Galang tampak bingung. Dara tidak ada di sampingnya? Padahal tadi dia masih melihatnya di depannya bermain-main dengan sepatu kecilnya. Kemana dia?
Galang lalu memberi kode pada Karmen dan Rangga. Mereka akhirnya berpencar mencari Dara, gadis kecil putri Galang. Ibunya meninggal 1 tahun setelah Dara lahir. Riana mengidap tumor hati yang ganas. Hanya 8 bulan dia tidak bisa melawan penyakit itu dan akhirnya menyerah.
Galang tampak sangat kuatir. Dia mulai membayangkan anak itu sekarang sedang mencari dia. Sungguh Galang sangat kuatir. Usia Dara saat ini 2,5 tahun.
Sememtara itu, Dara sebenarnya mengikuti seekor anjing pudel yang selalu melihatnya. Anjing itu memakai baju layaknya dirinya. Dara lalu mengikutinya dan sampai di mal. Dara kecewa, ternyata anjing itu bersama ayahnya. Sementara dia lupa tidak mengajak ayahnya.
Lalu Dara mencoba mencari ayahnya, namun dia malah melihat tumpukan mainan. Ternyata ayah sudah kasih kejutan mainan. Pikirnya.
Lalu dia mendekat, dilihatnya ada mobil, bus, pesawat, helikopter dan banyak lagi.
Dia tertarik dengan dengan mobil polisi. Lalu Dara menaikinya sambil berjalan pantatnya di atas mobil mainan itu, mulutnya menirukan suara sirine polisi. Tiba-tiba mobil itu rusak, dia terjatuh dan itu membuatnya berpikir kalau mobil polisi gampang rusak. "Lusak, payah!" Teriaknya.
Dara melihat mobil lainnya. Oh, iya, dia tahu. Ada mobil lapis baja yang kuat. Dia kuat sekali, bahkan mobil-mobil, orang dan lainnya takut. Dara menghampiri tank itu, dia mengamati, dia mulai berpikir tank itu akan dia gunakan untuk apa?
Orang-orang di sekitar tempat itu merasa lucu melihat tingkah Dara yang imut banget. Tubuhnya gemuk, pipinya gemuk, matanya bulat dan sebening kristal, rambutnya diikat ke atas. "Ya ampuuuuun, lucunya...!!!" Teriak seorang wanita muda.
Dara mana peduli, dia hanya fokus dan masih memikirkan soal tank.
Oh, dia mengerti. Dia akan obrak abrik mainan itu, biar ayah tau rasa. Masa dia nggak ada di sini. Padahal anjing tadi main sama ayahnya.
Setelah berpikir, Dara lalu memegang bagian belakang tank, mendorongnya kesana-kemari, menabrak bus, helikopter, menabrak tembok. Dan....
"Hei, heii... Rusak semua ini! Aduuuh, anak siapa ini? Hancuuurr...!!!!" Seru seorang penjaga toko di mal itu. Dia benar-benar marah dibuatnya. Si laki-laki lalu menarik tangan Dara dengan kasar, dia akan membawanya ke manajer. Dara yang langkahnya pendek-pendek tak bisa mengimbangi laki-laki itu. Kakinya berusaha mengimbangi langkah si pria itu, namun tidak bisa, kadang dia terseret, terangkat. Ah, orang-orang yang melihat itu ngomel-ngomel. Ada yang memperingatkan, namun dia tak perduli. Anak ini akan dia serahkan ke manajer.
Manajer yang dia maksud ternyata mendatanginya, dia lihat gadis kecil itu sangat lucu. Dia pengen nyubit pipinya. Tapi dia tahan, dia ingin terlihat profesional.
Dia lalu bertanya dengan nada tinggi, "Siapa namamu?"
Ditanya begitu, Dara malah memalingkan muka dengan sengaja. Tingkahnya ini justru membuat orang-orang makin gemas. Apalagi wanita tadi. Dia benar-benar ingin menciumnya.
Dara masih memalingkan muka, gadis 2,5 tahun itu tak akan menjawab. Ayahnya berpesan, dia tidak boleh bicara dengan orang asing. Apalagi yang bicara ini orangnya jelek. "Huh." Dara mendengus.
Manajer yang kebingungan kemudian berteriak, "Anak siapa ini?!"
Orang-orang yang ada di sana tidak ada yang menjawab. Mereka semua memutar kepala ikut mencari, barangkali ada orang yang merupakan orang tua gadis kecil yang menggemaskan itu.
Saat itu satpam masuk karena mendengar ada kekacauan. Dia mencari-cari, "Mana orangnya yang berani buat kekacauan?"
Manajer melotot ke arah Dara. Satpam paham, ternyata cuma gadis kecil yang sangat imut, menggemaskan. Satpam lalu berjongkok, dia memperhatikan Dara. Dara membuang muka. Ya ampun, satpam malah gemas dengan tingkahnya lalu tersenyum.
Manajer yang melihat itu memelototinya. Satpam langsung kecut. Dia lantas mencoba menginterogasi.
"Gadis kecil, siapa namamu? Paman mau bantu cari Ayahmu." Tanya satpam. Mendengar satpam bicara dengan lembut, gadis itu menoleh, lalu melihat satpam dengan pandangan menyelidik.
Dia masih curiga, jangan-jangan paman ini mau membohonginya. Dia tidak akan tertipu. Lalu membuang muka lagi. "Huh....."
Orang-orang yang menyaksikan itu malah merasa geli dengan sikap gadis mungil itu. Tak terasa mereka malah tertawa.
Saat itu Galang, Karmen dan Rangga muncul dari balik kerumunan. Mereka melihat Dara sedang berada di antara tiga orang. Seorang karyawan, manajer dan satpam yang sedang berjongkok. Melihat dara yang membuang muka, Galang paham, dia tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Galang lalu berlari mendekat, "Ada apa ini?! Tanyanya.
"Kamu siapa?" Tanya manajer sok berwibawa.
"Aku Ayahnya. Ini ada apa?" Tanya Galang lalu memeriksa Dara. Dia melihat pergelangan tangan Dara memerah.
"Ini? Siapa yang melakukan ini?" Tanya Galang geram. Dia memelototi ketiga orang itu. Tidak ada yang menjawab.
"Begini, anakmu ini telah merusak stand mainan di mal ini. Lihat aja kacaunya. Kami minta ganti rugi!" Kata manajer. Dia tidak menjelaskan. Tangannya menunjuk ke stand mainan yang berantakan.
Galang tidak mempedulikannya. Dia malah sibuk memeriksa putrinya.
"Dara, mana yang sakit?" Ditanya begitu, Dara yang menahan emosi sampai mukanya merah, langsung menghambur memeluk Ayahnya. Dia ingin minta perlindungan Ayahnya. Dia merasa sekarang ada yang membelanya.
Galang paham dengan sikap Dara. Dia pasti sangat ketakutan.
"Aku akan ganti rugi, tapi, aku ingin tanya, siapa yang menyakitinya?" Tanya Galang lagi.
"Tunggu dulu, kau mau ganti rugi? Kau tahu berapa kerugian kami?" Kata manajer dengan sombong. Dara yang digendong Ayahnya, tangannya menunjuk ke arah penjaga toko.
Galang yang melihat itu jadi geram. Dia yakin Dara disakiti.
"Memangnya berapa? Aku akan bayar!" Jawab Galang.
"Hahaha, apa kau mampu? Orang miskin sepertimu tidak akan mampu! Kau ingin menipu semua orang?"
"Kau tahu? Kerugian kami 100 juta!" Kata manajer.
Galang tidak terkejut. Dia hanya tersenyum sinis. "Cuma 100 juta, ya?" Katanya meremehkan manajer. "Aku kira berapa." Kata Galang lagi yang membuat manajer marah.
Orang ini meremehkan uang 100 juta? Dia hanya memakai kaos oblong, celana pendek loreng coklat. Dari cara berpakain saja dia tidak terlihat punya uang.
"Kau tahu, kalau hanya mainan yang rusak, itu setara 25 juta. Tapi kamu telah menghentikan aktivitas mal ini. Jika lebih lama lagi, maka akan terus bertambah. Bisa 1 miliar." Kata manajer yang membuat semua orang terkejut.
"1 miliar? Itu uang semua?" Kata seseorang dari kerumunan.
"Wah, ini pemerasan!" Seru seorang wanita yang dari tadi gemas melihat Dara yang imut. Dia lalu melihat Dara. Ternyata bocah itu tidur. "Ya ampun, lucu amat!" Serunya.
Di saat terjadi keributan begini, Dara malah tertidur. Mungkin dia kecapek'an. Benar-benar menggemaskan. Pikirnya lagi. Wanita itu kini beralih melihat ke Galang, dia melihat pria itu, ternyata tampan sekali. "Dia?" Serunya tertahan.
"Baik, aku akan membayar. Tapi ada satu syarat. Siapapun yang menyakiti gadis kecilku, maka dia harus berurusan denganku!" Seru Galang sambil melirik ke penjaga toko, yang membuat semua orang terkejut.
"Ini wilayahku, kau tidak bisa seenaknya di sini berbuat onar. Kau sudah miskin, pakai berpura-pura lagi. Kau mau bayar pakai apa?" Tanya manajer meremehkan. Galang mencibir. Dia lalu melihat ke arah Karmen. Karmen yang paham maksudnya lalu mendekat. Karmen adalah asisten Galang. Selain itu, Karmen juga adalah pengawalnya. Soal kemampuan bertarungnya? Sangat bisa diandalkan.
Dia adalah wanita cantik, badannya tinggi, padat dan berisi. Bisa dibilang tubuhnya sangat proporsional. Dilihat dari wajahnya, dia pasti blasteran bule. Hidungnya mancung, rambutnya berwarna biru. Matanya juga berwarna biru? Dia mengenakan celana jeans warna biru dipadu dengan baju lengan panjang berkerah berwarna putih. Pakaian laki-laki. Di punggungnya terlihat ada tas punggung yang cukup besar.
Melihat inu, semua orang terpana dengan kecantikan Karmen. Manajer yang melihat Karmen menelan ludah. Pikirannya kemudian terbang. Dia membayangkan jika wanita ini adalah istrinya.
Karmen lalu mendekati Galang dan menyerahkan kartu bank. Galang yang masih menggendong Dara lalu menggerakkan kepalanya, menyuruh Karmen menyerahkan kartu itu ke manajer mal.
Ketika Karmen menyodorkan kartu, manajer itu dengan sengaja menyentuh tangan Karmen. Tetapi karmen menepis tangan manajer.
"Ah!" Manajer mengeluh. Tangannya terasa sakit dan kartu jatuh.
Manajer lalu mengambil kartu itu, dia terkejut melihatnya. "Ini?" Serunya.
"Kau mau menipuku dengan kartu palsu ini?" Kata manajer geram. "Aku akan lapor polisi!" Katanya lagi.
"Kau bahkan belum mengeceknya. Kau silahkan cek dulu. Pin ada di sana." Jawab Galang kalem.
"Kartu ini hanya bisa dimiliki oleh orang yang sangat kaya. Dan bank hanya mengeluarkan beberapa kartu. Orang ini, apakah dia? Dia hanya orang biasa." Gumamnya.
Namun dia lantas memberikan kartu bank itu ke kasir.
"Cek isinya!" Perintahnya yang membuat kasir gelapan. Dia lalu mengambil kartu. Dengan gemetar, dia menggesek kartu, memasukkan pin yang tertera di kartu. Dan mengklik tombol enter.
Setelang beberapa detik, mata kasir membelalak.
"Hah! Apa?" Seru kasir sangking kagetnya.
"Gimana?" Tanya manajer penasaran.
"Manajer, di sini saldo kartu ini jumlahnya ada 50 triliun lebih!" Kata kasir dengan nada yang keras.
Manajer melongo. Semua orang juga ikut melongo mendengar jawaban kasir. Tak ada suara. Mereka semua diam. Manajer kaku, keringat dingin mengucur. Dia panik, tidak menyangka aka menjadi seperti ini.
Penjaga yang tadi menyeret Dara mencoba kabur, namun Karmen dengan sekali gerakan berhasil menangkapnya.
Tangan penjaga itu diputar ke belakang, lalu Karmen menjegal kakinya dan penjaga itu jatuh tertelungkup. Kaki Karmen menginjak punggung orang itu.
Saat itu Dara bangun. Dia melihat sekeliling dan terkejut. Banyak selai orang. Dia lalu mendongak dan memundurkan kepalanya, melihat ke wajah orang yang menggendongnya. Memastikan bahwa itu Ayahnya.
Galang yang melihatnya tersenyum. Dara lega setelah tahu bahwa itu Ayahnya. Dia lalu memutar kepalanya, melihat Karmen yang sedang menindas seseorang, Dara terpekik. "Bibi Karmen kasihan! (dengan suara khas anak balita)", Galang yang melihat itu lalu memberi kode agar Karmen melepaskannya.
"Ambil 100 juta, dan kami akan pergi!" Suara Elang memecah keheningan membuat manajer terlonjak. "Tapi kalian semua harus minta maaf. Dan jika Dara memaafkan, aku tidak akan mempermasalahkan. Tapi jika dia diam saja dan membuang muka, maka aku akan menghajar orang itu dan kamu." Kata Galang.
Satpam yang sedari tadi berjongkok mengambil inisiatif, dia lalu mendekati Dara. "Gadis lucu, paman minta maaf ya." Satpam itu mengulurkan tangannya, Dara yang melihat kebaikan satpam yang tidak membentaknya tersenyum. Dara lalu mengulurkan tangan. Tangannya yang mungil itu memegang jari telunjuk satpam yang besar. Wajahnya terus tersenyum melihat satpam itu. Galang paham, pasti satpam ini baik kepada Dara.
Giliran manajer dan penjaga yang ketakutan. Manajer tadi membentak Dara. Sedangkan penjaga itu menyeretnya.
"Kami minta maaf." Secara reflek, manajer dan penjaga maju dan meminta maaf secara bersama. Saat mendengar itu, Dara diam, memperhatikan keduanya, wajahnya kecut. Dia mau memafkan, tapi dia benci kedua orang itu. Kalau nggak dimaafkan, Ayah akan menghajarnya. Dara tampak bimbang.
Dara melihat ke wajah ayahnya, kepalanya ditarik ke belakang. Meminta persetujuan Ayahnya. Ayahnya tersenyum. Oh Ayahnya ingin dia memaafkan. Ayah tersenyum berarti harus memaafkan.
Tiba-tiba Dara membuang muka, "Huh..."
Manajer dan Penjaga stand mainan ketakutan. Mereka kemudian bersimpuh. "Nona Kecil, tolong maafkan kami!" Seru mereka yang kemudian keringat dingin mengucur deras.
Galang terkejut melihat putrinya itu. Galang ingin dia memaafkan mereka. Namun itu di luar dugaannya. Rangga yang sedari tadi berada di kerumunan, kemudian mendekat dan akan memukul keduanya. Saat itu Dara bereaksi, "jangan!" Teriak Dara. Tangannya yang mungil dijulurkan, telapak tangan menghadap ke Rangga.
Rangga malah jadi gemas. Tunggu saja, nanti paman akan menciummu. Pikir Rangga. Dia sangat gemas dengan tingkah anak majikannya itu.
"Paman, tidak boleh memukulnya. Kasihan." Suara Dara yang terdengar sangat kecil itu seperti orang dewasa saja yang membuat semua orang terkagum-kagum.
"Karmen, suruh kasir itu membayar 100 juta, lalu kita pergi!" Kata Galang. Karmen lalu menuju kasir. Dia memerintahkan kasir untuk memotong saldo 100 juta. Lalu mereka berempat pergi.
Menyadari hal ini, manajer memarahi kasir. "Kenapa kamu mau memotongnya? Kalau dia dendam bagaimana? Ini semua gara-gara-gara kamu!" Manajer lalu menoleh ke penjaga stand mainan. Dia mau menamparnya, namun satpam malah menangkap tangan manajer.
"Kau?" Mata manajer melotot. Dia ikut makin marah dengan tindakan satpam.
"Manajer, kau lihat gadis kecil itu ketika sesorang akan memukulmu? Dia melarang orang itu. Gadis itu baik sekali walau kalian tadi menyakitinya. Sekarang kenapa kau tidak memaafkan dia? Kalau dengan begini aku dipecat, silahkan saja. Aku bisa mencari pekerjaan di tempat lain." Kata satpam.
Mendengar itu, manajer reda amarahnya. Dia baru menyadari kekeliruannya. Uang sudah didapat, apalagi yang harus dipermasalahkan? Pikirnya. Akhirmya semua membubarkan diri.
Ketika Galang melewati kerumunan, wanita muda yang sedari tadi gemas melihat dara, sangat tertegun dengan ketampanan Galang. Dia mencoba berinteraksi dengan Galang. Namun Karmen dan Rangga menyingkirkannya. Galang diam saja. Dia hanya ingin secepatnya meninggalkan mal itu. Dia jadi merasa pusing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments
system
woy thor kata'nya mau nolongin c dila , ini malah ada drama d mall🤦🤦🤦
2024-03-01
1
Izhar Assakar
penampilan yg paling bikin gua sangat muak membaca tentang karakter mc yg sllu mengundang hinaan hanya karna swgi pakaian,,otak semua pengarang novel ginian sllu sma klo soal penampilan mc,loooooooooowwwww profiel,,,
2024-01-04
0
Ymmers
lebay banget, menghentikan aktifitas 1 mall? mamg isi mall itu cm 1 toko mainan ini?
2023-11-30
0