah arini" ucap alex akhirnya.
"nah gitu dong....., itu baru anak i...." belum sempat bu windi menyelesaikan ucapan nya, dia sudah dikejutkan oleh kehadiran arini yang sudah ada di samping nya.
Wajah bu windi sangat pucat. dia takut jika arini mendengar obrolan nya bersama alex, bisa gagal membuat Arya menuruti permintaan nya.
"halo... halo bu" seketika bu windi menekan tombol merah untuk mematikan panggilan.
"seperti suara mas alex bu yang barusan nelpon kenapa dimatiin" tanya arini penasaran.
"bukan urusan kamu" sang mertua meninggalkan arini dengan tergesa gesa.
Arini bergantian merebahkan dirinya di sofa. hati nya masih bertanya tanya tentang perbincangan ibu mertua nya, sudah bisa di pastikan jika tadi sang mertua berbicara dengan suaminya.
"ya pasti benarlah. coba kamu pikirkan gimana cara nya kamu bisa sedikit meluangkan waktu sekedar berkumpul dengan temanmu, kalau kamu saja tidak pegang uang?" arini semakin memikirkan kenapa semakin hari rumah tangganya semakin ada saja yang menggangu?
diam diam ternyata bu windi mengintai arini yang sedang duduk melamun di ruang tengah. dia menghela nafas kasar sambil memgelus dada.
Huhhh untung lah arini tidak curiga dan tidak bertanya aneh aneh kepadaku, tapi melihat raut wajah nya saat ini sepertinya dia biasa aja. itu tandanya dia tadi tidak mendengar perbincangan ku dengan alexalex, ucap bu windi yakin.
Setalah merasa yakin jika semua baik baik saja, bu windi lalu masuk ke dalam kamar.
pokok nya rencanaku kali ini harus berhasil. aku harus bisa membujuk alex terus, biar tidak di manfaat kan si benalu itu. enak saja dia menguasai harta anak ku.
dengan tidak sadar bu windi berucap, bahkan harta yang dimiliki semua nya milik menantu nya.
Pikiran bu windi penuh dengan berbagai rencana yang akan di jalankan nanti. Entah apa yang di fikirkan wanita licik itu. senyum sinis mengembang dibibirnya. usia yang lagi tidak muda ternyata tidak mempengaruhi jalan pikiran nya, segala cara ingin dia lakukan untuk menghancurkan rumah tangga anak nya. kebanyakan yang namanya seorang ibu akan mendokan kerukunan dan kebahagiaan bagi rumah tangga anak nya, tetapi tidak hal nya dengan bu windi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments