Air mata Gala sudah tidak terbendung lagi, betapa sangat besar pengorbanan ibunya untuknya, tapi Gala malah membuat inunya bersedih.
"Ibumu adalah matahari Ayah, jika dia tidak kembali bersinar, maka dunia ayah hanya akan ada kegelapan saja. Ujar Leon sambil meremas bahu putranya ringan.
" Memang dulu ibu kenapa sebelum mengandungku? " tanya Gala.
"Ada orang jahat yang mencelakai ibumu, tapi Ayah sudah mengirim mereka ke neraka! " jawab Leon.
" Bagus, jika sudah masuk neraka." Gala sangat kesal mendengar ada orang yang menjahati ibunya.
"Anakku, jika kau tak patuh pada Ayah, Ayah tak masalah, kau tidak menghormati Ayah, Ayah juga tidak akan peduli, tapi satu hal Nak, jangan pernah menyakiti ibumu!" Leon memberi nasehat pada putranya dengan lembut.
Leon memberitahu putranya jangan sekalipun menyakiti hati ibunya, jangan sekalipun membuat ibunya menangis, Leon akan menghajar putranya sendiri jika sampai berani membuat wanita yang berjuang hebat memberikan kehidupan pada anaknya itu harus bersedih dengan sikap anak yang sudah diperjuangkan setengah mati.
Gala mengangguk,
" Ayah, Gala lelah, Gala mau istirahat. " Gala segera bangkit meninggalkan ayahnya yang masih duduk di bawah pohon. Oddie segera berlari mengikuti Gala.
Gala berlari mencari ibunya di rumah, Gala ke dapur, namun ibunya tidak ada, setelah mencari ke semua tempat, hanya satu tempat yang belum Gala lihat, gudang pojok di belakang rumah.
"Ibu ... " Gala segera membuka pintu gudang paling pojok.
Benar saja ibunya di sana, terlihat ibunya sedang memeluk foto mendiang neneknya.
" Oh Gala ada apa, Nak? " Tantan menghapus air matanya. Gala langsung memeluk ibunya dengan erat.
"Ibu rindu pada nenek? " tanya Gala.
Tantan meletakkan foto ibunya dengan perlahan.
"Iya, Nak ... "
Gala mengeratkan pelukannya, Gala meminta maaf pada ibunya.
"Gala, ada apa sayang? " tanya Tantan keheranan.
"Maafkan Gala karena selalu dingin pada ibu, mulai sekarang Gala akan patuh dan tidak dingin lagi pada ibu." ujar Gala sambil terisak-isak.
"Oh, anakku. " Tantan sangat terharu dengan ucapan putranya itu.
Tantan juga meminta maaf pada putranya, lalu juga meminta pada putranya untuk memaafkan ayahnya, yang mendidiknya begitu keras.
Setelah keduanya sudah merasa lega, Tantan pun meminta putranya untuk istirahat di kamar.
Gala langsung menurut, segera masuk ke kamarnya dan istirahat bersama Oddie.
Keesokan paginya.
Gala sudah siap seperti biasa.
"Ayah sudah berangkat bu? " tanya Gala pada ibunya.
"Sudah Sayang, kita sarapan bertiga tidak masalahkan? " ujar Tantan.
Gala protes pada ibunya, karena ayahnya sangat sibuk dan tidak pernah ada waktu untuknya. Berangkat tidak lihat pulang juga tidak lihat. Gala merasa seperti tidak memiliki ayah.
Tantan pun meminta putranya memaklumi profesi ayahnya dan nanti akan meminta Panglima untuk cuti dan memberikan waktu untuk keluarga.
Setelah selesai Galabpun berpamitan berangkat, lalu menghampiri dua bocah seperti biasa bersama Oddie.
Mereka berempat berangkat menuju Pom untuk berganti pakaian terlebih dahulu.
"Deya, apa sudah kau atur surat ijin kita? " tanya Bara.
"Sudah kok, aku menitipkan suratnya pada temanku." jawab Deya.
"Baguslah, ternyata kau sangat bisa di andalkan Deya." ujar Bara.
"Oh, ya jelaslah Deya gitu loh. " Berbangga diri.
Setelah mereka selesai berganti baju, mereka meminta tolong pada petugas pom untuk memesankan Gocar, karena mereka tidak diijinkan memakai ponsel oleh orang tuanya.
Go car pun tiba.
"Paman apakah anjingku boleh naik?, dia pakai pampers kok paman." menunjuk pantat Oddie.
"Silahkan." Pak sopir mempersilahkan dengan senyuman.
Mereka pun segera masuk ke dalam mobil, dan mobil itu melaju tujuan yang dipesan.
"Paman ini uangnya, kembalinya ambil aja! " Bara memberikan uang pada sopir dan turun.
"Oh terimakasih, Nak" Sopir itu pun segera pergi.
Mereka memanggil Jimmy dengan lantang dari gerbang luar, karena tidak sampai menekan tombol bel.
Mendengar teriakkan 3 keponakannya itu Ria langsung keluar.
"Astaga, apa kalian tidak sekolah?" tanya Ria terkejut.
"Tadi gurunya ada rapat kami hanya ada 3 mata pelajaran saja lalu pulang." Jawab Bara berbohong dengan sangat baik.
" Oh begitu, kalau begitu ayo masuk, Om ada kok aku panggilkan dulu." Ria mengajak mereka masuk. Mereka pun masuk ke dalam.
Jimmy sangat senang akhirnya keponakannya datang berkunjung karena sudah hampi 5 bulan mereka tidak bertemu.
Tapi ya begitulah Jimmy, setiap bertemu Gala dia akan memberikan doktrin pada Gala.
"Jangan mau seperti ayahmu, enak itu bebas Gala, lihat ayahmu saja tidak ada waktu denganmu." Ujar Jimmy meracuni pikiran Gala.
"Lihatlah paman kalian Uncle Jack dan Dex mereka bebas kan dan bahagia." Tambah Jimmy menyetani anak Panglima, karena dendam kesumatnya dengan ayahnya tak tersampaikan. Dan akhirnya menggunakan putranya untuk dihasut.
"Aku juga tidak ingin bercita-cita seperti Ayah, aku ingin selalu ada waktu untuk ibuku nanti." ujar Gala.
"Nah, ... itu namanya anak yang berbakti, Uncle ini benar - benar bangga pada keponakan Uncle yang ini." Jimmy sangat puas dengan jawaban Gala.
"Kakak kau jangan menghasut Gala, atau aku akan menghajarmu! " Ria yang mendengar langsung mengancam suaminya.
"Tanya saja pada Gala, aku menghasut apa tidak. " ujar Jimmy tidak mengaku.
"Katakan pada Tante apa yang Uncle katakan Gala? " tegas Ria.
"Uncle hanya mengatakan Gala harus berbakti pada ibu." jawab Gala.
"Jangan lupa ayahmu juga! " Tegas Ria mengingatkan.
"Oh, tentu saja itu yang dikatakan tantemu ada benarnya." Jimmy tidak berkutik jika berhadapan dengan Ria. Karena Ria sangat Pro dengan Leon tidak bisa diganggu gugat.
"Uncle, tapi ibu dan ayahku sangat galak padaku. " ujar Bara mengadu.
" Padaku juga loh. " tambah Deya.
Bara dan Deya mengeluh pada Ria dan Jimmy karena memiliki orang tua yang sangat galak. Deya dan Bara justru ingin memiliki Ayah seperti Panglima.
Dan Bara sangat terobsesi dengan ayah Gala.
"Oh, kau ingin menjadi seperti Panglima?, tidak masalah, Uncle akan membantumu di masa depan. " Jimmy yang seorang Bapak Presiden itu langsung menjamin masa depan Bara.
" Yea terimakasih, Uncle." Bara sangat senang karena punya dukungan kuat.
"Sama-sama, Deya ingin menjadi apa? " Tanya Jimmy pada adik Bara itu.
"Deya, ingin menjadi seperti Nyonya Puff di Spongebob Uncle." Jawab Deya dengan penuh semangat.
Semua terkejut dengan cita-cita Deya yang sangat abstrak dan di luar nalar.
"Kau ingin menjadi ikan buntal Deya? " tanya Bara.
" Ya, bagus sekali itu tubuh kita bisa menggembung, seperti balon sangat lucu! " berbicara seakan itu benar-benar impian yang harus digapainya.
" Itu bukan hal baik Deya, kenapa tidak kau menjadi pilot atau,koki?, atau menjadi jaksa? " Ria memberi tawaran yang lebih berfaedah agar keponakannya tidak tersesat .
"Pilot?, itu juga tidak buruk , aku akan mengendarai burung onta untuk terbang bersama keluarga ku. " Ujar Deya semakin tidak masuk akal lagi.
Ria menepuk jidatnya, antara mau tertawa tapi kok juga kesal, tapi dia sangat senang, bergurau dengan keponakannya yang aneh-aneh itu. Mereka sangat menghibur dirinya, karena Ria sampai saat ini belum dikaruniai seorang anak.
" Tante akan masak makanan kesukaan kalian, setelah makan kalian pulang agar orang tua kalian tidak khawatir." Ujar Ria pada keponakan - keponakannya.
Ini adalah kesempatan Jimmy mengambil hati Gala, lebih dalam lagi. Karena Jimmy sangat menyukai Gala, jika Gala datang ke rumahnya dia akan mengajari beberapa hal yang luar biasa pada Gala. Karena Gala adalah anak Genius seperti ayah ibunya. Hanya butuh satu kali mengajari Gala, Gala langsung bisa menguasai dan mengembangkan dengan idenya sendiri. Meski Jimmy masih sangat dendam dengan bapaknya tapi Jimmy sangat tulus menyayangi Gala seperti anaknya sendiri. Jimmy juga menganggap Deya dan Bara juga seperti anak sendiri tapi, Gala yang paling dia prioritaskan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Wiyata Fitri
candu ya karya ka vie mah 🥰🥰
2023-07-05
0