Bertemu Penyelamat

Dara masih dirawat di ruang pasien di hari kedua. Saat itu sudah menunjukkan pukul 12 malam. Galang dan Rimba terlihat tertidur di kursi ruang tunggu. Sementara Karmen tidur dengan kepala diletakkan di tempat tidur Dara. Di kursi lain tampak dua laki-laki juga sedang tertidur. Seorang berumur 50 tahunan dan seorang lagi masih muda.

Dara tampak terbangun, dia memandang langit-langit kamar. Dia menoleh dan mendapati Karmen sedang tidur. Dara tersenyum. Dia selalu merasa nyaman bila ada Karmen di sisinya. Karena terbiasa tidur bersama Karmen, maka dia tidak pernah mencari Ayahnya bila malam hari.

Dara kemudia bernyanyi. Seperti biasa di malam hari bila dia terbangun dia akan menyanyi. Entah lagu apa, tentu saja yang tahu hanya dia sendiri. Setelah puas bernyanyi, lalu Dara mulai bicara sendiri. Tertawa dan lalu bicara lagi. Dan akhirnya dia tertidur lagi.

Jam 4 pagi, Karmen bangun. Melihat Dara sedang tidur sambil tersenyum. Karmen jadi tersenyum. "Tidur saja sambil senyum." Gumamnya.

Dia lalu memanaskan air untuk membuat susu. Tiba-tiba terdengan suara Dara, "Mik cucu."

"Sebentar, sayang." Kata Karmen. Dia lalu mempercepat proses pembuatan dan segera menuju ke arah Dara bermaksud memberikan susu padanya. Namun ternyata Dara sedang tertidur. Dia melihat mulut Dara sedang bergerak-gerak seperti sedang meminum susu.

Karmen tersenyum, "Lucu amat." Dia bergumam lagi. Karmen lalu membuka pintu dan melihat Galang dan Rangga tidur di kursi. Dia menggelengkan kepala lalu menutup pintu lagi.

*****

Di ruangan lain, Dila tampak sudah mulai membaik. Ketika ditolong Galang dan Rangga, Dila merasa ada harapan. Suara-suara bentakan dan ancaman yang dulu diterimanya kini perlahan mulai dapat dilupakannya. Ibunya berada di dekatnya menungguinya. Melihat putrinya jauh lebih baik, istri Herlambang menjadi tenang.

Dua hari berada di rumah sakit membuatnya merasa bosan. Pagi-pagi sekali, dia minta keluar kamar. Ditemani ibunya, Dila berjalan-jalan di koridor. Dia memperhatikan ayah dan kakaknya sedang tidur di kursi ruang tunggu. Melihat itu, Dila merasa iba. Ada rasa haru menyelimuti hatinya.

Saat menoleh ke arah sebelah, dia melihat dua orang sedang tertidur juga di kursi ruang tunggu. Dila memperhatikan seorang wanita berambut biru membelakanginya sedang menggendong seorang gadis kecil yang lucu. Itu adalah Dara. Kebetulan Dara juga sedang memperhatikannya. Di tangannya ada jarum infus.

Dara tak mengenal wanita itu. Namun dia tersenyum melihatnya.

"Ayah mana!" Serunya. Mendengar itu, Karmen lantas membawanya ke arah Galang, menyentuh kakinya. Galang bangun, kemudian menguap. Karna tertutup Karmen, Dila tak bisa melihat laki-laki itu.

"Dara mencarimu!" Kata Karmen.

Dara yang melihat Ayahnya bangun lalu memutar tubuhnya dan meminta gendong. Saat itu, Galang bangkit dan memindahkan Dara ke pelukannya.

"Anak gadisku sudah sehat, ya?" Kata Galang.

Lalu Galang mencium Dara. Tapi Dara mengusap pipinya. Lalu menutup hidungnya. "Ayah bau!" Teriaknya.

"Ayah wangi kok. Dara juga kan belum mandi." Suara Galang menggoda Dara.

"Paman Bangun!" Panggil Dara saat melihat Rangga yang masih tidur.

Rangga pura-pura tak mendengar. Lalu berubah posisi menjadi miring. Dara menggerakan tangannya seperti hendak memukul.

Saat itu Dila yang sedari tadi memperhatikannya mendekat ka arah Galang.

"Kamu? Kamu yang menyelamatkanku?" Suara Dila yang keras dan bertanya mengejutkan Galang dan Karmen. Rangga yang pura-pura tidur karena menggoda Dara juga terkejut dan langsung duduk.

Sementara Herlambang dan anak laki-lakinya juga terkejut lalu langsung terjaga.

Mereka semua menatap ke arah Galang.

"Bagaimana kondisimu?" Tanya Galang pada Dila. Dila tak langsung menjawab. Saat itu dia sangat senang. Akhirnya bisa bertemu orang yang telah menyelamatkannya.

"Aku mau mengucapkan terimakasih." Kata Dila.

"Ayah, ibu, kakak. Mereka yang menyelamatkan aku!" Teriak Dila. Sontak ibu, ayah dan kakaknya bergegas mendekati Galang. Mereka menjatuhkan diri berlutut dan ingin berterimakasih.

Galang menjadi tidak enak. Rangga yang melihat gelagat Galang langsung bereaksi.

"Pak, Bu. Jangan begini. Kami hanya menolong saja. Tidak perlu berlebihan seperti ini." Kata Rangga lalu memegang tangan Herlambang dan membantunya berdiri.

"Tolong jangan sampai orang lain tahu." Kata Galang. Keempat orang itu mengangguk. Dara juga ikut mengangguk.

"Kakek! Nenek" Ketika melihat Herlambang, Dara teringat kakek dan neneknya. Dara tersenyum pada keduanya. Dia tahu itu bukan kakek dan neneknya.

Herlambang lalu mendekat, menyentuh Dara, demikian juga istri Herlambang.

"Sebaiknya paman menyewa pengawal yang dapat diandalkan. Karena saat sekarang tidak baik membiarkan anak perempuanmu tidak dikawal." Kata Galang.

"Baiklah, aku akan mencarinya. Oh, ya, siapa nama kalian? Dari mana asal kalian?" Tanya Herlambang.

"Kebetulan kami hanya lewat, Paman. Tak ada tujuan yang pasti. Tapi kami tak akan pernah menetap di suatu kota. Kami akan terus berjalan sampai ke ibukota. Saya Galang, dua orang ini teman saya, Rangga dan Karmen." Jawab Galang. Ketika Galang tak menyebut namanya, Dara mencubit-cubit lengan Galang.

"Oh, ya. Ini Dara, anak saya. Maaf Ayah lupa." Kata Galang sambil tersenyum melihat Dara. Tapi setelah itu Dara tersipu malu.

Semua orang tertawa melihat tingkah lucu Dara.

"Ardelia Hotel adalah milik kami. Kalian boleh menginap di sana sampai kapanpun kalian mau." Kata Herlambang.

"Terimakasih, Paman. Saat ini kami memang menginap di hotel itu. Saya sudah menyewa untuk satu minggu. Mungkin saya akan tinggal beberapa hari lagi setelah Dara boleh pulang." Galang menjelaskan.

"Baiklah, saya akan mengaturnya. Besok Dila boleh pulang. Dan kami akan mengadakan syukuran. Kalian akan kami undang." Kata Herlambang.

"Oh ya, saya Herlambang, ini anak saya, Danny dan ini adalh Dila. Dia ibunya Dila." Herlambang sampai lupa mengenalkan diri.

"Tolong jangan beritahu siapapun jika kami yang menyelamatkan anak Paman. Kami tidak ingin repot." Kata Galang mengingatkan sekali lagi.

"Kami paham. Dan kami akan menjaga rahasia ini." Lalu Herlambang menoleh ke arah keluarganya. Keluarganya mengangguk.

Saat itu tampak Kapten Herry sedang berjalan mendekati mereka. Tampak dia mengenakan pakaian seragam polisi lengkap.

"Selamat pagi, Pak Herlambang. Pagi semua." Sapa Kapten Herry. "Maaf saya mengganggu. Saya ada perlu sedikit dengan Dila."

"Pagi, Kapten. Silahkan." Jawab Herlambang.

"Dila, tolong beritahu aku, siapa sebenarnya yang menyelamatkanmu?" Tanya Herry yang membuat Dila gemetar. Dia tak menyangka Kapten Herry akan bertanya tentang ini. Dila lalu melihat ke arah Galang masih dengan gemetar.

"Kapten, kami yang menyelamatkannya." Galang tiba-tiba mengaku membuat semua orang terkejut. Kapten Herry juga terkejut.

Di pikiran Galang, Kapten Herry adalah seorang perwira polisi. Pasti bisa menjaga rahasia.

"Kapten, bisa kita bicara berdua?" Tanya Galang. Lalu Galang menyerahkan Dara kepada Karmen. Melangkah pergi diikuti Kapten Herry. Galang lalu berbicara pada Herry.

Dara yang melihat itu sebenarnya penasaran. Tapi dia tahu, itu adalah urusan orang dewasa.

"Dara mau digendong kakek?" Tiba-tiba Herlambang menawari Dara untuk menggendongnya. Tangannya diulurkan. Dara mau. Dan mendekatkan badannya. Semua orang tertawa lagi.

"Anak cantik, mau nggak main ke rumah kakek?" Tanya Herlambang. Dara mengangguk.

Lalu mereka semua tertawa lagi. Beberapa saat kemudian, Karmen ingin mengambil Dara. Tapi Dara menolak. Tangannya mencengkeram baju Herlambang erat-erat.

Karmen tersenyum lalu berucap, "Sayang, kakek capek, lo." Dara tetap tidak mau.

"Dia memang lengket sama kakeknya dan pamannya yang seorang polisi, mungkin dia merindukannya. Maaf paman sudah merepotkan." Kata Karmen.

"Tidak apa-apa. Ini juga kakek Dara, ya." Jawab Herlambang. Dara mengangguk lagi.

Saat itu istri Herlambang mendekati Dara dan mencoba menggendongnya. Tapi Dara menolak. Dia tidak mau. Dia hanya mau sama kakek.

Saat itu, Galang dan Herry sudah kembali. Herry kemudian melihat heran ke Karmen dan Rangga. "Sebenarnya, itu hanya kebetulan, Kapten. Kami melihat mobil yang membawanya lewat saat kami berhenti di pinggir jalan. Saat itu Galang ingin mengikutinya. Dia sendiri yang masuk ke hutan melalui jalan lain dan berhasil mengintai rumah itu beserta kekuatannya." Kata Rangga.

Kapten Herry manggut-manggut. "Saya akan menjaga rahasia kalian. Suatu hari nanti, mungkin saya akan menolong kalian."

"Lho, Dara kok sama kakek. Sini sama Ayah. Kakek capek dong." Galang lalu mengulurkan tangan. Namun Dara menolaknya.

"Maaf Paman, merepotkanmu." Galang jadi tidak enak hati.

"Biarkan saja, tidak apa-apa." Jawab Herlambang. Dara meletakkan kepalanya ke pundak Herlambang. Melihat itu, Galang jadi teringat Ayah angkatnya. Dia begitu dekat dengan Dara. Dan saat hendak berangkat, Dara tak henti-hentinya menangis. Galang menjadi kuatir saat ini.

"Kapten, lusa kami mau mengundangmu. Datanglah ke Hotel Ardelia. Lantai enam." Kata Herlambang.

"Baik, Pak. Saya akan datang." Jawab Herry. Saat itu Herry segera berpamitan dan akan kembali ke kantor.

"Paman! Homat!" Tiba-tiba Dara berteriak ke Kapten Herry. Tangan kiri diangkat ke kening. Herry yang menyadari itu lalu berbalik, berdiri tegap dan memberi hormat, "Siap, Kapten!" Dara terkekeh. Herry kemudian balik badan dan pergi.

Melihat itu, semua tertawa. Mereka terhibur dengan kelakuan Dara. Saat itu, seorang dokter datang, dan memberi salam.

"Selamat padi Dara, periksa dulu ya. Ayo masuk ke kamar." Dokter itu ingin menggendong Dara. Namun Dara tidak mau.

"Biarkan saya mengantarnya, Dok." Lalu Herlambang membawa masuk Dara. Saat hendak diturunkan, Dara tidak mau dan ingin tetap digendong Herlambang.

"Dara periksa dokter dulu ya. Kakek tunggu di sini, nanti gendong lagi." Setelah dibujuk, akhirnya Dara mau turun. Herlambang menunggu di dekat Dara. Dara selalu mengawasi Herlambang. Takut ditinggal. Dokter sambil memeriksa sambil tersenyum. Karmen yang ada di sana juga tersenyum.

Dia tahu Dara merindukan kakeknya. Jika tadi Herry menawari menggendong, pasti dia juga akan mau. Karmen merasa tidak enak dengan Herlambang.

"Paman, maaf sangat merepotkanmu." Kata Karmen.

"Tidak apa-apa, Karmen. Aku senang ada anak kecil yang mau sama aku. Berarti aku tidak menakutkan." Jawab Herlambang lalu tertawa ditahan.

"Baik, gadis kecil yang cantik. Sudah selesai. Besok boleh pulang, ya." Kata dokter

"Acih." Kata Dara berterimakasih.

"Besok nggak boleh makan sambal lagi, ya."

Dara mengangguk. Dokter tersenyum dan akhirnya pergi. Hanya ada Dara, Karmen dan Herlambang.

"Dara sama Bibi Karmen aja, ya. Kakek capek lo. Kasihan kakek." Kata Karmen.

Nafas Dara tiba-tiba berubah cepat, alisnya memerah, bibirnya bergerak-gerak. Dan saat itu juga tangisnya meledak. Sekeras-kerasnya Dara menangis. Dia ingat tadi kakek bilang mau menggendongnya lagi.

Dara yang sejak tadi merasa dibohongi, kini melampiaskan kekecewaannya. Dia benar-benar dibohongi. Galang masuk dan mencoba menggendongnya, namun Dara meronta.

"Kakek....!" Teriak Dara sambil terus menangis.

Herlambang lalu mengulurkan tangan dan menggendongnya. Dalam sekejap tangis Dara berhenti.

Mereka semua jadi tertawa geli. Galang sangat merasa tidak enak hati.

"Paman, maaf."

"Tidak apa-apa, Galang. Dia hanya anak-anak."

Terpopuler

Comments

Ymmers

Ymmers

ini kayak bukan kamar rawat inap vvip.. bayar mahal tapi kayak kamar kelas 3 ke bawah.

kamar vvip biasanya ada sofa, ada dapur kulkas tv dll.
fasilitas nya ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

ini kok pendamping tidur ga di dalam kamar?
kecuali pasien ICU baru deh pendamping d luar

2023-11-30

2

lihat semua
Episodes
1 Penculikan
2 Misi Rahasia
3 Dara
4 Ancaman Dari Penculik
5 Misi Rahasia Kedua
6 Teledor
7 Bertemu Penyelamat
8 Ardelia Hotel
9 Anton Yang Misterius
10 Penyekapan
11 Akhirnya Terbongkar
12 Bos Mafia
13 Menginap Di Rumah Jatmiko
14 Ancaman Rocky
15 Kejadian Di Mal
16 Tamu Tak Diundang
17 Bertemu Teman SMA
18 Bertemu Direktur
19 Orang Tua Aneh
20 Mirip Dara
21 Diana Dan Dara
22 Siswa Paling Miskin
23 Undangan Raja Kota Pulau
24 Para Perompak
25 Bertempur Dengan Perompak
26 Duel
27 Restoran Kota Pulau
28 Raja Kota Pulau
29 Bertemu Lagi
30 Sepanduk Pahlawan
31 Pembaca Yang Budiman
32 Kakek Li
33 Racun Pedang
34 Diana Dan Karmen Yang Cantik
35 Kehebatan Diana
36 Pesta Meriah Dan Ketegasan Diana
37 Kembali Ke Kota S
38 Klan Harimau
39 Tiga Restoran Pulau Dom
40 Menghukum Penindas
41 Pulau Bintang
42 Pertemuan Mengharukan
43 Berpisah Lagi
44 Melawan Tekanan Rocky
45 Heboh Di Restoran
46 Kota Pelabuhan Malaka
47 Penyerang Gelap
48 Seribu Pil Ajaib
49 Lelang hari Pertama
50 Menghina CEO
51 Melakukan Tindakan
52 Keluarga Santaro
53 Ulang Tahun Guru Hana
54 Hadiah Dari Diana
55 Bukit Gunar
56 Reuni
57 Nona Keluarga Darmawan
58 Siapa Sebenarnya Diana?
59 Milik Nona Diana
60 Tujuh Bayangan Naga
61 Raja Naga Kesepuluh
62 Kastil Naga
63 Elena Diculik
64 Menyelamatkan Elena Dan Ken
65 Menolong Orang
66 Diana Vs Rocky 1
67 Diana Vs Rocky 2
68 Diana Vs Rocky 3
69 Diana Vs Rocky 4
70 Diana Sang Penyelamat
71 Pulau Harimau
72 Pembunuh Bayaran
73 Bantuan Dari Gunung Mer
74 Guru Galuh
75 Pasukan Hantu Tanah
76 Pertarungan Raja Naga
77 Bai Lang Yang Kuat
78 Strategi Galang
79 Membeli Rumah
80 Mendapat Hadiah Rumah
81 Konflik Hati
82 Pertolongan
83 Hukuman Dari Diana
84 Pulau Konflik
85 Menginap di Pulau
86 Pantang Menyerah
87 Perang
88 Tidak Ada Ampun
89 Menghadapi Bahaya
90 Korban Rocky
91 Gunung Mer Kota M
92 Bertemu Kapten Herry
93 Heboh Kota M
94 Restoran Kota M
95 Menemui Tahanan
96 Teman SMP
97 Ke Tempat Wisata
98 Pertarungan Di Bukit Karang
99 Terdampar
100 Makhluk Bermata Api
101 Yang Diutus
102 Bersekutu
103 Bantuan Prajurit
104 Menjadi Panglima Perang
105 Hari Kesembilan
106 Dara Ingin Berperang
107 Hati Prajurit
108 Perang Hari Pertama
109 Penyusup
110 Perang Hari Kedua
111 Singa Dari Timur
112 David Dan Anton
113 Tidak Disangka
114 Pemuda Rambut Panjang
115 Tanggung Jawab Panglima
116 Hadiah Untuk Dara
117 Perang Hari Ketiga
118 Kepahlawanan Diana Dan Galang
119 Menyerah
120 Perjanjian Damai
121 Penyambutan Kota M
122 Rencana Diana
123 Janji Gubernur
124 Anak Emas
125 SMA Kota M
126 Erina Siswi Tercantik
127 Guru Retno Dan Guru Rangga
128 Membela Erina
129 Hal Aneh Di Sekolah
130 Ke Rumah Dinda
131 Anacaman Karmen
132 Bantuan Erina
133 Emosi Rangga
134 Ruang Bawah Tanah
135 Tugas Berat Dua Jenderal
136 Kalung Seribu Keajaiban
137 Bertemu Teman Dari Ibukota
138 Ketahuan
139 Presdir Home Resto
140 Di Rumah Diana
141 Pasukan Khusus
142 Taktik Diana
143 Rangga Dan Karmen
144 Wakil Kepala Sekolah
145 Erina Beraksi
146 Dia Adalah Nona Diana
147 Desa Hulu Sungai
148 Mencari Restoran
149 Aksi Rangga
150 Pendekar Kecil
151 Bertemu Para Pendekar
152 Suro Kampak
153 Ancaman Diana
154 Diserang Panah
155 Teror
156 Kemenangan
157 Kelakuan Dara
158 Meneruskan Perjalanan
159 Hutan Siluman
160 Ratu Keabadian
161 Penguasa Hutan
162 Tangis Dara
163 Anak Adipati
164 Raden Aryo Gumilar
165 Kudeta
166 Hukuman Mati
167 Titah Raja
168 Ksatria Masa Depan
169 Menguji Panglima
170 Keputusan Diana
171 Empat Jenderal
172 Alat Tempur
173 Lembah Katak
174 Keributan
175 Pertapa Sakti
176 Diiana dan Pertapa Sakti
177 Ancaman Karmen
178 Raja Dan Diana
179 Serbuan Ke Istana
180 Pertempuran Dekat Istana
181 Diana Makin Hebat
182 Bantuan Pasukan
183 Pasukan Pertapa Sakti
184 Penyihir
185 Bola-Bola Api
186 Para Penyihir Dibunuh
187 Prajurit Raksasa
188 Pasukan Naga
189 Undangan Raja
190 Para Pangeran
191 Sekutu Jung Saka
192 Senjata Api
193 Membalikkan Serangan
194 Menghabisi hantu Tanah
195 Naga Patah hati
196 Diana Mengamuk
197 Memulangkan Sisa Prajurit
198 Menanti Ibu
199 Membujuk Dara
200 Dara Dan Pertapa Sakti
201 Pertolongan
202 Grup Ye Mundur
203 Sedang Tidur
204 Galang
205 Tuan Muda Yang
206 Tuan Muda Keluarga Hartono
207 Tersinggung
208 Hadiah Dari Galang
209 Grup Bintang
210 Keributan Di Lobi
211 Semua Tentang Galang
212 Diajak Ye Ling
213 Restoran Bintang
214 Teman Baru Tanpa Senyum
215 Kartu Hitam Berlian
216 Emosi Memuncak
217 Diselamatkan Ye Ling
218 Misteri Galang
219 Putri Walikota Diculik
220 Kecelakaan Mobil
221 Dikunjungi Walikota
222 Hadiah Walikota
223 Keluarga Hartawan Bangkit
224 Mengincar Keluarga Ye
225 Prahara Di Kuil
226 Undangan Lelang
227 Gedung Pusat Bisnis
228 Kawasan Industri Rungkut
229 Lima Patung Perunggu
230 Pengumuman Presiden Yang
231 Interogasi
232 Tiger
233 Kedatangan Diana
234 Ayam Goreng Ye Ling
235 Rencana Galang
236 Restoran Tengah Sawah
237 Nasihat Anton
238 Masalah baru
239 Menolong Gadis
240 Undangan Keluarga Kirbi
241 Diana Dilamar
242 Menyamar
243 Rumah Sakit Utama Sulu
244 Pengantar Air
245 Mengembalikan Jaket
246 Menemani Bos
247 Salah Orang
248 Dicium Niken
249 Ketua Kelas Arman
250 Mengunjungi Keluarga Lin
251 Disambut Lin Mengxia
252 Cerita Lin Dongxia
253 Janji Menolong
254 Kedatangan Patung
255 Ratu Diana
256 Kegelisahan Diana
257 Tanah Lapang
258 Sopir Raja
259 Deputi Raja
260 Hadiah Satu Miliar
261 Undangan Istana
262 Persiapan Istana
263 Suara Rakyat
264 Tamu Istana
265 Penobatan Raja
266 Dukungan Kastil Naga
267 Perintah Raja
268 Ratu Diana Trending #1
269 Lukisan Raja
270 Kesedihan Raja
271 Keadaan Darurat
272 Perpisahan Dara
273 Galang Mengkhawatirkan Diana
274 Pergi Ke Medan Perang
275 Formasi Naga Emas
276 Kedatangan Musuh
277 Persiapan Perang
278 Pertemuan Dua Panglima
279 Serangan Pertama
280 Bola Bola Api
281 Duel
282 Sepuluh Setan
283 Naga Suci Mencari Jati Diri
Episodes

Updated 283 Episodes

1
Penculikan
2
Misi Rahasia
3
Dara
4
Ancaman Dari Penculik
5
Misi Rahasia Kedua
6
Teledor
7
Bertemu Penyelamat
8
Ardelia Hotel
9
Anton Yang Misterius
10
Penyekapan
11
Akhirnya Terbongkar
12
Bos Mafia
13
Menginap Di Rumah Jatmiko
14
Ancaman Rocky
15
Kejadian Di Mal
16
Tamu Tak Diundang
17
Bertemu Teman SMA
18
Bertemu Direktur
19
Orang Tua Aneh
20
Mirip Dara
21
Diana Dan Dara
22
Siswa Paling Miskin
23
Undangan Raja Kota Pulau
24
Para Perompak
25
Bertempur Dengan Perompak
26
Duel
27
Restoran Kota Pulau
28
Raja Kota Pulau
29
Bertemu Lagi
30
Sepanduk Pahlawan
31
Pembaca Yang Budiman
32
Kakek Li
33
Racun Pedang
34
Diana Dan Karmen Yang Cantik
35
Kehebatan Diana
36
Pesta Meriah Dan Ketegasan Diana
37
Kembali Ke Kota S
38
Klan Harimau
39
Tiga Restoran Pulau Dom
40
Menghukum Penindas
41
Pulau Bintang
42
Pertemuan Mengharukan
43
Berpisah Lagi
44
Melawan Tekanan Rocky
45
Heboh Di Restoran
46
Kota Pelabuhan Malaka
47
Penyerang Gelap
48
Seribu Pil Ajaib
49
Lelang hari Pertama
50
Menghina CEO
51
Melakukan Tindakan
52
Keluarga Santaro
53
Ulang Tahun Guru Hana
54
Hadiah Dari Diana
55
Bukit Gunar
56
Reuni
57
Nona Keluarga Darmawan
58
Siapa Sebenarnya Diana?
59
Milik Nona Diana
60
Tujuh Bayangan Naga
61
Raja Naga Kesepuluh
62
Kastil Naga
63
Elena Diculik
64
Menyelamatkan Elena Dan Ken
65
Menolong Orang
66
Diana Vs Rocky 1
67
Diana Vs Rocky 2
68
Diana Vs Rocky 3
69
Diana Vs Rocky 4
70
Diana Sang Penyelamat
71
Pulau Harimau
72
Pembunuh Bayaran
73
Bantuan Dari Gunung Mer
74
Guru Galuh
75
Pasukan Hantu Tanah
76
Pertarungan Raja Naga
77
Bai Lang Yang Kuat
78
Strategi Galang
79
Membeli Rumah
80
Mendapat Hadiah Rumah
81
Konflik Hati
82
Pertolongan
83
Hukuman Dari Diana
84
Pulau Konflik
85
Menginap di Pulau
86
Pantang Menyerah
87
Perang
88
Tidak Ada Ampun
89
Menghadapi Bahaya
90
Korban Rocky
91
Gunung Mer Kota M
92
Bertemu Kapten Herry
93
Heboh Kota M
94
Restoran Kota M
95
Menemui Tahanan
96
Teman SMP
97
Ke Tempat Wisata
98
Pertarungan Di Bukit Karang
99
Terdampar
100
Makhluk Bermata Api
101
Yang Diutus
102
Bersekutu
103
Bantuan Prajurit
104
Menjadi Panglima Perang
105
Hari Kesembilan
106
Dara Ingin Berperang
107
Hati Prajurit
108
Perang Hari Pertama
109
Penyusup
110
Perang Hari Kedua
111
Singa Dari Timur
112
David Dan Anton
113
Tidak Disangka
114
Pemuda Rambut Panjang
115
Tanggung Jawab Panglima
116
Hadiah Untuk Dara
117
Perang Hari Ketiga
118
Kepahlawanan Diana Dan Galang
119
Menyerah
120
Perjanjian Damai
121
Penyambutan Kota M
122
Rencana Diana
123
Janji Gubernur
124
Anak Emas
125
SMA Kota M
126
Erina Siswi Tercantik
127
Guru Retno Dan Guru Rangga
128
Membela Erina
129
Hal Aneh Di Sekolah
130
Ke Rumah Dinda
131
Anacaman Karmen
132
Bantuan Erina
133
Emosi Rangga
134
Ruang Bawah Tanah
135
Tugas Berat Dua Jenderal
136
Kalung Seribu Keajaiban
137
Bertemu Teman Dari Ibukota
138
Ketahuan
139
Presdir Home Resto
140
Di Rumah Diana
141
Pasukan Khusus
142
Taktik Diana
143
Rangga Dan Karmen
144
Wakil Kepala Sekolah
145
Erina Beraksi
146
Dia Adalah Nona Diana
147
Desa Hulu Sungai
148
Mencari Restoran
149
Aksi Rangga
150
Pendekar Kecil
151
Bertemu Para Pendekar
152
Suro Kampak
153
Ancaman Diana
154
Diserang Panah
155
Teror
156
Kemenangan
157
Kelakuan Dara
158
Meneruskan Perjalanan
159
Hutan Siluman
160
Ratu Keabadian
161
Penguasa Hutan
162
Tangis Dara
163
Anak Adipati
164
Raden Aryo Gumilar
165
Kudeta
166
Hukuman Mati
167
Titah Raja
168
Ksatria Masa Depan
169
Menguji Panglima
170
Keputusan Diana
171
Empat Jenderal
172
Alat Tempur
173
Lembah Katak
174
Keributan
175
Pertapa Sakti
176
Diiana dan Pertapa Sakti
177
Ancaman Karmen
178
Raja Dan Diana
179
Serbuan Ke Istana
180
Pertempuran Dekat Istana
181
Diana Makin Hebat
182
Bantuan Pasukan
183
Pasukan Pertapa Sakti
184
Penyihir
185
Bola-Bola Api
186
Para Penyihir Dibunuh
187
Prajurit Raksasa
188
Pasukan Naga
189
Undangan Raja
190
Para Pangeran
191
Sekutu Jung Saka
192
Senjata Api
193
Membalikkan Serangan
194
Menghabisi hantu Tanah
195
Naga Patah hati
196
Diana Mengamuk
197
Memulangkan Sisa Prajurit
198
Menanti Ibu
199
Membujuk Dara
200
Dara Dan Pertapa Sakti
201
Pertolongan
202
Grup Ye Mundur
203
Sedang Tidur
204
Galang
205
Tuan Muda Yang
206
Tuan Muda Keluarga Hartono
207
Tersinggung
208
Hadiah Dari Galang
209
Grup Bintang
210
Keributan Di Lobi
211
Semua Tentang Galang
212
Diajak Ye Ling
213
Restoran Bintang
214
Teman Baru Tanpa Senyum
215
Kartu Hitam Berlian
216
Emosi Memuncak
217
Diselamatkan Ye Ling
218
Misteri Galang
219
Putri Walikota Diculik
220
Kecelakaan Mobil
221
Dikunjungi Walikota
222
Hadiah Walikota
223
Keluarga Hartawan Bangkit
224
Mengincar Keluarga Ye
225
Prahara Di Kuil
226
Undangan Lelang
227
Gedung Pusat Bisnis
228
Kawasan Industri Rungkut
229
Lima Patung Perunggu
230
Pengumuman Presiden Yang
231
Interogasi
232
Tiger
233
Kedatangan Diana
234
Ayam Goreng Ye Ling
235
Rencana Galang
236
Restoran Tengah Sawah
237
Nasihat Anton
238
Masalah baru
239
Menolong Gadis
240
Undangan Keluarga Kirbi
241
Diana Dilamar
242
Menyamar
243
Rumah Sakit Utama Sulu
244
Pengantar Air
245
Mengembalikan Jaket
246
Menemani Bos
247
Salah Orang
248
Dicium Niken
249
Ketua Kelas Arman
250
Mengunjungi Keluarga Lin
251
Disambut Lin Mengxia
252
Cerita Lin Dongxia
253
Janji Menolong
254
Kedatangan Patung
255
Ratu Diana
256
Kegelisahan Diana
257
Tanah Lapang
258
Sopir Raja
259
Deputi Raja
260
Hadiah Satu Miliar
261
Undangan Istana
262
Persiapan Istana
263
Suara Rakyat
264
Tamu Istana
265
Penobatan Raja
266
Dukungan Kastil Naga
267
Perintah Raja
268
Ratu Diana Trending #1
269
Lukisan Raja
270
Kesedihan Raja
271
Keadaan Darurat
272
Perpisahan Dara
273
Galang Mengkhawatirkan Diana
274
Pergi Ke Medan Perang
275
Formasi Naga Emas
276
Kedatangan Musuh
277
Persiapan Perang
278
Pertemuan Dua Panglima
279
Serangan Pertama
280
Bola Bola Api
281
Duel
282
Sepuluh Setan
283
Naga Suci Mencari Jati Diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!