NovelToon NovelToon

Sistem Game Peternakan

Mendapatkan Sistem setelah terkena Arus Listrik

Oktober, Indonesia mulai memasuki musim penghujan. Meskipun begitu, hari ini cukup cerah dan dalam beberapa hari juga terakhir belum turun hujan.

Kabupaten Banyumas, di salah satu rumah kecil berlantai dua, ada seorang pemuda yang cukup tampan sedang bermain game di komputer bekasnya.

Pemuda itu bernama Aksa Wijaya, 22 tahun. Aksa bermain game setelah mengirim lamaran kerja lewat email kepada beberapa perusahaan sekaligus karena saat ini ia sedang menganggur.

Ia sedang bermain game peternakan online yang di mana game ini tidak terlalu membutuhkan banyak kecakapan untuk memainkannya. Game ini memiliki kebebasan yang sangat tinggi dan cocok untuk dimainkan saat waktu luang atau saat bosan.

Aksa adalah anak tertua dari empat bersaudara, keluarganya cukup miskin karena harus menghidupi empat anak sekaligus dan kedua orang tua Aksa hanya bekerja sebagai buruh pabrik yang gajinya tidak terlalu besar.

Aksa kesulitan untuk mencari pekerjaan karena ia tidak kuliah. Sebenarnya ia adalah anak yang pintar namun keluarganya hanya memiliki dana untuk menguliahkan satu anak saja.

Jadi Aksa yang saat itu ingin berkuliah d universitas terkenal mengurungkan niatnya dan membiarkan adiknya yang bernama Alvan yang dua tahun lebih muda darinya untuk berkuliah.

Itu karena Alvan adalah anak yang berprestasi. Meskipun Aksa pintar, ia tidak memiliki prestasi apapun karena ia terlalu malas untuk mengikuti lomba berbanding terbalik dengan Alvan yang selalu mengikuti lomba.

Selama ini Aksa selalu berganti pekerjaan seperti salesman, kasir toko, pramuniaga, dan sebagainya. Karena semua pekerjaan itu tidak terlalu menghasilkan uang.

Jadi saat ini, Aksa harus menanggung banyak sekali beban sebagai anak pertama dari keluarga miskin. Meskipun ia tidak kuliah, ia harus membangkitkan keluarganya menjadi keluarga yang mampu.

...----------------...

"Hah..." Sambil menghela napas panjang, Aksa mengendalikan karakter gamenya untuk mengambil telur ayam.

Satu ayam bisa menghasilkan sekitar 7 sampai 10 telur dan saat ini Aksa cukup beruntung karena bisa mengambil 10 telur dari masing-masing ayam.

Dan saat Aksa akan memindahkan telur ke dalam gudang di dalam game, tiba-tiba saja ada percikan api di kabel di belakang monitor komputer dan itu menghantarkan arus listrik yang cukup kuat.

"Ah!" Aksa berteriak kesakitan karena seluruh tubuhnya merasakan kejut listrik yang cukup kuat.

"Ah sial, aku harus mengganti komputer. Tapi mau bagaimana lagi, aku tidak mempunyai uang untuk membeli komputer baru," desah Aksa.

[Sistem Game Peternakan dimuat, harap tunggu sebentar.]

"???" Aksa menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya karena ia mendengar sesuatu di dalam pikirannya.

[Sistem Game Peternakan selesai dimuat. Apakah Host akan memasuki peternakan?]

Aksa tercengang karena ia melihat ada layar hologram berwarna biru di depan matanya. Namun ia saat ini tidak terlalu bingung karena ia sudah paham apa itu 'sistem' karena ia juga sering membaca novel fantasi urban di NovelToon.

Di layar hologram tersebut ada dua pilihan yaitu 'Masuk' dan 'Keluar'. Aksa yang bersemangat karena telah mendapatkan sistem berteriak di dalam hatinya, "Masuk!"

Kemudian Aksa merasa kalau kepalanya pusing, ia memegangi kepalanya sambil membuka matanya dan melihat kalau saat ini ia tidak berada di dalam kamarnya melainkan di sebuah padang rumput yang Aksa kenal.

"Ini? Bukankah padang rumput ini ada di dalam game peternakan yang aku mainkan sebelumnya?" Aksa melihat sekeliling dan memastikan kalau pikirannya memang benar.

Dan ada sebuah kandang di depannya yang ia kenal juga karena ia baru saja melihat kandang itu di dalam layar komputernya. Itu adalah kandang ayam kecil yang berisi sepuluh ayam petelur.

Aksa mendekati kandang ayam itu dan bisa mendengar suara ayam dengan jelas. Ia mencoba untuk menyentuh ayam dan ia juga bisa merasakan kelembutan bulu ayam itu.

"Ini bukankah ilusi ataupun mimpi. Jadi, aku mempunyai sistem sekarang?" ucap Aksa dengan nada tidak percaya sekaligus gembira.

Tatapannya jatuh ke arah telur di dalam kandang. Aksa mengambil salah satu telur dan tiba-tiba saja layar hologram sistem muncul lagi di depannya.

[Telur ayam: Kualitas D]

[Keterangan: Telur ayam yang memiliki rasa yang lebih lezat dibandingkan dengan telur ayam biasa. Rasa +2]

Di dalam game peternakan, terdapat lima kualitas untuk barang-barang yang dihasilkan. Dari terendah yaitu D, C, B, A, dan S yang paling tinggi.

Aksa mengambil beberapa telur lagi dan melihat kalau semua telur yang ia ambil memiliki kualitas yang sama dengan telur pertama dengan tambahan rasa +2.

Telur yang dihasilkan oleh ayam di dalam game memiliki ukuran setengah kali lebih besar dibandingkan dengan telur biasa yang ada di pasaran.

Ia menaruh semua telur di dalam keranjang yang ada di dekat kandang lalu ia melihat sekeliling. Di sekitar padang rumput terdapat kabut berwarna abu-abu dan padang rumput yang ada di sekitarnya mungkin hanya seluas 500m².

300m² nya ditempati oleh sebuah bangunan besar yang merupakan gudang penyimpanan. Lalu 200m² sisanya adalah padang rumput kosong karena kandang ayam hanya menempati sedikit area.

"Hm, bagaimana caranya keluar dari sini?" tanya Aksa sebelum layar hologram sistem muncul lagi di depannya.

Ada dua pilihan yang sama seperti sebelumnya yaitu 'Masuk' dan 'Keluar'. Aksa memeriahkan kata 'Keluar' di dalam hatinya lalu ia tiba-tiba muncul kembali di dalam kamar tidurnya.

Setelah memastikan kalau dirinya benar-benar berada di dalam kamar tidurnya, ia masuk ke dalam game peternakan lagi untuk mengambil keranjang telur.

Setelah itu ia keluar dari game dan pergi ke dapur di lantai pertama. Rumah Aksa adalah rumah dua lantai yang cukup kecil dan karena ada enam orang di dalam rumah ini membuat rumah ini menjadi semakin kecil lagi.

Aksa mengambil wajan penggorengan dan menuangkan sedikit minyak. Ia menyalakan kompor, dan setelah minyak panas, Aksa memecahkan telur untuk membuat telur mata sapi.

Ia menambahkan sedikit garam dan setelah beberapa saat dibolak-balik, telur mata sapi sudah matang. Aksa membiarkannya sebentar lalu saat sudah hangat, ia langsung memakannya.

"!!" Aksa melebarkan matanya karena merasakan kelezatan telur yang ia buat.

Keahlian memasak Aksa sangat rata-rata, paling-paling hanya bisa memasak beberapa masakan rumahan. Itu artinya kelezatan telur mata sapi yang ia makan saat ini berasal dari keterangan rasa +2.

Aksa memutuskan untuk menggoreng dua telur lagi dan kali ini ia membuat telur dadar. Setelah ia memakannya, rasanya juga sama sama lezat dengan telur mata sapi pertama.

"Tunggu sebentar, karena aku memiliki sistem yang memungkinkan diriku untuk masuk ke dalam game peternakan, bagaimana jika aku menjual hasil peternakan ini?" Aksa tiba-tiba memikirkan sebuah ide untuk menghasilkan uang.

Harga satu kilogram telur adalah sekitar 35.000 rupiah dan keuntungan yang di dapat mungkin hanya beberapa ribu karena harga itu sudah termasuk tenaga kerja, biaya pengiriman, dan lain sebagainya.

Namun kini Aksa bisa mengambil keuntungan penuh 35.000 rupiah itu untuk diri sendiri karena ia menggunakan Sistem Game Peternakan dan sama sekali tidak menggunakan tenaga kerja.

Dan Aksa juga sudah mengetahui kalau laju waktu di dalam dunia game sepuluh kali lipat lebih cepat dibandingkan dengan dunia nyata, dan ada fitur unik yaitu waktu akan berhenti di dalam gudang penyimpanan.

Itu artinya mau berapa lama Aksa menyimpan telur di dalam gudang penyimpanan di dalam game, telur tersebut tidak akan pernah membusuk.

Dan karena ini adalah produk milik game, jadi ayam di dalamnya juga berbeda dengan ayam yang ada di dunia nyata yang harus bertelur setelah beberapa waktu.

Ayam di dalam game akan menghasilkan telur dalam waktu delapan jam waktu dunia nyata. Jadi jika dalam sehari ada 24 jam, dan Aksa memiliki 10 ekor ayam, maka dalam satu hari Aksa bisa menghasilkan 150 sampai 300 butir telur ayam.

"Aku rasa, hidupku akan berubah dengan Sistem Game Peternakan ini. Bukan hanya hidupku, tapi mungkin juga hidup keluargaku," gumam Aksa.

"Aku tidak tahu bagaimana sistem ini tercipta, tapi aku berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberiku kesempatan untuk mengubah hidupku. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini!" lanjutnya.

Aksa segera pergi ke kamarnya dan mencari informasi mengenai telur ayam seperti berapa harga pasar sekarang, bagaimana cara menjualnya, bagaimana cara mengemasnya, dan lain sebagainya.

Ia terus mencari informasi sampai malam hari dan ia tidak keluar dari kamarnya sampai ibunya memanggil dirinya turun untuk makan malam.

Hanya ada lima orang sekarang karena Alvan, adik Julian yang kuliah tidak tinggal di sini melainkan tinggal di sebuah kos-kosan di sekitar universitasnya.

Selain Aksa, ada ayahnya Aji, ibunya Ani, dan dua adik perempuan kembar yang duduk di bangku SMA kelas dua Elvira dan Elvina.

...----------------...

Mereka berlima makan malam dengan cukup harmonis. Meskipun mereka mungkin keluarga kekurangan, tapi hubungan mereka sangat erat yang mungkin keluarga lain akan iri dengan mereka.

Setelah memakan lauk pauk di meja, Aksa berkata, "Ayah, Ibu, izinkan aku berbisnis." Aksa memasang ekspresi yang sangat serius saat mengatakan hal itu.

Aji melirik Aksa sebentar lalu berkata, "Bisnis? Ayah mengizinkannya. Tapi apakah kamu mempunyai modal untuk berbisnis?"

"Apa yang ayahmu katakan benar. Apakah kamu punya uang untuk bisnis?" kata Ani dengan nada khawatir.

"Jangan khawatir, Ayah, Ibu. Aku masih punya tabungan untuk memulai bisnis. Percaya padaku, aku akan meningkatkan ekonomi keluarga kita," kata Aksa dengan serius.

Aji belum pernah melihat Aksa seserius itu, ia menatap Aksa sebentar dan melihat mata tegas Aksa. Kemudian Aji mengangguk dan mengizinkan Aksa untuk berbisnis.

Ani juga tidak keberatan dengan itu. Menurutnya, selama Aksa tidak melakukan sesuatu yang ilegal, maka ia akan mengizinkannya.

"Terima kasih, Ayah, Ibu." Aksa tersenyum dan melanjutkan kembali makannya yang belum habis.

Menjual Telur Ayam dan David si Pelanggan Pertama

Keesokan harinya, Aksa bangun pagi-pagi buta. Ia mandi dengan cepat dan mengendarai sepedanya untuk pergi mencari tempat di mana ia bisa menjual telurnya.

Apa yang tidak dimiliki oleh Aksa adalah koneksi. Jadi ia harus bekerja keras untuk menemukan pelanggan dan menawarkan telur miliknya kepada mereka.

Aksa mengendarai sepedanya ke berbagai tempat namun tidak kunjung menemukan orang yang membutuhkan sesuatu atau mungkin memang Aksa yang tidak memiliki penglihatan yang bagus.

Namun, mungkin karena melihat kerja keras Aksa, Tuhan mengirimkan kesempatan untuknya. Saat Aksa sedang beristirahat karena ia lelah mengayuh sepeda, ia mendengar ada seorang pria yang sedang marah-marah di telepon.

"Bagaimana bisa stoknya habis!? Bukankah aku sudah memesan telur berhari-hari sebelumnya!? Hah!?" teriak pria itu dengan nada keras.

"Telur!?" Mata Aksa berbinar-binar mendengar kata itu.

Ia berdiri dan menunggu pria itu untuk menyelesaikan panggilannya. Setelah selesai, ia segera berjalan menghampiri pria tersebut.

"Permisi Pak, tadi saya mendengar kalau Anda membutuhkan telur? Kebetulan sekali saya memiliki banyak stok telur ayam," ucap Aksa dengan nada sesopan mungkin.

"Kamu?" Pria itu melihat Aksa dari atas ke bawah.

Aksa mengangguk dan memperkenalkan dirinya, "Nama saya Aksa, saya menjual telur ayam yang dijamin lebih enak daripada yang ada di pasaran."

Pria itu menatap Aksa dengan curiga lalu bertanya, "Benarkah? Apapun itu, berapa telur ayam yang kamu miliki? Aku sedang membutuhkannya sekarang."

"Berapa yang Bapak butuhkan?" tanya Aksa.

"Sekitar 200 butir. Bagaimana? Apakah kamu punya telur sebanyak itu?" tanya pria itu.

"200? Tentu saja saya punya Pak," angguk Aksa dengan cepat.

Pria itu menghela napa lega, "Bagus. Berapa harga satu tray?"

Tray atau yang biasa dikenal dengan tatakan telur merupakan wadah yang digunakan sebagai tempat meletakkan telur bagi peternak ataupun pengusaha telur agar tidak mudah pecah saat dibawa.

Satu tray telur biasanya dapat menampung sekitar 30 butir telur dan harganya lebih mahal dibandingkan dengan satu kilogram telur karena sistemnya adalah jumlah sedangkan kilogram adalah berat.

Aksa segera tersenyum dan menjawab, "Harga satu tray nya adalah 60.000 rupiah pak."

"Apa!? Itu lebih mahal dibandingkan dengan harga pasar yang harganya 55.000 rupiah!" teriak pria itu dengan nada tidak percaya.

"Saya tahu. Telur ayam yang saya punya lebih enak daripada yang ada di pasar, Pak. Bagaimana? Apakah Bapak ingin membeli telur ayam dari saya?" ucap Aksa sambil tersenyum.

"Anak muda, apakah kamu yakin telur ayam mu lebih enak?" tanya pria itu dengan serius.

"Saya yakin. Bagaimana jika begini, Bapak membutuhkan 200 butir telur ayam yang berarti akan membeli tujuh tray. Saya akan menggratiskan satu tray untuk Bapak agar Bapak percaya." Aksa memberikan tawaran yang menarik.

"Menarik, kamu ini bisa berbisnis ya. Baiklah, aku terima tawaranmu." Pria itu tersenyum dan menerima tawaran Aksa.

Aksa melebarkan matanya dan berkata, "Terima kasih banyak!"

Setelah itu Aksa memberitahu nomor rekeningnya kepada pria yang bernama David itu. Ternyata David adalah pemilik toko kue di dekat alun-alun Banyumas ini dan sedang membutuhkan banyak telur karena ia menerima pesanan.

David memberi Aksa uang muka sebesar 100.000 rupiah kepada Aksa. Aksa gembira mendengar notifikasi di ponselnya, ia segera kembali ke rumah dengan cepat untuk telur.

Sebenarnya telur ayamnya ada di dalam gudang penyimpanan di dalam game dan bisa dikeluarkan di tempat. Namun itu akan menimbulkan kecurigaan dan Aksa tidak mau membuat banyak masalah.

Ia kembali ke rumah dan mengeluarkan tujuh tray telur dari gudang penyimpanan game Lalu, ia pergi ke tetangga sebelah untuk meminjam motor roda tiga karena tidak mungkin membawa tujuh tray telur menggunakan sepeda.

Aksa mengendarai motor roda tiga ke toko kue milik David sesuai dengan alamat yang sudah diberikan. Setelah sampai, ia segera menurunkan tray telur dan memberikannya kepada David.

"Anak muda, jika memang telur ayam ini lebih enak, maka aku berjanji kalau aku akan berlangganan!" kata David setelah memberikan sisa uang kepada Aksa.

"Terima kasih banyak! Saya bisa menjamin kalau telur ayam yang saya jual akan lebih enak!" balas Aksa yang bahagia karena sudah menerima uang pembayaran.

Dengan total 6 tray yang ia jual, Aksa menerima uang sekitar 360.000 rupiah dan tentu saja ia sangat bahagia karena ia bisa langsung mendapatkan uang sehari setelah ia memutuskan untuk berbisnis.

Bersamaan dengan itu, suara sistem yang ia dengar kemarin terdengar lagi di benaknya dan muncul hologram sistem di depan matanya.

[Selamat karena telah menyelesaikan transaksi pertama. Level anda naik menjadi level 2 dan sekarang toko sudah bisa dibuka.]

"Toko!? Jadi tidak hanya berfungsi sebagai peternakan saja ya," pikir Aksa.

Setelah menyelesaikan transaksi pertama, Aksa segera kembali ke rumah dan mengunci pintu kamarnya. Setelah itu ia segera masuk ke dalam peternakan game. Lalu ia melihat kalau padang rumput menjadi lebih luas, dan sekarang kira-kira sudah mencapai 800m².

Setelah melihat-lihat, Aksa segera membuka toko dan hologram sistem muncul di depannya menampilkan beberapa daftar barang.

"Hm, masih terkunci. Mungkin untuk membukanya aku perlu naik level," pikir Aksa.

Mata uang untuk membeli barang di dalam toko game adalah poin. Cara mendapatkan poin adalah dengan cara menjual barang-barang yang dihasilkan di peternakan.

Aksa saat ini memiliki 360 poin, itu artinya poin didapatkan dengan perbandingan 1.000 rupiah yang di dapatkan banding 1 poin.

"Hm, mari kita beli ayam lagi dan kita perluas kandangnya. Kandang saat ini sudah terlalu kecil dan ayam juga membutuhkan kebebasan." Aksa memperluas kandang menggunakan 100 poin dan membeli 10 ayam lagi dengan 200 poin.

60 sisanya Aksa gunakan untuk membeli pakan ayam berkualitas. Sebelumnya pakan ayam didapatkan secara gratis tapi saat ini ia perlu membeli atau membuatnya sendiri.

...----------------...

Setelah membeli berbagai hal di toko game, Aksa memeriksa waktu. Hari masih pagi dan Aksa memutuskan untuk berkeliling lagi untuk mencari pelanggan yang akan membeli telurnya.

Kali ini Aksa berkeliling dengan motor roda tiga milik tetangga sambil membawa beberapa tray telur, timbangan, serta kantung plastik.

Aksa akan mencari pelanggan sambil berdagang telur. Jika ia hanya mencari saja, mungkin pelanggan tidak akan membeli telurnya karena harganya yang mahal.

Ada cukup banyak orang yang tertarik dengan telur ayam yang dijual oleh Aksa namun beberapa di antara mereka langsung pergi setelah mendengar harganya.

Sisanya membeli telur Aksa bahkan ada seorang wanita paruh baya yang membeli dua tray telur dan membayar tanpa mengedipkan matanya.

"Sepertinya wanita ini adalah orang kaya," pikir Aksa saat itu.

Dari 500 butir telur ayam yang ia peroleh hari ini, telah terjual sebanyak 350 butir lebih termasuk dengan 200 butir untuk David tadi pagi. Jadi keuntungan Aksa hari ini kira-kira adalah 720.000 rupiah.

...----------------...

Hari sudah sore saat ini, Aksa memutuskan untuk pulang karena ia juga sedang meminjam motor roda tiga milik tetangga.

Setelah ia pulang dan mengembalikannya kepada tetangga, ia masuk ke dalam rumah dan melihat kalau Elvira dan Elvina sedang menonton televisi.

Elvira dan Elvina adalah perempuan kembar berparas cantik bahkan mereka sudah cantik hanya dengan perawatan kulit sederhana.

Elvira adalah kakaknya dan ia memiliki sifat yang cenderung pendiam, sedangkan adiknya, Elvina kebalikannya. Elvina memiliki sifat yang periang sekaligus pengacau.

Maksud dari pengacau adalah karena Elvina tidak bisa diam dan sekali melakukan hal-hal acak karena ia termasuk ke dalam orang yang cepat bosan.

"Oh Kakak, kamu sudah pulang," ucap Elvina.

"Ya, aku pulang," angguk Aksa sambil melepas sandalnya.

"Kakak, Ayah dan Ibu menelepon tadi kalau mereka akan pulang larut malam," ucap Elvira.

Aksa mengerutkan keningnya dan menghembuskan napas panjang, "Mereka pulang larut malam lagi? Baiklah."

Aksa langsung ke kamarnya untuk mengambil pakaian, setelah itu ia mandi dan menonton televisi bersama dengan kedua adiknya.

Elvira dan Elvina juga menonton televisi sambil mengerjakan pekerjaan rumah mereka. Kadang-kadang mereka berdua bertanya kepada Aksa terkait pertanyaan yang tidak mereka ketahui.

David yang Memesan Banyak Sekali Telur Ayam

Malam harinya, setelah makan malam bersama dengan kedua adik cantiknya, Aksa naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya.

"Penghasilan hari ini cukup banyak, namun aku tidak bisa terus-terusan meminjam motor roda tiga milik tetangga. Aku harus membeli transportasi sendiri, tapi, kurasa itu akan membutuhkan waktu lama," pikir Aksa yang sedang berbaring di ranjang.

Aksa masuk ke dalam peternakan game, di sana ia melihat-lihat ayam yang sedang beristirahat di dalam kandang. Melihat ada kotoran di dalam kandang, Aksa memutuskan untuk membersihkannya.

Aksa juga sudah mempelajari bagaimana cara beternak ayam dan cara merawat ayam dan juga kandangnya agar tetap bersih.

Meskipun ini adalah pertama kalinya Aksa melakukan sesuatu yang kotor, ia tidak merasa jijik karena mulai sekarang dan seterusnya ia akan menjadi peternak dan pasti akan melakukan hal-hal seperti ini.

Sambil membersihkan kotoran, Aksa juga berpikir, "Penghasilan jadi ini adalah 720.000 rupiah. Jika rata-rata penghasilan per hari adalah 500.000 rupiah, maka dalam waktu satu bulan aku bisa mendapatkan uang sekitar 15.000.000 rupiah."

Aksa tentu saja senang dengan uang yang ia dapatkan, namun ia menenangkan dirinya karena di masa depan, ia akan mendapatkan uang yang lebih banyak dari ini karena ia pasti akan beternak hewan lain.

"Aku masih mempunyai 480 poin. Haruskah aku gunakan untuk membeli ayam lagi atau menunggu sampai hewan selanjutnya terbuka?" Aksa menyentuh dagunya dan berpikir sebentar.

Lalu Aksa memutuskan untuk menggunakan 200 poin untuk membeli 10 ayam dan akan menyimpan sisanya untuk berjaga-jaga karena di dalam toko tidak hanya ada produk peternakan.

Benar, selain produk peternakan ada juga beberapa ramuan yang memiliki beragam fungsi. Seperti mempercepat proses pertumbuhan hewan, memperkuat tubuh hewan, bahkan ada beberapa ramuan untuk manusia.

Daftar keinginan Aksa saat ini adalah untuk membeli ramuan penguatan tubuh untuk manusia yang dihargai dengan harga 2.000 poin.

Ramuan tersebut memiliki fungsi untuk memperkuat tubuh tiga kali lipat. Dengan kondisi Aksa sekarang, ia mungkin akan cepat kelelahan. Oleh karena itu ia menginginkan ramuan penguat tubuh itu.

"Hm, jadi untuk sekarang aku membutuhkan kendaraan untuk mengangkut telur dan sebuah gudang di dunia nyata agar aku tidak perlu kembali ke rumah."

"Jika aku kembali ke rumah untuk mengambil telur, orang tua dan pada tetangga pasti akan curiga dari mana aku bisa mendapatkan telur dengan sangat banyak padahal tidak ada yang mengirimnya."

Setelah berpikir seperti itu, Aksa keluar dari peternakan game dan menyalakan komputernya untuk mencari harga sebuah gudang yang bisa dijangkau oleh dompetnya sekarang.

"Hm?" Aksa tertarik dengan salah satu gudang di layar komputernya.

Ada sebuah gudang yang terletak di pinggiran kota. Gudang tersebut berbentuk persegi panjang dengan luas sekitar 360m² dan dihargai sekitar 7.200.000 per bulannya.

Gudang ini adalah gudang yang paling murah setelah Aksa cari berkali-kali. Namun tetap saja Aksa tidak memiliki uang sebanyak itu.

"Aku mempunyai 30 ayam dan akan menghasilkan sekitar 450-900 butir telur per harinya. Jika aku menjual setidaknya 600 butir per hari, maka aku bisa mendapatkan 1.200.000 rupiah per hari," pikir Aksa yang sedang menghitung-hitung.

Setelah mencari informasi gudang, Aksa memutuskan untuk menyewa gudang tersebut namun ia akan melakukannya beberapa hari lagi karena saat ini ia tidak memiliki uang.

Setelah itu Aksa mencari informasi mengenai harga motor roda tiga dan ternyata harganya sangat mahal. Jadi ia mencari yang bekas saja asalkan masih bisa digunakan untuk sementara waktu.

Lalu Aksa menemukan kalau ada yang menjual motor roda tiga dengan harga 9.000.000 dan tetap saja itu masih jauh dari dompet Aksa.

Tapi Aksa tidak berkecil hati, ia yakin kalau dalam beberapa hari ia bisa membeli motor roda tiga bekas tersebut. Dan karena ia melihat kalau semua harganya mahal, ia masuk ke dalam peternakan game dan menggunakan 200 poin untuk membeli 10 ayam lagi.

Setelah melakukan semua itu, Aksa memutuskan untuk tidur. Ia tertidur dengan sangat lelap karena hari ini adalah hari yang cukup melelahkan.

...----------------...

Keesokan harinya, ia bangun pagi-pagi buta sama seperti hari sebelumnya. Ia mengambil pakaian dan mandi di kamar mandi lantai pertama.

Setelah selesai mandi, ia segera kembali ke kamarnya dan masuk ke dalam peternakan game. Kemudian ia melihat kalau ayamnya sudah menelurkan banyak sekali telur.

Aksa sekarang mempunyai 40 telur dan setelah ia hitung, totalnya ada 800 butir lebih. Ia mengambil 10 telur dan menaruhnya di keranjang, lalu ia keluar dari peternakan game dan turun ke bawah.

Aksa menaruh keranjang yang berisi 10 telur itu di atas meja makan agar keluarganya bisa merasakan kelezatan telur ini nanti. Aksa kemudian sarapan sederhana yaitu telur dan nasi sisa kemarin.

Setelah itu ia mengendarai sepedanya dan kali ini ia akan berjualan di dekat pasar. Mengapa di dekat pasar bukan di dalamnya? Karena jika di dalam membutuhkan tempat dan harus menyewa.

Saat ia sampai di dekat pasar, Aksa pergi ke gang terdekat untuk mengeluarkan telur ayam dan timbangan dari gudang penyimpanan game. Gang tersebut adalah gang buntu dan tidak ada kamera pengawas, jadi Aksa bisa mengeluarkan telur ayam dari gudang penyimpanan game.

"Aku harap hari ini akan banyak telur ayam yang terjual," batin Aksa.

Ia menaruh karpet kecil di atas beton dan duduk di atasnya. Kemudian tiba-tiba saja ponsel miliknya berdering dan orang yang menelepon adalah David di pemilik toko kue.

"Halo Pak, ada apa?" tanya Aksa setelah menjawab telepon dari David.

"Aksa! Hahaha, telur ayam yang kamu jual memang sangat enak! Tadi malam istriku menggorengnya untuk makan malam dan kami sekeluarga terkejut dengan rasa telur ayamnya." Terdengar suara tawa David dari sana.

"Haha, syukurlah kalau memang enak. Tapi Bapak tidak akan menelepon saya pagi-pagi hanya untuk mengatakan hal itu bukan?" kata Aksa dengan otak pintarnya.

"Seperti yang diharapkan darimu, benar. Berkat telur ayam mu, pelanggan yang memesan kue kemarin juga memberi ulasan yang bagus. Jadi saat ini aku ingin memesan telur ayam lagi," jawab David yang mengutarakan niatnya.

"Oh, pesanan besar? Tentu saja Bapak dipersilakan," kata Aksa sambil tertawa kecil.

"Terima kasih, aku ingin memesan 15 tray, apakah ada?" tanya David yang membuat Aksa terkejut dengan angka pesanannya.

"Tentu saja ada, Pak!" balas Aksa dengan nada gembira.

Ia mengira kalau David akan memesan 200 butir telur ayam lagi sama seperti kemarin, tapi ia tidak menyangka kalau David akan memesan 15 tray yang sama dengan 450 butir telur.

"Bagus, kebetulan aku sedang bersama dengan karyawanku, di mana lokasimu sekarang? Aku akan ke sana," tanya David.

"Ah, aku sedang berada di dekat pasar kabupaten, Pak," jawab Aksa.

"Baiklah, kamu tunggu sebentar, aku dan karyawanku akan ke sana dengan cepat." Setelah itu David menutup telepon.

"15 tray sama saja dengan 900.000! Gila, baru juga pagi hari aku sudah mendapatkan uang sebanyak itu," pikir Aksa yang sedang gembira.

Aksa segera memisahkan 15 tray sesuai dengan pesanan David. Setelah itu, muncul beberapa wanita yang memegang keranjang belanjaan mendekati Aksa.

"Anak muda, berapa harga telur ayam yang kau jual?" tanya salah satu wanita.

"Halo Bibi, telur yang saya jual memiliki rasa yang lebih enak! 1 tray adalah 60.000 dan 1 kilogram adalah 36.000!" jawab Aksa dengan nada riang.

"Mahal," ucap wanita tersebut.

"Mahal jika dibandingkan dengan apa Bibi? Jika dibandingkan dengan telur ayam lain, milik saya termasuk murah karena rasanya yang lebih enak," kata Aksa dengan pintar.

"Apakah rasanya dijamin lebih enak?" tanya wanita lain.

"Tentu saja. Jika kalian tidak percaya, maka kalian bisa merekam transaksi ini dan jika telur ayamnya tidak enak, kalian bisa langsung melaporkan saya," angguk Aksa dengan serius.

Aksa tentu saja yakin dengan kualitas telur ayamnya. Oleh karena itu ia bisa bertindak berani dan tidak takut kalau telur ayam miliknya tidak enak.

Setelah mendengar ucapan Aksa, beberapa wanita memutuskan untuk membeli setengah kilogram terlebih dahulu karena masih belum yakin dengan rasanya.

Lalu, sebuah mobil pickup datang dari kejauhan berhenti di dekat Aksa. David turun dari mobil tersebut dan tanpa basa-basi langsung mengirimkan uangnya kepada Aksa.

Aksa tersenyum gembira mendengar notifikasi ponselnya, ia juga segera mengangkut 15 tray telur ayam ke atas mobil pickup.

Setelah berbicara sebentar, David pergi karena ia masih memiliki bisnis yang perlu dilakukan dan Aksa melanjutkan kembali berjualan telur ayamnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!