Ternyata itu seekor beruang madu kecil, ingin rasanya menangkapnya untuk Lily, tapi hewan itu dilindungi.
" Kau pergilah, jangan sampai Lily melihatmu, kau tidak akan bisa bebas lagi jika Lily melihatmu!" ujar Gala.
Karena Gala, sangat mengerti jika Lily adalah gadis yang mupeng, apapun yang tidak pernah dilihatnya pasti akan di bawa pulang, entah itu bahaya atau tidak kalau lucu dan aneh pasti akan dia bawa.
"Kau tidak dengar? " Karena kesal, Gala menyodok hidung beruang itu dengan kayu.
Beruang itu, terbirit-birit, pergi. Gala berjaga di luar tenda sampai pagi, dia tidak tidur sama sekali.
Pagi itu Gala berburu dan mencari buah-buahan yang bisa dimakannya dengan Lily.
Meskipun Lily ini sangat bermasalah, tapi dia slalu bangun pagi.
" Paman, aku lapar. " ujar Lily mengeluh lapar setelah membuka mata.
" Makan dulu buah jambunya, manis kok." ujar Gala.
Gala rupanya sedang memanggang ayam, yang dia dapatkan dari berburu.
Sambil memakan jambu Lily melepaskan bajunya di depan Gala. Dada rata yang masih memakai miniset itu terlihat jelas di mata Gala.
" Hei, apa yang kau lakukan Lily, pakai bajumu!" Gala benar - benar syok dengan kelakuan Lily.
" Lily mau mandi di sungai, Paman. " ujar Lily polos.
" Tapi tidak di depan Paman juga Lily, kau sudah beranjak dewasa, apa ayah ibumu tidak mengajarimu jika kau tidak boleh sembarangan melepas baju di depan lawan jenismu?" Gala sangat gemas dan kesal pada Lily yang sangat sembrono, bagaimana jika dia melakukan itu di depan orang lain.
" Tapi, Paman dulu memandikan Lily. " Lily masih merasa itu hal benar, karena Gala bukan orang lain.
Gala segera menghampiri Lily, mengambil pakaiannya dan memakaikannya dengan segera, bagaimana jika ada orang - orang tersembunyi Zero.
" Tidak usah mandi, basuh muka saja!, kau tidak bisa mandi di tempat terbuka seperti saat masih kecil, kau harus punya malu Lily."
Gala menarik Lily ke tepi sungai dan membantu membasuh wajah Lily.
" Tapi Lily mau mandi Paman, Lily tidak bisa jika tidak mandi." Lily masih sangat ngeyel.
Akhirnya Gala membuat gubuk alakadarnya dari bambu di tepi sungai untuk Lily mandi.
" Pulang dari sini, aku akan menemui Om Zero dan Tante Nisa." gumam Gala.
Bagaimana bisa Lily terlalu begitu polos, tapi bagaimana lagi, meski fasilitas tak kalah dengan perkotaan tapi pola pikir mereka berbeda dengan orang kota, mereka tetap dengan pola pikir adat istiadat mereka. Karena pada dasarnya mereka adalah penduduk asli pedalaman. Mereka hanya tahu setia dan patuh di bawah naungan ayahnya.
Tapi pemikiran ini, jangan sampai ada pada Lily, karena anaknya sangat sembrono.
Setelah Lily selesai mandi dan berganti pakaian, Lily segera menghampiri Gala dan langsung memeluknya.
" Kau kedinginan?" tanya Gala.
" Benar Paman, aku kedinginan." Karena saat kecil, saat Lily kedinginan, pamannya Gala akan mendekapnya dengan penuh kehangatan.
Gala membuka jaketnya dan mendekap Lily di dalam jaketnya.
" Paman, kenapa Paman selalu wangi?, padahal Paman tidak mandi. " ujar Lily.
" Aku juga tidak tahu jika aku wangi, apa kau mengatakan hal benar?" tanya Gala.
Tapi memang Gala itu tidak memiliki bau badan, seberapa banyak dia berkeringat tidak ada bau asem di tubuhnya.
" Minum air madu hangatnya, kita pulang! " ujar Gala.
Lily pun meminum air madu buatan Gala, semua jelas dengan bahan-bahan yang Gala dapatkan di hutan. Meskipun tidak membawa bekal Lily tidaj akan takut kelaparan jika Lily pergi bersama Gala.
Gala membereskan barang bawaanya yang hanya senjata, panci kecil dan alat pancingnnya. Setelah beres mereka pun segera kembali ke basecamp.
Setelah 4 jam berjalan mereka pun sampai.
meskipun tidak pernah berlatih fisik, Lily termasuk gadis yang kuat.
" Lily, kau mau ikut Paman? " tanya Gala.
" Lah, Paman mau kemana lagi? " tanya Lily.
" Paman ingin berbincang dengan orang tuamu, memangnya kamu tidak mau pulang ke paviliunmu?" ujar Gala.
" Lily mau tinggal dengan Paman saja, Lily capek mau tidur, Paman ke sana saja, jangan lama-lama." Lily langsung masuk ke dalam kamarnya.
Gala hanya bisa menggeleng kepala, melihat kelakuan Lily, yang seenaknya sendiri.
Gala pun pergi ke paviliun Zero.
" Tuan Muda, anda sudah pulang, dimana Lily?" tanya Zero.
" Lily tidur di paviliunku, Om kita bisa bicara?, di mana Tante?" tanya Gala.
" Duduk dulu Tuan Muda, saya panggil istri saya, dia sedang di dapur." ujar Zero.
Zero pun segera memanggil Nisa ke depan. Dan Gala pun membicarakan permasalahan tentang Lily. Zero juga merasa agak khawatir dengan Lily, karena dari sisi keluarga tidak ada yang bisa mengatasi anak itu.
" Saya sudah hampir menyerah, Lily sangat nakal, di rumah ini tidak ada yang dia dengarkan sama sekali." ujar Zero.
" Memang dengan Tante juga tidak dekat?" tanya Gala.
" Tuan tahu kan, sejah kecil Lily sangat bergantung pada anda, setelah anda pergi Lily sangat sulit dikendalikan." jawab Nisa.
" Tuan, memang dari luar itu Lily tampak tidak apa-apa saat berpisah dengan anda, tapi tetaplah dia sangat kehilangan anda, tapi memang karena masih kecil Lily tidak bisa mengekspresikannya, dia slalu ceria bermain dengan Oddie, tapi sebenarnya dia kesepian." sahut Grey.
Grey yang muncul bersama Oddie, Oddie langsung berlari ke arah Gala. Seakan sedang protes jika dirinya tidak diajak pergi.
"Kalau begitu, serahkan Lily padaku, aku akan membawanya ke kota. " ujar Gala.
"Tuan, itu akan membuat anda kerepotan." Zero sangat tidak enak, karena dirinya sangat kerepotan mengurus anaknya sendiri apalagi orang lain.
" Bukankah, aku sudah berjanji? " Tegas Gala.
Zero dan Nisa sangat tak menyangka jika Gala masih mengingat hal itu.
" Apa sungguh tidak masalah, Tuan?" tanya Zero meyakinkan.
" Aku sangat menyayangi Lily, aku akan menjaganya dengan sangat baik. " Gala terlihat sungguh - sungguh.
Zero menanyakan pendapat istrinya, bagaimana pun istrinya lah yang memiliki keputusan soal izin itu.
" Saya percaya, jika Tuan akan menjaga Lily dengan baik, saya serahkan Lily pada anda." Nisa menyerahkan putrinya tanpa ragu.
Gala sangat senang mendengar hal itu, karena sudah mendapatkan kepercayaan keduanya, mulai sekarang Gala akan mendidik Lily dengan baik sebelum Lily di bawanya ke kota.
Setelah selesai dengan urusan, Gala pun kembali ke paviliun dengan membawa Oddie.
Gala masuk ke Paviliunnya, ternyata Lily sudah menunggu Gala di ruang tamu.
" Paman kenapa lama sekali? " ujar Lily.
Lily terlihat sangat kesal.
" Katanya tidur duluan?" tanya Gala.
" Aku mau tidur dengan Paman." tegas Lily.
Gala menghela nafas berat, ini dia yang harus dia rubah dari sekarang. Karena Lily bukan balita lagi, mana boleh tidur dengannya, sekali dua kali tidak masalah, tapi kalau setiap hari Gala bisa pening.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Wiyata Fitri
aduh lily kau tau nak paman mu itu sudah dewasa dan lelaki normal tentunya 🤭🤭🤭😂
2023-07-17
0
Cristella Tella
astaga lily.... moga lily bsa berubah ya... jngan sembarangan buka baju lgi😂😂😂😂
2023-07-17
0