"Kalian jika tidak mau mengurus Deya, biarkan Deya kami rawat. " Ujar Tania sangat bersemangat.
"Sama saja Tan, kalau masih satu lingkup!" ujar Petter.
"Iya juga sih, tak terasa anak kita sudah tumbuh besar sekarang, sekarang Gala seperti tidak membutuhkanku, padahal dulu tidak melihat wajahku sedetik saja menangis, sekarang dia sangat mandiri. " keluh Tantan.
"Begitulah menjadi orang tua, kita hanya sebentar bisa menggenggam mereka." Suzy juga merasakan hal yang sama meskipun anak-anaknya terlalu ribut.
"Kalau begitu aku berangkat. " Petter pun segera berangkat dinas.
Seperti biasa, setiap pagi kedua sahabat itu selalu menghabiskan waktu berdua, sambil menunggu anak-anaknya pulang sekolah.
"Panglima dan Gala tidak akur juga." ujar Tantan.
"Tapi tidak seheboh anak-anakku, untunglah tetanggaku cuma kamu seorang, jika hidup di kampung kami akan diusir, karena membuat ketidak nyamanan hidup." Ujar Suzy menggeleng kepala.
Tantan tertawa lepas, karena memang benar, Tantan hanya memiliki satu tetangga tapi seperti sepuluh kampung. Kediaman Jenderal sangat ramai dengan pertengkaran kecil. Sedang kediaman Panglima sangat sepi dan menegangkan saat terjadi pertengkaran. Leon dan putranya akan saling mendiamkan saat tidak cocok.
"Kita punya permasalahan masing-masing, yang terpenting semua itu bukan masalah besar." Suzy menghibur sahabatnya.
Tapi memang benar yang dikatakan Suzy.
Setelah puas berbincang mereka pun pergi jalan, entah ke salon, ke tempat Anton atau mengunjungi Maya dibutiknya.
Mereka pun bergegas pergi ke tempat tujuannya, setelah anak-anak mereka bersekolah, mereka baru bisa memiliki waktu untuk merawat tubuh mereka, mereka merasakan kedamaian setelah anak-anak mereka sudah cukup mandiri. Karena kedua sahabat itu menerapkan cara yang sama dalam mendidik anak mereka, mereka saling membantu satu sama lain.
Di sekolah.
Pukul 2 siang, Deya, Odie , Gala dan Bara, keluar dari gerbang sekolah.
"Tuan muda. " Terlihat 2 orang pria tampan turun dari mobil.
"Oh Uncle Jack, Uncle Dex." Ujar Gala mengenali kakak angkat ibunya.
"Tampan sekali keponakan kita Dex." Jack langsung memeluk Gala. Sedangkan Dex memeluk Bara.
"Ya Jack,mereka menuruni ketampanan kita!" Dex sangat bangga dengan keponakan-keponakannya.
"Uncle, kenapa kalian hanya menyanjung abang Bar-bar dan Abang Gal? " Deya protes
"Siapa yang tidak menyanjung putri cantik ini." Jack langsung menggendong Deya, yang sangat menggemaskan.
"Uncle, ada apa? tumben ke sini? " tanya Gala.
"Tentu saja, Bos Jimmy sangat merindukan kalian bertiga. " jawab Jack.
"Oggg ... " Oddie protes karena tidak dianggap.
"Oh, astaga kalian berempat maksudnya." sambung Jack.
"Ayah tidak mengijinkan Gala bertemu dengan om Jimmy, Uncle. " ujar Gala.
"Om katakan pada om Jimmy, kami akan ke sana besok pagi." Sambung Bara tanpa berpikir.
" Hei, besok kita -- "
Bara langsung membungkam mulut Gala dengan cepat.
"Uncle Dex dan Jack, besok kami libur, kami akan mengunjungi Tante dan Om Jimmy! " Sahut Bara yang masih membungkam mulut Gala.
Jack dan Dex pun mengangguk, akhirnya mereka berempat diantar pulang sampai di rumah dengan selamat.
"Sampai jumpa besok Uncle-uncle. " Mereka berempat melambaikan tangan. Setelah Jack dan Dex pergi, Gala menghentikan langkahnya.
" Siapa bilang besok kita libur? " Gala memperjelas maksud Bara, yang sudah tertebak tidak baik.
"Besok kita bolos saja, biarkan Deya yang membuatkan kita surat ijin, dia bisa meniru tulisan orang lain dan tanda tangan. " Ujar Bara dengan entengnya.
"Ya abang serahkan saja pada Deya, Deya paling bisa diandalkan dalam hal tulisan!" sahut Deya semangat.
"Oh kalau begitu tak masalah, besok kita ganti baju di Pom saja. " Gala pun menyetujuinya, karena dia juga sangat rindu dengan om dan tantenya.
Panglima tidak mengijinkan anak-anak untuk menemui Jimmy, karena Jimmy masih mendendam pada Panglima, Jimmy selalu mengajari anak-anak banyak hal tidak baik.
Seperti biasa Tantan akan menyambut putranya dengan sangat bersemangat, lalu meminta anaknya berganti pakaian dan makan, setelah itu menemani Gala mengerjakan tugas sekolah, tapi rupanya semua tugas Gala sudah diselesaikan di sekolah.
"Apakah ada tugas? " tanya Tantan.
" Sudah aku kerjakan di sekolah." jawab Gala.
"Ha?, itu namanya tugas sekolah, bukan rumah, kenapa kau melakukan semua sendiri? kau masih butuh bantuan ibu, jangan keras pada dirimu sendiri, ibu akan membantumu." Tantan sangat kesal, karena semua selalu saja dilakukan Gala sendiri.
" ibu Gala sudah selesai...Gala akan berjalan-jalan sebentar di halaman lalu tidur siang!"
"Iya." jawab Gala singkat.
Tantan tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi putra tunggalnya itu, rasanya sangat menyedihkan, melihat anak lain yang seumurannya masih apa-apa ibunya, sedangkan Gala tidak.
Tak lama Panglima pun kembali, melihat istrinya cemberut, Leon tahu itu pasti ulah putranya.
"Apa Gala membuat masalah lagi? " tanya Leon.
"Sayang, Gala sekarang tidak seperti dulu yang bucin padaku, padahal dulu aku hanya ke kamar kecil saja dia menangis sampai jungkir balik, sekarang dia seakan tidak membutuhkanku lagi, aku sangat sedih apa aku ini ibu yang buruk untuknya? " Tantan mengeluhkan semua pada suaminya.
"Siapa bilang kau ibu yang tidak baik?, kau ibu terbaik, jangan berpikir yang tidak-tidak." Panglima mencoba menghibur istrinya.
" Tapi, nyatanya ... ? " sahut Tantan.
" Aku akan menasehatinya. " ujar Leon.
Tantan mengijinkan suaminya menasehati putranya dengan baik, tapi tidak boleh memarahi putra satu-satunya itu.
Panglima pun mencari keberadaan putranya, ternyata Gala dan Oddie sedang bersantai di bawah pohon di halaman belakang.
Panglima pun segera menghampiri putranya yang terlihat duduk di bawah pohon mangga bersama si Oddie.
" Gal ... " panggil Leon.
" Siap Ayah." jawab Gala.
Leon pun duduk di samping putranya.
Leon menanyakan pada putranya, apakah ada salah paham antara dirinya dengan ibunya.
Gala pun menceritakan semua pada Panglima. Yang pada intinya Gala tidak marah, hanya terkadang terlalu risi pada ibunya yang berlebihan, karena Gala merasa bukan bayi lagi.
"Mau aku ceritakan tentang ibumu? " ujar Leon.
" Ya. " Jawab Gala juga penasaran dengan cerita ibunya.
Hah, anak ini sama keras hatinya denganku
dalam hati Leon
"Saat mengandung Gala, negara kita sedang tidak baik, kita hampir ada perang besar, ibumu meskipun bukan seorang ksatria tapi ibumu ikut berjasa dalam kedamaian negara kita." Leon menceritakan tentang Tantan.
" Lalu? " Gala sangat penasaran.
Leon menceritakan bahwa, ibu Gala sangat berperan penting dalam perdamaian negerinya, sampai mengabaikan keselamatan dirinya. Sehingga setelah semua berakhir dengan kemenangan, Tantan pun jatuh pingsan, sebelum pingsan Tantan berpesan pada orangnya apapun yang terjadi, harus menyelamatkan anak dalam kandungannya.
Leon melihat ke arah putranya, terlihat putranya sedang menahan air matanya.
"Dokter sangat kebingungan, karena sudah sangat darurat, ibumu memiliki bekas luka operasi cukup banyak sebelumnya dan tidak ada wali yang memutuskan pengambilan tindakan, karena dokter hanya bisa menyelamatkan satu nyawa saja." ujar Leon.
"Terus? " Gala sangat penasaran.
"Dokter memilih menyelamatkanmu, tapi ibumu juga selamat, meski mengalami koma cukup lama, saat semua keadaan membaik Ayah baru tiba dan tahu keadaan ibumu yang hanya menunggu keajaiban saja, untunglah Tuhan masih memberinya kesempatan hidup sampai sekarang, sampai kau bisa melakukan semuanya sendiri. " tambah Leon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Zaskia cayang ZayZaenal
like, koment dulu, nanti bacanya😁😁😁
2023-07-05
0
Wiyata Fitri
aaaa gemesnya bocilnya tantan sama suzy 🥰
2023-07-05
0