Salah Menilai

Mia menghirup nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Kini dia berada di rumah itu sendiri. Bahkan Mia belum sempat bertanya kepada Arsen dimana dia akan tidur malam ini.

Mia segera mengunci pagar dan pintu rumahnya. Dia lalu memutar televisi agar mendapat hiburan. Sudah lama Mia tidak pernah menonton televisi karena di tempat kostnya memang tidak ada fasilitas televisinya kecuali yang sengaja membawanya. Selama menonton, Mia hanya memandang saja tanpa memperhatikan acara yang sedang berlangsung.

"Kemana, kira-kira Arsen pergi. Apa dia tidak lelah setelah pulang langsung pergi lagi. " Mia jadi memikirkan Arsen saat ini.

Seketika matanya membulat saat mengingat sesuatu.

"Katakan padanya, aku akan menemuinya di tempat biasa di jam yang sama. "

Sebuah kalimat yang sangat di ingat Mia, karena Arsen mengatakannya tadi siang saat dia berada di kantornya.

"Apakah Arsen menemui kekasihnya? " Mia jadi bergidik membayangkan apa yang akan dilakukan kedua pria itu saat bertemu.

"Sudahlah Mia, Ingat itu bukan urusanmu. " Mia masih bermonolog dengan dirinya sendiri.

Tanpa disadari Mia akhirnya terlelap di atas sofa dengan televisi yang masih menyala. Entah waktu sudah menunjukkan pukul berapa saat terdengar deru mesin mobil berhenti di halaman rumah Arsen. Mia yang terlelap pun tidak sadar jika ada seseorang yang datang. Dan orang itu adalah Arsen sendiri si pemilik rumah.

Saat Arsen masuk ke dalam rumahnya , dia melihat layar televisi yang menyala . Kemudian dia mendekat , dan ternyata matanya menangkap sosok Mia yang sedang tertidur meringkuk di atas sofa .

"Kenapa dia tidak tidur di kamar ? Malah tidur di sini ." Kata arsen , yang berjalan mendekati Mia .

Dia berjongkok tepat dihadapan wajah Mia . Ditatapnya wajah polos tanpa make up itu . Terlihat benar-benar alami , dan tanpa noda sedikitpun . Disingkirkannya anak rambut yang menghalangi pandangannya untuk , menatap wajah cantik Mia .

"Aku sudah melakukan satu hal untukmu , Kini Tinggal giliranmu yang harus melakukan sesuatu untukku . Yaitu menikah denganku , Setelah itu kita impas. " gumam Arsen yang masih memandangi wajah cantik Mia.

Tanpa aba-aba lagi , Arsen menggendong tubuh Mia . Dan memasukkannya ke dalam kamar tamu , seperti saat kemarin Arsen membawanya ke rumahnya saat sedang tidak sadarkan diri . Dengan perlahan Arsen membaringkan Mia , di atas tempat tidur yang ada di sana . Arsen melihat beberapa tas , yang masih tergeletak di sana . Mungkin itu baju-baju Mia , pikirnya .

Kini dia sadar , kalau dia belum berbicara sama sekali dengan Mia . Kecuali tadi saat mengomentari makanannya . Mungkin Mia tidur di sofa karena ingin menunggunya , dan bertanya padanya tentang kamar yang akan dia tempati .

"Kenapa aku bisa lupa , membawa anak orang kemari . Tapi tidak aku hiraukan sama sekali ." Gumam Arsen yang merutuki kebodohannya .

"Sudahlah , Besok aku akan bicara dengannya ." Putus absen pada akhirnya.

Setelah menyelimuti Mia . Arsen kemudian beranjak dari kamar Mia , dan menuju kamarnya . Dia perlu , mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah bekerja . Ditambah lagi malam ini , dia harus menyelesaikan pekerjaan untuk Mia .

Pagi hari kicauan burung terdengar di balik pohon , Mia merasakan Seberkas cahaya matahari masuk menyapa Indra penglihatannya yang terasa silau karena ada Seberkas cahaya yang mengganggu tidurnya .

Memang kelihatan tubuhnya dan merasakan nyaman saat yang Tengah merentangkan tangannya . Seketika dia tersadar di mana dia saat ini .

"Ya Tuhan siapa yang membawaku kemari ? Apakah aku tidur sambil berjalan sehingga aku sampai di kamar ini ." gumam Miaia yang tidak tahu kalau dia dibawa ke kamar oleh Arsen .

Mia segera terbangun dari tidurnya , dan menguncir asal rambut panjangnya . Setelah mencuci muka Dia segera melakukan tugasnya di rumah ini yaitu membersihkan rumah dan membuatkan sarapan untuk Arsen .

Pekerjaan yang dilakukan pertama kali adalah , membersihkan rumah dengan menyapu dan mengepel lantai. Setelah selesai, dia mulai memasak sarapan untuknya ada Arsen.

Dari kamarnya , Arsen mulai mencium aroma masakan yang sedang diolah di dapur . Arsen mulai mengerjapkan matanya , dan mulai membuka matanya lebar-lebar . Awalnya dia lupa , kalau saat ini dia tidak tinggal sendiri lagi di rumah . Ada seorang wanita yang akan mengisi hari-harinya di rumah ini setiap hari .

"Sepertinya aku harus terbiasa dengan semua ini."

Dengan langkah lunglai Arsen segera membersihkan tubuhnya, dan segera mengganti pakaiannya dengan pakaian kantor. Setelah bersiap Arsen segera menuruni anak tangga, dilihatnya Mia tengah menyiapkan makanan di meja makan.

Mia yang melihat kedatangan Arsen segers menyapanya.

"Kau sudah bangun, Tuan? "

"Seperti yang kau lihat. " Arsen mendudukkan bokongnya di atas kursi. Dia menatap makanan yang berada di meja makan.

"Kau masak apa? "

"Aku memasak nasi goreng, Karena ada sisa nasi semalam. "

Arsen mengangkat alisnya mendengarkan ucapan Mia tak mengerti.

Mia yang mengerti reaksi Arsen pun menjelaskan, maksudnya. Memang dasar orang kaya.

"Aku biasa melakukan ini, tuan. Ini untuk berhemat. Coba saja anda makan, tuan. "

Mia lalu menyiapkan makanan dipiring untuk Arsen. "Cobalah tuan. "

Arsen sedikit ragu untuk memakan makanan yang disiapkan Mia, tapi dia harus menghormati apa yang dilakukan Mia untuknya sebagai sebuah penghargaan.

Sesuap nasi goreng itu masuk ke dalam mulut Arsen. Ada rasa aneh yang belum pernah dia rasakan selama ini. Selama lima tahun terakhir Arsen memang jarang makan makanan rumahan seperti ini. Jadi dia lupa seperti apa rasa makanan rumahan selama ini. Setelah suapan pertama dan merasakan rasanya, Arsen lalu dengan lahap menghabiskan makanan di piringnya.

Mia yang melihat itu, mengulum senyumnya, dan dia ikut memakan nasi goreng di piringnya.

"Bagaimana, tuan? Apakah enak? " tanya Mia sambil mengunyah makanannya.

Arsen tanpa sadar menganggukkan kepalanya, pertanda setuju dengan ucapan Mia.

Setelah selesai makan, Arsen menatap Mia lekat-lekat.

"Mia, aku sudah menyelesaikan urusanmu dengan Baron. Dan sertifikat rumahmu sudah berada ditanganku. Kini tinggal tugasmu, menepati janjimu yaitu menikah denganku. Setelah kita menikah, aku akan memberikan sertifikat itu padamu. " ujar Arsen.

Mendengar hal itu membuat mata Mia berbinar bahagia. "Benarkah tuan? Jadi semalam kau pergi mengurus ini semua. "

Arsen mengangguk.

"Ya, Tuhan, ternyata aku salah menilai tuan Arsen semalam. " batin Mia.

"Dan satu lagi, kau bisa menggunakan kamar tamu untuk tempat mu beristirahat. Jangan tidur di sofa lagi, karena itu sangat menyusahkan ku, Mia. "

Mia menunduk, ternyata yang memindahkan nya semalam adalah Arsen.

"Baik, tuan. "

Arsen bangkit dari duduknya, dan hendak beranjak. Tapi dia berhenti sebelum melangkah.

"Jangan panggil aku dengan sebutan tuan, sesuai permintaan mama kemarin. Panggil aku Arsen saja, atau apapun seperti panggilan sepasang suami istri. Aku tidak akan memperbudak mu di rumah ini, sehingga kamu harus memanggilku tuan. "

Mia gelagapan mendapat pernyataan itu dari Arsen, dia hanya menunduk, dan mengikuti Arsen saat dia akan berangkat bekerja. Benar-benar seperti seorang istri yang mengantarkan suaminya pergi bekerja.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Mia berrntung punya calon mertua baik sekali

2024-05-06

0

Edah J

Edah J

semoga saja apa yg dikatakan Arsen
kalau ia belok itu hanya untuk menjauhi wanita"yg suka sama dia

2024-04-11

1

Firman Firman

Firman Firman

wah wah mi nasibmu mujur jarang sekali orang kaya yg langsung menyetujui anaknya menikah dengan seorang wanita miskin,,pa lagi nikah kontrak 🤗semoga disini kmu akn mndafatkn kebahagiaan mu mi💞💞💞💪

2024-04-06

2

lihat semua
Episodes
1 Duka dan Hutang
2 Dijual
3 Tawaran
4 Arsenio Bharata
5 Menemui Arsen
6 Perjanjian Kontrak
7 Bertemu Calon Mertua
8 Masa Lalu Arsen
9 Panggil Aku Mama
10 Salah Menilai
11 Mencengangkan Arsen
12 Memakan Buah Simalakama
13 Pernikahan
14 Uncontrol
15 Obrolan Suami Istri
16 Sebuah Janji
17 Rencana Terselubung
18 Perihal Kasep Dan Asep
19 Suapan Nasi Padang
20 Mati Lampu
21 Mengujungi Orang Tua Mia
22 Kau Adalah Istriku
23 Tidak Rela
24 Transformasi
25 Ide Gila Mia
26 Ternyata....
27 Kedatangan Ben
28 Bertemu Sahabat
29 Beneran atau Sandiwara???
30 Antara Sadar dan Tidak Sadar
31 Sesuatu Yang Terlupa
32 Cemburu???
33 Cemburu 2
34 Bolehkan Aku???
35 You Are Mine
36 Tanda Kepemilikan
37 Bertemu Ben
38 Obsesi Sisie
39 Bolehkah Aku Berharap?
40 Ungkapan Perasaan Mia
41 Pria Penuh Misteri.
42 Friendzone
43 Aku Suaminya
44 Kedatangan Mama Dan Papa
45 Berakhirnya Kontrak
46 Pembantu Baru
47 Membuat Perhitungan
48 Kemarahan Mia
49 Teror Ben
50 Ben
51 Hubungan Suami Istri Sesungguhnya
52 Tamu tak diundang
53 Mengusir Pelakor
54 Papa Mondi
55 Sebuah Rahasia?
56 Menyelesaikan Masalah Mia vs Aldo
57 Pertengkaran Pertama.
58 Aku Pulang
59 Kehilangan Mia
60 Bawa Mia Pulang!!!
61 Rindu
62 Sikap Aneh Mia
63 Positif
64 Kebahagiaan Calon Orang Tua
65 Rujak
66 Ben Dan Sisie
67 Tidak Akan Menyerah
68 Mama dan Papa Berkunjung
69 Berkunjung ke Makam
70 Kembali Ke Rumah
71 Kegalauan Sisie
72 Rencana Mia
73 Sisie Kecelakaan
74 Musibah Atau Anugerah
75 Ke Dokter Kandungan
76 Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
77 Terpancing
78 Dia Calon Istriku
79 Rencana Pernikahan
80 Akad
81 Hadiah Pernikahan
82 Keraguan Ben
83 Tak Nyaman
84 Tak Bisa Normal
85 Baby Twins
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Duka dan Hutang
2
Dijual
3
Tawaran
4
Arsenio Bharata
5
Menemui Arsen
6
Perjanjian Kontrak
7
Bertemu Calon Mertua
8
Masa Lalu Arsen
9
Panggil Aku Mama
10
Salah Menilai
11
Mencengangkan Arsen
12
Memakan Buah Simalakama
13
Pernikahan
14
Uncontrol
15
Obrolan Suami Istri
16
Sebuah Janji
17
Rencana Terselubung
18
Perihal Kasep Dan Asep
19
Suapan Nasi Padang
20
Mati Lampu
21
Mengujungi Orang Tua Mia
22
Kau Adalah Istriku
23
Tidak Rela
24
Transformasi
25
Ide Gila Mia
26
Ternyata....
27
Kedatangan Ben
28
Bertemu Sahabat
29
Beneran atau Sandiwara???
30
Antara Sadar dan Tidak Sadar
31
Sesuatu Yang Terlupa
32
Cemburu???
33
Cemburu 2
34
Bolehkan Aku???
35
You Are Mine
36
Tanda Kepemilikan
37
Bertemu Ben
38
Obsesi Sisie
39
Bolehkah Aku Berharap?
40
Ungkapan Perasaan Mia
41
Pria Penuh Misteri.
42
Friendzone
43
Aku Suaminya
44
Kedatangan Mama Dan Papa
45
Berakhirnya Kontrak
46
Pembantu Baru
47
Membuat Perhitungan
48
Kemarahan Mia
49
Teror Ben
50
Ben
51
Hubungan Suami Istri Sesungguhnya
52
Tamu tak diundang
53
Mengusir Pelakor
54
Papa Mondi
55
Sebuah Rahasia?
56
Menyelesaikan Masalah Mia vs Aldo
57
Pertengkaran Pertama.
58
Aku Pulang
59
Kehilangan Mia
60
Bawa Mia Pulang!!!
61
Rindu
62
Sikap Aneh Mia
63
Positif
64
Kebahagiaan Calon Orang Tua
65
Rujak
66
Ben Dan Sisie
67
Tidak Akan Menyerah
68
Mama dan Papa Berkunjung
69
Berkunjung ke Makam
70
Kembali Ke Rumah
71
Kegalauan Sisie
72
Rencana Mia
73
Sisie Kecelakaan
74
Musibah Atau Anugerah
75
Ke Dokter Kandungan
76
Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
77
Terpancing
78
Dia Calon Istriku
79
Rencana Pernikahan
80
Akad
81
Hadiah Pernikahan
82
Keraguan Ben
83
Tak Nyaman
84
Tak Bisa Normal
85
Baby Twins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!