"Nak, jangan bercanda dengan kami. Dari mana keluarga kami bisa menyewa tempat seperti ini?" Aji mengerutkan keningnya dan melihat Sajaya Farm.
"Bos!" Saat Aksa akan menjelaskan, tiba-tiba terdengar suara Galih.
"Galih? Ada apa?" tanya Aksa.
Galih tersenyum dan berkata, "Tidak ada, Bos. Hanya menyapa."
"Baiklah. Ngomong-ngomong, mereka adalah keluargaku, Ayah, Ibu, Galih adalah kapten penjaga keamanan di sini. Kalian bisa bertanya padanya," kata Aksa.
"Halo, Paman, Bibi." Galih segera menyapa kedua orang tua Aksa.
"Nak Galih bukan? Apakah benar anak kami adalah pemilik bisnis ini?" Aji segera mengajukan pertanyaan yang paling ingin ia tahu.
Galih mengangguk dan berkata, "Benar. Bos Aksa adalah pemilik Sajaya Farm, kebetulan sekali kemarin adalah hari pertama Sajaya Farm buka."
Setelah beberapa pertanyaan, kedua orang tua Aksa akhirnya percaya kalau Sajaya Farm adalah milik Aksa dan kedua adik Aksa juga sudah mempercayai Aksa lebih awal karena mereka selalu mempercayai kakak pertama mereka.
Aksa juga menjelaskan arti dari nama Sajaya dan mereka semua tersenyum karena Aksa memikirkan nama yang melambangkan keluarganya.
Setelah itu, Aksa segera membawa mereka masuk ke dalam Sajaya Farm dan mengajak mereka berkeliling. Sama seperti pengunjung lainnya, mereka semua terpesona dengan lautan bunga matahari.
"Vira! Ada tupai!" Elvina menarik tangan Elvira karena ia melihat tupai sedang makan kacang-kacangan.
"Kalian, ambil ini." Aksa tersenyum dan menyerahkan makanan tupai kepada kedua adiknya.
Elvira dan Elvina mengambil makanan tupai dari tangan Aksa dan menyerahkannya kepada tupai di depan mereka. Si tupai yang sedang makan tertarik dengan makanan lain di tangan mereka berdua dan mendekati mereka untuk mengambil makanan.
Aksa memanfaatkan kesempatan itu untuk memotret mereka. Ia juga memotret kedua orang tuanya yang sedang mengagumi bunga matahari di sekitar.
"Kakak! Karena ini peternakan, kami ingin melihat hewan ternak!" teriak Elvira dan Elvina secara bersamaan.
"Ayo. Ayah, Ibu, apakah kalian ingin pergi ke dalam?" tanya Aksa kepada kedua orang tuanya.
"Kalian duluan saja, kami masih ingin di sini." Kedua orang tua Aksa melambaikan tangan mereka.
"Baiklah. Jika butuh sesuatu panggil saja aku atau Galih yang ada di pos keamanan." Aksa mengangguk dan membawa kedua adiknya ke area peternakan.
"Sapi!!!" Elvira dan Elvina segera masuk ke dalam area sapi dan mencolek tubuh sapi dengan gugup.
Sang sapi hanya bersuara dan menatap kedua manusia di depannya dengan bingung seolah-olah berkata 'mengapa kalian berdua mencolek tubuhku?'.
"Kalian ingin memerah susu sapi?" tanya Aksa dengan senyuman melihat kedua adiknya bahagia.
"Ayo!" Elvira dan Elvina mengangguk dengan penuh semangat.
Setelah memesan susu sapi, Aksa juga mengajak mereka berdua ke area ayam petelur dan area kambing. Di area kambing, Elvina yang jahil malah diseruduk oleh kambing sampai terjatuh yang membuat pengunjung tertawa.
Elvina juga tidak malu, ia malah ikut tertawa dengan bahagia. Kemudian ia menarik tangan Elvira untuk bermain dengan kambing juga.
"Sudah lewat jam makan siang, ayo kita makan dulu." Aksa menghentikan mereka lalu membawa mereka ke restoran.
Di sana, kedua orang tua mereka juga sedang duduk dan berbicara satu sama lain. Kemudian Aksa menyuruh Indra untuk membuat hidangan dengan telur kualitas C.
"Sarah?" Aksa melihat Sarah sedang duduk sendirian di restoran.
Sarah mengangguk dan menyapa, "Oh, Aksa."
Aksa mengangkat alisnya karena merasa ada yang salah dengan Sarah. "Ada apa? Apakah terjadi sesuatu?"
Sarah menggelengkan kepalanya dan menghembuskan napas panjang. "Tidak ada, hanya masalah kecil namun membuatku tertekan."
Lalu Sarah mengatakan kalau dirinya dipaksa oleh ibunya untuk segera mencari pacar. Wajar saja karena Sarah adalah anak satu-satunya dan kedua orang tuanya ingin segera melihat cucu.
"Hahaha!!" Aksa tertawa terbahak-bahak sampai mengeluarkan air mata.
"Jangan tertawa!" Sarah berteriak dengan sedikit kesal.
"Yah, bagaimana jika kamu ikut makan siang denganku? Keluargaku ada di sebelah sana." Aksa menunjuk ke arah meja tempat keluarganya berkumpul.
"Tidak usah, aku adalah orang asing," tolak Sarah.
"Banyak omong, ayo pergi." Aksa memegang tangan Sarah dan menariknya.
"Kakak, eh?" Kedua adik Aksa tertegun melihat Aksa membawa seorang wanita cantik.
Aji dan Ani juga tertegun melihat putranya memegang tangan seorang wanita cantik. Mereka saling memandang dan berpikir kalau itu adalah pacar Aksa dan secara alami mereka juga sangat bahagia.
"Ini Sarah, karyawanku." Aksa memperkenalkan Sarah kepada keluarganya dan juga sebaliknya.
"Halo Paman, Bibi, Elvira, Elvina." Sarah mengangguk-anggukkan kepalanya dan menyapa keluarga Aksa.
"Halo Sarah, duduk, duduk." Ani segera mempersilakan Sarah untuk duduk.
Kebetulan Indra datang dengan pelayan lain sambil membawa nampan berisi makanan. Kemudian mereka semua makan siang bersama-sama sambil mengobrol dengan canda tawa.
Setelah selesai makan, Elvira dan Elvina pergi ke area kambing lagi untuk mengajak mereka bertarung lalu Aji dan Ani juga berjalan-jalan di taman bunga meninggalkan Aksa dan Sarah.
"Keluargamu sangat harmonis," kata Sarah dengan nada iri.
"Keluargamu tidak harmonis?" tanya Aksa.
"Harmonis, hanya saja sedikit canggung," jawab Sarah.
"Masalah untuk mencari pacar, bagaimana denganku?" Aksa memutuskan untuk bercanda dengan Sarah.
Aksa tidak menyukai Sarah namun ia cukup tertarik dengan Sarah. Aksa adalah pria normal jadi jelas saja dia akan tertarik dengan wanita cantik seperti Sarah dan ia juga belum pernah berhubungan dengan perempuan.
"Apa!?" Sarah tercengang dengan perkataan Aksa yang tiba-tiba lalu ia terdiam dan memikirkannya.
Aksa mengedipkan matanya tidak menyangka kalau Sarah akan memikirkan hal itu padahal perkataannya hanyalah candaan.
"Yah, mari kita lanjut kerja." Sarah berdiri dan kembali bekerja meskipun ia tidak memiliki pekerjaan.
Aksa hanya mengangkat bahu dan terus berkeliling. Meskipun Aksa tidak memiliki pekerjaan karena ia adalah pemiliknya, tapi ia tetap berkeliling sambil mengamati pada pengunjung.
...----------------...
Beberapa hari setelahnya, Alvan juga diberitahu kalau Aksa membuka bisnis yang cukup besar. Lalu Aksa juga memberitahu yang sebenarnya kalau tanah tempat berdirinya Sajaya Farm adalah tanah milik leluhur.
Aksa mengatakan sesuai dengan arahan Sistem, ia juga menunjukkan bukti berupa surat dan dokumen kalau sekarang tanah tersebut sudah milik Aksa.
Orang tua Aksa tentu saja bahagia karena Aksa mendapatkan tempat dari leluhurnya. Meskipun mereka tidak pintar, tapi mereka tahu kalau tanah seluas itu pasti akan mahal.
Awalnya mereka juga berpikir kalau Aksa berhutang untuk membuka Sajaya Farm tapi tidak menyangka kalau Aksa justru bekerja sama dengan pemerintah dan diberikan dana bantuan untuk pembangunan infrastruktur.
Lalu, di SMA, Elvira dan Elvina ditanyai oleh teman-teman perempuan mereka apakah Aksa sudah mempunyai pacar atau belum.
Mereka berdua terkejut dengan pertanyaan itu namun mereka kepikiran kalau ada Sarah. Jadi mereka menjawab kalau Aksa sudah mempunyai pacar. Hal tersebut membuat para perempuan kecewa.
Namun, saat kehidupan Aksa sedang dalam masa damai, muncul masalah baru dan orang yang menyebabkan masalah ini adalah orang yang sama pada saat masalah di area penjualan.
Masalah tersebut berupa video yang direkam oleh si pria dan di dalam video tersebut, si pria memaki-maki Sajaya Farm dan mengatakan hal-hal yang tidak benar.
Karena video hal tersebut, reputasi Sajaya Farm mulai menurun dan banyak orang yang meninggalkan komentar negatif di akun media sosial resmi Sajaya Farm.
...----------------...
Di dalam rumah di area pusat kabupaten.
Orang-orang yang tinggal di area pusat pastinya merupakan orang yang memiliki uang, dan saat ini di dalam sebuah rumah ada satu pria dan satu wanita, mereka adalah orang yang menyebabkan masalah di Sajaya Farm.
"Rio, apakah ini baik-baik saja? Bukankah nanti kita akan mendapatkan masalah?" tanya si wanita.
Pria yang bernama Rio mendengus dan berkata dengan nada marah. "Jangan khawatir, aku ini memiliki ratusan ribu pengikut di medis sosial. Mereka pasti akan menyerang Sajaya Farm."
Lalu si wanita yang bernama Ela berkata, "Tapi, jika Sajaya Farm membalas bagaimana?"
Ela sebenarnya adalah wanita yang baik, namun sayang sekali dia berpacaran dengan pria yang jahat dan memiliki sikap yang tidak masuk akal itu.
"Sudah berapa kali kukatakan! Tidak apa-apa!" Rio berteriak dengan kesal kepada pacarnya itu.
"Baiklah." Ela hanya bisa menghela napas dan tidak ikut campur lagi.
Ela adalah wanita yang sederhana, ia berpacaran dengan Rio hanya karena uang yang dimilikinya. Oleh karena itu ia akan selalu menuruti kata-kata Rio agar bisa terus berpacaran dengannya.
...----------------...
Di Sajaya Farm.
"Hm, apakah orang ini tidak memiliki otak?" Aksa sakit kepala dengan pria yang menyebabkan masalah ini.
"Aku juga tidak tahu. Padahal ia sudah minat bukti kamera pengawas kalau Saka tidak menyentuh tubuh pacarnya, tapi ia malah menjelek-jelekkan Sajaya Farm." Sarah juga sama, ia sakit kepala dengan kelakuan Rio.
"Hah... Mau bagaimana lagi, ayo kita buat video balasan." Aksa segera memanggil Lisa dan juga timnya.
Lisa sekarang memiliki tim sendiri yaitu tim perekaman. Maksudnya, Liza dan timnya memiliki tugas untuk membuat video dan mengeditnya untuk keperluan Sajaya Farm.
Namun video yang mereka buat bukanlah video iklan, jika itu iklan Aksa tetap menyerahkannya kepada Ivan. Video yang mereka buat adalah untuk memperkenalkan Sajaya Farm atau memberikan informasi kepada orang-orang.
"Bos." Lisa dan timnya datang ke kantor Aksa.
"Lisa, segera buat video." Aksa segera menjelaskan rencananya kepada Lisa dan mereka segera membuat video secepat mungkin.
Lalu sore harinya, video baru muncul di akun media sosial Sajaya Farm. Orang-orang yang penasaran ingin melihat bagaimana balasan Sajaya Farm, jadi mereka memutuskan untuk melihat video tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Piiic
saling memanfaatkan😌
2024-06-25
0
Piiic
awalnya bercanda akhirnya serius kan😏
2024-06-25
0
Piiic
nikah berarti ya kan mau liat cucu😌
2024-06-25
0