"Aku pulang." Aksa masuk ke dalam rumah dan menaruh sepatunya di rak sepatu.
"Oh, Aksa. Bagaimana bisnismu?" tanya Aji yang sedang membaca koran.
"Lancar jaya. Apakah besok kalian semua ada waktu? Aku ingin memberitahu kalian mengenai bisnisku. Lumayan, sekarang bisnisku sudah lumayan besar." Aksa bertanya sambil meminum air dingin.
"Ayah dan Ibu bisa saja mengambil cuti. Tapi kedua adikmu kan masih sekolah," kata Aji tanpa menoleh ke arah Aksa.
"Bisakah Vira dan Vina tidak berangkat? Masalahnya aku ingin memberi kejutan untuk kalian. Jika kita menunggu sampai mereka berdua libur, aku khawatir kalau kalian sudah mengetahui bisnisku." Aksa mencoba untuk meminta izin Aji.
"Ayah, Ayah! Bisakah kami melihat bisnis kakak? Kakak berbicara seperti itu pastinya ia memiliki kejutan untuk kami!" Elvina berteriak dengan penuh semangat.
"Benar. Aku juga ingin melihat!" Elvira juga menganggukkan kepalanya.
"Ini..." Aji ragu-ragu karena Elvira dan Elvina harus sekolah namun ia juga penasaran dengan bisnis Aksa karena Aksa tidak pernah membicarakannya.
Aksa berpikir sejenak lalu ia memberikan sebuah saran, "Bagaimana jika begini? Kita akan pergi saat siang hari. Ayah dan Ibu bisa mengambil cuti setengah hari. Vira dan Vina juga tetap berangkat sekolah selama setengah hari."
"Kami setuju!" Elvira dan Elvina mengangguk setuju dengan saran yang diberikan oleh Aksa.
"Kalian ini.." Aji menatap mereka berdua dengan tatapan kosong.
"Tidak apa-apa bukan? Karena Aksa ingin memberikan kejutan, pastinya itu adalah hal yang baik." Ani datang sambil membawa sepiring apel yang sudah dipotong.
"Baiklah, aku setuju." Aji hanya bisa mengangguk setuju.
"Hore!" Elvira dan Elvina melompat kegirangan.
Setelah itu mereka berlima makan malam bersama. Setelah menggosok gigi, Aksa masuk ke dalam peternakan game untuk melakukan pemeriksaan seperti biasa.
[Selamat kepada Host karena telah berhasil membuka tempat wisata peternakan sendiri. Sistem menghadiahi Host sesuatu yang bagus.]
Terdengar suara dari Sistem yang menghadiahi dirinya sesuatu. Aksa gembira karena hadiah yang diberikan oleh sistem pasti sangat hebat.
Ia segera memeriksa hadiahnya dan melihat kalau ada dua kartu yang bentuknya sama seperti kartu tanah gratis hadiah dari Sistem sebelumnya.
[Kartu pembagunan]
[Keterangan: Kamu ingin membangun rumah? Gunakan ini. Kamu ingin membangun gedung? Gunakan ini. Kamu ingin membangun cintamu? Jangan gunakan ini.]
Aksa mengabaikan pengenalan kartu pembagunan. Intinya kartu pembangunan ini bisa digunakan untuk membangun sesuatu secara instan dan Sistem akan mengedit ingatan orang-orang nanti.
[Kartu kolam ikan (hanya bisa di peternakan game)]
[Keterangan: Bosan dengan kolam keberuntungan yang selalu mengeluarkan sampah? Gunakan kartu ini untuk memelihara ikan.]
Sederhananya, kartu kolam ikan ini hanya bisa digunakan di dalam peternakan game saja. Kartu ini berfungsi untuk membuat sebuah kolam ikan yang paling terbaik dan dilengkapi dengan atribut.
Atribut tersebut adalah kesehatan +2 di mana ikan akan lebih sehat di dalam kolam ini. Rasa +2 di mana ikan akan memiliki rasa yang lebih enak jika dipelihara di kolam ini.
"Sial, kartu kolam ikan ini bisa membuat ikan yang aku pelihara menjadi sangat enak. Sistem, jika aku memelihara ikan apakah ikan tersebut akan memiliki atribut tambahan? Atau hanya atribut dari kolam ini?" tanya Aksa kepada Sistem.
[Host jangan khawatir. Ikan yang Host pelihara akan sama dengan hewan lain yang memiliki kualitas serta atribut sendiri. Bisa dikatakan kalau kolam ini adalah buff yang menambah atribut.]
"Woah gila, jadi jumlah atribut ikan kualitas D akan sama dengan hewan ternak kualitas C." Aksa kagum dengan efek kolam ikan tersebut dan segera menggunakannya.
Lalu sebuah kolam ikan dengan luas sekitar 200m² muncul di sebelah kolam keberuntungan. Aksa terkejut dengan luas kolam ikan baru ini karena sangat luas dan tidak bisa dikatakan sebagai kolam lagi.
Aksa segera memindahkan ikan yang ia dapat di kolam keberuntungan ke kolam ikan yang baru. Ikan-ikan tersebut berenang dengan cepat seolah-olah mereka lebih menyukai kolam ikan ini.
"Bagus. Mari kita tunggu sampai besok dan ayo tidur." Aksa keluar dari peternakan game dan tertidur.
...----------------...
Siang besoknya, jam sudah menunjukkan pukul 12. Aksa keluar dari kantornya dan bersiap untuk menjemput kedua adiknya.
"Mau ke mana?" Sarah kebetulan juga keluar dari kantornya yang terletak di sebelah kantor Aksa.
"Ah, Sarah. Aku ingin menjemput kedua adikku. Aku sudah mengajak keluargaku untuk ke sini hari ini," jawab Aksa.
"Oh. Nih, ambil." Sarah mengangguk lalu melemparkan sesuatu ke arah Aksa.
Aksa menangkap benda itu dan melihatnya, "Kunci?"
"Ya. Kamu ingin menjemput kedua adikmu dengan motor roda tiga? Pakai saja mobilku." Sarah sedikit tidak berdaya dengan Aksa ini.
"Benar juga. Bagaimana bisa aku tidak kepikiran, sepertinya aku harus membeli mobil cepat atau lambat." Aksa tertawa terbahak-bahak lalu berterima kasih kepada Sarah.
"Kamu bisa mengemudikan mobil bukan?" tanya Sarah dengan khawatir kalau Aksa tidak bisa mengemudi.
"Hey, jangan khawatir. Aku sudah mempunyai SIM." Aksa hanya melambaikan tangannya lalu berjalan pergi.
Aksa langsung tahu di mana mobil milik Sarah karena mobilnya sangat mencolok di area parkir karyawan dan itu adalah satu-satunya mobil di sana karena kebanyakan karyawan menggunakan motor atau transportasi umum.
Mobil Sarah adalah mobil yang cukup mewah dan Aksa juga sudah tahu kalau harga dari mobil ini bernilai satu setengah milyar rupiah.
Aksa jadi tahu kalau Sarah berasal dari keluarga yang kaya raya namun ia tidak bertanya kepada Sarah karena Sarah juga tidak mengatakannya.
Aksa memasuki mobil dan langsung mengemudi ke arah SMA Elvira dan Elvina. SMA mereka cukup dekat dari rumah, dan jika dari Sajaya Farm maka akan memakan waktu 20 menit.
...----------------...
SMA.
Jam 12 adalah jam istirahat, Elvira dan Elvina sedang mengobrol dengan teman-teman mereka. Mereka berdua cukup terkenal selain karena kembar, mereka memiliki paras yang cantik dan sikap yang ramah.
Tidak sedikit orang yang menyukai mereka berdua bahkan pernah ada yang menyatakan cinta. Namun mereka berdua menolaknya dengan halus dan kemudian teman-teman mereka tahu kalau Elvira dan Elvina berasal dari keluarga miskin dan harus memikirkan masa depan.
Oleh karena itu tidak ada yang membenci Elvira dan Elvina bahkan mereka lebih menyukai mereka karena keramahtamahan dan sikap mereka yang rendah hati.
"Vira, Vina, ada yang mencari kalian! Dia mengatakan kalau dia adalah kakak kalian!" Seorang teman pria masuk ke dalam kelas dan memanggil Elvira dan Elvina.
"Kakak? Oh benar juga." Mereka berdua menyadari kalau sudah saatnya untuk pergi.
Mereka segera berkemas-kemas dan meminta izin kepada guru mereka untuk pulang lebih awal karena beberapa urusan. Guru mengizinkannya dan mereka segera keluar dari sekolah sambil membawa tas mereka.
"Ah! Kakak!?" Mereka berdua tercengang karena Aksa sedang berdiri bersandar di sebelah mobil mewah.
Kebetulan sekali kalau kelasnya mereka berdua ada di lantai tiga dekat pintu masuk. Teman-teman Elvira dan Elvina melihat kalau ada pria tampan di sebelah mobil mewah.
"Dia adalah kakak Vira dan Vina!?" teman-teman mereka terkejut terutama yang perempuan karena Aksa sangat tampan.
Aksa memang tampan namun ia tidak terlalu diperhatikan karena dulu tubuhnya cukup kurus. Namun sekarang setelah meminum ramuan, tubuhnya menjadi atletis dan ketampanannya mulai terlihat.
Teman-teman pria awalnya cemburu karena mengira kalau Aksa adalah pacar atau teman dekat Elvira dan Elvina. Namun segera mereka menghela napas lega karena mengetahui Aksa adalah kakak mereka.
...----------------...
"Yo!" Aksa membukakan pintu untuk mereka.
Elvira dan Elvina masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang. Aksa juga masuk ke dalam kursi pengemudi dan mengemudikan mobil ke rumahnya karena baru saja Aksa mendapat pesan kalau orang tua Aksa sudah ada di rumah.
"Kakak, katakan dari mana mobil ini?" Elvina segera bertanya dengan rasa penasaran yang tinggi.
"Apakah ini mobil milik Kakak?" tanya Elvira sambil melihat interior mobil.
"Bukan. Ini milik karyawanku. Bagaimana bisa aku membeli mobil yang harganya milyaran di awal bisnisku." Aksa memutar matanya.
"Ah? Ini milik karyawan? Apakah karyawan Kakak kaya raya?" Mereka berdua tercengang mendengarnya.
"Ya. Sangat kaya raya," jawab Aksa.
Mereka sampai di rumah dan saat orang tua mereka melihat Aksa mengemudikan mobil mewah, mereka juga banyak mengajukan pertanyaan sama seperti Elvira dan Elvina. Aksa menjawab semua pertanyaan satu per satu dengan sabar.
Lalu mereka sampai di Sajaya Farm dan sebagai anak muda, Elvira dan Elvina jelas mengetahui tentang Sajaya Farm ini karena tempat wisata ini menjadi terkenal setelah iklan.
"Kakak, Apakah bisnis Kakak ada di dalam sini?" tanya Elvira dan Elvina.
Pantas saja mereka berpikir seperti itu karena mereka berdua tahu kalau Aksa menjual telur ayam dan susu sapi. Oleh karena itu mereka berpikir kalau Aksa menjual produknya di Sajaya Farm.
Aksa memarkirkan mobil di area parkir karyawan. Mereka berlima turun dari mobil dan melihat ada banyak pengunjung yang sedang mengantre..
"Aku bukan berbisnis di dalam sini, melainkan ini adalah bisnisku." Aksa tersenyum kepada mereka dan mengatakan sesuatu yang membuat mereka tercengang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 211 Episodes
Comments
Piiic
beli mobil deh sa lu kan udah punya duit👆😏
2024-06-25
0
Piiic
sampah gak tuh? untung aja pernah ikan arwana yang mahal itu ya kan😁
2024-06-25
0
Piiic
Gini aja udah buatku ketawa😂
2024-06-25
0