"Sayang, katakan pada Gala, Sabtu dan Minggu aku akan menemaninya." Ujar Leon, setelah itu Leon terlelap.
Tantan mengusap wajah lelah suaminya itu dengan lembut dan melabuhkan sebuah kecupan pada pipi suaminya.
"Terimakasih Ayah, putramu pasti akan senang."
Tantan pun segera memejamkan matanya.
Seperti biasa, Panglima berangkat disaat istri dan anaknya masih terlelap dan pulang di saat mereka juga sudah terlelap, kadang-kadang pun juga tidak pulang, Jimmy benar - benar membuat Panglima sibuk, sampai tidak ada waktu beristirahat.
Ketika libur pun, Panglima hanya tidur seharian karena kelelahan. Karena dia adalah Panglima yang suka merepotkan diri, jadi Jimmy memanfaatkannya dengan memberikannya banyak kesibukan.
Sebelum berangkat Panglima mencium anak dan istrinya.
Dan seperti biasa Oma Maya akan datang setiap pagi mengantarkan makanan untuk sarapan menantu dan cucu tercintanya, setelah itu dia lanjut ke butiknya bekerja.
"Ibu, ibu sangat cantik hari ini. " Puji Gala pada ibunya.
"Hehehe, biasanya tidak cantik ya, Gal?"
Tantan menyalakan kameranya dan menghadapkan pada wajah mereka berdua.
"Lihat, putraku sangat tampan, itu juga dari ibu kan? " Tantan langsung mengambil gambar mereka sebanyak - banyaknya.
"Wah, aku akan mengirim pada Ommamu, dia pasti sangat senang melihat senyuman mautmu itu, oh putraku kau lebih tampan dari Panglima." Jiwa Alay seoarang ibunya langsung muncul.
"Sekali lagi ayo tunjukkan gigimu!" Pinta Tantan.
Suara cepretan kamera itu terus terdengar.
Dari situ Gala tidak percaya dengan ucapan wanita, yang slalu bilang sekali lagi, tapi bisa sampai beribu kali.
"Ibu, kapan Gala makan?" Tanya Gala menahan rasa kesalnya, karena Gala tidak ingin menyakiti perasaan ibunya lagi.
"Oh astaga, maaf. " Tantan sampai kelupaan jika anaknya telah melewatkan jam sarapannya.
" Ibu, Gala berangkat." Gala segera mengambil tasnya.
"Oh, tapi kau belum makan." Tantan merasa sangat bersalah.
"Ibu makan saja ya, Gala sudah hampir terlambat,Oddie ayo." Gala mengambil selembar roti dan meneguk susunya sampai habis, lalu segera berlari menuju kediaman Jendral Petter.
" Gal, kau lama." ujar Bara.
" Iya abang tumben?" sahut Deya.
" Hemmm yuk kita harus lari." Ajak Gala.
Mereka berlari sangat kencang, menuju sekolah mereka. Ternyata gerbangnya sudah ditutup, mereka berempat melompati pagar itu dan langsung masuk ke dalam kelas, sebelum guru mereka tiba.
"Ah, hari ini hampir kena hukuman, jika kena lagi akan kena omel lagi." gumam Bara seakan menyalahkan Gala yang lambat.
" Bara, aku baru sekali, tapi kau sudah berkali-kali membuatku dalam masalah tapi aku diam saja tidak mengeluh." ujar Gala,
"Maaf." Ujar Bara meminta maaf pada Gala.
Mereka mengikuti pelajaran dengan baik sampai selesai dan pulang.
Dan weekend pun tiba.
" Ibu,kenapa hari ini banyak sekali menu makanannya? " Tanya Gala pada Tantan.
" Ayah, Sabtu, Minggu akan menemani Gala." Tantan memberitahu putranya.
Tapi ekspresi Gala biasa saja, karena sudah terbiasa ayahnya nanti bilang akan ada waktu dengan Gala, tapi tiba-tiba ada tugas dadakkan yang selalu mengecewakan Gala.
"Ayah." Gala terkejut karena ternyata ayahnya benar - benar berada di rumah.
"Apa tidak senang melihat ayah di rumah? " Tanya Leon pada putranya.
" Tidak begitu Ayah!" Gala tampak bahagia melihat ayahnya di rumah.
"Ayo sekarang kita sarapan, jarang sekali kita bisa makan bersama Ayah Gala." Ujar Tantan pada putranya.
Tantan segera mengambilkan makanan untuk keduanya secara bergantian.
Panglima melihat ke arah putranya yang cemberut, Panglima segera menukar piringnya pada Gala.
" Sayang putramu tidak suka tomat." Panglima sangat tahu tentang putranya meskipun jarang di rumah.
"Astaga, dia kan bisa menyisihkan, hemmm maafkan ibu Nak, lain kali ibu akan lebih jeli, tapi kalau masak tidak pakai tomat rasanya kurang segar dan ayah sangat menyukainya."
Ujar Tantan serba salah.
"Ibu hanya memikirkan Ayah saja." ujar Gala agak kesal.
"Bukan begitu putraku, ibu salah lagi ya?" Tantan merasa bersalah lagi.
"Gala, kau membuat ibumu bersedih!" Wajah Panglima sudah terlihat menyeramkan.
"Ibu maafkan Gala, hal seperti ini tidak akan terjadi lagi, ayo ibu juga makan, ibu pasti lapar." Gala mengambilkan lauk kesukaan ibunya.
"Terimakasih Nak, ibu akan berusaha menjadi lebih baik lagi, agar tidak mengecewakan Gala." ujar Tantan.
" Gala tidak kecewa." Ujar Gala tersenyum.
" Syukurlah ibu sangat senang mendengarnya, ayo makan." Panglima dan Gala pun melahap makanan yang dibuat oleh Tantan. Wajah keduanya tiba-tiba berubah begitu kaku.
Tantan merasa aneh dengan gelagat kedua orang dihadapannya itu.
Tapi, Gala berusaha menelan makanannya begitu juga dengan Panglima.
Ayah dan anak itu saling menatap.
" Kalian kenapa?, apa tidak enak? " tanya Tantan.
Keduanya menjawab enak, dengan serempak.
Tantan merasa sangat puas dan segera melahap makanannya.
" bluuuuuuuuuuueeeeeeehhhh, ini asin sekali astaga. "
Tantan segera melihat ke arah Panglima dan Gala.
Panglima dan Gala hanya meringis, mereka bingung harus bilang apalagi pada Tantan, karena ketahuan berbohong.
"Kalian memang sengaja membuatku memakan masakanku yang sangat asin, jika kalian bilang dari awal aku tidak akan memakannya!" Tantan terlihat marah.
Mereka berdua sudah meminta maaf pada Tantan dan menjelaskan jika bukan seperti itu niatnya. Tapi Tantan tidak percaya. Tantan segera meninggalkan ruang makan dan pergi ke tempat Suzy.
Sebenarnya Tantan hanya menghindari rasa malunya pada anak dan suaminya dengan marah.
" Ayah, kenapa ibu jadi marah, bukankah ibu akan berusaha menjadi ibu yang baik?" Gala sangat kebingungan dengan kelabilan ibunya.
"Tidak tahu, ibumu memang sulit ditebak, kalau begitu, berikan makanan ini pada Oddie saja."
Keduanya langsung melihat ke Oddie dengan tatapan mengerikan, Oddie adalah korban dari, ayah dan anak yang sangat kejam itu.
Oddie yang malang pun terpaksa menurut dan memakan, makanan asin itu, entah itu bagaimana dilidah Oddie tapi Oddie menghabiskannya tanpa sisa.
"Oh anjing pintar." Panglima sangat puas dengan kesetiaan Oddie
"Pintar Oddie !" sambung Gala.
grrrrrrrrrrrrrrrrrr
terdengar suara dari perut Oddie.
Oddie langsung bolak-balik berlari ke tempat Bokernya.
"Hah ... " Ayah dan anak itu bernafas lega, mereka selamat meskipun mengorbankan Oddie yang malang.
"Ayah tolong panggilkan Paman Doney agar mengobati Oddie." pinta Gala.
Panglima pun segera memanggil Doney untuk segera datang ke kediamannya.
"Siapa yang sakit, apa anakku Gala? " Ujar Doney khawatir. Doney juga sangat menyayangi Gala melebihi anak-anaknya.
"Bukan." jawab Leon.
Doney sangat lega karena buka Gala.
"Eh, lalu siapa?" Tanya Doney penasaran.
Gala dan Panglima pun segera melihat ke arah Oddie.
Doney langsung mengomel tak karuan karena malah disuruh memeriksa seekor anak anjing. Padahal dia bukan dokter hewan.
"Paman, dia anjing kesayangan Gala, tolong dia Paman." Gala membujuk Doney dengan lembut.
Hati Doney langsung meleleh, Doney tanpa banyak bicara lao memeriksa dan mengobati Oddie.
Hah, kenapa Jimmy dan Doney ini masih saja begitu mendendam padaku
-Dalam hati Panglima-
Sementara di kediaman Jendral Petter.
Tantan menangis terisak-isak dipelukan sahabatnya, mendengar cerita sahabatnya itu Suzy benar - benar ingin tertawa, tapi ditahan. Karena Tantan akan ngambek nanti jika di tertawakan.
Tantan sangat dimanja oleh mertuanya, bahkan urusan makanan saja sudab disiapkan mertuanya pagi, siang , malam. Jadi wajar jika Tantan lupa cara memasak.
Tapi kok ya, anehnya malah dia yang ngambek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Wiyata Fitri
sabar ya tantan 🤣🤣🤣
2023-07-05
0
Cristella Tella
semngat thor
2023-07-05
0