Vila Milik Rocky
Seorang Pria berusia limapuluhan tampak duduk seperti seorang raja. Ada beberapa tetua dengan wajah berwibawa duduk di kiri dan kanan dua orang di antaranya adalah wanita. Sementara puluhan laki-laki berbaju merah tampak berdiri dengan rapi di belakang para tetua dan lainnya di belakang Rocky.
Rocky ini sepertinya adalah pemimpin dari orang-orang ini. Dan inilah sebenarnya orang-orang-orang yang sangat ditakuti di kota S. Melihat dari keadaan, Rocky pastilah sangat kuat. Ini terbukti beberapa tetua sangat hormat padanya.
"Lukas. apakah sudah bisa dihubungi?" Tanya Rocky pada laki-laki empatpuluhan yang berdiri di sampingnya.
"Ponselnya tidak aktif, Tuan. Menurut mata-mata yang saya kiri, Jatmiko sedang ada tamu penting. Dia terlihat sangat menghormatinya." Jawab orang di samping Rocky.
"Siapa?" Tanya Rocky kemudian.
"Namanya Anton dan beberapa orang lagi. Itu saja informasinya." Jawab Lukas.
"Baiklah. Nanti malam kita ke sana. Aku ingin tahu tamu seperti apa yang membuat Jatmiko berani tidak mengabariku." Kata Rocky dengan geram. Tangannya mengepal dan wajahnya terlihat memerah.
"Tuan, sebaiknya biar kami saja yang ke sana. Tidak perlu Tuan sendiri yang datang." Kata salah satu Tetua yang berumur enampuluhan. Walaupun sudah berumur, namun badannya terlihat sangat kuat. Sorot matanya tajam dan terlihat wibawa saat berkata.
"Baiklah, Paman Son. Aku percaya pada kalian. Ingatkan dia bahwa tiga hari lagi para pemilik perusahaan harus sudah berkumpul untuk pembagian hasil perusahaan-perusahaan mereka. Karena Jatmiko penanggung jawabnya, maka dia harus bertanggung jawab untuk itu." Sahut Rocky.
Tenang saja, Tuan, semua pasti beres!" Jawab Paman Son yakin. Para tetua juga mengangguk setuju. Mereka sangat percaya dengan kemampuan mereka, mereka bisa menekan Jatmiko dan lainnya.
Rocky memang sangat mengandalkan mereka. Apalagi ilmu beladiri dan tenaga dalam mereka tidak main-main. Merekalah yang membantunya menjadi sukses seperti sekarang ini.
Apalagi dengan adanya mereka, tak satupun orang yang berani melawannya. Hanya Jatmiko yang bisa mengimbangi kekuatannya.
Namun, dengan adanya para tetua, Jatmiko tetap bukan lawannya.
*****
Rumah Keluarga Jatmiko
Suara Dara tertawa tampak menghiasi kolam renang di belakang rumah Jatmiko. Dia sedang asyik bermain air bersama Karmen.
Tampak para pengawal keluarga Jatmiko berdiri di sekitaran kolam renang. Enam sampai tujuh pelayan juga berdiri di sana sambil tersenyum-senyum melihat tingkah Dara yang menggemaskan.
Para pelayan diperintah kepala rumah tangga untuk melayani Dara. Apapun yang dibutuhkan Dara, mereka harus sudah siap.
"Nona Karmen, Tuan Muda Galang memanggil Anda!" Seorang pelayan berlari dan membungkuk ketika tiba di pinggir kolam renang.
"Baiklah, bilang padanya untuk menunggu." Jawab Karmen. Dia melihat Dara berhenti bermain air. Berharap Karmen tidak mengajaknya pergi. Karmen tahu bahwa Dara belum ingin menyudahi bermainnya.
Karmen melihat ke arah pelayan. "Jaga Nona. Jangan biarkan sesuatu terjadi!" Perintah Karmen.
"Baik, Nona!" Jawab para pelayan serempak. Mereka siap untuk bermain bersama Dara. Mereka pasti akan menjaganya.
"Dara sama bibi-bibi ini, ya. Jangan nakal." Suara Karmen lembut. Dara tersenyum lalu mengangguk. Dia senang akhirnya masih bisa bermain air. Karmen lantas berjalan dan memasuki rumah Jatmiko menuju ruang tengah.
Sementara Dara terus bermain air dan dia sangat senang.
Di ruang tengah, sudah ada Anton, Jatmiko, Galang, Rangga dan dua anak laki-laki Jatmiko.
"Duduklah!" Pinta Galang ketika melihat Karmen sudah datang.
Tanpa bertanya, Karmen lalu duduk di dekat Galang. Dia sebenarnya sangat penasaran kenapa dipanggil. Namun dia tahu, itu pasti sangat penting.
"Karmen, Kamu sudah mengikutiku selama tiga bulan. Apakah kamu masih akan terus mengikutiku?" Tanya Galang membuka percakapan.
Ditanya begitu, Karmen merasa sangat jengkel. Tidak seharusnya hal itu ditanyakan.
"Apa maksudmu?' Karmen lantas balik bertanya.
"Aku tidak bermaksud apa-apa. Kamu dan Rangga sudah seperti saudaraku sendiri. Bertaruh nyawa saat dalam bahaya. Kalian sama sekali tidak pernah mengeluh." Galang menghela nafas.
"Tapi kali ini, yang akan kita hadapi adalah sebuah bahaya yang sangat besar. Rocky telah mengancam akan menyerang jika kita berani ikut campur. Dia mengirimkan pesan pada Paman Jatmiko tadi." Lanjut Galang.
"Aku kira ada apa, ternyata begitu? Memangnya kenapa kalau Rocky menyerang?" Jawab Karmen ketus. Dia sendiri tahu akan kemampuannya. Dia bukan wanita lemah. Bahkan sepuluh sampai duapuluh orang bisa dihabisinya hanya dalam beberapa detik saja.
Galang ingat saat berada di perbatasan kota B dan kota M, saat itu belasan pemuda menggodanya dan bermaksud kurang ajar. Karmen yang saat itu sedang menggendong Dara bertindak brutal. Belasan pemuda dihajarnya hingga memohon ampun.
"Kamu harusnya bertanya dulu pada Dara sebelum bilang seperti itu." Karmen terlihat sangat kesal.
"Baiklah. Aku idak akan mengungkit itu lagi." Kata Galang sambil memperlihatkan ancaman dari Rocky kepada Karmen. Karmen sampai mengernyitkan dahi ketika membacanya. Mereka punya waktu tiga hari untuk pergi dari rumah Jatmiko.
Dalam pesan itu tertulis, 'Jika dalam waktu tiga hari tamu yang berada di rumahmu tidak pergi, maka jangan salahkan aku jika aku melenyapkan seluruh keluargamu dan juga tamu yang ada di rumahmu. Ingat! Kamu punya waktu tiga hari dan saat itu adalah pertemuan penting para pengusaha!'
"Rangga, bawalah beberapa pengawal Paman Jatmiko dan selidiki kekuatan Rocky. Ingat! Seluruh kekuatan. Baik yang ada di kota S, maupun kekuatan lain yang siap membantunya." Galang kemudian memerintahkan Rangga untuk menyelidiki kekuatan Rocky.
Perlu diketahui, dalam setiap pengintaian, Rangga adalah yang terbaik. Dia selalu teliti dalam hal ini. Dia banyak belajar dari seseorang saat dia tinggal di rumah pamannya sebelum kemudian mengikuti Galang.
"Mereka akan menunjukkan tempat saja. Sedangkan selanjutnya, aku akan pergi sendiri." Jawab Rangga.
"Tuan Muda, sebaiknya ajak Farel saja. Kemampuannya jelas bisa diandalkan. Selain itu, Farel juga jago beladiri. Kempuannya lebih baik dari para pengawalku." Usul Jatmiko. Mendengar itu, Galang tidak bisa menolak. Rangga pun berusaha menerimanya. Walaupun dia lebih leluasa bekerja sendiri.
"Karmen, tugasmu hanya melindungi Dara. Keselamatan Dara sepenuhnya aku percayakan padamu. Aku yakin kamu pasti akan melindunginya dengan baik." Galang sebenarnya tidak perlu kuatir soal Dara selama ada Karmen. Namun, dia belum mengetahui kekuatan Rocky yang sebenarnya. Karmen pun mengangguk setuju.
Sampai saat itu, Anton masih belum membuka suara. Dia dari tadi hanya mendengarkan percakapan mereka. Sementara Rangga dan Farel suda pergi. Mereka hanya berdua.
"Lang, lebih baik jika kita menyerang mereka duluan. Itu akan meminimalisir korban dari orang-orang yang lemah. Asal kita tahu kekuatan mereka dan merencanakan dengan matang, maka semuanya akan beres." Anto membuka suara.
Galang sebenarnya lebih yakin dengan rencana Anton. Bagaimanapun, Anton jauh lebih berpengalaman. Masalah utamanya adalah kekuatan musuh seperti apa?
"Kami ikut apa kata Paman saja. Paman lebih berpengalaman." Ucap Galang lalu menyandarkan tubuhnya ke bagian belakang sofa.
"Baik, kita tunggu kabar dari Rangga." Anton setuju.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 283 Episodes
Comments