Di dalam kafe.
"Pak Aksa pasti penasaran mengapa kami datang ke sini padahal kantor pemerintah cukup jauh," kata Bayu sambil meminum minuman yang ia pesan.
"Ya, benar sekali." Aksa mengangguk karena ia memang penasaran bagaimana bisa mereka berdua datang padahal kantor pemerintah ada di pusat kabupaten.
"Sebenarnya, ini kebetulan kami sedang dalam perjalanan kembali dari kabupaten sebelah. Kami sudah membaca informasi mengenai Pak Aksa, jadi kami juga sudah tahu wajah Pak Aksa," jelas Bayu.
Rupanya Bayu dan Satria baru saja kembali dari kabupaten sebelah setelah menangani beberapa tugas. Kemudian mereka berdua melihat ada seorang pria yang masuk ke dalam tanah kosong di dekat jalan raya utama.
Mereka sudah diberitahu oleh atasan mereka kalau tanah kosong tersebut milik seorang pria muda bernama Aksa Wijaya. Mereka juga sudah membaca profil Aksa, itulah mengapa mereka bisa mengenali Aksa.
Aksa mengangguk paham lalu bertanya, "Begitu rupanya, saya paham sekarang. Lalu, bisakah Anda memberi tahu saya hal yang ingin dibicarakan?"
Bayu berdehem lalu berkata, "Saya di sini untuk berbicara dengan Pak Aksa mengenai tanah kosong milik Pak Aksa. Pertama, saya ingin bertanya apakah Pak Aksa memiliki rencana dengan tanah kosong itu?"
"Ya, saya punya. Rencananya saya ingin membuat tempat wisata peternakan di sana. Tempatnya cocok untuk peternakan karena berada di pinggir kabupaten, lalu tempat itu berada di dekat jalan raya utama sehingga memudahkan akses jalan." Aksa memberitahu rencana yang pikirkan kepada Bayu.
Bayu dan Satria saling memandang satu sama lain, mereka menghela napas lega mendengar rencana Aksa yang akan membuat tempat wisata peternakan di tempat itu.
"Pak Aksa, seperti ini, jika Pak Aksa memang ingin membuat tempat wisata, maka kami dari pemerintah akan mendukung penuh Pak Aksa. Karena Anda pasti tahu kalau kabupaten kekurangan tempat wisata sehingga pendapatan di sini cukup kurang," kata Bayu dengan wajah serius.
Setelah jeda, ia melanjutkan, "Jadi, kami di sini ingin bertanya bagaimana keputusan Pak Aksa terkait masalah hal ini?"
Aksa tersenyum, ia tahu apa yang dimaksud oleh Bayu dan ia juga tahu kalau Bayu bertanya hanya untuk kesopanan karena Bayu sudah memeriksa informasi Aksa yang pasti Aksa tidak memiliki pilihan lain.
"Pak Bayu, karena pemerintah bersedia untuk mendukung saya, bagaimana bisa saya menolak? Tapi, yang saya tanya adalah apakah prosesnya akan rumit?" Aksa bertanya hal yang paling ia khawatirkan.
Karena biasanya jika bekerja sama dengan pemerintah pasti akan melalui prosedur yang sangat rumit dan lama yang mana itu akan membuang-buang waktu Aksa.
Bayu tertawa kecil dan berkata, "Haha, Pak Aksa tidak perlu khawatir. Karena saya sudah menawarkan Pak Aksa, maka prosedurnya akan selesai dengan cepat selama Pak Aksa setuju."
Kerja sama dengan pemerintah biasanya disebut dengan Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha atau biasa disebut dengan KPBU, adalah kerjasama antara pemerintah dan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur untuk kepentingan umum.
Setelah Aksa dan pemerintah bekerja sama, maka pemerintah akan memberikan VGF untuk mendukung pembuatan infrastruktur di tempat wisata peternakan milik Aksa.
Viability Gap Fund atau Dukungan Kelayakan adalah Dukungan Pemerintah dalam bentuk kontribusi sebagian biaya konstruksi yang diberikan secara tunai pada proyek KPBU yang sudah memiliki kelayakan ekonomi namun belum memiliki kelayakan finansial.
Jadi, pemerintah akan memberikan VGF yang berupa uang tunai kepada Aksa untuk membantu membangun infrastruktur untuk tempat wisata peternakan Aksa.
Pemerintah tidak akan mengambil keuntungan secara langsung dari Aksa. Sistemnya mirip seperti investasi, jadi jika pemerintah memberikan VGF kepada Aksa, maka Aksa bisa membuat tempat wisata peternakan dengan kualitas terbaik.
Lalu akan ada banyak sekali orang yang mengunjungi tempat wisata peternakan Aksa dan mereka pasti akan membeli berbagai macam barang yang nantinya akan meningkat pendapatan kabupaten.
Dengan banyaknya orang yang datang, kabupaten juga bisa membuat sesuatu yang lain yang bisa mendatangkan keuntungan untuk kabupaten sendiri.
Sederhananya ini adalah situasi yang saling menguntungkan satu sama lain. Oleh karena itu bagaimana bisa Aksa menolak hal ini.
"Baiklah Pak, saya tentu saja akan setuju dengan tawaran Pak Bayu." Aksa mengangguk dan setuju untuk bekerja sama dengan pemerintah.
Bayu tersenyum dan berkata, "Bagus, kalau begitu saya akan kembali ke kantor terlebih dahulu untuk rapat dengan para atasan dan setelah selesai, saya akan menghubungi Pak Aksa."
"Tentu," angguk Aksa yang memberitahu nomor ponselnya.
Setelah membicarakan beberapa hal kecil, Aksa pamit undur diri karena ia masih harus membuat rencana untuk pembangunan tempat wisata peternakan miliknya.
"Pak Bayu, umur Aksa ini masih 22 tahun bukan?" tanya Satria kepada Bayu.
Bayu mengangguk dan menjawab, lalu ia bertanya, "Ya, ada apa?"
Satria menggelengkan kepalanya, "Tidak ada. Hanya saja diusianya yang masih muda, ia bisa memiliki tanah yang besar dan otak yang cerdas."
"Hahaha, setiap orang pasti berbeda. Bagus jika Aksa bisa berbisnis, jika tidak maka tanah kosong itu akan dibiarkan kosong atau dijual ke orang lain," kata Bayu sambil tertawa.
"Benar juga," angguk Satria setuju dengan ucapan Bayu.
...----------------...
Saat Aksa dalam perjalanan pulang, ponselnya berdering. Ia menepi sebentar lalu menjawab telepon dari nomor yang tidak ia kenal.
"Halo, apakah benar ini Pak Aksa Wijaya?" terdengar suara seorang pria.
Aksa menjawab lalu bertanya identitas pihak lain, "Ya, saya sendiri. Permisi, Bapak siapa?"
"Halo pak, saya dealer motor, motor roda tiga milik Pak Aksa kebetulan baru saja sampai, jadi saya memberitahu Pak Aksa sekarang," jawab dealer motor.
Aksa sedikit terkejut, "Sangat cepat? Bukankah Bapak bilang akan datang lusa?"
"Hahaha, kebetulan sekali jalan sedang tidak macet, jadi pengirimannya lancar jaya. Jadi, apakah Pak Aksa sedang ada di rumah? Saya ingin mengirimkannya," kata dealer motor sambil tertawa kecil.
"Oh, saya sudah berada di dekat rumah, sebentar lagi sampai. Bapak bisa mengirimkannya sekarang," jawab Aksa sambil melihat jalan.
"Baik, mohon ditunggu Pak," balas Aksa.
Setelah menutup telepon, Aksa melanjutkan mengayuh sepeda kembali ke rumahnya. Ternyata kedua adik kembarnya sudah pulang dari sekolah.
"Hm? Belum sore, mengapa kalian sudah pulang?" tanya Aksa yang melihat kedua adiknya sedang menonton televisi.
"Kak, hari ini Hari Jumat, tentu saja kami pulang lebih awal," jawab Elvira si kakak.
"Benar, masa kakak lupa," angguk Elvina si adik.
Aksa menepuk dahinya dan berkata, "Oh benar juga ya, aku lupa."
Setiap Hari Jumat, SMA Elvira dan Elvina pulang lebih awal. Aksa bertanya mengapa dan mereka menjawab kalau setiap hari Jumat guru-guru mengadakan rapat evaluasi sehingga pada murid dipulangkan lebih awal.
Aksa pergi ke kamar mandi untuk membasuh muka, kemudian saat ia keluar, ia kebetulan sekali melihat dealer motor yang turun dari mobil pengangkut motor roda tiga.
"Pak Aksa." Dealer motor tersenyum dan mengangguk menyapa Aksa yang keluar dari rumah.
"Halo Pak, jadi ini motornya?" Aksa melihat motor roda tiga yang sedang diturunkan.
Aksa membeli motor roda tiga berwarna merah yang memiliki daya angkut 500 kilogram dengan harga sekitar 25 juta lebih termasuk pajak.
Elvira dan Elvina yang mendengar suara di luar rumah segera keluar rumah dengan rasa penasaran lalu mereka melihat kalau kakak mereka sedang berbicara dengan seroang pria paruh baya dengan setelan jas.
Kemudian mereka juga melihat ada beberapa orang yang sedang menurunkan motor roda tiga berwarna merah di dekat Aksa.
"Terima kasih, Pak." Aksa berjabat tangan dengan dealer motor.
"Terima kasih kembali," angguk dealer motor sambil tersenyum.
Setelah itu dealer motor dan para karyawannya masuk ke dalam mobil dan pergi. Aksa segera memeriksa motor roda tiga barunya.
"Kakak!" panggil Elvira dan Elvina.
"Oh kalian berdua. Lihat, ini adalah motor roda tiga yang baru saja kakak beli, Bagaimana?" tanya Aksa.
"Kakak membelinya? Bukankah ini mahal?" tanya Elvira.
Meskipun mereka berdua tidak terlalu mengerti dengan kendaraan seperti motor atau mobil, mereka juga tahu kalau kendaraan yang baru pastilah mahal.
"Haha, kakak bisa membelinya dengan lunas, jadi jangan khawatir. Lalu, nanti ayah dan ibu tidak pulang malam bukan? Kakak akan berbicara dengan mereka untuk melunasi hutang keluarga." Aksa mengelus-elus kepala kedua adiknya.
"Benarkah!?" kedua adiknya menatap dirinya dengan mata berbinar-binar.
"Ya." Aksa mengangguk lalu mengeluarkan ponselnya.
Ia memperlihatkan transaksi penjualan ikan arwana super red dengan harga 35 juta kepada adiknya. Ia tidak bisa mengatakan kalau uang yang ia miliki dari hasil penjualan karena akan terlalu mengejutkan kalau menjual telur ayam dan susu murni bisa mendapatkan puluhan juta.
"!!" Elvira dan Elvina tercengang dengan banyaknya angka nol di layar ponsel Aksa.
Kemudian mereka berdua saling mencubit pipi satu sama lain dan bisa merasakan sakit. Itu artinya kalau mereka berdua saat ini sedang tidak bermimpi.
"Kakak!" Mereka berdua segera memeluk Aksa dengan bahagia karena hutang keluarga akhirnya bisa lunas.
"Ya, ya." Aksa menepuk-nepuk punggung mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Nazrul
mantap
2024-01-12
0
Benny
next
2023-08-15
2
Harman LokeST
sekarang Aksa sudah punya motor sendiri
2023-08-06
3