Dara

Galang tampak bingung. Dara tidak ada di sampingnya? Padahal tadi dia masih melihatnya di depannya bermain-main dengan sepatu kecilnya. Kemana dia?

Galang lalu memberi kode pada Karmen dan Rangga. Mereka akhirnya berpencar mencari Dara, gadis kecil putri Galang. Ibunya meninggal 1 tahun setelah Dara lahir. Riana mengidap tumor hati yang ganas. Hanya 8 bulan dia tidak bisa melawan penyakit itu dan akhirnya menyerah.

Galang tampak sangat kuatir. Dia mulai membayangkan  anak itu sekarang sedang mencari dia. Sungguh Galang sangat kuatir. Usia Dara saat ini 2,5 tahun.

Sememtara  itu, Dara sebenarnya mengikuti seekor anjing pudel yang selalu melihatnya. Anjing itu memakai baju layaknya dirinya. Dara lalu mengikutinya dan sampai di mal. Dara kecewa, ternyata anjing itu bersama ayahnya. Sementara dia lupa tidak mengajak ayahnya.

Lalu Dara mencoba mencari ayahnya, namun dia malah melihat tumpukan mainan. Ternyata ayah sudah kasih kejutan mainan. Pikirnya.

Lalu dia mendekat, dilihatnya ada mobil, bus, pesawat, helikopter dan banyak lagi.

Dia tertarik dengan dengan mobil polisi. Lalu Dara menaikinya sambil berjalan pantatnya di atas mobil mainan itu, mulutnya menirukan suara sirine polisi. Tiba-tiba mobil itu rusak, dia terjatuh dan itu membuatnya berpikir kalau mobil polisi gampang rusak. "Lusak, payah!" Teriaknya.

Dara melihat mobil lainnya. Oh, iya, dia tahu. Ada mobil lapis baja yang kuat. Dia kuat sekali, bahkan mobil-mobil, orang dan lainnya takut. Dara menghampiri tank itu, dia mengamati, dia mulai berpikir tank itu akan dia gunakan untuk apa?

Orang-orang di sekitar tempat itu merasa lucu melihat tingkah Dara yang imut banget. Tubuhnya gemuk, pipinya gemuk, matanya bulat dan sebening kristal, rambutnya diikat ke atas. "Ya ampuuuuun, lucunya...!!!" Teriak seorang wanita muda.

Dara mana peduli, dia hanya fokus dan masih memikirkan soal tank.

Oh, dia mengerti. Dia akan obrak abrik mainan itu, biar ayah tau rasa. Masa dia nggak ada di sini. Padahal anjing tadi main sama ayahnya.

Setelah berpikir, Dara lalu memegang bagian belakang tank, mendorongnya kesana-kemari, menabrak bus, helikopter, menabrak tembok. Dan....

"Hei, heii... Rusak semua ini! Aduuuh, anak siapa ini? Hancuuurr...!!!!" Seru seorang penjaga toko di mal itu. Dia benar-benar marah dibuatnya. Si laki-laki lalu menarik tangan Dara dengan kasar, dia akan membawanya ke manajer. Dara yang langkahnya pendek-pendek tak bisa mengimbangi laki-laki itu. Kakinya berusaha mengimbangi langkah si pria itu, namun tidak bisa, kadang dia terseret, terangkat. Ah, orang-orang yang melihat itu ngomel-ngomel. Ada yang memperingatkan, namun dia tak perduli. Anak ini akan dia serahkan ke manajer.

Manajer yang dia maksud ternyata mendatanginya, dia lihat gadis kecil itu sangat lucu. Dia pengen nyubit pipinya. Tapi dia tahan, dia ingin terlihat profesional.

Dia lalu bertanya dengan nada tinggi, "Siapa namamu?"

Ditanya begitu, Dara malah memalingkan muka dengan sengaja. Tingkahnya ini justru membuat orang-orang makin gemas. Apalagi wanita tadi. Dia benar-benar ingin menciumnya.

Dara masih memalingkan muka, gadis 2,5 tahun itu tak akan menjawab. Ayahnya berpesan, dia tidak boleh bicara dengan orang asing. Apalagi yang bicara ini orangnya jelek. "Huh." Dara mendengus.

Manajer yang kebingungan kemudian berteriak, "Anak siapa ini?!"

Orang-orang yang ada di sana tidak ada yang menjawab. Mereka semua memutar kepala ikut mencari, barangkali ada orang yang merupakan orang tua gadis kecil yang menggemaskan itu.

Saat itu satpam masuk karena mendengar ada kekacauan. Dia mencari-cari, "Mana orangnya yang berani buat kekacauan?"

Manajer melotot ke arah Dara. Satpam paham, ternyata cuma gadis kecil yang sangat imut, menggemaskan. Satpam lalu berjongkok, dia memperhatikan Dara. Dara membuang muka. Ya ampun, satpam malah gemas dengan tingkahnya lalu tersenyum.

Manajer yang melihat itu memelototinya. Satpam langsung kecut. Dia lantas mencoba menginterogasi.

"Gadis kecil, siapa namamu? Paman mau bantu cari Ayahmu." Tanya satpam. Mendengar satpam bicara dengan lembut, gadis itu menoleh, lalu melihat satpam dengan pandangan menyelidik.

Dia masih curiga, jangan-jangan paman ini mau membohonginya. Dia tidak akan tertipu. Lalu membuang muka lagi. "Huh....."

Orang-orang yang menyaksikan itu malah merasa geli dengan sikap gadis mungil itu. Tak terasa mereka malah tertawa.

Saat itu Galang, Karmen dan Rangga muncul dari balik kerumunan. Mereka melihat Dara sedang berada di antara tiga orang. Seorang karyawan, manajer dan satpam yang sedang berjongkok. Melihat dara yang membuang muka, Galang paham, dia tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan.

Galang lalu berlari mendekat, "Ada apa ini?! Tanyanya.

"Kamu siapa?" Tanya manajer sok berwibawa.

"Aku Ayahnya. Ini ada apa?" Tanya Galang lalu memeriksa Dara. Dia melihat pergelangan tangan Dara memerah.

"Ini? Siapa yang melakukan ini?" Tanya Galang geram. Dia memelototi ketiga orang itu. Tidak ada yang menjawab.

"Begini, anakmu ini telah merusak stand mainan di mal ini. Lihat aja kacaunya. Kami minta ganti rugi!" Kata manajer. Dia tidak menjelaskan. Tangannya menunjuk ke stand mainan yang berantakan.

Galang tidak mempedulikannya. Dia malah sibuk memeriksa putrinya.

"Dara, mana yang sakit?" Ditanya begitu, Dara yang menahan emosi sampai mukanya merah, langsung menghambur memeluk Ayahnya. Dia ingin minta perlindungan Ayahnya. Dia merasa sekarang ada yang membelanya.

Galang paham dengan sikap Dara. Dia pasti sangat ketakutan.

"Aku akan ganti rugi, tapi, aku ingin tanya, siapa yang menyakitinya?" Tanya Galang lagi.

"Tunggu dulu, kau mau ganti rugi? Kau tahu berapa kerugian kami?" Kata manajer dengan sombong. Dara yang digendong Ayahnya, tangannya menunjuk ke arah penjaga toko.

Galang yang melihat itu jadi geram. Dia yakin Dara disakiti.

"Memangnya berapa? Aku akan bayar!" Jawab Galang.

"Hahaha, apa kau mampu? Orang miskin sepertimu tidak akan mampu! Kau ingin menipu semua orang?"

"Kau tahu? Kerugian kami 100 juta!" Kata manajer.

Galang tidak terkejut. Dia hanya tersenyum sinis. "Cuma 100 juta, ya?" Katanya meremehkan manajer. "Aku kira berapa." Kata Galang lagi yang membuat manajer marah.

Orang ini meremehkan uang 100 juta? Dia hanya memakai kaos oblong, celana pendek loreng coklat. Dari cara berpakain saja dia tidak terlihat punya uang.

"Kau tahu, kalau hanya mainan yang rusak, itu setara 25 juta. Tapi kamu telah menghentikan aktivitas mal ini. Jika lebih lama lagi, maka akan terus bertambah. Bisa 1 miliar." Kata manajer yang membuat semua orang terkejut.

"1 miliar? Itu uang semua?" Kata seseorang dari kerumunan.

"Wah, ini pemerasan!" Seru seorang wanita yang dari tadi gemas melihat Dara yang imut. Dia lalu melihat Dara. Ternyata bocah itu tidur. "Ya ampun, lucu amat!" Serunya.

Di saat terjadi keributan begini, Dara malah tertidur. Mungkin dia kecapek'an. Benar-benar menggemaskan. Pikirnya lagi. Wanita itu kini beralih melihat ke Galang, dia melihat pria itu, ternyata tampan sekali. "Dia?" Serunya tertahan.

"Baik, aku akan membayar. Tapi ada satu syarat. Siapapun yang menyakiti gadis kecilku, maka dia harus berurusan denganku!" Seru Galang sambil melirik ke penjaga toko, yang membuat semua orang terkejut.

"Ini wilayahku, kau tidak bisa seenaknya di sini berbuat onar. Kau sudah miskin, pakai berpura-pura lagi. Kau mau bayar pakai apa?" Tanya manajer meremehkan. Galang mencibir. Dia lalu melihat ke arah Karmen. Karmen yang paham maksudnya lalu mendekat. Karmen adalah asisten Galang. Selain itu, Karmen juga adalah pengawalnya. Soal kemampuan bertarungnya? Sangat bisa diandalkan.

Dia adalah wanita cantik, badannya tinggi, padat dan berisi. Bisa dibilang tubuhnya sangat proporsional. Dilihat dari wajahnya, dia pasti blasteran bule. Hidungnya mancung, rambutnya berwarna biru. Matanya juga berwarna biru? Dia mengenakan celana jeans warna biru dipadu dengan baju lengan panjang berkerah berwarna putih. Pakaian laki-laki. Di punggungnya terlihat ada tas punggung yang cukup besar.

Melihat inu, semua orang terpana dengan kecantikan Karmen. Manajer yang melihat Karmen menelan ludah. Pikirannya kemudian terbang. Dia membayangkan jika wanita ini adalah istrinya.

Karmen lalu mendekati Galang dan menyerahkan kartu bank. Galang yang masih menggendong Dara lalu menggerakkan kepalanya, menyuruh Karmen menyerahkan kartu itu ke manajer mal.

Ketika Karmen menyodorkan kartu, manajer itu dengan sengaja menyentuh tangan Karmen. Tetapi karmen menepis tangan manajer.

"Ah!" Manajer mengeluh. Tangannya terasa sakit dan kartu jatuh.

Manajer lalu mengambil kartu itu, dia terkejut melihatnya. "Ini?" Serunya.

"Kau mau menipuku dengan kartu palsu ini?" Kata manajer geram. "Aku akan lapor polisi!" Katanya lagi.

"Kau bahkan belum mengeceknya. Kau silahkan cek dulu. Pin ada di sana." Jawab Galang kalem.

"Kartu ini hanya bisa dimiliki oleh orang yang sangat kaya. Dan bank hanya mengeluarkan beberapa kartu. Orang ini, apakah dia? Dia hanya orang biasa." Gumamnya.

Namun dia lantas memberikan kartu bank itu ke kasir.

"Cek isinya!" Perintahnya yang membuat kasir gelapan. Dia lalu mengambil kartu. Dengan gemetar, dia menggesek kartu, memasukkan pin yang tertera di kartu. Dan mengklik tombol enter.

Setelang beberapa detik, mata kasir membelalak.

"Hah! Apa?" Seru kasir sangking kagetnya.

"Gimana?" Tanya manajer penasaran.

"Manajer, di sini saldo kartu ini jumlahnya ada 50 triliun lebih!" Kata kasir dengan nada yang keras.

Manajer melongo. Semua orang juga ikut melongo mendengar jawaban kasir. Tak ada suara. Mereka semua diam. Manajer kaku, keringat dingin mengucur. Dia panik, tidak menyangka aka menjadi seperti ini.

Penjaga yang tadi menyeret Dara mencoba kabur, namun Karmen dengan sekali gerakan berhasil menangkapnya.

Tangan penjaga itu diputar ke belakang, lalu Karmen menjegal kakinya dan penjaga itu jatuh tertelungkup. Kaki Karmen menginjak punggung orang itu.

Saat itu Dara bangun. Dia melihat sekeliling dan terkejut. Banyak selai orang. Dia lalu mendongak dan memundurkan kepalanya, melihat ke wajah orang yang menggendongnya. Memastikan bahwa itu Ayahnya.

Galang yang melihatnya tersenyum. Dara lega setelah tahu bahwa itu Ayahnya. Dia lalu memutar kepalanya, melihat Karmen yang sedang menindas seseorang, Dara terpekik. "Bibi Karmen kasihan! (dengan suara khas anak balita)", Galang yang melihat itu lalu memberi kode agar Karmen melepaskannya.

"Ambil 100 juta, dan kami akan pergi!" Suara Elang memecah keheningan membuat manajer terlonjak. "Tapi kalian semua harus minta maaf. Dan jika Dara memaafkan, aku tidak akan mempermasalahkan. Tapi jika dia diam saja dan membuang muka, maka aku akan menghajar orang itu  dan kamu." Kata Galang.

Satpam yang sedari tadi berjongkok mengambil inisiatif, dia lalu mendekati Dara. "Gadis lucu, paman minta maaf ya." Satpam itu mengulurkan tangannya, Dara yang melihat kebaikan satpam yang tidak membentaknya tersenyum. Dara lalu mengulurkan tangan. Tangannya yang mungil itu memegang jari telunjuk satpam yang besar. Wajahnya terus tersenyum melihat satpam itu. Galang paham, pasti satpam ini baik kepada Dara.

Giliran manajer dan penjaga yang ketakutan. Manajer tadi membentak Dara. Sedangkan penjaga itu menyeretnya.

"Kami minta maaf." Secara reflek, manajer dan penjaga maju dan meminta maaf secara bersama. Saat mendengar itu, Dara diam, memperhatikan keduanya, wajahnya kecut. Dia mau memafkan, tapi dia benci kedua orang itu. Kalau nggak dimaafkan, Ayah akan menghajarnya. Dara tampak bimbang.

Dara melihat ke wajah ayahnya, kepalanya ditarik ke belakang. Meminta persetujuan Ayahnya. Ayahnya tersenyum. Oh Ayahnya ingin dia memaafkan. Ayah tersenyum berarti harus memaafkan.

Tiba-tiba Dara membuang muka, "Huh..."

Manajer dan Penjaga stand mainan ketakutan. Mereka kemudian bersimpuh. "Nona Kecil, tolong maafkan kami!" Seru mereka yang kemudian keringat dingin mengucur deras.

Galang terkejut melihat putrinya itu. Galang ingin dia memaafkan mereka. Namun itu di luar dugaannya. Rangga yang sedari tadi berada di kerumunan, kemudian mendekat dan akan memukul keduanya. Saat itu Dara bereaksi, "jangan!" Teriak Dara. Tangannya yang mungil dijulurkan, telapak tangan menghadap ke Rangga.

Rangga malah jadi gemas. Tunggu saja, nanti paman akan menciummu. Pikir Rangga. Dia sangat gemas dengan tingkah anak majikannya itu.

"Paman, tidak boleh memukulnya. Kasihan." Suara Dara yang terdengar sangat kecil itu seperti orang dewasa saja yang membuat semua orang terkagum-kagum.

"Karmen, suruh kasir itu membayar 100 juta, lalu kita pergi!" Kata Galang. Karmen lalu menuju kasir. Dia memerintahkan kasir untuk memotong saldo 100 juta. Lalu mereka berempat pergi.

Menyadari hal ini, manajer memarahi kasir. "Kenapa kamu mau memotongnya? Kalau dia dendam bagaimana? Ini semua gara-gara-gara kamu!" Manajer lalu menoleh ke penjaga stand mainan. Dia mau menamparnya, namun satpam malah menangkap tangan manajer.

"Kau?" Mata manajer melotot. Dia ikut makin marah dengan tindakan satpam.

"Manajer, kau lihat gadis kecil itu ketika sesorang akan memukulmu? Dia melarang orang itu. Gadis itu baik sekali walau kalian tadi menyakitinya. Sekarang kenapa kau tidak memaafkan dia? Kalau dengan begini aku dipecat, silahkan saja. Aku bisa mencari pekerjaan di tempat lain." Kata satpam.

Mendengar itu, manajer reda amarahnya. Dia baru menyadari kekeliruannya. Uang sudah didapat, apalagi yang harus dipermasalahkan? Pikirnya. Akhirmya semua membubarkan diri.

Ketika Galang melewati kerumunan, wanita muda yang sedari tadi gemas melihat dara, sangat tertegun dengan ketampanan Galang. Dia mencoba berinteraksi dengan Galang. Namun Karmen dan Rangga menyingkirkannya. Galang diam saja. Dia hanya ingin secepatnya meninggalkan mal itu. Dia jadi merasa pusing.

Terpopuler

Comments

system

system

woy thor kata'nya mau nolongin c dila , ini malah ada drama d mall🤦🤦🤦

2024-03-01

1

Izhar Assakar

Izhar Assakar

penampilan yg paling bikin gua sangat muak membaca tentang karakter mc yg sllu mengundang hinaan hanya karna swgi pakaian,,otak semua pengarang novel ginian sllu sma klo soal penampilan mc,loooooooooowwwww profiel,,,

2024-01-04

0

Ymmers

Ymmers

lebay banget, menghentikan aktifitas 1 mall? mamg isi mall itu cm 1 toko mainan ini?

2023-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Penculikan
2 Misi Rahasia
3 Dara
4 Ancaman Dari Penculik
5 Misi Rahasia Kedua
6 Teledor
7 Bertemu Penyelamat
8 Ardelia Hotel
9 Anton Yang Misterius
10 Penyekapan
11 Akhirnya Terbongkar
12 Bos Mafia
13 Menginap Di Rumah Jatmiko
14 Ancaman Rocky
15 Kejadian Di Mal
16 Tamu Tak Diundang
17 Bertemu Teman SMA
18 Bertemu Direktur
19 Orang Tua Aneh
20 Mirip Dara
21 Diana Dan Dara
22 Siswa Paling Miskin
23 Undangan Raja Kota Pulau
24 Para Perompak
25 Bertempur Dengan Perompak
26 Duel
27 Restoran Kota Pulau
28 Raja Kota Pulau
29 Bertemu Lagi
30 Sepanduk Pahlawan
31 Pembaca Yang Budiman
32 Kakek Li
33 Racun Pedang
34 Diana Dan Karmen Yang Cantik
35 Kehebatan Diana
36 Pesta Meriah Dan Ketegasan Diana
37 Kembali Ke Kota S
38 Klan Harimau
39 Tiga Restoran Pulau Dom
40 Menghukum Penindas
41 Pulau Bintang
42 Pertemuan Mengharukan
43 Berpisah Lagi
44 Melawan Tekanan Rocky
45 Heboh Di Restoran
46 Kota Pelabuhan Malaka
47 Penyerang Gelap
48 Seribu Pil Ajaib
49 Lelang hari Pertama
50 Menghina CEO
51 Melakukan Tindakan
52 Keluarga Santaro
53 Ulang Tahun Guru Hana
54 Hadiah Dari Diana
55 Bukit Gunar
56 Reuni
57 Nona Keluarga Darmawan
58 Siapa Sebenarnya Diana?
59 Milik Nona Diana
60 Tujuh Bayangan Naga
61 Raja Naga Kesepuluh
62 Kastil Naga
63 Elena Diculik
64 Menyelamatkan Elena Dan Ken
65 Menolong Orang
66 Diana Vs Rocky 1
67 Diana Vs Rocky 2
68 Diana Vs Rocky 3
69 Diana Vs Rocky 4
70 Diana Sang Penyelamat
71 Pulau Harimau
72 Pembunuh Bayaran
73 Bantuan Dari Gunung Mer
74 Guru Galuh
75 Pasukan Hantu Tanah
76 Pertarungan Raja Naga
77 Bai Lang Yang Kuat
78 Strategi Galang
79 Membeli Rumah
80 Mendapat Hadiah Rumah
81 Konflik Hati
82 Pertolongan
83 Hukuman Dari Diana
84 Pulau Konflik
85 Menginap di Pulau
86 Pantang Menyerah
87 Perang
88 Tidak Ada Ampun
89 Menghadapi Bahaya
90 Korban Rocky
91 Gunung Mer Kota M
92 Bertemu Kapten Herry
93 Heboh Kota M
94 Restoran Kota M
95 Menemui Tahanan
96 Teman SMP
97 Ke Tempat Wisata
98 Pertarungan Di Bukit Karang
99 Terdampar
100 Makhluk Bermata Api
101 Yang Diutus
102 Bersekutu
103 Bantuan Prajurit
104 Menjadi Panglima Perang
105 Hari Kesembilan
106 Dara Ingin Berperang
107 Hati Prajurit
108 Perang Hari Pertama
109 Penyusup
110 Perang Hari Kedua
111 Singa Dari Timur
112 David Dan Anton
113 Tidak Disangka
114 Pemuda Rambut Panjang
115 Tanggung Jawab Panglima
116 Hadiah Untuk Dara
117 Perang Hari Ketiga
118 Kepahlawanan Diana Dan Galang
119 Menyerah
120 Perjanjian Damai
121 Penyambutan Kota M
122 Rencana Diana
123 Janji Gubernur
124 Anak Emas
125 SMA Kota M
126 Erina Siswi Tercantik
127 Guru Retno Dan Guru Rangga
128 Membela Erina
129 Hal Aneh Di Sekolah
130 Ke Rumah Dinda
131 Anacaman Karmen
132 Bantuan Erina
133 Emosi Rangga
134 Ruang Bawah Tanah
135 Tugas Berat Dua Jenderal
136 Kalung Seribu Keajaiban
137 Bertemu Teman Dari Ibukota
138 Ketahuan
139 Presdir Home Resto
140 Di Rumah Diana
141 Pasukan Khusus
142 Taktik Diana
143 Rangga Dan Karmen
144 Wakil Kepala Sekolah
145 Erina Beraksi
146 Dia Adalah Nona Diana
147 Desa Hulu Sungai
148 Mencari Restoran
149 Aksi Rangga
150 Pendekar Kecil
151 Bertemu Para Pendekar
152 Suro Kampak
153 Ancaman Diana
154 Diserang Panah
155 Teror
156 Kemenangan
157 Kelakuan Dara
158 Meneruskan Perjalanan
159 Hutan Siluman
160 Ratu Keabadian
161 Penguasa Hutan
162 Tangis Dara
163 Anak Adipati
164 Raden Aryo Gumilar
165 Kudeta
166 Hukuman Mati
167 Titah Raja
168 Ksatria Masa Depan
169 Menguji Panglima
170 Keputusan Diana
171 Empat Jenderal
172 Alat Tempur
173 Lembah Katak
174 Keributan
175 Pertapa Sakti
176 Diiana dan Pertapa Sakti
177 Ancaman Karmen
178 Raja Dan Diana
179 Serbuan Ke Istana
180 Pertempuran Dekat Istana
181 Diana Makin Hebat
182 Bantuan Pasukan
183 Pasukan Pertapa Sakti
184 Penyihir
185 Bola-Bola Api
186 Para Penyihir Dibunuh
187 Prajurit Raksasa
188 Pasukan Naga
189 Undangan Raja
190 Para Pangeran
191 Sekutu Jung Saka
192 Senjata Api
193 Membalikkan Serangan
194 Menghabisi hantu Tanah
195 Naga Patah hati
196 Diana Mengamuk
197 Memulangkan Sisa Prajurit
198 Menanti Ibu
199 Membujuk Dara
200 Dara Dan Pertapa Sakti
201 Pertolongan
202 Grup Ye Mundur
203 Sedang Tidur
204 Galang
205 Tuan Muda Yang
206 Tuan Muda Keluarga Hartono
207 Tersinggung
208 Hadiah Dari Galang
209 Grup Bintang
210 Keributan Di Lobi
211 Semua Tentang Galang
212 Diajak Ye Ling
213 Restoran Bintang
214 Teman Baru Tanpa Senyum
215 Kartu Hitam Berlian
216 Emosi Memuncak
217 Diselamatkan Ye Ling
218 Misteri Galang
219 Putri Walikota Diculik
220 Kecelakaan Mobil
221 Dikunjungi Walikota
222 Hadiah Walikota
223 Keluarga Hartawan Bangkit
224 Mengincar Keluarga Ye
225 Prahara Di Kuil
226 Undangan Lelang
227 Gedung Pusat Bisnis
228 Kawasan Industri Rungkut
229 Lima Patung Perunggu
230 Pengumuman Presiden Yang
231 Interogasi
232 Tiger
233 Kedatangan Diana
234 Ayam Goreng Ye Ling
235 Rencana Galang
236 Restoran Tengah Sawah
237 Nasihat Anton
238 Masalah baru
239 Menolong Gadis
240 Undangan Keluarga Kirbi
241 Diana Dilamar
242 Menyamar
243 Rumah Sakit Utama Sulu
244 Pengantar Air
245 Mengembalikan Jaket
246 Menemani Bos
247 Salah Orang
248 Dicium Niken
249 Ketua Kelas Arman
250 Mengunjungi Keluarga Lin
251 Disambut Lin Mengxia
252 Cerita Lin Dongxia
253 Janji Menolong
254 Kedatangan Patung
255 Ratu Diana
256 Kegelisahan Diana
257 Tanah Lapang
258 Sopir Raja
259 Deputi Raja
260 Hadiah Satu Miliar
261 Undangan Istana
262 Persiapan Istana
263 Suara Rakyat
264 Tamu Istana
265 Penobatan Raja
266 Dukungan Kastil Naga
267 Perintah Raja
268 Ratu Diana Trending #1
269 Lukisan Raja
270 Kesedihan Raja
271 Keadaan Darurat
272 Perpisahan Dara
273 Galang Mengkhawatirkan Diana
274 Pergi Ke Medan Perang
275 Formasi Naga Emas
276 Kedatangan Musuh
277 Persiapan Perang
278 Pertemuan Dua Panglima
279 Serangan Pertama
280 Bola Bola Api
281 Duel
282 Sepuluh Setan
283 Naga Suci Mencari Jati Diri
Episodes

Updated 283 Episodes

1
Penculikan
2
Misi Rahasia
3
Dara
4
Ancaman Dari Penculik
5
Misi Rahasia Kedua
6
Teledor
7
Bertemu Penyelamat
8
Ardelia Hotel
9
Anton Yang Misterius
10
Penyekapan
11
Akhirnya Terbongkar
12
Bos Mafia
13
Menginap Di Rumah Jatmiko
14
Ancaman Rocky
15
Kejadian Di Mal
16
Tamu Tak Diundang
17
Bertemu Teman SMA
18
Bertemu Direktur
19
Orang Tua Aneh
20
Mirip Dara
21
Diana Dan Dara
22
Siswa Paling Miskin
23
Undangan Raja Kota Pulau
24
Para Perompak
25
Bertempur Dengan Perompak
26
Duel
27
Restoran Kota Pulau
28
Raja Kota Pulau
29
Bertemu Lagi
30
Sepanduk Pahlawan
31
Pembaca Yang Budiman
32
Kakek Li
33
Racun Pedang
34
Diana Dan Karmen Yang Cantik
35
Kehebatan Diana
36
Pesta Meriah Dan Ketegasan Diana
37
Kembali Ke Kota S
38
Klan Harimau
39
Tiga Restoran Pulau Dom
40
Menghukum Penindas
41
Pulau Bintang
42
Pertemuan Mengharukan
43
Berpisah Lagi
44
Melawan Tekanan Rocky
45
Heboh Di Restoran
46
Kota Pelabuhan Malaka
47
Penyerang Gelap
48
Seribu Pil Ajaib
49
Lelang hari Pertama
50
Menghina CEO
51
Melakukan Tindakan
52
Keluarga Santaro
53
Ulang Tahun Guru Hana
54
Hadiah Dari Diana
55
Bukit Gunar
56
Reuni
57
Nona Keluarga Darmawan
58
Siapa Sebenarnya Diana?
59
Milik Nona Diana
60
Tujuh Bayangan Naga
61
Raja Naga Kesepuluh
62
Kastil Naga
63
Elena Diculik
64
Menyelamatkan Elena Dan Ken
65
Menolong Orang
66
Diana Vs Rocky 1
67
Diana Vs Rocky 2
68
Diana Vs Rocky 3
69
Diana Vs Rocky 4
70
Diana Sang Penyelamat
71
Pulau Harimau
72
Pembunuh Bayaran
73
Bantuan Dari Gunung Mer
74
Guru Galuh
75
Pasukan Hantu Tanah
76
Pertarungan Raja Naga
77
Bai Lang Yang Kuat
78
Strategi Galang
79
Membeli Rumah
80
Mendapat Hadiah Rumah
81
Konflik Hati
82
Pertolongan
83
Hukuman Dari Diana
84
Pulau Konflik
85
Menginap di Pulau
86
Pantang Menyerah
87
Perang
88
Tidak Ada Ampun
89
Menghadapi Bahaya
90
Korban Rocky
91
Gunung Mer Kota M
92
Bertemu Kapten Herry
93
Heboh Kota M
94
Restoran Kota M
95
Menemui Tahanan
96
Teman SMP
97
Ke Tempat Wisata
98
Pertarungan Di Bukit Karang
99
Terdampar
100
Makhluk Bermata Api
101
Yang Diutus
102
Bersekutu
103
Bantuan Prajurit
104
Menjadi Panglima Perang
105
Hari Kesembilan
106
Dara Ingin Berperang
107
Hati Prajurit
108
Perang Hari Pertama
109
Penyusup
110
Perang Hari Kedua
111
Singa Dari Timur
112
David Dan Anton
113
Tidak Disangka
114
Pemuda Rambut Panjang
115
Tanggung Jawab Panglima
116
Hadiah Untuk Dara
117
Perang Hari Ketiga
118
Kepahlawanan Diana Dan Galang
119
Menyerah
120
Perjanjian Damai
121
Penyambutan Kota M
122
Rencana Diana
123
Janji Gubernur
124
Anak Emas
125
SMA Kota M
126
Erina Siswi Tercantik
127
Guru Retno Dan Guru Rangga
128
Membela Erina
129
Hal Aneh Di Sekolah
130
Ke Rumah Dinda
131
Anacaman Karmen
132
Bantuan Erina
133
Emosi Rangga
134
Ruang Bawah Tanah
135
Tugas Berat Dua Jenderal
136
Kalung Seribu Keajaiban
137
Bertemu Teman Dari Ibukota
138
Ketahuan
139
Presdir Home Resto
140
Di Rumah Diana
141
Pasukan Khusus
142
Taktik Diana
143
Rangga Dan Karmen
144
Wakil Kepala Sekolah
145
Erina Beraksi
146
Dia Adalah Nona Diana
147
Desa Hulu Sungai
148
Mencari Restoran
149
Aksi Rangga
150
Pendekar Kecil
151
Bertemu Para Pendekar
152
Suro Kampak
153
Ancaman Diana
154
Diserang Panah
155
Teror
156
Kemenangan
157
Kelakuan Dara
158
Meneruskan Perjalanan
159
Hutan Siluman
160
Ratu Keabadian
161
Penguasa Hutan
162
Tangis Dara
163
Anak Adipati
164
Raden Aryo Gumilar
165
Kudeta
166
Hukuman Mati
167
Titah Raja
168
Ksatria Masa Depan
169
Menguji Panglima
170
Keputusan Diana
171
Empat Jenderal
172
Alat Tempur
173
Lembah Katak
174
Keributan
175
Pertapa Sakti
176
Diiana dan Pertapa Sakti
177
Ancaman Karmen
178
Raja Dan Diana
179
Serbuan Ke Istana
180
Pertempuran Dekat Istana
181
Diana Makin Hebat
182
Bantuan Pasukan
183
Pasukan Pertapa Sakti
184
Penyihir
185
Bola-Bola Api
186
Para Penyihir Dibunuh
187
Prajurit Raksasa
188
Pasukan Naga
189
Undangan Raja
190
Para Pangeran
191
Sekutu Jung Saka
192
Senjata Api
193
Membalikkan Serangan
194
Menghabisi hantu Tanah
195
Naga Patah hati
196
Diana Mengamuk
197
Memulangkan Sisa Prajurit
198
Menanti Ibu
199
Membujuk Dara
200
Dara Dan Pertapa Sakti
201
Pertolongan
202
Grup Ye Mundur
203
Sedang Tidur
204
Galang
205
Tuan Muda Yang
206
Tuan Muda Keluarga Hartono
207
Tersinggung
208
Hadiah Dari Galang
209
Grup Bintang
210
Keributan Di Lobi
211
Semua Tentang Galang
212
Diajak Ye Ling
213
Restoran Bintang
214
Teman Baru Tanpa Senyum
215
Kartu Hitam Berlian
216
Emosi Memuncak
217
Diselamatkan Ye Ling
218
Misteri Galang
219
Putri Walikota Diculik
220
Kecelakaan Mobil
221
Dikunjungi Walikota
222
Hadiah Walikota
223
Keluarga Hartawan Bangkit
224
Mengincar Keluarga Ye
225
Prahara Di Kuil
226
Undangan Lelang
227
Gedung Pusat Bisnis
228
Kawasan Industri Rungkut
229
Lima Patung Perunggu
230
Pengumuman Presiden Yang
231
Interogasi
232
Tiger
233
Kedatangan Diana
234
Ayam Goreng Ye Ling
235
Rencana Galang
236
Restoran Tengah Sawah
237
Nasihat Anton
238
Masalah baru
239
Menolong Gadis
240
Undangan Keluarga Kirbi
241
Diana Dilamar
242
Menyamar
243
Rumah Sakit Utama Sulu
244
Pengantar Air
245
Mengembalikan Jaket
246
Menemani Bos
247
Salah Orang
248
Dicium Niken
249
Ketua Kelas Arman
250
Mengunjungi Keluarga Lin
251
Disambut Lin Mengxia
252
Cerita Lin Dongxia
253
Janji Menolong
254
Kedatangan Patung
255
Ratu Diana
256
Kegelisahan Diana
257
Tanah Lapang
258
Sopir Raja
259
Deputi Raja
260
Hadiah Satu Miliar
261
Undangan Istana
262
Persiapan Istana
263
Suara Rakyat
264
Tamu Istana
265
Penobatan Raja
266
Dukungan Kastil Naga
267
Perintah Raja
268
Ratu Diana Trending #1
269
Lukisan Raja
270
Kesedihan Raja
271
Keadaan Darurat
272
Perpisahan Dara
273
Galang Mengkhawatirkan Diana
274
Pergi Ke Medan Perang
275
Formasi Naga Emas
276
Kedatangan Musuh
277
Persiapan Perang
278
Pertemuan Dua Panglima
279
Serangan Pertama
280
Bola Bola Api
281
Duel
282
Sepuluh Setan
283
Naga Suci Mencari Jati Diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!