Bara masih menunggu keputusan Mala, sudah 3 hari Mala tidak memberikan jawabannya.
"Kenapa belum menghubungi, aku sudah ingin mengambil cuti." Ujar Bara geram, karena jika seandainya Mala mau bekerja sama dengannya, mungkin akan lebih cepat mengurusi semuanya dan bisa segera menyusul Gala ke Basecamp Zero.
Karena Bara sudah tidak sabar, akhirnya dia memilih menggunakan rencana keduanya.
Bara segera berkemas untuk melanjutkan misinya, karena sepertinya Mala, tidak ingin keluar dari zona hitamnya.
Bara segera masuk ke dalam mobil dan melaju menuju tempat yang sudah dia rencanakan.
Terlihat ponsel Bara menyala, Bara segera mengangkat ponselnya.
" Hallo, ... " Bara menjawab ponselnya.
"Kakak, ini Mala ... jemput Mala di pertigaan sebelum hotel yang waktu itu. " ujar Mala.
" Ok. " Bara segera memutar balik dan menuju tempat dimana Mala menunggu.
10 menit berjalan, akhirnya sampailah Bara di pertigaan, Mala menunggu di bangku pinggir jalan. Bara turun dari mobil dan menghampiri Mala.
Bara melepas mantel jaketnya dan merangkapkan pada Mala, yang memakai pakaian sexy dan kurang bahan itu.
"Apa harus memakai baju seperti ini saat keluar Mala? " tanya Bara.
Mala langsung memeluk Bara dengan erat, Bara membalas pelukan Mala dengan hangat, melihat Mala dia selalu teringat Deya. Meskipun Bara tahu dengan kakek dan tantenya Deya pasti baik-baik saja, tapi Bara sangat merindukan Deya, yang masih tidak bisa Bara hubungi.
Karena orang tuanya sengaja memutuskan hubungan Bara dan Deya demi kebaikan mereka masing-masing.
Entah kapan mereka akan bertemu lagi.
"Apa, kakak akan benar-benar membuang uang untuk bunga yang telah rusak? " tanya Mala.
"Dimana aku harus menebusmu? " tanya Bara.
" Kak? " Mala malah merasa sangat kasihan pada Bara, karena harus menebusnya.
"Kau harus mengikuti ku setelah aku menebus mu." ujar Bara.
Mala mengangguk, lalu mereka pergi menuju tempat dimana Bara harus menebus Mala.
Tempat itu cukup megah, seperti kediaman para sultan pada umumnya. Bahkan temboknya berlapiskan emas. Karena Bara membawa Mala, maka akses masuk pun sangat mudah.
Mereka pun memasuki kediaman yang sangat besar itu, semua isi di dalam kediaman itu kebanyakan wanita bertubuh sexy, mereka sangat cantik dan terawat. Artis pun kalah mengkilap dengan mereka.
"Tuan, Kakak ini akan menebus Mala." ujar Mala pada seorang pria baya yang dikelilingi oleh wanita sexy.
Pria baya itu, melihat ke arah Bara dari atas sampai bawah. Tentu saja semua pakaian Bara adalah barang Branded dengan edisi terbatas. Sebenarnya itu koleksi Jimmy, tapi Gala dan Bara bebas memakainya. Barang berharga yang Jimmy miliki hanya Ria dan anak-anak angkatnya.
"Mala, apa kau sudah tidak mau menjadi bagian dari kami lagi? " Ujar seorang wanita yang duduk dipangkuan pria baya itu.
Orang-orang memanggilnya Papi Bong. Mala langsung terduduk berlutut dihadapan Papi Bong itu.
" Papi, Mala jatuh cinta pada Kakak Brahma." Ujarnya sambil menunduk takut.
"Kau berdiri saja Mala, aku yang akan berbicara dengan orang ini." Bara membantu Mala berdiri.
Sialan, Mala benar -benar mendapatkan orang yang luar biasa, kenapa dia selalu beruntung.
-Dalam hati wanita yang berada di pangkuan Papi Bong-
"Tuan, berapa saya harus menebus Mala? " tanya Bara.
"Hahahahaha. " Pria itu malah tertawa lepas mendengar perkataan Bara.
"Anak muda, apa kau ini termasuk orang buta?, masih banyak kuncup bunga yang lain, kenapa kau mau yang sudah mekar dan ku petik? " tanya Papi Bong.
"Sangat tidak adil jika ada, peribahasa yang seperti itu Tuan, setiap orang memiliki masalalu, jadi itu tidak akan mempengaruhiku." ujar Bara.
"Beri aku 15 M, aku akan melepaskannya untukmu." ujar Papi Bong.
Mala berlutut lagi memohon pada tuannya itu untuk meringankan harga tebusannya. Tapi tuannya malah mengajak Mala menghitung apa yang sudah dia berikan selama ini padanya.
Padahal uang yang diberikan itu tidak Mala nikmati, tapi Mala gunakan untuk pengobatan Ibunya.
"Tuan, sebaiknya kau urungkan niatmu." Mala tidak tega, jika Bara harus menghabiskan uangnya untuk wanita rusak seperti dirinya.
Bara mengecek rekeningnya, hanya ada 10 digit, masih kurang 5 digit lagi, jika meminta pada Jimmy, Bara malu karena itu adalah rencana untuk menyelesaikan misinya.
Akhirnya Bara meminta waktu untuk mencari kekurangannya, Bara menghubungi bagian pusat informasi di basecamp Zero, jika dia ingin mengirimkan pesan darurat pada Gala.
Dalam 5 menit, pesan itu terkirim pada Gala, memang semua mode pedan dari luar harus melalui penyaringan lebih dulu, karena itu aturan dalam basecamp Zero.
Gala segera mengirim uang pada Bara, dengan pesan kembalikan 3x lipat.
Bara yang membaca lampiran pesan Gala, sudah ingin rasanya menemui Gala dan menghajarnya. Tapi dia tidak ada waktu lagi, dia segera menebus Mala lunas dengan surat peralihan perbudakan, Mala pun terbebaskan dari budak sex.
Banyak dari semua wanita sangat iri pada Mala, yang sangat beruntung karena ditebus begitu saja oleh pria tampan dan tulus.
"Papi, apa kau akan melepaskan Mala begitu saja? " tanya salah seorang wanita yang berada di sisi papi Bong.
"Tentu saja tidak, karena terlepas dari perjanjian, nyawanya tidak berharga lagi, dalam 3 hari aku akan mengirimkan orang untuk menghabiskannya." ujar Papi Bong.
Beberapa wanita di sisinya sangat senang mendengar hal itu.
Karena semua wanita di tempat ini sangat tahu banyak rahasia, bagaimana mungkin aku melepaskan satu kunci milikku, bagaimana jika orang lain membukanya?
-Dalam hati Papi Bong-
Setelah keluar dari tempat itu Mala mala menangis sangat keras.
"Apa kau tidak rela keluar?" tanya Bara.
"Bukan, kenapa Kakak terlalu baik, aku sangat kotor dan jahat, Kakak terlalu sia-sia menyelamatkanku." ujar Mala.
"Ibumu, sudah dirawat dengan baik, oleh Mommy ku, apa kau tidak ingin menemui ibumu? " tanya Bara.
" Mau. " Mala langsung menghapus air matanya. Sebelum menemui ibu Mala, Bara membawanya ke kediaman Jimmy, Bara sudah meminta ijin pada Ria, untuk meminjam pakaian untuk Mala.
"Mom, dimana? " tanya Bara.
"Mommy sedang mengambil pesanan, setelah ini kembali, ada apa?" tanya Ria.
"Mom, pinjam baju untuk Mala ya, setelah ini aku akan mengajaknya bertemu ibunya." ujar Bara meminta izin.
"Ya, boleh ada di kamar Nak, jangan buru-buru Mommy ingin menemuinya." ujar Ria.
"Oh, ok ... " Panggilan pun berakhir.
Setelah mendapatkan ijin, Bara mengajak Mala ke kamar Ria dan memilihkan pakaian yang cocok untuk Mala.
"Ganti pakaian yang ini, jangan lupa kunci pintu!" ujar Bara.
Mala pun mengangguk mengerti, Mala segera melepas pakaiannya. Namun saat akan mengenakan pakaian, ada tangan melingkar di pinggang Mala, dan mencumbui pundak Mala dengan ganas.
Mala sangat terkejut, belum sempat memutar kepala ke belakang, tubuh Mala di dorong tengkurap di ranjang.
"Ach ... " Sesuatu yang begitu besar menusuk masuk ke dalam miliknya dan membuat Mala mendesah. Kekuatan tubuh orang itu sangat kuat, sehingga Mala tidak bisa meronta.
Apa aku ditebus untuk dijual lagi?
-Dalam hati Mala-
Mala hanya bisa pasrah, menerima keadaan apapun yang terjadi memang seharusnya Mala mengerti bahwa tidak ada orang yang tulus untuk membantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Wiyata Fitri
waduh siapa lagi duhhh miris ya mala sabar yahh
2023-07-23
0
Cristella Tella
siapa penasaran?
2023-07-22
0
Nabil abshor
siapa???????
2023-07-21
0