" Malas Dad, kalau belum dipertemukan dengan Deya, aku tidak mau bertemu mereka." ujar Bara.
" Kenapa kalian berdua itu sama keras kepalanya dengan orang tua kalian."
Jimmy menggaruk kepalanya.
"Aku akan menemui Om Zero saja dan keluarganya, aku tidak mau menemui kedua orang tuaku." Bara mengambil jaketnya dan bersiap-siap pergi.
" Bara, apa uang jajanmu masih?" tanya Jimmy.
" Ayah, jangan memikirkan uang jajan Bara, gaji Bara sangat cukup, aku pergi dulu Ayah." Bara pun segera pergi meninggalkan kediaman Jimmy.
Yang satu sangat royal dengan uang, yang satu seakan uang itu tidak ada harganya, mereka adalah paket lengkap.
...----------------...
Di Basecamp.
Semenjak Gala datang, Lily pindah ke paviliun milik Gala. Lily membangunkan Gala yang masih nyenyak menikmati mimpinya.
"Paman bangun ... " Kebiasaan yang sudah belasan tahun hilang kini kembali lagi.
Lily membangunkan Gala, dipagi buta.
"Cup cup cup" Lily menciumi pipi Gala seperti dulu.
Gala sangat terkejut.
" Lily, apa yang kau lakukan?" Gala segera duduk dan mengambil jarak dari Lily.
" Aku kan hanya membangunkan Paman."
Jawab Lily polos.
Gala menghela nafas panjang, tentu saja itu berbeda saat ini, Gala sudah dewasa dan Lily juga sudah memasuki usia belia.
Rasanya sudah tidak sama lagi seperti dulu, pagi buta seperti ini Gala sudah dibuat sport jantung oleh Lily dengan kepolosannya.
" Paman kenap?, Paman tidak lari pagi?" tanya Lily.
Karena kebiasaan Gala di pagi petang adalah lari pagi.
" Ya, kau juga." ajak Gala.
Gala segera bersiap untuk lari pagi, Lily pun juga ikut bersiap.
Gala membawa beberapa perlengkapan untuk di bawa, Gala ingin sekalian menjelajah hutan dengan Lily.
Lily pun juga sama membawa beberapa peralatan dan juga barang kesayangannya.
" Apa yang kau bawa banyak sekali? " tanya Gala.
" Ini beberapa mainan dan snack Lily." jawabnya.
" Tinggalkan semuanya, kau akan sulit berlari saat ada babi hutan mengejarmu." ujar Gala.
Lily lun dengan wajah cemberut meletakkan semua barangnya.
" Bawa ransel kecil saja, berisi senjata untuk melindungi diri " ujar Gala.
Saat Gala sibuk memakai sepatu, Lily memasukan beberapa mainannya pada ra.sel kecilnya. Dia meninggalkan senjatanya dan memilih membawa cemilan dan mainan yang bisa masuk ke ransel kecilnya.
Setelah siap mereka pun berangkat, Gala menggandeng tangan yang kecil itu berlari keluar pemukiman. Gala sudah meminta izin pada Zero akan mengajak Lily menjelajah hutan.
Meskipun Lily ini terlahir dari keluarga yang kuat dan hebat dalam bela diri. Lily benar - benar tidak menuruni bakat keluarganya. Dia tidak suka berlatih seperti anak-anak yang lain. Dia hanya suka bermain-main saja.
Zero sudah mencoba sedikit keras pada Lily, tapi sama saja, anak itu malah membuat masalah untuk Zero. Akhirnya Zero dan Grey menyerah dan berharap nanti Gala dapat mendidik Lily dengan baik, karena hanya dengan Gala Lily mau mendengarkan. Meskipun dengan Gala pun dia juga membuat masalah. Tapi Lily masih menurut.
Keduanya berlari sudah cukup jauh, Lily sudah tidak kuat lagi untuk lanjut, tapi Gala tidak ingin berhenti sampai menemukan sungai untuk beristirahat.
" Paman, kita istirahat di sini ya? " Nafas Lily sudah ngos-ngosan.
" Tidak, ini tidak aman untuk berhenti, lihat jejak-jejak hewan di sini sangat banyak." ujar Gala.
" Huaaaa, tapi Lily sudah tidak sanggup lagi." Lily merengek seperti anak kecil.
Gala segera melepaskan ranselnya dan memakaikan ke punggung Lily, lalu Gala berjongkok dan meminta Lily untuk naik ke punggungnya. Lily tanpa ragu naik ke atas punggung Gala.
" Pegang yang erat. " ujar Gala.
Lily pun merangkul Gala dengan erat.
Gala pun berlari sambil menggendong Lily, masalah fisik dan stamina Gala tidak perlu diragukan lagi.
Gala terus berlari sampai menemukan sungai di hutan.
Lily segera turun dari punggung Gala, dia sudah tidak sabar untuk mandi di sungai.
" Hei, jangan sembarangan masuk sungai." Gala memegang tangan Lily yang sudah mau lompat ke sungai.
" Kenapa?" tanya Lily.
" Kita tidak tahu ada hewan apa di dalamnya, lagian tidak usah mandi, basuh saja dengan air, kau tidak bawa baju ganti juga." ujar Gala.
"Ya." Lily menurut.
Gala melempar sebuah batu ke dalam sungai itu. Karena tidak ada pergerakan berarti sungai itu aman.
Gala juga menelusuri sisi-sisi sungai dan sekitar apakah ada bahaya yang mengincar mereka.
Setelah dirasa aman, Gala membuat tenda untuk Lily beristirahat.
Gala meminta Lily mengumpulkan ranting - ranting kering di sekitar untuk membuat api untuk memasak.
Lily dengan senang hati mengumpulkan ranting kering sambil bernyanyi.
" Cicak-cicak di hutan, diam - diam merayap, datang seekor babi, eh babi sih." Lily terus bernyanyi sesuka hatinya.
Gala diam-diam menertawai Lily, karena sangat lucu saat berisik.
Setelah selesai mendirikan tenda, Gala pun segera mengeluarkan pancingnya.
Dia ingin memancing ikan di sungai. Gala dengan sabar menunggu umpannya di makan ikan.
Tiba-tiba Lily datang membawa ransel kecilnya duduk di samping Gala lalu mengeluarkan. Beberapa bebek-bebek mainannya dan meletakkannya di sungai.
" Uwah ... Lihat Paman, ada gerombolan bebek berenang. " ujar Lily terlihat sangat girang melihat bebek - bebeknya berenang di sungai.
Gala hanya bisa menepuk jidatnya, mau bagaimana lagi, Lily masih sangat belia, sikap kekanakan - kanakannya masih sangat mendominasi.
" Kenapa masih membawa mainanmu?" tanya Gala.
" Itu tadi tidak sengaja terbawa, Paman." Lily sangat pandai berbohong.
Gala tahu Lily berbohong, tapi ya sudahlah. Yang penting Lily tidak bosan. Setelah puas bermain bebek, Lily bermain pasir di belakang Gala. Lily terlalu aktiv dan tidak bisa diam sama sekali, tapi Lily tampak bahagia.
" Lily, mana belati kecilmu?" Gala meminta belati kecil milik Lily.
Lily malah mengeluarkan pisau mainannya.
" Lily, kenapa pisau mainan? " tanya Gala mencoba bersabar.
" Oh, salah bawa ya?" Lily berbohong lagi.
" Lily, Paman tidak suka orang yang suka berbohong." Gala mulai tegas pada Lily.
" Tapi Lily, mau bawa mainan paman." ujar Lily yang akhirnya jujur.
Gala hanya menghela nafas panjang, dia tidak ingin ribut dengan gadis kecilnya, akhirnya Gala membersihkan ikan dengan batu tajam.
Mereka menikmati waktu yang cukup nyaman di dekat sungai.
Setelah makan kenyang Lily tertidur dipundak pamannya.
" Anak bayi, kenyang kena angin langsung tumbang. " Gumam Gala mencubit gemas pipi gembul Lily.
Gala segera membawa Lily masuk ke dalam tenda, karena hari sudah mulai gelap.
Gala melepaskan jaketnya dan menyelimutkan pada Lily.
" Segeralah tumbuh besar, lalu aku akan melamarmu." ujar Gala.
Hati Gala benar - benar sudah habis untuk Lily.
Mendengar pergerakan di luar,Gala segera keluar tenda,mematikan api dan pasani badan untuk memastikan tidak ada bahaya yang mengancam Lily.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Wiyata Fitri
si lily ya ga tau aja itu panglima dah ketar ketir 😁😁😁
2023-07-16
0
Marni Caffela
up dobel dong thor sayang
2023-07-15
0
Cristella Tella
astaga lily.... bertapa polosnya dirimu
2023-07-15
0