Gala terbangun karena terasa ada sesuatu yang menindihnya, ternyata Lily. Gala pun melanjutkan tidurnya sambil memeluk Lily dengan erat.
Sementara si Grey mencari keberadaan keduanya, karena mereka tak kunjung kembali. Grey khawatir jika mungkin Lily membuat masalah pada Tuan mudanya karena tidak ingat.
" Oddie tidak ada di kandang, kemana?, mereka sudah bertemu atau belum?" Gumam Grey.
sambil celingukan, Grey melanjutkan jalannya dan pergi menuju menara pohon, Grey segera menaiki tangga kayu. Saat kepalanya sampai di gubuk atas. Grey sangat terkejut, keduanya sudah menempel begitu mesra.
Grey perlahan menuruni tangga kembali, agar tidak membangunkan keduanya.
" Hah, hubungan mereka sangat baik, meskipun berpisah belasan tahun." Grey tidak menyangka ikatan di antara keduanya sangat kuat.
"Grey, di mana Tuan Muda tadi? " tanya Zero.
Grey meminta ayahnya naik ke atas pohon depan menara pohon. Zero pun segera naik ke atas. Zero malah tersenyum senang melihat putrinya begitu di sayang oleh Gala.
Zero segera turun,
" Ayo, kembali." Ajak Zero pada Grey, Grey terlihat ragu.
"Ayah, Lily masih sangat kecil Ayah." ujar Grey.
Zero mengerutkan keningnya, tidak mengerti dengan maksud putranya.
" Ada apa denganmu Grey?" tanya Zero.
" Ayah, apa Tuan Muda akan slalu baik pada Lily?" tanya Grey khawatir.
Zero tersenyum, karena Grey begitu menyayangi putrinya.
" Tuan Muda, tidak akan menyakiti adikmu, justru sebaliknya mungkin iya, karena Lily masih kekanak-kanakan." ujar Zero.
Grey merasa jika ucapan ayahnya itu benar sekali. Zero pun segera mengajak Grey kembali.
Di Kota.
Bara belum tahu jika Gala sudah mendapatkan cutinya. Bara pikir jika Gala sedang melakukan misi lain.
"Dad, kasus penjualan senjata ilegal sudah ku selesaikan." ujar Bara.
"Bagus, ini misi barumu, kau harus menyelidiki orang - orang ini dengan jelas, ingat baik-baik rupanya." Jimmy memperlihatkan gambar orang - orang yang akan diselidiki Bara dengan sekilas.
"Sudah Dad." Bara sudah mengingat rupa- rupa orang itu di kepalanya.
Jimmy memberi arahan pada Bara, bagaimana dia harus memulainya dan dari mana. Setelah jelas dengan arahan Jimmy, mereka pun lanjut mengobrol santai.
" Dad, kenapa tugas seperti ini diberikan pada Bara?, apa tidak merebut pekerjaan dari kepolisian dan BIN?" tanya Bara.
" Selama semua masih di bawah kendali Daddy, semua terserah pada Daddy." jawab Jimmy.
" Baiklah, tapi aku sudah lama tidak kembali ke distrik Dad, apa tidak masalah?"
" Kan sudah Daddy katakan, semua masih aman jika di bawah kendali Daddy, tapi jika nanti Daddy sudah tidak bisa mengendalikan, aku harap kau dan Gala sudah memegang kendalinya, setelah jabatan Daddy selesai pasti akan ada persaingan hebat yang akan melibatkan petinggi - pentinggi akan banyak huru - hara kerusuhan, karena keserakahan manusia itu tidak akan ada habisnya, jadilah seperti Leon, dia menangani hampir semua problema dalam negara, pasukanmu adalah senjata yang harus kau lindungi, pasukanmu bukan untuk kau jadikan tameng. Apa kau mengerti?" tanya Jimmy.
Bara mengangguk, dia paham dengan apa yang dimaksudkan Jimmy.
" Gala di mana Dad?" Bara sudah hampir satu minggu lebih tidak bertemu dengan Gala.
" Oh, dia ambil cuti satu bulan." jawab Jimmy.
" Daddy curang, kenapa Bara masih disuruh mengemban tugas, sedangkan Bara masih menjalankan misi." Bara protes.
"Setelah misi ini sukses, kau bisa ambil cuti." tegas Jimmy.
" Haih, baiklah jika begitu." Bara ngikut aja aturan Jimmy, Jimmy pasti ada maksud baik jika belum memberikan cuti untuknya.
Keesokan harinya Bara, memulai menjalankan misinya. Dia memulai misi sesuai dengan arahan Jimmy.
Dia harus memasuki dunia malam yang membuatnya sangat risi, karena Bara adalah anak yang bersih dari pergaulan negatif, tapi demi misi itu sukses Bara pun menyamar menjadi sesosok berandalan yang sangat doyan dengan kehidupan malam.
" Kakak, apa mau aku temani? " Seorang wanita berpakaian kurang bahan langsung duduk dipangkuannya tanpa rasa malu.
Ingin rasanya Bara menendang wanita itu dan menginjak kepalanya. Tapi dia sedang berperan menjadi pria bejat. Sebenarnya dia bergidik ngeri melihat bakpao kembar gembul itu menempel di tubuhnya.
Rasanya ingin ditolak, tapi juga enak. Bara langsung merangkul pinggang ramping itu dan mendekatkan wajahnya pada wanita itu.
Memang cantik dan sexy, tapi sayang sekali barang seperti itu, hanya asyik buat mainan. Itulah yang dia pelajari dari Jimmy. Bahwa wanita - wanita malam itu tidak bisa dijadikan rumah untuk pulang. Mereka hanya pos untuk peristirahatan sementara.
"Kakak, apa mau menari denganku?" Goda wanita itu, sambil meraba paha Bara.
" Sayangnya, aku tidak pandai menari, Nona." Bara membelai wajah wanita itu dengan lembut.
Wanita itu langsung memeluk tubuh Bara, lalu berbisik.
" Kakak, kita cek in yuk!" bisik wanita itu dengan suara manja yang menggoda.
Bara bingung dengan kata cek in, dia segera mendudukkan wanita itu di kursi samping, lalu segera mengambil ponselnya. Bara segera mengirim pesan pada Jimmy.
" Dad, ada wanita yang mengajakku Cek in, aku harus jawab apa? "
-Pesan Bara pada Jimmy-
Jimmy langsung tertawa terbahak-bahak membaca chat dari Bara.
" Ya udah turuti saja, jangan lupa pake balon biar aman." balas Jimmy.
Setelah mendapatkan balasan dari Jimmy, Bara pun menyetujui ajakkan wanita itu.
" Baiklah ayo, tapi aku mau mampir dulu ke toko, untuk membeli sesuatu." Mereka pun keluar dari club lalu pergi ke sebuah toko.
Wanita itu menunggu di mobil, Bara segera mengambil balon tiup warna-warni, lalu segera membayarnya dan kembali ke mobil.
" Ayo, mau cek in kemana?" tanya Bara.
" Lurus saja Kak, nanti ada pertigaan belok kiri, itu jalanannya agak sempit, tapi di sana aman kok." ujar wanita itu.
" Ehmmm." Bara mengikuti arahan wanita itu.
" Kak, siapa nama anda?" tanyanya.
" Brahma, kau siapa?" Bara memalsukan namanya.
" Panggil aku, Mala Kak." jawabnya memberitahu.
" Mala, kau masih terlihat muda, berapa usiamu?" tanya Bara lagi.
" 19 tahun Kak." jawab Mala.
" Apa setiap hari kau di tempat gemerlap itu?, apa ini pekerjaanmu?" tanya Bara lebih detail, rupanya wanita itu, cukup enak diajak mengobrol.
" Aku dari usia 16 tahun bekerja di tempat itu." jawabnya jujur.
Bara cukup terkejut, Mala pasti mengalami hidup sulit sehingga dia menjadi seperti ini. Tapi tetap saja Bara tidak peduli, dia hanya ingin misinya cepat selesai dan segera bisa ambil cuti, seperti Gala.
Mereka pun sampai, Bara segera memesan kamar, lalu mereka masuk ke kamar mereka, sambil menenteng balon warna-warni yang dibelinya.
Bara menggaruk kepala, dia bingung apa yang harus di lakukan setelah cek in.
" Kak, aku mandi dulu." Mala segera masuk kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Bara segera mengambil ponselnya.
Bara mengikuti perintah Jimmy tanpa ragu, dia meniup semua balon yang dia beli sesuai perintah Daddynya agar dia aman.
Padahal maksud Jimmy bukan balon yang itu, yang di maksud adalah pengaman, tapi lagi-lagi dia adalah Baratha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Marni Caffela
ngakak hahaha dedy jim kejam banget sih sama bara hahaha
2023-07-13
0
Cristella Tella
ngakak thor.... 😂😂😂😂
2023-07-13
0
Wiyata Fitri
aduh Baraaaaaa kenapa kamu polos sekali nak 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-07-13
0