Keesokan paginya, Aksa masuk ke dalam peternakan game setelah selesai mandi. Seperti biasa ia menaruh telur ayam di atas tray dan menaruh telur ayam kualitas C di atas keranjang untuk keluarganya.
kemudian ia berjalan menuju kandang sapi untuk mengambil susu sapi. Peternakan ini sama seperti game, jadi Aksa tidak perlu mengambil susu secara manual. Ada hologram sistem di depannya yang memberi pilihan apakah akan mengambil susu sapi atau tidak.
Aksa memiliki untuk mengambil susu sapi, lalu tiba-tiba di sebelahnya muncul banyak sekali botol kaca yang berisi susu murni yang masing-masing botol berisi satu liter susu murni.
[Susu murni: Kualitas D]
[Keterangan: Susu sapi yang dihasilkan oleh peternakan game yang rasanya bisa menyaingi susu asi. Rasa +2, sehat +1]
Aksa mengabaikan pengenalan susu murni oleh sistem yang tidak profesional itu, ia melihat efek susu murni kualitas D yang sama seperti telur ayam kualitas D.
Bedanya, di susu murni kualitas D ini terdapat sehat +1, yang berarti selain lebih enak, susu murni ini lebih sehat dibandingkan dengan susu murni biasa.
"Sistem, ini susu mentah atau matang?" tanya Aksa sambil memegang botol kaca berisi satu liter susu murni.
[Matang.]
"Syukurlah, kalau susunya matang aku bisa membiarkan pelanggan mencobanya langsung." Aksa menghela napas lega.
Ia membuka tutup botol susu dan meminumnya untuk mencoba rasanya dan seperti yang diharapkan dari produk peternakan game, rasa susu sapinya sangat enak.
Aksa juga berterima kasih kepada sistem karena susu sapinya sudah menggunakan botol. Ia jadi tidak perlu membeli wadah untuk menampung susu murninya.
Ia mengambil empat botol susu, ia keluar dari peternakan game dan turun ke ruang makan di lantai satu untuk menaruh keempat botol berisi susu murni di atas meja makan.
Satu sapi perah di peternakan game bisa menghasilkan 15 liter susu per 12 jam. Itu artinya dalam satu hari satu sapi perah bisa menghasilkan 30 liter susu dalam waktu satu hari dan dengan jumlah enam sapi milik Aksa, satu hari bisa menghasilkan 180 liter susu murni.
Saat Aksa akan keluar rumah, ponselnya berdering. Aksa melihat kalau David yang meneleponnya, ia menekan tombol hijau dan menjawab teleponnya.
"Halo, Pak," sapa Aksa.
"Aksa, kamu ini penjual telur ayam kan? Apakah kamu mengenal seseorang yang menjual susu sapi? Aku butuh susu sapi untuk membuat kue." Terdengar suara David yang tergesa-gesa di ponselnya.
"Pak, kurasa kita menang ditakdirkan untuk jadi mitra bisnis. Kebetulan sekali hari ini aku menjual susu sapi murni, dan tentu saja rasanya lebih enak daripada susu murni biasa," kata Aksa sambil tertawa bahagia.
"Apa!? Hahaha, kurasa memang keputusan yang tepat untuk meneleponmu. Baiklah, aku akan ke rumahmu sekarang, siapkan aku 100 liter susu sapi." Setelah mengatakan itu, David langsung menutup teleponnya.
"Sepertinya Pak David sedang banyak pesanan," pikir Aksa yang kembali ke dalam rumah.
Ia mengeluarkan susu murni di dalam rumah karena takut akan ada orang yang melihatnya mengeluarkan sesuatu dari udara tipis. Setelah itu ia membeli kotak kayu dari toko game untuk menaruh botol-botol susu murninya.
Karena tidak mungkin ia akan mengangkut satu per satu botol ke dalam mobil milik David. Oleh karena itu ia membeli kotak kayu agar lebih cepat dan efisien.
Aksa juga sudah memesan motor roda tiga baru dan diperkirakan akan datang dua atau tiga hari lagi. Untuk gudang, Aksa membatalkan niatnya untuk menyewa gudang.
Ia berencana untuk membuat gudang penyimpanan sendiri karena saat ini ia sudah memiliki lahan kosong dan hanya masalah waktu saja untuk membangun sebuah gudang.
Tentu saja Aksa tidak akan membangun gudang di tempat yang mencolok, ia akan membangun gudangnya di tempat yang kurang mencolok agar orang-orang tidak curiga.
Lalu setelah beberapa saat, terdengar suara mobil di dekat Aksa. Mobil pickup yang Aksa kenal berhenti tepat di depannya dan David turun dari kursi penumpang.
"Aksa, apakah ini adalah susu murni milikmu?" tanya David melihat kotak kayu penuh dengan botol susu.
"Ya." Aksa mengangguk.
Lalu tiba-tiba ia pergi ke dapur untuk mengambil gelas, lalu ia menuangkan susu sapi murni ke dalam gelas dan menyerahkannya kepada David.
"Pak, telur memang tidak bisa di coba langsung, tapi susu bisa. Silakan, aku jamin rasanya lebih enak," kata Aksa yang menerangkan segelas susu untuk karyawan David juga.
"Wah, terima kasih." David meminum susu murni itu dan merasa dorongan hati untuk meminumnya lagi.
"Tidak bisa dibandingkan dengan yang biasa, aku khawatir aku tidak akan bisa lagi meminum susu murni yang ada di pasaran, hahaha." David menaruh gelas di atas meja teras dan tertawa terbahak-bahak.
Aksa tersenyum cerah dan berkata, "Terima kasih atas pujiannya."
David menanyakan berapa harga susu sapi murninya. Aksa menjawab 17.000 per liter namun karena David memesan banyak sekaligus, Aksa memberikan harga 15.000 per liternya.
David yang mendengar kalau dirinya diberikan diskon tentu saja bahagia. Ia segera mentransfer uang kepada Aksa dan karyawan David segera mengangkut kotak kayu ke atas mobil pickup.
Setelah David pergi, Aksa mengayuh sepedanya pergi ke toko terdekat untuk membeli gelas karton. Setelah itu Aksa pergi ke dekat pasar kabupaten untuk menjual telur ayam dan susu murni.
Aksa membeli gelas karton karena ia ingin pelanggan bisa mencoba susu murninya dan setelah itu mereka pasti akan membeli karena merasakan susu murninya sangat enak.
...----------------...
Setelah selesai berjualan, Aksa mengayuh sepedanya untuk pergi ke tanah miliknya. Ia akan memeriksa bagaimana kondisi tempat itu sekarang.
Tanah yang dibeli oleh Aksa berjarak 30 menit dari rumahnya dan sekitar 20 menit dari pasar kabupaten. Aksa mengayuh sepedanya dengan cepat tanpa merasakan lelah karena tubuhnya sudah ditingkatkan oleh ramuan.
Setelah sampai, Aksa melihat kalau jalan raya utama di dekat tanah kosong sangatlah ramai. Banyak kendaraan yang lalu-lalang di jalan raya tersebut.
"Hm, sepertinya jika aku mengembangkan wisata peternakan di sini, akan ada banyak sekali orang yang datang. Keputusan yang tepat untuk memilih tanah ini."
"Lalu ada juga area kosong di depan yang nanti akan aku gunakan untuk area parkir serta toilet umum, dan area kosong di sisi lain akan aku gunakan untuk loket pembelian tiket."
Aksa langsung memikirkan fungsi area-area di tempat. Ia sudah merencanakan untuk membangun apa di dekat pintu masuk dan belum semuanya karena ia kurang paham dengan hal-hal seperti itu.
Di gerbang pintu masuk terdapat sebuah segel untuk menandakan agar orang tidak memasuki tempat ini. Aksa melepas segelnya dan masuk ke dalam tempat itu.
Di dekat gerbang masuk, Aksa berencana untuk membuat sebuah taman bunga dan tempat untuk bersantai. Di sini nanti Aksa juga berencana untuk memasukan beberapa hewan kecil seperti tupai, burung, kupu-kupu, dan lain sebagainya.
Pengunjung bisa berinteraksi dengan hewan-hewan kecil sambil mengagumi bunga-bunga yang indah. Untuk bunga apa yang akan ditanami, Aksa masih memikirkannya.
Beberapa jarak ke dalam, Aksa akan membangun beberapa bangunan utama di sini karena ia akan menjadikan area ini sebagai area pusat.
Ada kantor pelayanan dan kantor yang lain, restoran dan beberapa kafe, area souvernir dan oleh-oleh, serta beberapa hal lainnya.
Saat Aksa selesai memeriksa, ia keluar dari tempat itu dan melihat ada mobil yang sedang parkir di area kosong depan gerbang.
Aksa tidak terlalu mempedulikannya, ia berpikir kalau itu adalah orang yang sedang melakukan sesuatu. Ia mengambil sepedanya dan akan pergi dari sana, namun ia tidak menyangka kalau ada dua orang yang turun dari mobil itu dan berjalan menghampirinya.
Aksa ragu-ragu, ia tidak mengenal kedua orang itu. Namun ia berpikir mungkin mereka melihat dirinya masuk ke dalam area milik pemerintah yang membuat mereka akan menegur dirinya.
"Permisi, apakah benar dengan Pak Aksa Wijaya?" tanya seorang pria paruh baya kepada Aksa dengan nada sopan.
"Ya, saya Aksa. Kalau boleh tahu, siapa Anda?" Pertama Aksa mengangguk lalu bertanya identitas mereka.
"Halo Pak, saya adalah Bayu dan pria muda ini adalah sekretaris saya, Satria. Kami dari biro pariwisata kabupaten ingin berbicara sesuatu dengan Pak Aksa." Bayu menunjukan kartu pekerjanya kepada Aksa.
"Ah?" Aksa tercengang karena tidak menyangka kalau dia pria di depannya adalah orang dari biro pariwisata.
Aksa tentu saja tahu apa itu biro pariwisata, ini adalah departemen yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengelola urusan pariwisata di masing-masing tempat.
"Ini, bisakah saya tahu mengapa orang dari biro pariwisata datang?" tanya Aksa dengan curiga.
"Pak Aksa pasti sudah tahu kalau tanah kosong ini dulunya akan dibuat untuk tempat wisata, oleh karena itu saya ingin berbicara dengan Pak Aksa terkait beberapa hal," jelas Bayu.
"Eh, baiklah. Tapi tempat ini kurang cocok untuk berbicara, bagaimana kalau kita berbicara di kafe sana?" Aksa menunjuk kafe di dekat sana.
"Tentu," angguk Bayu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Piiic
tiap hari makan telur ya?
2024-06-24
0
Nazrul
👍🏻
2024-01-12
0
Angga Yudha
komentar mulu baca mah baca aja. namanya juga cerita fiktif
2023-12-21
1