Mati Lampu

Setelah makan malam, Mia mengajak Arsen untuk berkunjung ke rumah Desi. Dia ingin mengembalikan kipas angin yang dipinjam tadi sekaligus bertanya apakah ada orang yang mau disuruh bersih-bersih rumahnya.

Tok... tok... tok...

Tak lama pintu rumah Desi terbuka. Desi tersenyum melihat Mia dan suaminya yang sedang berkunjung ke rumahnya.

"Masuk Mia.. ada apa? "

"Ini teh mau mengembalikan kipas anginnya. Terima kasih, teh. " kata Mia sambil menyerahkan kipas anginnya kepada Desi.

"Kenapa keburu di kembalikan, nanti Aa' kasep kepanasan lagi. "

"Udah beli tadi teh. "

Mereka kemudian duduk di kursi yang ada di ruang tamu. Dan tak lama suami Desi keluar dari kamarnya dan menemui tamu mereka.

"Ini, teh Mia? lama nggak ketemu, jadi pangling. sama siapa ini? "

"Iya, kang. Ini suami Mia. Mia kemari ada perlu sama teh Desi soal besok, apakah ada yang mau kerja dirumah. " tanya Mia langsung pada inti kedatangan mereka.

"Oh, yang tadi itu ya. Ada Mia. Yang kerja bersihin pekarangan Mang Omon sama suami teteh, kang Asep. Terus yang bersihin rumah dan segala macem nanti teteh bantu Mia sama teh Encus. "

"Lho, kok Teh Desi sama kang Asep yang kerja. Mia kan jadi nggak enak, teh. "

"Ya nggak apa-apalah Mia, Mumpung kang Asep lagi libur di kebun besok. Biarlah kerja dirumah kamu, Lumayan kan? "

Arsen dan Mia saling berpandangan. Lalu tak lama Mia mendapat anggukan dari Arsen.

"Ya sudah teh pokoknya nggak ngerepotin teteh aja. "

"Enggak atuh, Mia. "

"Besok teteh ke rumah pagi ya kalau gitu, soalnya mas Arsen sama Mia mau ke makam ayah sama ibu dulu. Minta tolong sama teteh bikinin kopi sama gorengan buat yang kerja. Semuanya udah Mia siapin bahannya.

"Iya deh, Mia. Besok teteh langsung ke rumahmu setelah mengerjakan pekerjaan rumah. "

"Kalau begitu, aku pulang dulu teh. Aku tunggu besok ya. Assalamu'alaikum. "

Mia langsung beranjak dari duduknya setelah berpamitan kepada Desi dan suaminya. Sejak tadi Arsen hanya diam memeperhatikan interaksi Mia dan Desi, juga suaminya. Lalu dia mulai bertanya kepada Mia saat mereka berada di rumah.

"Mia, memangnya Desi sama suaminya kerja apa?"

"Kalau teh Desi di rumah aja mas, kalau suaminya kang Asep kerja di sawah, kadang di kebun kadang juga jadi tukang. Tergantung siapa yang nyuruh sih. "

"Serabutan gitu? "

"Iya... "

Arsen terdiam sejenak, sebelum dia tersenyum lebar. Sepertinya dia memiliki ide.

"Kenapa senyummu aneh mas? "

"Nggak apa-apa. "

Tiba- tiba diluar berhembus angin kencang dan suara petir yang menggelegar. Mia selalu merasa takut kalau terdengar suara petir yang sangat kencang seperti itu. Dan....

Mati lampu.

"Mas Arsen. " pekik Mia dan tanpa sadar dia memeluk Arsen yang ada disampingnya.

Arsen merasakan tubuh Mia yang bergetar hebat.

"Kamu kenapa? "

"Aku takut mas, aku takut gelap dan petir. " Mia terus memeluk Arsen dengan tubuh yang bergetar.

"Apa disini sering mati lampu? " tanya Arsen sambil menepuk-nepuk punggung Mia.

Mia menggeleng, "Aku tidak tau, karena aku tidak pernah pulang. Tapi kalau dulu hanya terjadi pemadaman saat situasi seperti ini, ada angin kencang dan petir juga hujan lebat. Selain itu nggak pernah. " Mia mengatakan apa yang dia tau, dengan masih bersembunyi di dada Arsen.

Arsen lalu menyalakan ponselnya dalam mode senter. Agar ada penerangan di rumah itu.

"Mia, apa kau punya lilin, atau apapun yang bisa di gunakan untuk penerangan.

"Nggak ada mas, Aku tadi tidak beli. Aku pikir semua akan baik-baik saja. Nggak taunya begini. "

"Ya sudah, "

Mereka duduk mematung di kursi ruang tamu, hingga Arsen merasakan kantuk yang amat hebat. Dia menguap berkali-kali, dan melihat ponselnya yang ternyata daya diponsel nya tinggal sedikit.

"Mia, baterai ponselku mau habis, aku juga sudah ngantuk. Terus gimana ini?" keluh Arsen yang melihat Mia terus menempel di tubuhnya seperti cicak yang menempel di dinding

"Ayo kita tidur bersama, bukankah kita pernah tidur bersama di malam pengantin kita. Kau juga suamiku mas, jadi tidak ada salahnya kita tidur bersama." Rengek Mia tanpa rasa berdosa sama sekali.

Arsen melotot tak percaya dengan apa yang dikatakan Mia. Bagaimana mungkin? Tapi apa yang dikatakan Mia benar.

Mia yang tidak mendapat jawaban dari Arsen, mulai menggoyang-goyangkan lengan Arsen.

"Boleh ya? Apa kau ingin melihat aku mati ketakutan, mas. " Mia mengerucutkan bibirnya melihat Arsen diam saja.

"Baiklah, Ayo. Tapi aku buang air kecil dulu. "

Arsen menuju kamar mandi, dan Mia terus menempel ditubuhnya seperti tadi. Sampai di depan kamar mandi Arsen menghentikan langkahnya.

"Apa kau ingin ikut masuk, Mia dan melihatku buang air. "

Dengan polos Mia mengangguk.

"Kau... "

Arsen mengusap wajahnya kasar. Dia tidak habis pikir dengan wanita disampingnya ini. Dia lalu memberikan ponselnya pada Mia dengan kasar.

"Pegang ini, aku mau buang air. kau tunggu di luar."

"Tapi , mas. Jangan ditutup ya pintunya, Aku janji nggak akan ngintip. "

Arsen mendesah kasar, dia lalu masuk ke dalam kamar mandi dengan pintu yang sedikit terbuka.

"Mas Arsen jangan lama-lama... " teriak Mia dari luar.

"Lama apanya buka celana aja belum. Dasar penakut. " gerutu Arsen.

Arsen lalu menuntaskaan hajatnya dan segera keluar. Dilihatnya Mia sedang berdiri seperti patung.

"Ayo." Arsen lalu merangkul pundak Mia, dan membawanya masuk ke dalam kamar.

Mia langsung berbaring memeluk Arsen seperti guling. Dan meminta Arsen juga memeluknya. Arsen sempat terkejut saat Mia memeluknya dengan erat. Tapi setelah merasakan ketakutannya, Arsen jadi kasihan dan balas memeluk Mia dan menepuk-nepuk lembut punggungnya.

"Tidurlah, aku bersamamu." Kata Arsen sebelum dia memejamkan matanya.

"Kenapa lampunya lama sekali padamnya? " gumam Arsen.

"Biasanya nunggu hujan reda atau anginnya sudah tenang mas. " jawab Mia di balik dada bidang Arsen.

"Kalau hujannya sampai pagi? "

"Ya mati lampunya sampai pagi. Pernah disini pemadaman listrik sampai tiga hari. "

"Apa? Tiga hari? kalian kembali ke jaman primitif dong. "

"Iya tapi kami sudah biasa. "

Lama mereka terdiam, menikmati suasana malam ini. Dimana terdengar suara kodok yang ikut bernyanyi mengikuti alunan musik dari hujan.

"Benar-benar hidup kembali di jaman primitif. " batin Arsen.

Dalam pelukan Arsen, Mia tersenyum merasakan kehangatan pelukan suaminya ini. Suam6in yang sudah bisa dia sentuh, tapi belum bisa di amiliki seutuhnya.

Arsen mendengarkan dengkuran halus dari Mia. Dia tidak menyangka, kalau dirinya bisa sedekat ini dengan seorang wanita. Apa karena wanita di hadapannya ini adalah istrinya? Yang sudah boleh di apa-apain? Tapi ada sisi lain dalam diri Arsen yang menolak untuk itu.

Terpopuler

Comments

Yani

Yani

Ayo Mia kamu pasti bisa

2024-05-06

0

Mona_minYoongi

Mona_minYoongi

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-04-14

0

Mona_minYoongi

Mona_minYoongi

🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-04-14

1

lihat semua
Episodes
1 Duka dan Hutang
2 Dijual
3 Tawaran
4 Arsenio Bharata
5 Menemui Arsen
6 Perjanjian Kontrak
7 Bertemu Calon Mertua
8 Masa Lalu Arsen
9 Panggil Aku Mama
10 Salah Menilai
11 Mencengangkan Arsen
12 Memakan Buah Simalakama
13 Pernikahan
14 Uncontrol
15 Obrolan Suami Istri
16 Sebuah Janji
17 Rencana Terselubung
18 Perihal Kasep Dan Asep
19 Suapan Nasi Padang
20 Mati Lampu
21 Mengujungi Orang Tua Mia
22 Kau Adalah Istriku
23 Tidak Rela
24 Transformasi
25 Ide Gila Mia
26 Ternyata....
27 Kedatangan Ben
28 Bertemu Sahabat
29 Beneran atau Sandiwara???
30 Antara Sadar dan Tidak Sadar
31 Sesuatu Yang Terlupa
32 Cemburu???
33 Cemburu 2
34 Bolehkan Aku???
35 You Are Mine
36 Tanda Kepemilikan
37 Bertemu Ben
38 Obsesi Sisie
39 Bolehkah Aku Berharap?
40 Ungkapan Perasaan Mia
41 Pria Penuh Misteri.
42 Friendzone
43 Aku Suaminya
44 Kedatangan Mama Dan Papa
45 Berakhirnya Kontrak
46 Pembantu Baru
47 Membuat Perhitungan
48 Kemarahan Mia
49 Teror Ben
50 Ben
51 Hubungan Suami Istri Sesungguhnya
52 Tamu tak diundang
53 Mengusir Pelakor
54 Papa Mondi
55 Sebuah Rahasia?
56 Menyelesaikan Masalah Mia vs Aldo
57 Pertengkaran Pertama.
58 Aku Pulang
59 Kehilangan Mia
60 Bawa Mia Pulang!!!
61 Rindu
62 Sikap Aneh Mia
63 Positif
64 Kebahagiaan Calon Orang Tua
65 Rujak
66 Ben Dan Sisie
67 Tidak Akan Menyerah
68 Mama dan Papa Berkunjung
69 Berkunjung ke Makam
70 Kembali Ke Rumah
71 Kegalauan Sisie
72 Rencana Mia
73 Sisie Kecelakaan
74 Musibah Atau Anugerah
75 Ke Dokter Kandungan
76 Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
77 Terpancing
78 Dia Calon Istriku
79 Rencana Pernikahan
80 Akad
81 Hadiah Pernikahan
82 Keraguan Ben
83 Tak Nyaman
84 Tak Bisa Normal
85 Baby Twins
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Duka dan Hutang
2
Dijual
3
Tawaran
4
Arsenio Bharata
5
Menemui Arsen
6
Perjanjian Kontrak
7
Bertemu Calon Mertua
8
Masa Lalu Arsen
9
Panggil Aku Mama
10
Salah Menilai
11
Mencengangkan Arsen
12
Memakan Buah Simalakama
13
Pernikahan
14
Uncontrol
15
Obrolan Suami Istri
16
Sebuah Janji
17
Rencana Terselubung
18
Perihal Kasep Dan Asep
19
Suapan Nasi Padang
20
Mati Lampu
21
Mengujungi Orang Tua Mia
22
Kau Adalah Istriku
23
Tidak Rela
24
Transformasi
25
Ide Gila Mia
26
Ternyata....
27
Kedatangan Ben
28
Bertemu Sahabat
29
Beneran atau Sandiwara???
30
Antara Sadar dan Tidak Sadar
31
Sesuatu Yang Terlupa
32
Cemburu???
33
Cemburu 2
34
Bolehkan Aku???
35
You Are Mine
36
Tanda Kepemilikan
37
Bertemu Ben
38
Obsesi Sisie
39
Bolehkah Aku Berharap?
40
Ungkapan Perasaan Mia
41
Pria Penuh Misteri.
42
Friendzone
43
Aku Suaminya
44
Kedatangan Mama Dan Papa
45
Berakhirnya Kontrak
46
Pembantu Baru
47
Membuat Perhitungan
48
Kemarahan Mia
49
Teror Ben
50
Ben
51
Hubungan Suami Istri Sesungguhnya
52
Tamu tak diundang
53
Mengusir Pelakor
54
Papa Mondi
55
Sebuah Rahasia?
56
Menyelesaikan Masalah Mia vs Aldo
57
Pertengkaran Pertama.
58
Aku Pulang
59
Kehilangan Mia
60
Bawa Mia Pulang!!!
61
Rindu
62
Sikap Aneh Mia
63
Positif
64
Kebahagiaan Calon Orang Tua
65
Rujak
66
Ben Dan Sisie
67
Tidak Akan Menyerah
68
Mama dan Papa Berkunjung
69
Berkunjung ke Makam
70
Kembali Ke Rumah
71
Kegalauan Sisie
72
Rencana Mia
73
Sisie Kecelakaan
74
Musibah Atau Anugerah
75
Ke Dokter Kandungan
76
Aku Istrimu Bukan Pengasuh Ibumu
77
Terpancing
78
Dia Calon Istriku
79
Rencana Pernikahan
80
Akad
81
Hadiah Pernikahan
82
Keraguan Ben
83
Tak Nyaman
84
Tak Bisa Normal
85
Baby Twins

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!