Akhirnya pesanan mereka sudah. Ada banyak makanan khas Perancis yang mereka pesan. Bahkan Galang sengaja memesankan sendiri untuk Dara yaitu Crepes. Dara pasti akan suka crepes. Melihat hidangan yang ada, semua memesan dengan berbeda-beda. Ada Ris de Au, Cassoulet, Beef Bourguingno dan lain-lain. Semua makanan ini harganya sangat mahal. Namun sekelas manajer perusahaan tentu tidak terlalu mahal.
Tapi, saat ini yang makan bukan cuma satu dua orang, ditambah lagi mereka duduk di meja VVIP. Dimas tersenyum kecut memikirkan hal itu. Dia sudah menghitungnya. Mungkin gajinya sebulan kali ini hanya untuk mentraktir mereka semua. Dia mulai merasa was-was. Sedangkan Sisi malah terlihat sangat bangga suaminya bisa mentraktir semua orang.
"Ayo dimakan, kalau mau tambah bisa minta pada pelayan, tenang saja, suamiku yang akan bayar." Kata sisi dengan sombongnya.
Semua orang memuji-muji Dimas dan Sisi. Kali ini Dimas tidak bisa mengelak lagi. Diapun mengiyakan perkataan Sisi.
"Pelayan!" Teriak Anita.
Lalu seorang pelayang menghampoirinya. "Ya, Nona."
"Mumpung ada yang traktir, aku mau pesan Foie Gras ini 10 porsi lagi. Lumayan buat ayah dan ibu serta kakak-kakku. Mereka pasti menyukainya" Kata Anita pada pelayan.
Melihat itu, Sisi menjadi melotot. Namun dia kembali tersenyum. Dia juga menawari yang lain, siapa tahu ada yang mau tambah.
Galang melihat ke arah Dimas. Sebenarnya dia kasihan, namun, mereka terlalu sombong. Anita mungkin tahu cara menghajar mereka. Jadi dia memesan lagi dalam jumlah banyak. Seharusnya itu tidak masalah bagi Dimas. Galang tersenyum masam memikirkan kelakuan Anita.
Saat mereka sedang asyik makan, beberapa orang masuk dan duduk di sebelah meja VVIP mereka. Mereka disambut dengan hormat oleh manajer di restoran. Galang dan lainnya tidak memperhatikan. Jadi mereka tidak tahu orang-orang yang masuk barusan. Namun, Dara mengenal seseorang yang masuk tadi. Dia turun dari kursi dan berlari ke arah orang yang dikenalnya. Tanpa sepengetahuan mereka, Dara sudah berada di meja sebelah. Di tangannya masih memegang makanan.
"Kakek!" seru Dara dengan suara sangat keras dan mengejutkan semua orang di restoran. Semua orang menoleh ke arah Dara. Rupanya Dara melihat Anton bersama beberapa orang. Dara tidak peduli dengan orang-orang disekitarnya. Dia berlari dan menghamburkan tubuhnya ke Anton. Anton yang tahu akan hal itu sudah siap siaga dengan yang dilakukan Dara, Dia berjongkok dan tangannya terbuka siap menangkap Dara.
Orang-orang di sana terkejut dengan yang dilakukan Dara. Tampak bersama Anton ada Jatmiko, empat orang berpakain lengkap dengan jas. Mereka juga memperhatikan apa yang terjadi. Semua mata tertuju pada Dara dan Anton. Seperti adegan seorang cucu yang lama tidak bertemu kakeknya. Padahal tadi sore, Dara juga masih bertemu Anton. Tapi kamu tahu sendiri, dara suka pamer kalau hanya dia sendiri yang memiliki kakek.
Anton tidak terkejut dengan yang dilakukan Dara. Dia sudah terbiasa.
"Wow..wow..wow.. Cucu kakek juga di sini rupanya!" Suara Anton terdengar senang bertemu Dara. Lalu dia menggendongnya dan mengajaknya duduk. Tentu saja pakaian Anton terkena lelehan keju dari makanan Dara.
Galang, Karmen dan Rangga hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan Dara. Sementara Anita tampak tersenyum.
Tangan Dara menunjuk pada meja di mana Galang dan lainnya duduk.
"Sayang, bukan itu ayah? Kenapa bisa ada di sini? Dan itu Tuan Herman, Direktur Dara Shinta Food? Dan Juga itu Direektur Buana Konstruksi, Tuan David? Dan direktur-direktur lainnya juga ada di sini?" Sisi berkata pada suaminya ketika melihat siapa yang datang. Saat itu, ada enam orang yang sedang bersama Anto. Orang-orang yang disebut. Mereka adalah para direktur persahaan milik Galang yang diajak Anton. Bahkan Kawasan wisata kuliner internasional ini juga milik Galang.
Saat itu semua orang melihat para direktur itu sedang menyambut Dara. Mereka membukung dengan hormat dan berkata serempak, "Selamat datang Nona Dara!"
Dara tampak tersenyum melihat satu persatu para direktur itu. Dia lalu memandang Anton berharap mendapat penjelasan dari apa yang terjadi. namun Anton tidak mungkin menjelaskannya pada Dara soal ini. Dia mungkin akan kesulitan menjelaskannya.
Tiba-tiba para direktur itu mendatangi meja makan di mana Galang dan lainnya duduk.
"Selamat Datang, Tuan Muda Galang." Dengan membungkuk hormat, mereka mengucapkan selamat datang pada Galang.
Semua mata yang melihat kejadian itu membelalakkan mata. Galang adalah Tuan Muda? Tuan Muda apa? Mengapa m,ereka sangat menghormati galang? Bahkan mereka juga tahu Jatmiko itu siapa. Mereka bahkan tahu bahwa Jatmiko adalah orang yang sangat ditakuti di Kota S selain Tuan Rocky. Namun Jatmiko juga membungkuk hormat pada Galang.
Memikirkan hal ini, Sisi, Dimas dan Daniel ingin memakai helm dengan kaca hitam untuk menyembunyikan wajah mereka karena merasa sangat malu. Ketika melihat Sisi dan Dimas, Arya, ayahnya Dimas pun terkejut.
"Dimas, Sisi, kenapa kalian diam saja? Cepat beri salam pada Tuan Muda Galang! Jangan kurang ajar kalian!" Perintah Arya pada Sisi dan Dimas. Mendengan itu, Sisi dan Dimas pun tak bisa membantah, bahkan Daniel yang juga bekerja di perusahaan di bawah direktur Arya juga mengikuti apa yang dilakukan Sisi dan Dimas.
"Maafkan kami Tuan Muda Galang." Mereka bertiga bukannya mengucapkan salam, justru mereka malah minta maaf.
"Hei! Ada apa dengan kalian? Apa yang sudah kalian lakukan pada Tuan Muda Galang, sehingga kalian minta maaf?" Bentak Artya marah.
Galang yang merasa menjadi pusat perhatian kala itu pun berdiri. "Sudah, Paman! Tidak ada masalah. Kami masih muda, kalau ada masalah itu hal yang wajar. Lagian Sisi adalah teman sekolahku. Jadi tidak ada masalah."
"Baiklah Tuan Muda. Jika Tuan Muda marah dengan kelakuan mereka, biarkan aku akan memukul mereka sampai mati. Walaupun masih mudah harus tahu sopan santun." Kata Arya dengan sangat hormat.
Mendengar perkataan ayahnya, Dimas sangat ketakutan. Belum pernah sekalipun dalam hidupnya dia mendengar ayahnya sampai mengucapkan perkataan seperti itu kepadanya. Tapi kali ini demi Galang dia melakukannya. Namun dia juga agak lega, Galang tidak mempermasalahkan kelakuan mereka tadi. Dimas sangat takut jika Galang marah, maka dia akan kehilangan peekerjaannya.
Lalu para direktur mengundang Galang ke meja mereka. Menjelaskan tentang semua perusahaan miliknya saat ini. Tentu saja Galang sangat terkejut dengan kekayaannya kali ini. Bahkan, semua karyawan tidak menyangka bahwa yang sedang makan di restoran ini adaklah pemiliknya sendiri? Sungguh-sungguh orang kaya yang aneh.
Biasanya, orang-orang kaya itu banyak yang sombong. Merasa memiliki, maka biasa menindas. Kemudian maunya dilayani dengan sebaik-baiknya. Tapi kali ini beda dengan Galang. Dia sama sekali tidak terlihat seperti orang kaya. Bahkan para pelayan di restoran itu pun mendengar bagaimana Sisi merendahkan Galang tadi.
Karmen, Rangga dan Anita saling pandang, mereka juga baru tahu jika Galang sekaya itu. Bahkan mereka menjadi merasa kecil. Saat itu Galang memanggil Karmen dan Rangga. Ktika mereka berdua sampai di meja mereka, Galang memperkenalkan Rangga dan Karmen pada para direktur. Para direktur menyambut keduanya dengan sangat hormat. Apalagi Galang mengatakan kalau mereka adalah sudah seperti saudara sendiri.
Melihat itu, Sisi dan Dimas menjadi iri. Seharusnya mereka juga akan dipanggil ke sana andai saja mereka tidak menghina dan merendahkan Galang. Tapi itu semua hanya mimpi. Penyesalan selalu di belakang. Bukan di depan atau di samping. Anita justrus tersenyum puas ketika melihat Sisi dan dimas hanya bisa menunduk malu saat itu.
Galang masih mendengarkan para direktur menjelaskan perihal perusahaan-perusahaan milik Galang. Yang selalu memberikan sebagian besar keuntungan perusahaan itu Tuan Rocky. Galang tidak terkejut. Karena dia sudah mendengar banyak hal dari Jatmiko.
Saat itu, Anita sedang melihat Dara berjalan ke arah meja di mana dia duduk. Dara mendatanginya dan memegang tangannya. Lalu menarik tangan Anita dan mengajaknya ke meja di mana Karmen dan Rangga berada.
Dara merasa harusnya Anita juga dipanggil ayahnya. Karena dia datang bersama mereka.
"Nona Kecil?" Anita agak malu-malu ketika dara mengajaknya ke meja makan Anton. Dia malu-malu. Namun Dara tidak peduli.
Lalu Dara sambil menggandeng tangan Anita memutari orang-orang itu sambil mencari tempat duduk yang kosong. Tapi tidak ada tempat duduk yang kosong. jadi Dara memegang tangan ayahnya, menyuruhnya berdiri dan memberikan kursi itu pada Anita.
"terimakasih, Nona Kecil." Ucap Anita. Dara tersenyum senang.
Sekali lagi, Dara berjalan ke arah pelayan yang mengantarkan makanan untuknya tadi, memegang tangannya dan membawanya menuju Anton. Disuruhnya Anton berdiri dan Dara menuruh pelayan itu duduk. Pelayan itu sangat ketakutan. Namun, Anton justru menyuruhnya duduk.
"Terimakasih, Nona Dara." Ucap pelayan itu dengan wajah memerah. Dia ketakutan dan juga malu. Duduk satu meja dangan para direktur.
Semua orang yang melihat kelakuan Dara, tersenyum geli. Setelah Anita dan pelayan itu duduk, Dara memandang ayahnya dan Anton, tangannya disilangkan ke dada layaknya orang dewasa. Lalu dia membuang muka. Galang dan Anton paham apa yang dilakukan oleh Dara, jadi mereka berdua diam saja dan berkata, "Iya, maaf!"
Para pelayan yang berdiri di sana juga sangat geli melihat tingkah lucu Dara. Ayahnya yang seorang bos besar dan Tuan Anton yang ditakuti itu disuruhnya mengalah pada bawahan. Benar-benar anak yang sangat baik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments