Bab 15: Wanita Penjelajah

Di bagian dada sebelah kiri wanita ini terdapat tag nama yang menampilkan namanya.

Wanita ini bernama Cinta Nara yang dapat dilihat dengan jelas namanya ditempel di pakaian yang ia kenakan.

"Aku harus ke mana untuk mencari pria yang masih hidup?"

Cinta mengeluarkan selembar kertas yang dilipat, kemudian dia membacanya di dalam hati.

Pupil matanya bergerak seiring dirinya membaca tulisan yang ada di alam kertas, wajahnya berangsur-angsur muram dan sedih.

Kertas yang dibaca Cinta adalah kertas perintah dari seseorang, terdapat sebuah nama di bawah tulisan, nama tersebut merupakan seseorang yang mengirimkan perintah kepada Cinta.

Pada isi perintahnya, Cinta harus menemukan setidaknya seorang pria ke markas.

Perintah ini konyol, tetapi Cinta tak berani menolaknya karena ini demi kepentingan bersama, tepatnya kepentingan umat manusia.

Melipat kembali kertas dan memasukkannya ke dalam saku baju, Cinta menggelengkan kepalanya tanpa daya dan ada sedikit perasaan lelah di wajahnya.

"Bagaimana bisa pria yang kuat bisa punah di dunia ini? Bukankah mereka lebih superior daripada wanita?" Cinta bertanya-tanya sambil melihat zombie-zombie sedang berkumpul di bawah.

Masih teringat jelas sebuah kalimat yang menyebutkan bahwa pria adalah makhluk yang jauh lebih kuat dalam fisik ketimbang wanita.

Akan tetapi, pria yang kuat telah hampir tidak ada di dunia ini dan hampir semuanya menjadi zombie.

Telah lebih dari 3 bulan Cinta mencari seorang pria di berbagai tempat. Kota Jakarta adalah tempat ketiga yang dia kunjungi untuk mencari seorang pria.

Sebelumnya, dia sudah mengunjungi Kota Serang dan Tangerang, keduanya berada di Provinsi Banten.

Sekarang dia pindah ke Ibu Kota Jakarta, tetapi masih belum menemukan satu pun pria.

Jujur saja, Cinta lelah dengan tugas ini, bukan karena kepentingan umat manusia, dia tidak akan bepergian seperti ini.

Sangat melelahkan melawan banyak zombie di jalan, berlari dari kejaran ratusan zombie dan bertemu dengan orang-orang gila. Lebih baik diam di markas, duduk sambil melihat pemandangan indah yang ada di luar.

"Persediaan hampir habis, aku harus mencari mall atau toko makanan di dekat sini."

Saat Cinta memeriksa tas di punggungnya, ada beberapa makanan kemasan dan satu kentang. Makanannya sudah hampir habis dan dia harus mengambil makanan untuknya sendiri.

Menundukkan kepala ke bawah untuk melihat puluhan zombie, kumpulan zombie ini masih berdiri dan berjalan santai di jalan raya yang rusak.

Mata Cinta memancar kilatan cahaya, kemudian dia mengeluarkan sebilah pisau dan turun dari gedung yang memiliki ketinggian belasan meter bagai gorila yang turun memanjat.

Dengan satu tangan dan dua kaki, Cinta menuruni gedung melalui jendela ke jendela begitu cepat.

Serpihan kaca yang tak sengaja ditendang terjatuh lebih dahulu dan menancap tepat di atas kepala zombie.

Krahh!

Zombie tersebut berteriak kesakitan dengan suara yang kasar dan nyaring, membuat zombie-zombie lain mengetahui keberadaan Cinta yang sedang menuruni gedung dengan cara ekstrim.

Dalam sekejap, semua zombie yang ada di jalan raya depan gedung mencoba untuk meraih Cinta yang tak lama lagi tiba di tanah.

Cinta yang melihat ini tidak memberhentikan aksinya dan terus melompat ke bawah.

"Suaramu jelek, Bajingan!"

Melompat dari lantai 2 gedung, Cinta melambaikan pisau di tangannya ke zombie yang hendak memanjat.

Bilah pisau yang tajam berhasil melewati kepala zombie, membelah dengan halus menjadi 2 bagian kepala secara horizontal.

Di saat yang bersamaan, Cinta mendarat tepat di atas tubuh zombie yang terpotong kepalanya.

Swoosh!

Sebuah cakaran hampir mengenai wajah Cinta yang baru saja menstabilkan tubuhnya.

Mengetahui ini, cahaya dingin pisau muncul di antara leher zombie yang menyerang Cinta diam-diam.

"Fiuh ... untung saja itu tidak kena." Cinta menghela napas lega. Serangan tadi nyaris mengenai wajah cantiknya.

Tampaknya, keberuntungan sedang berada di pihaknya.

Berpikir seperti itu, Cinta melanjutkan operasinya dalam membunuh kelompok zombie yang ada di jalan raya.

Graahh!

Jeritan dan teriakan terdengar di jalan raya besar Kota Jakarta. Para zombie dengan amarah di dalam tubuhnya mencoba menyerang Cinta yang ada di hadapannya.

Ujung bibir Cinta melengkung naik, menampilkan senyuman halus terasa seperti meremehkan zombie-zombie ini.

Zombie yang ada di jalan raya dan menyerbu Cinta bergerak dengan cara berjalan. Hal ini sangat mudah Cinta lawan.

Gerakannya yang lincah dengan fleksibilitas yang cukup tinggi, Cinta berhasil meluncurkan serangan tinju dan tendangan kepada mereka semua.

Satu per satu Cinta bunuh dengan pisau di tangannya yang sangat tajam untuk membunuh satu zombie secara instan.

Berlari cepat menuju dua zombie di dekatnya, kaki Cinta terbentang lebar di udara, kedua kakinya menghantam tubuh monster di udara dan menjatuhkan kedua zombie sekaligus ke jalan beton dengan keras.

Cinta berhasil melakukan jurus Gawi Chagi dari seni bela diri taekwondo.

Sebelum dua zombie ini bisa bangkir, tusukan mendarat di dahi mereka sebanyak 3 kali, menghancurkan otak yang ada di dalamnya.

Tak sampai di situ, Cinta menebas bagian dada monster untuk menghancurkan fungsi jantungnya.

Graahhh!

Jumlah zombie tidak berkurang setelah Cinta bunuh belasan ekor, melainkan bertambah banyak lantaran zombie di kejauhan ikut berdatangan ke arahnya.

"Selamat tinggal!"

Dengan keputusan cepat yang Cinta buat, dia memilih untuk pergi menuju sebuah gedung tak jauh dari tempatnya berada.

Langkah kaki Cinta begitu cepat, tubuhnya sangat fleksibel untuk melewati banyak zombie dan rintangan dengan berlari sekuat tenaga.

Pada saat Cinta berlari, ada dua bola yang berguncang hebat pada tubuhnya, tetapi Cinta tidak memperdulikan dan tetap fokus berlari.

Tidak lama berselang, Cinta berhasil masuk ke dalam bangunan kosong dan gelap, meninggalkan banyak zombie di kejauhan yang tengah berjalan ke arahnya dengan kecepatan yang sangat lambat.

"Hah! Hah!" Cinta terengah-engah dengan tubuh yang sudah berkeringat membasahi sebagian pakaiannya. "Bangunan apa ini?"

Di dalam bangunan ini, Cinta bisa melihat model bangunan yang begitu besar mencirikan sebuah mall mewah.

Berdiri tegap, Cinta mulai berjalan makin dalam sembari memegang pisau berdarah di tangannya.

Tatapan matanya menjelajahi internet bangunan yang besar dan luas ini, mengamati sesuatu yang ada di dalam mall.

Tepat ketika dia sampai di sebuah tempat luas di dalam bangunan, dengan jelas Cinta melihat tumpukan potongan tubuh zombie yang diletakkan di tengah-tengah lantai ini.

Bau busuk yang menyengat mengharuskan Cinta mencubit hidungnya agar tidak mencium bau tidak sedap.

Perasaan aneh muncul di dalam hati Cinta, mengubah kewaspadaan Cinta menjadi tinggi.

Setelah memandangi beberapa saat, Cinta berjalan ke suatu arah di dalam mall dengan niat mencari toko makanan yang bisa dia ambil makanannya.

Masih dengan kewaspadaan yang tinggi, sosok Cinta masuk lebih dalam, dan lorong yang ia lalui makin lama makin gelap.

"Mengapa semua bangunan di kota ini rata-rata gelap? Menyebalkan sekali!" gerutu Cinta sambil menyalakan senter di tangannya.

Pada saat ini, Elvino dan keempat wanitanya berjalan di lantai paling atas mall berniat mencari sesuatu yang menarik.

Ketiga wanita tidak memilih untuk pergi, mereka memilih menjadi wanita Elvino atas alasan mereka pribadi.

"Mengapa kalian mau menjadi wanitaku?" tanya Elvino dengan wajah serius ke tiga wanita yang berjalan beriringan di sampingnya.

"Itu, karena aku tertarik padamu."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!