Gala pun berangkat ke Rusia, karena semua keluarganya berada di Rusia. Apalagi setelah kakek dari ibu Gala tiada. Mereka menetap di sana semua.
Dari orang tua Leon dan adik angkat Leon, semua tinggal di Rusia. Karena mereka memilik bisnis di sana.
Rupanya Seon yang menjemput Gala di Bandara.
" Gal, kau sangat tinggi sekali." Seon memeluk keponakannya itu.
" Om, apa tidak sibuk?, kemana Ayah, Ibu?" tanya Gala.
" Hehehe, Kakak dan kakak ipar sedang pergi liburan, nanti malam baru pulang." jawab Seon.
" Mereka sudah tidak muda lagi, apa tidak punya capek?" ujar Gala.
" Biarkan saja, Kakak tidak pernah terlihat sebahagia sekarang, ayo!" Seon mengambil alih koper keponakannya itu.
" Om, Gala saja." Berniat mengambil kembali kopernya. Tapi Seon tetap membawakan koper Gala.
" Oppa dan Ommamu sudah tidak sabar bertemu denganmu, mereka tadi ingin ikut menjemput, tapi mereka benar-benar sudah rentan, aku tidak tega." ujar Seon.
" Ayo pulang Om." Gala juga sudah tidak sabar bertemu dengan kakek neneknya.
Sampailah mereka di kediaman Zang.
Maya dan Huang sudah mondar-mandir di depan pintu menunggu cucu satu-satunya datang.
" Omma , Oppa. " Gala langsung berlari menghampiri kakek neneknya, Huan dan Maya sangat bahagia sampai air mata mereka tak henti bercucuran.
"Kau terlihat seperti Leon muda, Gala." ujar Maya memeluk cucunya.
" Benar, kau sangat mirip ayahmu." sahut Huan Zang.
Gala benar - benar mendapatkan kasih sayang yang melimpah ruah dari kakek neneknya. Bahkan kasih sayang itu lebih dari kedua orang tuanya.
Maya langsung menyuruh cucunya makan, Maya sudah memasakan makanan begitu banyak untuk menyambut cucu satu-satunya itu.
Mereka berbincang dan tertawa bersama, ternyata banyak hal-hal yang sangat menarik diceritakan satu sama lain, setelah lam tidak berjumpa.
"Apa Ayah dan Ibu tidak pernah di rumah?" tanya Gala.
" Hah, dia itu jadi Panglima dan tidak sama saja, tidak pernah di rumah, kerjaanya hanya healing saja dengan ibumu, pulang paling numpang tidur saja." keluh Huan.
" Mereka menikmati waktu bersama mereka, apa salahnya?" Maya selalu membela anak dan menantunya.
"Aku ingin Leon membantu Seon mengurus bisnis, kasihan Seon dia harus menanggung semua sendirian." ujar Huan.
" Ayah, kakak tidak kekurangan uang, dia memiliki pensiunan dan beberapa saham di negaranya, dia tidak akan kelaparan." ujar Seon.
" Haih, dia kira uang segitu tidak akan habis?" ujar Huan.
"Gala akan memberikan uang Gala, jika uang mereka habis Oppa." sahut Gala.
" Anak baik ini, nenek sangat senang kau tidak melupakan kedua orang tuamu dan juga kami, nenek berdoa selalu untuk keselamatan dan kebahagiaanmu." ujar Maya sambil menepuk - nepuk ringan punggung cucunya.
Setelah puas berbincang Gala pun beristirahat, dia tidur bersama omnya.
" Om, Apa kau tahu kabar Deya?" tanya Gala pada omnya.
"Dia baru masuk kuliah tahun ini di London Metropolitan University, apa kalian tidak saling kontak?" tanya Gala lagi.
" Tidak, Gala dan Bara tidak bisa menghubungi Deya, Gala sangat rindu." ujar Gala.
" Mei juga sangat sibuk, kami jarang sekali berkabar ... Apa mau Om antar ke London?" ujar Seon.
" Ayah dan Ibu pasti sering menemui Deya." Gala sudah bisa menebaknya.
Seon mengatakan jika itu benar, hampir 2 minggu sekali kakak iparnya itu bolak-balik menemui Deya.
Seon juga menceritakan Deya, yang tidak pernah habisnya membuat masalah untuk Anton dan Memei, benar - benar terlalu bermasalah. Pantas saja Jendral dan Suzy tidak sanggup membesarkan Deya.
"Aku di sini mungkin hanya satu mingguan, setelah itu aku akan kembali ke Basecamp om Zero." ujar Gala.
" Tenang saja, kakak dan kakak ipar akan segera kembali." Baru saja selesai bicara, terdengar suara Tantan memanggil - manggil nama Gala penuh dengan semangat.
" Gala ... Gala ... Anakku." Tantan langsung menerobos kamar Seon dan langsung memeluk Gala, lalu menciumi pipi putranya itu.
Tangis haru bahagia itu pecah, Tantan memeluk putranya begitu erat.
" Nak, apa kau sudah ada libur?, apa Jimmy memyusahkanmu?" tanya Leon.
Leon juga sangat merindukan kloningannya itu, Gala pun sama. Gala langsung memeluk ayahnya, yang rupanya sudah mulai tumbuh uban dikepalanya.
"Ayah, apa Ibu membuatmu pusing setiap hari?" tanya Gala.
" Hahah, setiap detik Nak, kau meledek ayah yang sudah beruban ya?" Leon sangat tahu dengan maksud anaknya.
Anak dan ayah itu sudah tidak kaku lagi hubungannya, hubungan mereka menghangat karena jarak.
Selama Gala di Rusia, mereka sekeluarga menghabiskan waktu liburan bersama.
Kini waktu berdua dengan ayahnya, keduanya setiap malam menghabiskan waktu untuk beradu kekuatan. Leon cukup terkejut, karena dia kalah 3 kali dari putranya. Gala benar - benar bukan manusia bagi Leon, karena Gala lebih mengerikan dibanding dirinya.
Jimmy sangat sukses mendidik putranya menjadi begitu hebat dan tak terkalahkan. Jimmy benar-benar mewariskan segala kehebatannya pada Gala.
Leon pun juga menanyakan tentang Bara, ternyata waktu sangat cepat berlalu. Leon melihat Gala seperti dirinya semasa muda. Tapi Gala sangat memegang prinsipnya dengan baik, dulu juga jika diingat kembali Leon memasuki dunia militer karena Petter, Gala pun juga sama, sekarang seakan mengulang cerita lama tapi dengan varian baru.
Keesokan harinya.
" Ibu, lihat isi rekening Gala." Gala menunjukkan semua uang yang dia miliki, hasil dari memeras ayah angkatnya.
"OMG, kau mendapatkan uang begitu banyak dari mana?" Tantan sangat terkejut.
" Ini hasil dari memeras Daddy, Gala setiap bulan mendapatkan uang jajan dan gaji secara teratur dengan nominal fantastis." ujar Gala.
"Ayah tidak menyangka, Jimmy sangat menyayangimu." ujar Leon.
"Benar, kami sempat khawatir jika kalian dianiaya oleh Jimmy." sambung Tantan.
"Mana mungkin, Daddy tidak pernah marah pada kami." Gala memang tidak pernah dimarahi oleh Jimmy, begitu juga dengan Gala.
Mendengar hal itu membuat Leon dan Tantan lega.
"Ayah juga punya cukup banyak uang untukmu, minta pada Ayah jika kau butuh sesuatu." Leon tidak mau kalah dari Jimmy.
" Gala sudah bisa mencari uang sendiri, Gala akan mencari uang lebih banyak lagi untuk kalian, bukankah kalian senang jalan-jalan?" sindir Gala.
" Anak ini baru mendapatkan uang segitu saja sudah barlagak." Ujar Leon gemas pada putranya.
"Sama sepertimu bukan?" sahut Huan.
Semua orang tertawa mendengar perdebatan anak bapak itu. Satu minggu pun telah berlalu, Gala berpamitan pada keluarganya untuk kembali ke negaranya. Tantan dan Maya menangisi Gala yang akan kembali, kenapa hanya satu minggu saja.
Tapi memang begitulah keputusan Gala, dia ingin mengambil sisa cutinya untuk menemani Lily. Mereka mengantarkan Gala ke bandara.
Sampailah Gala di negaranya dengan selamat, baru turun dari pesawat, ponsel Gala berdering. Jimmy sudah menelponnya, setiap hari Jimmy akan menelpon Gala sehari 3 kali, untuk memastikan anak itu aman.
" Dad, aku sudah sampai." jawab Gala.
" Syukurlah, apa sudah makan?, makan dulu istirahat di hotel, baru lanjutkan perjalanan." Ujar Jimmy mengoceh, seperti emak-emak yang sangat mengkhawatirkan anaknya.
"Dad, aku tidak selemah itu, aku bukan anak kecil lagi." ujar Gala.
"Pokoknya, lakukan yang Daddy katakan!" tegas Jimmy.
" Baik Dad, tolong transfer dong lagi, uang jajan Gala udah habis, aku membelikan Ibu dan nenek banyak tas dan sepatu."
"Padahal Daddy kasih kamu 3x lipat uang jajan dari biasanya, kok udah habis?"
Jimmy benar-benar diperas habis-habisan oleh Gala.
Tapi, mau bagaimana lagi. Jimmy sangat menyayanginya, nyawa pun akan Jimmy berikan pada anak itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
ᴄᷤʜͦɪͮᴄͥʜͣɪᷡᴋͣ
mau juga dong dikasih uang jajan hahaha
2023-07-12
0
Cristella Tella
astaga gala... gk sbar liat pertemuannya dngan lily
2023-07-11
0
Marni Caffela
gala gala kasian dedy jimmy yg sabar ya dedy jim
2023-07-11
0