Bab 14: Bertemu Pasangan

Lusi dan ketiga wanita tersebut mundur dalam beberapa langkah ke belakang, beberapa dari mereka bersembunyi di belakang rak persediaan barang.

Melihat mereka sudah cukup jauh, Elvino mulai bersiap.

Pedang panjang yang dia genggam memancarkan cahaya biru di ruangan yang gelap, pancaran sinar makin kental dan kuat, kemudian Elvino menebas ke depan mengeluarkan tebasan energi menabrak pintu ruangan di depannya.

Bom!

Pintu itu hancur beserta dinding tembok yang menjadi media untuk pintu tersebut bisa menempel.

Bongkahan pintu yang terbuat dari campuran besok terbelah menjadi beberapa bagian dan berhamburan ke dalam dan luar ruangan.

Dengan gelang yang masih menyala dan pedang di tangannya yang tetap bersinar, Elvino masuk ke dalam untuk memeriksa kondisi di dalam ruangan.

Begitu ia masuk ke dalam dia menemukan banyak sampah, bahkan dia menemuka beberapa kaleng minuman bersoda yang sudah berkarat.

Sinar senter menerangi hingga ke sudut ruangan, segala sesuatu yang ada di dalam ruangan tersembunyi ini terekspos dengan jelas.

Dengan demikian, Elvino menemukan dua zombie yang berdiri diam tak bergerak memandangi dirinya sejak awal masuk.

Setelah Elvino tatap dan mengawasi mereka berdua dari jauh, mereka ini tidak menyerang Elvino layaknya zombie-zombie yang lain.

Aneh sekali zombie ini, kedua zombie hanya diam dan menatap Elvino dengan mata yang menyala berwarna oranye.

Penasaran dengan zombie satu ini, Elvino berjalan perlahan untuk mendekati mereka ingin tahu reaksi mereka saat dirinya mendekat.

Graahh!

Berikutnya, kedua zombie ini mengangkat kedua tangannya yang memiliki cakar panjang membidik Elvino yang mendekat.

Untungnya, Elvino punya refleks yang baik dan dia bisa menghindari serangan mendadak ini.

Setelah kedua monster ini menyerang, mereka hanya terus-menerus melambaikan tangannya mencoba meraih Elvino yang perlahan menjauh, tetapi kedua kaki mereka tetap diam di tempat tanpa ada tanda ingin bergerak.

Mengetahui keanehan ini, keempat wanitanya di bawa ke dalam ruangan untuk memberi tahu jenis zombie apa satu ini.

Mika dan kedua wanita selain Lusi, mereka bertiga tahu jenis apa zombie satu ini.

"Mereka berdua adalah Stander Zombie, termasuk ke dalam zombie lemah di level satu," ucap Mika yang memandangi zombie dengan tatapan yang jijik.

Kana mengangguk dan menambahkan, "Zombie ini tak terlalu mengancam, tidak berbahaya karena hanya diam di tempat dan takkan bergerak."

"Jadi, mereka akan terus seperti ini sampai mati?" tanya Elvino yang cukup kaget dengan informasi ini.

Ternyata ada zombie yang aneh dan sangat lemah.

Bulan yang diam akhirnya berbicara dan menjawab pertanyaan Elvino, "Benar, kedua zombie ini akan terus di sini sampai mereka mati karena kelaparan tak mendapatkan mangsa. Meskipun begitu, hati-hati dengan mereka karena zombie jenis ini punya cakar panjang yang sangat berbahaya."

Setelah mendengar semua jawaban ketiga wanita ini, Elvino menyimpan baik-baik informasi yang mereka berikan.

Ketika Elvino menatap zombie ini lebih lama, matanya tiba-tiba teralihkan dengan sesuatu yang ada di atas meja di dalam ruangan ini.

Elvino berjalan menghampiri meja tersebut dan melihat lebih dekat dengan sesuatu yang ada di atas meja ini.

"Senter dan sebuah surat?"

Tangan Elvino mengambil sebuah senter yang saat dinyalakan masih berfungsi dengan baik meski sudah berdebu dan kotor, juga secarik kertas yang merupakan sebuah surat.

Segera, Elvino membaca surat ini atas rasa ingin tahu yang besar di dalam dirinya.

Melihat Elvino yang berdiri diam di samping meja, keempat wanita tersebut berjalan sampai ke sisi Elvino dan melihat-lihat meja yang diselimuti oleh banyak debu.

"Sayang sekali."

Selepas membaca surat ini, perasaan Elvino menjadi sedih karena surat ini berisikan sesuatu informasi yang mengundang air mata untuk keluar.

Surat yang Elvino temukan berasal dari seorang pria yang memiliki istri, dan istrinya menjadi zombie akibat terkena gigitan zombie pada kakinya. Walaupun istrinya telah berubah menjadi zombie, pria ini tetap ingin di samping istrinya tak peduli berbahayanya itu.

Berjalan bersama istrinya yang menjadi zombie, pria ini akhirnya menemuka tempat ini dan mencoba untuk bertahan hidup. Akan tetapi, ikatan pada lengan istrinya yang telah menjadi zombie terbuka dan pria itu menjadi zombie bersama dengan istrinya di sini.

Tulisan yang ada pada surat ditulis sebelum pria ini menjadi zombie. Alasan Elvino tahu kedua zombie yang ada di dalam ruangan ini adalah pasangan tersebut itu karena sang suami sudah tahu nasibnya, suatu saat dia akan menjadi zombie bersama istri tercintanya.

Selain terdapat cerita yang sedih, di dalam surat tersebut ada satu pesan yang penting.

Alih-alih membacakannya untuk keempat wanitanya, Elvino meminta mereka berempat membaca surat ini.

"Baca surat ini, kalian akan tahu kenyataan yang sebenarnya."

Setelah menyerahkan surat tersebut, Elvino berjalan ke depan kedua zombie dan menatapnya dengan sorot mata yang sedih.

Keempat wanita Elvino membaca bersama surat yang diberikan oleh Elvino dan wajah mereka semua berubah saat membaca pesan yang disematkan di dalam surat.

Pupil mata mereka melebar, hatinya terkejut, dan secara serempak menoleh untuk melihat Elvino yang berdiri di dekat dua Stander Zombie.

Di dalam surat tersebut tertulis bahwa para pria di dunia sudah sangat sedikit, pria yang bersama istri zombienya mengatakan ini, dan berkata umat manusia akan sulit karena pria di kota ini makin sedikit.

Apa yang diucapkan oleh Elvino bahwa dia adalah satu-satunya pria yang tersisa di dunia kemungkinan benar.

Mengangkat pedangnya ke samping, mata Elvino terlihat tegas seketika, dan dia memotong kepala dari kedua monster tersebut hingga terputus. "Maaf, cinta sejati tidak pantas berada di dunia ini lagi. Kalian lebih pantas di surga."

Kedua zombie tersebut terjatuh dengan tubuh yang lemah, tetapi saat detik-detik terjatuh, keduanya saling memeluk satu sama lain sampai jatuh ke lantai.

Melihat ini, Elvino menjadi sangat sedih, ternyata masih ada kesetiaan di dunia yang hancur ini.

Lusi dan lainnya melihat ini, dan mereka ikut sedih, bahkan Lusi tak kuasa menahan tangisnya dan air mata keluar menetes ke pipinya.

Selanjutnya, mereka semua keluar dari ruangan tersebut dan mengambil beberapa barang penting, seperti senter, korek api yang sudah tersisa sedikit, dan beberapa kertas yang menguning.

Tidak lupa Elvino mengambil surat tersebut untuk ia simpan.

"Kalian masih tidak percaya?" Elvino menunjukkan senyum tipis kepada mereka berempat.

Lusi dan lainnya diam sambil menundukkan kepalanya. Mereka masih ragu dengan pernyataan Elvino.

Elvino menghela napas dan berkata, "Aku tidak berbohong kepada kalian, sangat payah jika aku berbohong demi mendapatkan kalian. Kalian percaya atau tidak itu urusan kalian, yang penting aku sudah memberi tahu kalian semua. Selain Lusi, kalian bertiga boleh kembali jika keberatan menjadi wanitaku."

Setelah kata-kata itu jatuh, Elvino berbalik dan berjalan menuju pintu keluar toko.

Lusi menatap Mika dan lainnya dengan bingung, kemudian dia memutuskan untuk menuruti ucapan Elvino dan berlari mengejar Elvino.

Ketiga wanita ini saling memandang, pupil mata mereka memiliki arti yang hanya bisa dipahami oleh ketiganya.

Sebelum cahaya gelang Elvino menghilang, mereka telah memutuskan pilihan.

Berikutnya, mereka bertiga berlari menuju Elvino di kejauhan.

Pada saat yang sama, di suatu tempat terpencil di Kota Jakarta, terlihat seorang wanita berpakaian yang dipenuhi oleh persenjataan jarak dekat tengah berdiri di atap gedung.

Wanita ini memakai topi dengan rambut yang diikat ke belakang, memandang kelompok zombie yang berjalan di jalan.

"Bahkan kebanyakan dari zombie ini adalah seorang pria."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!