Malam harinya, setelah makan malam bersama dengan kedua adik cantiknya, Aksa naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya.
"Penghasilan hari ini cukup banyak, namun aku tidak bisa terus-terusan meminjam motor roda tiga milik tetangga. Aku harus membeli transportasi sendiri, tapi, kurasa itu akan membutuhkan waktu lama," pikir Aksa yang sedang berbaring di ranjang.
Aksa masuk ke dalam peternakan game, di sana ia melihat-lihat ayam yang sedang beristirahat di dalam kandang. Melihat ada kotoran di dalam kandang, Aksa memutuskan untuk membersihkannya.
Aksa juga sudah mempelajari bagaimana cara beternak ayam dan cara merawat ayam dan juga kandangnya agar tetap bersih.
Meskipun ini adalah pertama kalinya Aksa melakukan sesuatu yang kotor, ia tidak merasa jijik karena mulai sekarang dan seterusnya ia akan menjadi peternak dan pasti akan melakukan hal-hal seperti ini.
Sambil membersihkan kotoran, Aksa juga berpikir, "Penghasilan jadi ini adalah 720.000 rupiah. Jika rata-rata penghasilan per hari adalah 500.000 rupiah, maka dalam waktu satu bulan aku bisa mendapatkan uang sekitar 15.000.000 rupiah."
Aksa tentu saja senang dengan uang yang ia dapatkan, namun ia menenangkan dirinya karena di masa depan, ia akan mendapatkan uang yang lebih banyak dari ini karena ia pasti akan beternak hewan lain.
"Aku masih mempunyai 480 poin. Haruskah aku gunakan untuk membeli ayam lagi atau menunggu sampai hewan selanjutnya terbuka?" Aksa menyentuh dagunya dan berpikir sebentar.
Lalu Aksa memutuskan untuk menggunakan 200 poin untuk membeli 10 ayam dan akan menyimpan sisanya untuk berjaga-jaga karena di dalam toko tidak hanya ada produk peternakan.
Benar, selain produk peternakan ada juga beberapa ramuan yang memiliki beragam fungsi. Seperti mempercepat proses pertumbuhan hewan, memperkuat tubuh hewan, bahkan ada beberapa ramuan untuk manusia.
Daftar keinginan Aksa saat ini adalah untuk membeli ramuan penguatan tubuh untuk manusia yang dihargai dengan harga 2.000 poin.
Ramuan tersebut memiliki fungsi untuk memperkuat tubuh tiga kali lipat. Dengan kondisi Aksa sekarang, ia mungkin akan cepat kelelahan. Oleh karena itu ia menginginkan ramuan penguat tubuh itu.
"Hm, jadi untuk sekarang aku membutuhkan kendaraan untuk mengangkut telur dan sebuah gudang di dunia nyata agar aku tidak perlu kembali ke rumah."
"Jika aku kembali ke rumah untuk mengambil telur, orang tua dan pada tetangga pasti akan curiga dari mana aku bisa mendapatkan telur dengan sangat banyak padahal tidak ada yang mengirimnya."
Setelah berpikir seperti itu, Aksa keluar dari peternakan game dan menyalakan komputernya untuk mencari harga sebuah gudang yang bisa dijangkau oleh dompetnya sekarang.
"Hm?" Aksa tertarik dengan salah satu gudang di layar komputernya.
Ada sebuah gudang yang terletak di pinggiran kota. Gudang tersebut berbentuk persegi panjang dengan luas sekitar 360m² dan dihargai sekitar 7.200.000 per bulannya.
Gudang ini adalah gudang yang paling murah setelah Aksa cari berkali-kali. Namun tetap saja Aksa tidak memiliki uang sebanyak itu.
"Aku mempunyai 30 ayam dan akan menghasilkan sekitar 450-900 butir telur per harinya. Jika aku menjual setidaknya 600 butir per hari, maka aku bisa mendapatkan 1.200.000 rupiah per hari," pikir Aksa yang sedang menghitung-hitung.
Setelah mencari informasi gudang, Aksa memutuskan untuk menyewa gudang tersebut namun ia akan melakukannya beberapa hari lagi karena saat ini ia tidak memiliki uang.
Setelah itu Aksa mencari informasi mengenai harga motor roda tiga dan ternyata harganya sangat mahal. Jadi ia mencari yang bekas saja asalkan masih bisa digunakan untuk sementara waktu.
Lalu Aksa menemukan kalau ada yang menjual motor roda tiga dengan harga 9.000.000 dan tetap saja itu masih jauh dari dompet Aksa.
Tapi Aksa tidak berkecil hati, ia yakin kalau dalam beberapa hari ia bisa membeli motor roda tiga bekas tersebut. Dan karena ia melihat kalau semua harganya mahal, ia masuk ke dalam peternakan game dan menggunakan 200 poin untuk membeli 10 ayam lagi.
Setelah melakukan semua itu, Aksa memutuskan untuk tidur. Ia tertidur dengan sangat lelap karena hari ini adalah hari yang cukup melelahkan.
...----------------...
Keesokan harinya, ia bangun pagi-pagi buta sama seperti hari sebelumnya. Ia mengambil pakaian dan mandi di kamar mandi lantai pertama.
Setelah selesai mandi, ia segera kembali ke kamarnya dan masuk ke dalam peternakan game. Kemudian ia melihat kalau ayamnya sudah menelurkan banyak sekali telur.
Aksa sekarang mempunyai 40 telur dan setelah ia hitung, totalnya ada 800 butir lebih. Ia mengambil 10 telur dan menaruhnya di keranjang, lalu ia keluar dari peternakan game dan turun ke bawah.
Aksa menaruh keranjang yang berisi 10 telur itu di atas meja makan agar keluarganya bisa merasakan kelezatan telur ini nanti. Aksa kemudian sarapan sederhana yaitu telur dan nasi sisa kemarin.
Setelah itu ia mengendarai sepedanya dan kali ini ia akan berjualan di dekat pasar. Mengapa di dekat pasar bukan di dalamnya? Karena jika di dalam membutuhkan tempat dan harus menyewa.
Saat ia sampai di dekat pasar, Aksa pergi ke gang terdekat untuk mengeluarkan telur ayam dan timbangan dari gudang penyimpanan game. Gang tersebut adalah gang buntu dan tidak ada kamera pengawas, jadi Aksa bisa mengeluarkan telur ayam dari gudang penyimpanan game.
"Aku harap hari ini akan banyak telur ayam yang terjual," batin Aksa.
Ia menaruh karpet kecil di atas beton dan duduk di atasnya. Kemudian tiba-tiba saja ponsel miliknya berdering dan orang yang menelepon adalah David di pemilik toko kue.
"Halo Pak, ada apa?" tanya Aksa setelah menjawab telepon dari David.
"Aksa! Hahaha, telur ayam yang kamu jual memang sangat enak! Tadi malam istriku menggorengnya untuk makan malam dan kami sekeluarga terkejut dengan rasa telur ayamnya." Terdengar suara tawa David dari sana.
"Haha, syukurlah kalau memang enak. Tapi Bapak tidak akan menelepon saya pagi-pagi hanya untuk mengatakan hal itu bukan?" kata Aksa dengan otak pintarnya.
"Seperti yang diharapkan darimu, benar. Berkat telur ayam mu, pelanggan yang memesan kue kemarin juga memberi ulasan yang bagus. Jadi saat ini aku ingin memesan telur ayam lagi," jawab David yang mengutarakan niatnya.
"Oh, pesanan besar? Tentu saja Bapak dipersilakan," kata Aksa sambil tertawa kecil.
"Terima kasih, aku ingin memesan 15 tray, apakah ada?" tanya David yang membuat Aksa terkejut dengan angka pesanannya.
"Tentu saja ada, Pak!" balas Aksa dengan nada gembira.
Ia mengira kalau David akan memesan 200 butir telur ayam lagi sama seperti kemarin, tapi ia tidak menyangka kalau David akan memesan 15 tray yang sama dengan 450 butir telur.
"Bagus, kebetulan aku sedang bersama dengan karyawanku, di mana lokasimu sekarang? Aku akan ke sana," tanya David.
"Ah, aku sedang berada di dekat pasar kabupaten, Pak," jawab Aksa.
"Baiklah, kamu tunggu sebentar, aku dan karyawanku akan ke sana dengan cepat." Setelah itu David menutup telepon.
"15 tray sama saja dengan 900.000! Gila, baru juga pagi hari aku sudah mendapatkan uang sebanyak itu," pikir Aksa yang sedang gembira.
Aksa segera memisahkan 15 tray sesuai dengan pesanan David. Setelah itu, muncul beberapa wanita yang memegang keranjang belanjaan mendekati Aksa.
"Anak muda, berapa harga telur ayam yang kau jual?" tanya salah satu wanita.
"Halo Bibi, telur yang saya jual memiliki rasa yang lebih enak! 1 tray adalah 60.000 dan 1 kilogram adalah 36.000!" jawab Aksa dengan nada riang.
"Mahal," ucap wanita tersebut.
"Mahal jika dibandingkan dengan apa Bibi? Jika dibandingkan dengan telur ayam lain, milik saya termasuk murah karena rasanya yang lebih enak," kata Aksa dengan pintar.
"Apakah rasanya dijamin lebih enak?" tanya wanita lain.
"Tentu saja. Jika kalian tidak percaya, maka kalian bisa merekam transaksi ini dan jika telur ayamnya tidak enak, kalian bisa langsung melaporkan saya," angguk Aksa dengan serius.
Aksa tentu saja yakin dengan kualitas telur ayamnya. Oleh karena itu ia bisa bertindak berani dan tidak takut kalau telur ayam miliknya tidak enak.
Setelah mendengar ucapan Aksa, beberapa wanita memutuskan untuk membeli setengah kilogram terlebih dahulu karena masih belum yakin dengan rasanya.
Lalu, sebuah mobil pickup datang dari kejauhan berhenti di dekat Aksa. David turun dari mobil tersebut dan tanpa basa-basi langsung mengirimkan uangnya kepada Aksa.
Aksa tersenyum gembira mendengar notifikasi ponselnya, ia juga segera mengangkut 15 tray telur ayam ke atas mobil pickup.
Setelah berbicara sebentar, David pergi karena ia masih memiliki bisnis yang perlu dilakukan dan Aksa melanjutkan kembali berjualan telur ayamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Piiic
emang untung
2024-06-24
0
Nazrul
👍🏻👍🏻👍🏻
2024-01-12
0
Sha
kan komputernya rusak?
2024-01-06
0