Bab 9: Mengosongkan Supermarket

Lantai dasar mall dalam sekejap telah menjadi tempat mayat zombie yang telah terpotong ditumpuk dan dikumpulkan.

Daging dan tulang zombie Elvino kumpulkan di satu tempat, yaitu di tengah-tengah lantai dasar yang cukup luas dan dikelilingi oleh banyak toko.

Dari lantai dasar ini Elvino dan Lusi bisa melihat lantai atas karena konsep interiornya terbuka dan orang yang ada di atas bisa melihat lantai yang ada di bawah.

Tujuan dari konsep mall ini untuk orang yang berkunjung dapat melihat keindahan mall dari lantai atas ataupun bawah.

Hampir semua mall yang ada di Jakarta punya konsep atau desain yang demikian. Bisa dikatakan juga hampir semua mall di Indonesia punya konsep yang sama.

Zombie-zombie yang dilawan Elvino tidak hanya belasan lagi, tetapi sudah hampir mendekati ratusan karena zombie yang ada di lantai atas ikut turun ke bawah akibat suara zombie-zombie yang bising.

Untungnya, Elvino masih mampu menghadapi kawanan zombie berjumlah hampir menyentuh seratus ini tanpa terluka, hanya sedikit merasa lelah.

Lusi yang digendong oleh Elvino cuma bisa menutup mata dan mulutnya ketika Elvino membantai semua zombie yang mendekati mereka.

Dia sama sekali tidak bisa melihat aksi Elvino yang sadis dalam membunuh zombie, bisa-bisa dia akan muntah dan mengeluarkan isi perutnya.

Melihat tumpukan daging yang dilumuri darah di kejauhan, Lusi menelan ludah dengan ekspresi yang tak percaya, kemudian menoleh untuk melihat wajah Elvino sehabis membantai zombie-zombie.

Pria ini sama sekali tidak takut, wajahnya yang tampan tidak bergeming, pupil matanya yang berwarna hitam masih memancarkan ketegasan. Elvino sudah mulai terbiasa dalam membunuh banyak zombie di dunia ini.

Kemampuannya dalam beradaptasi cukup bagus, dia bahkan berhasil menstabilkan mentalnya di dunia yang kejam ini hanya dalam waktu 1 jam lebih.

Jujur saja, Elvino akan memilih untuk diam di rumah daripada hidup di dunia yang sadis ini. Jika bukan karena Sistem dan tujuannya, dia tidak sudi melakukan hal yang sangat berat ini.

"Ayo lanjutkan!"

"Baik!"

Mereka berdua kembali berjalan menuju ke tempat supermarket yang ada di mall ini.

Elvino terus berjalan mengikuti arahan dari Lusi, mereka sempat melewati berbagai macam tokok, dan melihat-lihat apakah ada barang yang masih layak untuk dipakai.

Beruntungnya, Elvino dan Lusi menemukan 2 tas yang berukuran kecil dan besar. Meskipun tas itu kotor dan agak berjamur, Elvino dan Lusi masih bisa membersihkan tas ini untuk dipakai nantinya.

Tentu saja, tas yang besar itu bukan untuk Elvino, melainkan untuk Lusi. Elvino mengambil tas kecil untuk alat pembantu dirinya mengeluarkan barang dari penyimpanan gelang.

Beberapa toko mereka jelajahi dan jatah dan sekaligus pergi menuju ke supermarket.

Saat menjelajahi toko-toko tersebut, ada beberapa zombie yang terperangkap dan berkeliaran di toko itu.

Jelas, Elvino membunuh mereka dan dia mendapatkan sebuah pengingat baru dari Sistem.

[Ding! Selamat Anda telah membunuh 200 Zombie Level 1! ]

[Anda mendapatkan 1x undian senjata!]

Dia mendapatkan hadiah dari Sistem atas keberhasilannya membunuh 200 Zombie level 1, hadiah itu berupa undian senjata lagi.

Ada 3 undian yang berbeda berhasil Elvino kumpulkan. Sekarang masih belum tepat untuk memutar ketiga hadiah ini karena situasinya masih genting dan sibuk.

Selama hampir 1 jam berlalu di dalam mall, mereka akhirnya sampai di supermarket setelah menjelajahi puluhan toko.

Mereka berdua mendapatkan beberapa barang yang layak dipakai, berupa beberapa pakaian, jaket, ikat pinggang, dan lainnya.

Sambil berjalan, Lusi telah membersihkan tas besar miliknya, dan memasukkan benda yang bisa dia pakai ke dalamnya.

Lusi mengenakan jaket besar untuk menutupi pakaiannya yang sobek. Kini dia tidak lagi menutupi lubang pada pakaiannya dengan tangannya.

Jaketnya berbahan kain parasut yang seharusnya anti-air.

Mungkin ini keberuntungan dia mendapatkan barang ini.

Sementara itu, Elvino tetap tidak memakai pakaian atasnya dan hanya memakai celana, pakaiannya masih tidak berbeda dengan sebelumnya.

Hanya ada tambahan tas kecil berjenis selempang yang ia gendong di tubuhnya.

Ada banyak pakaian yang Elvino ambil, dan dimasukkan ke dalam tas kecilnya. Hal itu membuat Lusi bingung, tas kecilnya bisa menyimpan banyak barang, sangat tidak masuk akal.

Namun, Lusi masih belum berani untuk bertanya tentang keanehan tersebut dan hanya diam, pura-pura tidak melihat.

Di dalam supermarket, mereka mencari beberapa makanan yang masih bisa dimakan, tak lupa untuk melihat masa layak konsumsinya terlebih dahulu di setiap makanan yang mereka temui.

Saat Elvino menyimpan banyak makanan ini di dalam penyimpanan ruang angkasa gelang miliknya, itu disaksikan langsung oleh Lusi.

Dengan begitu Elvino tidak membutuhkan tas kecil itu lagi dan membatalkan niatnya untuk menyembunyikan sesuatu yang berharga darinya kepada Lusi.

"Seperti yang kamu lihat, aku punya kemampuan menyimpan barang di suatu ruang di dalam tubuhku. Kuharap kamu tidak memberi tahu tentang hal ini, kalau tidak, mungkin kamu takkan bisa selamat dari mall ini, " ujar Elvino dengan suara yang serius.

Glup!

Lusi mengangguk cepat dengan wajah yang menunjukkan ekspresi yang panik. Saking takutnya dia menelan ludah tanpa sadar dan menggenggam erat jaketnya dengan kuat.

Sebenarnya, Elvino tidak sungguh-sungguh dalam mengatakan itu, sebuah gertakan agar wanita ini setia.

Terkadang butuh perlakuan kasar agar orang lain setia pada kita, tetapi jangan terlalu berlebihan dan juga jangan membanting pasangan kita.

Melihat respons Lusi, Elvino menggosok kepala wanita ini untuk menenangkan dirinya atas gertakannya tadi.

"Kamu sudah memilih barang-barang yang layak untuk kita konsumsi?"

"Sudah."

Lusi mengangguk dan memperlihatkan isi tasnya yang dipenuhi belasan makanan kaleng dengan masa expired yang hampir selesai, beberapa kantung plastik berisi kacang-kacangan, dan madu.

Makanan yang diambil Lusi sangat-sangat tepat dan masih bisa dimakan oleh mereka berdua.

Semua makanan yang Lusi simpan di tasnya memang bisa dikonsumsi meski sudah bertahun-tahun disimpan.

Mengingat sudah 3 tahun krisis zombie berlangsung, makanan ini punya sisa masa layak konsumsi yang hampir habis, selain madu dan beras.

"Kerja bagus!" Elvino memuji Lusi dengan senyuman.

Berikutnya, dia tiba-tiba mengambil pinggang Lusi dan mencium keningnya.

Lusi terkejut dengan gerakan Elvino yang mendadak ini, jantungnya berdetak cepat dengan suasana hati yang berbunga-bunga.

Elvino tersenyum puas melihat Lusi yang diam sambil memegang perutnya. Gerakan yang selalu dia ingin lakukan kepada wanita berhasil membuat Lusi tersipu.

Sepanjang perjalanan menuju supermarket, ada sesuatu yang dipikirkan oleh Elvino, yakni menentukan kapan melakukan hal ini kepada Lusi.

Dia terlalu banyak menonton anime bertema romantis sehingga punya banyak keinginan untuk mewujudkan gerakan-gerakan yang ada di film.

"Ikut aku!"

Setelah melakukan itu, Elvino berjalan menuju ke bagian lain yang ada di dalam supermarket dan menjarah beberapa makanan yang masih bisa dimakan.

Ada puluhan butir telur yang masih utuh, sebagian besar telah pecah dan hancur di lantai. Tanpa banyak berpikir, Elvino menyapu semua telur ke dalam gelangnya.

Beberapa makanan yang lain pun ada yang Elvino evakuasi, seperti makanan ringan kemasan, gula, garam, dan pasta kering, termasuk makanan yang disimpan oleh Lusi dipindahkan ke dalam penyimpanan gelangnya.

Tepat ketika mereka berdua ingin meninggalkan area supermarket, muncul suara keras dari salah satu rak persediaan barang yang tiba-tiba terjatuh, sontak mengejutkan mereka berdua.

"Siapa di sana?!"

Terpopuler

Comments

calliga

calliga

Lanjut

2023-07-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!