Sistem Game Peternakan
Oktober, Indonesia mulai memasuki musim penghujan. Meskipun begitu, hari ini cukup cerah dan dalam beberapa hari juga terakhir belum turun hujan.
Kabupaten Banyumas, di salah satu rumah kecil berlantai dua, ada seorang pemuda yang cukup tampan sedang bermain game di komputer bekasnya.
Pemuda itu bernama Aksa Wijaya, 22 tahun. Aksa bermain game setelah mengirim lamaran kerja lewat email kepada beberapa perusahaan sekaligus karena saat ini ia sedang menganggur.
Ia sedang bermain game peternakan online yang di mana game ini tidak terlalu membutuhkan banyak kecakapan untuk memainkannya. Game ini memiliki kebebasan yang sangat tinggi dan cocok untuk dimainkan saat waktu luang atau saat bosan.
Aksa adalah anak tertua dari empat bersaudara, keluarganya cukup miskin karena harus menghidupi empat anak sekaligus dan kedua orang tua Aksa hanya bekerja sebagai buruh pabrik yang gajinya tidak terlalu besar.
Aksa kesulitan untuk mencari pekerjaan karena ia tidak kuliah. Sebenarnya ia adalah anak yang pintar namun keluarganya hanya memiliki dana untuk menguliahkan satu anak saja.
Jadi Aksa yang saat itu ingin berkuliah d universitas terkenal mengurungkan niatnya dan membiarkan adiknya yang bernama Alvan yang dua tahun lebih muda darinya untuk berkuliah.
Itu karena Alvan adalah anak yang berprestasi. Meskipun Aksa pintar, ia tidak memiliki prestasi apapun karena ia terlalu malas untuk mengikuti lomba berbanding terbalik dengan Alvan yang selalu mengikuti lomba.
Selama ini Aksa selalu berganti pekerjaan seperti salesman, kasir toko, pramuniaga, dan sebagainya. Karena semua pekerjaan itu tidak terlalu menghasilkan uang.
Jadi saat ini, Aksa harus menanggung banyak sekali beban sebagai anak pertama dari keluarga miskin. Meskipun ia tidak kuliah, ia harus membangkitkan keluarganya menjadi keluarga yang mampu.
...----------------...
"Hah..." Sambil menghela napas panjang, Aksa mengendalikan karakter gamenya untuk mengambil telur ayam.
Satu ayam bisa menghasilkan sekitar 7 sampai 10 telur dan saat ini Aksa cukup beruntung karena bisa mengambil 10 telur dari masing-masing ayam.
Dan saat Aksa akan memindahkan telur ke dalam gudang di dalam game, tiba-tiba saja ada percikan api di kabel di belakang monitor komputer dan itu menghantarkan arus listrik yang cukup kuat.
"Ah!" Aksa berteriak kesakitan karena seluruh tubuhnya merasakan kejut listrik yang cukup kuat.
"Ah sial, aku harus mengganti komputer. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak mempunyai uang untuk membeli komputer baru," desah Aksa.
[Sistem Game Peternakan dimuat, harap tunggu sebentar.]
"???" Aksa menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya karena ia mendengar sesuatu di dalam pikirannya.
[Sistem Game Peternakan selesai dimuat. Apakah Host akan memasuki peternakan?]
Aksa tercengang karena ia melihat ada layar hologram berwarna biru di depan matanya. Namun ia saat ini tidak terlalu bingung karena ia sudah paham apa itu 'sistem' karena ia juga sering membaca novel fantasi urban di NovelToon.
Di layar hologram tersebut ada dua pilihan yaitu 'Masuk' dan 'Keluar'. Aksa yang bersemangat karena telah mendapatkan sistem berteriak di dalam hatinya, "Masuk!"
Kemudian Aksa merasa kalau kepalanya pusing, ia memegangi kepalanya sambil membuka matanya dan melihat kalau saat ini ia tidak berada di dalam kamarnya melainkan di sebuah padang rumput yang Aksa kenal.
"Ini? Bukankah padang rumput ini ada di dalam game peternakan yang aku mainkan sebelumnya?" Aksa melihat sekeliling dan memastikan kalau pikirannya memang benar.
Dan ada sebuah kandang di depannya yang ia kenal juga karena ia baru saja melihat kandang itu di dalam layar komputernya. Itu adalah kandang ayam kecil yang berisi sepuluh ayam petelur.
Aksa mendekati kandang ayam itu dan bisa mendengar suara ayam dengan jelas. Ia mencoba untuk menyentuh ayam dan ia juga bisa merasakan kelembutan bulu ayam itu.
"Ini bukankah ilusi ataupun mimpi. Jadi, aku mempunyai sistem sekarang?" ucap Aksa dengan nada tidak percaya sekaligus gembira.
Tatapannya jatuh ke arah telur di dalam kandang. Aksa mengambil salah satu telur dan tiba-tiba saja layar hologram sistem muncul lagi di depannya.
[Telur ayam: Kualitas D]
[Keterangan: Telur ayam yang memiliki rasa yang lebih lezat dibandingkan dengan telur ayam biasa. Rasa +2]
Di dalam game peternakan, terdapat lima kualitas untuk barang-barang yang dihasilkan. Dari terendah yaitu D, C, B, A, dan S yang paling tinggi.
Aksa mengambil beberapa telur lagi dan melihat kalau semua telur yang ia ambil memiliki kualitas yang sama dengan telur pertama dengan tambahan rasa +2.
Telur yang dihasilkan oleh ayam di dalam game memiliki ukuran setengah kali lebih besar dibandingkan dengan telur biasa yang ada di pasaran.
Ia menaruh semua telur di dalam keranjang yang ada di dekat kandang lalu ia melihat sekeliling. Di sekitar padang rumput terdapat kabut berwarna abu-abu dan padang rumput yang ada di sekitarnya mungkin hanya seluas 500m².
300m² nya ditempati oleh sebuah bangunan besar yang merupakan gudang penyimpanan. Lalu 200m² sisanya adalah padang rumput kosong karena kandang ayam hanya menempati sedikit area.
"Hm, bagaimana caranya keluar dari sini?" tanya Aksa sebelum layar hologram sistem muncul lagi di depannya.
Ada dua pilihan yang sama seperti sebelumnya yaitu 'Masuk' dan 'Keluar'. Aksa memeriahkan kata 'Keluar' di dalam hatinya lalu ia tiba-tiba muncul kembali di dalam kamar tidurnya.
Setelah memastikan kalau dirinya benar-benar berada di dalam kamar tidurnya, ia masuk ke dalam game peternakan lagi untuk mengambil keranjang telur.
Setelah itu ia keluar dari game dan pergi ke dapur di lantai pertama. Rumah Aksa adalah rumah dua lantai yang cukup kecil dan karena ada enam orang di dalam rumah ini membuat rumah ini menjadi semakin kecil lagi.
Aksa mengambil wajan penggorengan dan menuangkan sedikit minyak. Ia menyalakan kompor, dan setelah minyak panas, Aksa memecahkan telur untuk membuat telur mata sapi.
Ia menambahkan sedikit garam dan setelah beberapa saat dibolak-balik, telur mata sapi sudah matang. Aksa membiarkannya sebentar lalu saat sudah hangat, ia langsung memakannya.
"!!" Aksa melebarkan matanya karena merasakan kelezatan telur yang ia buat.
Keahlian memasak Aksa sangat rata-rata, paling-paling hanya bisa memasak beberapa masakan rumahan. Itu artinya kelezatan telur mata sapi yang ia makan saat ini berasal dari keterangan rasa +2.
Aksa memutuskan untuk menggoreng dua telur lagi dan kali ini ia membuat telur dadar. Setelah ia memakannya, rasanya juga sama sama lezat dengan telur mata sapi pertama.
"Tunggu sebentar, karena aku memiliki sistem yang memungkinkan diriku untuk masuk ke dalam game peternakan, bagaimana jika aku menjual hasil peternakan ini?" Aksa tiba-tiba memikirkan sebuah ide untuk menghasilkan uang.
Harga satu kilogram telur adalah sekitar 35.000 rupiah dan keuntungan yang di dapat mungkin hanya beberapa ribu karena harga itu sudah termasuk tenaga kerja, biaya pengiriman, dan lain sebagainya.
Namun kini Aksa bisa mengambil keuntungan penuh 35.000 rupiah itu untuk diri sendiri karena ia menggunakan Sistem Game Peternakan dan sama sekali tidak menggunakan tenaga kerja.
Dan Aksa juga sudah mengetahui kalau laju waktu di dalam dunia game sepuluh kali lipat lebih cepat dibandingkan dengan dunia nyata, dan ada fitur unik yaitu waktu akan berhenti di dalam gudang penyimpanan.
Itu artinya mau berapa lama Aksa menyimpan telur di dalam gudang penyimpanan di dalam game, telur tersebut tidak akan pernah membusuk.
Dan karena ini adalah produk milik game, jadi ayam di dalamnya juga berbeda dengan ayam yang ada di dunia nyata yang harus bertelur setelah beberapa waktu.
Ayam di dalam game akan menghasilkan telur dalam waktu delapan jam waktu dunia nyata. Jadi jika dalam sehari ada 24 jam, dan Aksa memiliki 10 ekor ayam, maka dalam satu hari Aksa bisa menghasilkan 150 sampai 300 butir telur ayam.
"Aku rasa, hidupku akan berubah dengan Sistem Game Peternakan ini. Bukan hanya hidupku, tapi mungkin juga hidup keluargaku," gumam Aksa.
"Aku tidak tahu bagaimana sistem ini tercipta, tapi aku berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberiku kesempatan untuk mengubah hidupku. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini!" lanjutnya.
Aksa segera pergi ke kamarnya dan mencari informasi mengenai telur ayam seperti berapa harga pasar sekarang, bagaimana cara menjualnya, bagaimana cara mengemasnya, dan lain sebagainya.
Ia terus mencari informasi sampai malam hari dan ia tidak keluar dari kamarnya sampai ibunya memanggil dirinya turun untuk makan malam.
Hanya ada lima orang sekarang karena Alvan, adik Julian yang kuliah tidak tinggal di sini melainkan tinggal di sebuah kos-kosan di sekitar universitasnya.
Selain Aksa, ada ayahnya Aji, ibunya Ani, dan dua adik perempuan kembar yang duduk di bangku SMA kelas dua Elvira dan Elvina.
...----------------...
Mereka berlima makan malam dengan cukup harmonis. Meskipun mereka mungkin keluarga kekurangan, tapi hubungan mereka sangat erat yang mungkin keluarga lain akan iri dengan mereka.
Setelah memakan lauk pauk di meja, Aksa berkata, "Ayah, Ibu, izinkan aku berbisnis." Aksa memasang ekspresi yang sangat serius saat mengatakan hal itu.
Aji melirik Aksa sebentar lalu berkata, "Bisnis? Ayah mengizinkannya. Tapi apakah kamu mempunyai modal untuk berbisnis?"
"Apa yang ayahmu katakan benar. Apakah kamu punya uang untuk bisnis?" kata Ani dengan nada khawatir.
"Jangan khawatir, Ayah, Ibu. Aku masih punya tabungan untuk memulai bisnis. Percaya padaku, aku akan meningkatkan ekonomi keluarga kita," kata Aksa dengan serius.
Aji belum pernah melihat Aksa seserius itu, ia menatap Aksa sebentar dan melihat mata tegas Aksa. Kemudian Aji mengangguk dan mengizinkan Aksa untuk berbisnis.
Ani juga tidak keberatan dengan itu. Menurutnya, selama Aksa tidak melakukan sesuatu yang ilegal, maka ia akan mengizinkannya.
"Terima kasih, Ayah, Ibu." Aksa tersenyum dan melanjutkan kembali makannya yang belum habis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
SweetiePancake
apakah ini adalah kehidupan asli sang author?
2024-02-15
1
Nazrul
🤣🤣🤣
2024-01-12
0
Singgih Sunaryo
wkwwk novel toon ga tuhhh
2023-11-27
2