Misi Rahasia Kedua

Herlambang sudah menyiapkan uang tunai yang diminta oleh para penculik. Dia hanya menunggu instruksi selanjutnya. Sementara istrinya tidak akan ragu-ragu lagi. Mereka akan membawa mobil box berisi uang 100 miliar. Itu adalah permintaan dari para penculik.

Saat itu, Reno juga berada di sana. "Paman, apa kamu yakin?" Tanya Reno.

Herlambang tak menjawab. Itu pertanyaan yang sangat bodoh baginya. Reno menyadari itu. Tapi, Herlambang sudah menarik semua uang perusahaan hanya untuk uang tebusan. Itu sama saja membuat perusahaan bangkrut.

Herlambang tak peduli dengan perusahaannya. Jelas besok perusahaan sudah bisa dinyatakan pailit. Mungkin itu tujuan para penculik yang dia pedulikan adalah Dila. Anak perempuannya.

"Apakah Danny akan ikut kalian?" Tanya Reno. Danny yang ada di sana menjawab tidak. Para penculik tak mengizinkannya.

Reno semakin kebingungan. Jika perusahaan bangkrut, maka kariernya di sini jelas sudah tamat. Tak bisa dengan mudah mendapat pekerjaan seperti posisi sekarang.

Bahkan Reno tak pernah memikirkan keselamatan Dila. Dia hanya peduli pada jabatannya. Reno yang merupakan anak dari adiknya Herlambang memang punya posisi bagus di perusahaan Herlambang. Dia dipercaya sebagai direktur di departemen HRD. Kini, dia tidak bisa lagi bermimpi.

Herlambang masih terus menunggu di dekat telepon. Dia menunggu instruksi dari para penculik. Dia sangat tidak sabar. Dia ingin cepat anaknya diselamatkan.

*****

"Karmen, jam 7 nanti malam, kamu antar kami di jembatan di sebelah sana jalan masuk itu. Kamu tidak perlu berhenti, hanya memperlambat mobil dan kami akan melompat." Kata Galang.

"Setelah itu, kamu terus saja. Jangan berputar di lampu merah, aku takut jika mereka juga mengawasi lampu merah di sana. Kamu maju, sekitar 100 meter ada pom bensin, isi minyak di situ lalu kau kembalilah ke hotel."

"Kalau Dara tidur, kita bisa meninggalkannya di hotel, kalau dia tidak tidur, seperti biasa kita akan mengajaknya."

"Rangga, gunakan kecepatanmu untuk melumpuhkan penculik yang ada di depan rumah tua." Galang menghentikan ucapannya.

"Mereka kemungkinan akan beraksi tengah malam. Aku sudah menyelidikinya. Keluarga korban sudah mempersiapkan uangnya. Kita punya waktu dua jam sebelum mereka berangkat." Kata Rangga.

"Karmen, apa kamu siap?" Tanya Galang.

"Siap, bos!" Jawab Karmen.

"Siap, bos!" Dara menirukan ucapan Karmen. Dia ternyata ada di belakang mereka. Menguping.

"Mik cucu!" Kata Dara selanjutnya. Karmen langsung bergegas ke dapur. Dara mengikutinya. Lalu Karmen membuatkan susu untuk Dara. Memberikan padanya dan menggendongnya. Dara mencium Karmen. Lalu mengucapkan terimakasih.

"Paman, Ayah!" Dara memamerkan susu dalam botol yang masih penuh. Dua pria langsung tersenyum. "Mik cucu!" Suara Galang dan Rangga bersamaan. Dara terkekeh.

"Rangga, apa kamu siap?" Tanya Galang.

Rangga lalu berdiri tegap. Menghadap ke arah Dara dan memberi hormat, "Siap, Bos!"

Dara meminta turun, lalu dia berdiri menirukan gerakan Rangga, "Ciap, Bos!"

Semua tertawa. Kini giliran Rangga berlari ke arah Dara yang masih berdiri sambil minum susu, lalu rangga menggendongnya.

Rangga menciumnya.

"Cantiknya, tapi belum mandi, kan? Kalau sudah mandi nanti tambah cantik, ya?"

Dara menganggukkan kepala. Lucu.

Mereka kini sedang bercanda dengan Dara. Dara sangat senang dan bahagia.

Waktu terus berjalan. Saat itu jam 6 menjelang malam, Galang dan Rangga telah siap. Mereka masing-masing membawa tas punggung berisi peralatan yang akan mereka pakai untuk menyelamatkan orang. Karmen dan Dara juga telah siap.

Dari sore dibujuk untuk tidur tetapi Dara tidak mau tidur, malah dia sama sekali tidak ngantuk. Dia kan memang tadi dengar, kalau tidur tidak akan diajak. Kali ini, Dara akan duduk di kursi depan. Kursi Dara sendiri sudah dipasang sore tadi oleh Rangga. Jadi, Dara sudah siap duduk di depan menemani Karmen.

Sebelum berangkat, Karmen menyalakan radio. Saat itu radio sedang menyiarkan kejadian ledakan bom di beberapa tempat.

*****

Kapten Herry sangat pusing. Dia tahu ini adalah pengalihan isu. Namun, ini memang sungguh terjadi dan memakan korban jiwa.

Polisi dalam tekanan. Di satu sisi, mereka harus menyelamatkan kepentingan umum, sementara di sisi lain, mereka mengabaikan keluarga Herlambang. Namun jika mereka berada di sana, itu juga membahayakan Dila dan lainnya.

"Ini laporan korban jiwa, Kapten!" Seorang polisi menyerahkan data korban jiwa. Kapten Herry sangat terpukul dengan semua itu.

Dia mengertakan gigi. Tangannya terkepal. Dia sangat emosional saat ini. "Aku akan membunuh mereka!" Teriaknya.

Semua petugas di kantor itu melihatnya sangat emosi dan marah. Tidak ada yang bersuara. Mereka semua juga sebenarnya sangat marah atas kejadian inii.

Kapten Herry sebenarnya sudah menyewa hacker untuk melacak keberadaan benda apapun yang mencurigakan dari penculik, namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda berhasil.

Akhirnya dia pasrah. Sementara, dua orang hacker masih saja terus berusaha mencari perangkat lunak yang digunakan oleh para penculik. Mereka sudah dua hari bekerja dan belum menemukan titik terang.

*****

Jam 7 kurang 10 menit, mereka hampir sampai di jembatan yang disebutkan Galang. Dara sedang bernyanyi, entah lagu apa yang dinyanyikan olehnya tak jelas. Saat itu, terdengar suara Dara, "Mik cucuaa... Mik cucuaaaa....!" Galang mengambil botol susu, lalu menyerahkannya pada Dara. Namun ditolaknya. Galang sangat heran.

"Dia sedang menyanyi." Kata Karmen.

Tiba di jembatan, Karmen memperlambat laju kendaraan, dia lalu menurunkan kaca jendela pintu sebelah kiri. Galang melompat seperti terbang, lalu disusul Rangga.

Detik berikutnya, mereka sudah berada di hutan. Gerakan mereka secepat kilat. Berlari seperti angin dan tak menimbulkan suara berisik.

Saat memasuki hutan, mereka sayup-sayup mendengar suara genset. Letaknya mungkin jauh di tengah hutan, itulah listrik yang mereka gunakan sehari-hari.

"Setelah aba-abaku, kamu cabut kabelnya, dan aku akan beraksi!" Kata Galang saat dalam perjalanan di tepi sungai di bagian belakang rumah tua.

"Mengerti, bos. Kita tak akan mengecewakan Dara!" Jawab Rangga.

Dalam beberapa menit, mereka telah sampai di sungai di kiri rumah tua. Rumah itu sangat gelap dan mencekam. Rangga berkelebat ke arah depan rumah. Matanya yang tajam melihat ada tiga orang berjaga di depan.

Suara burung hantu malam bisa dimanfaatkan. Dalam sekejap, Rangga berhasil melumpuhkan tiga penjaga hanya dalam waktu beberapa detik saja. Lalu Rangga dengan entengnya membawa ketiga orang itu ke sungai. Jauh dari rumah itu, sebelumnya, dia bersiul layaknya burung hantu untuk memberi kode pada Galang.

Galang yang sudah berada di atap kemudian beraksi. Dia mengintai ke dalam, ada tiga orang berada di ruang peralatan, termasuk seorang pemuda. Di sana dia sedang memantau pergerakan di kota. Galang melihat pemuda itu memegang sebuah benda yang mirip remote control. Tapi, benda itu lebih lebar dan memiliki banyak tombol.

"Jadi aku harus memotong tangannya agar dia tidak sempat nenekan tombol. Aku akan memotong tangannya." Gumamnya.

Lalu Galang menekan tombol kode yang terhubung dengan sebuah benda milik Rangga. Tiba-tiba listrik mati. Pada saat bersamaan dengan listrik mati, Galang bergerak turun secepat kilat dan memotong tangan pemuda itu.

"Argh!" Pemuda itu menjerit memegangi tangannya yang telah putus. Galang mengambil remote control dan memasukkan ke dalam tas.

Lalu dengan gerak cepat, dia sudah membuat pingsan para penculik. Saat itu, listrik kembali menyala. Terlihat hanya tinggal pemuda itu yang tidak pingsan dan wajahnya sangat ketakutan.

Saat itu Rangga masuk, mengikat kaki dan tangan semua orang, membungkus luka pada tangan yang dipotong.

"Siapa kamu?" Tanya pemuda itu.

"Aku adalah malaikat kematian, kalian beruntung. Belum waktunya kalian mati! Tapi kalian aka segera mati!" Jawab Rangga.

Galang yang berada di lantai dua, mengikat dua orang penculik dalam kamar yang mengurung Dila, lalu segera melepas ikatan Dila dan membopongnya turun.

"Buat dia pingsan, ambil semua peralatan dan kita pergi!" Kata Galang.

Dengan sekali gerakan, pemuda itu dibuat pingsan oleh Rangga lalu tangannya diikat ke tangan penculik lain. Tidak lupa kaki orang itu juga diikat. Rangga mengambil semua ponsel dan laptop, kunci mobil dan semua senjata api dan senjata tajam.

Dila yang melihat semua ini antara terkejut dan senang. Dia sudah diselamatkan. Dila menangis. Tapi kali ini adalah tangisan bahagia. Di dalam mobil, Rangga dan Galang saling pandang.

Episodes
1 Penculikan
2 Misi Rahasia
3 Dara
4 Ancaman Dari Penculik
5 Misi Rahasia Kedua
6 Teledor
7 Bertemu Penyelamat
8 Ardelia Hotel
9 Anton Yang Misterius
10 Penyekapan
11 Akhirnya Terbongkar
12 Bos Mafia
13 Menginap Di Rumah Jatmiko
14 Ancaman Rocky
15 Kejadian Di Mal
16 Tamu Tak Diundang
17 Bertemu Teman SMA
18 Bertemu Direktur
19 Orang Tua Aneh
20 Mirip Dara
21 Diana Dan Dara
22 Siswa Paling Miskin
23 Undangan Raja Kota Pulau
24 Para Perompak
25 Bertempur Dengan Perompak
26 Duel
27 Restoran Kota Pulau
28 Raja Kota Pulau
29 Bertemu Lagi
30 Sepanduk Pahlawan
31 Pembaca Yang Budiman
32 Kakek Li
33 Racun Pedang
34 Diana Dan Karmen Yang Cantik
35 Kehebatan Diana
36 Pesta Meriah Dan Ketegasan Diana
37 Kembali Ke Kota S
38 Klan Harimau
39 Tiga Restoran Pulau Dom
40 Menghukum Penindas
41 Pulau Bintang
42 Pertemuan Mengharukan
43 Berpisah Lagi
44 Melawan Tekanan Rocky
45 Heboh Di Restoran
46 Kota Pelabuhan Malaka
47 Penyerang Gelap
48 Seribu Pil Ajaib
49 Lelang hari Pertama
50 Menghina CEO
51 Melakukan Tindakan
52 Keluarga Santaro
53 Ulang Tahun Guru Hana
54 Hadiah Dari Diana
55 Bukit Gunar
56 Reuni
57 Nona Keluarga Darmawan
58 Siapa Sebenarnya Diana?
59 Milik Nona Diana
60 Tujuh Bayangan Naga
61 Raja Naga Kesepuluh
62 Kastil Naga
63 Elena Diculik
64 Menyelamatkan Elena Dan Ken
65 Menolong Orang
66 Diana Vs Rocky 1
67 Diana Vs Rocky 2
68 Diana Vs Rocky 3
69 Diana Vs Rocky 4
70 Diana Sang Penyelamat
71 Pulau Harimau
72 Pembunuh Bayaran
73 Bantuan Dari Gunung Mer
74 Guru Galuh
75 Pasukan Hantu Tanah
76 Pertarungan Raja Naga
77 Bai Lang Yang Kuat
78 Strategi Galang
79 Membeli Rumah
80 Mendapat Hadiah Rumah
81 Konflik Hati
82 Pertolongan
83 Hukuman Dari Diana
84 Pulau Konflik
85 Menginap di Pulau
86 Pantang Menyerah
87 Perang
88 Tidak Ada Ampun
89 Menghadapi Bahaya
90 Korban Rocky
91 Gunung Mer Kota M
92 Bertemu Kapten Herry
93 Heboh Kota M
94 Restoran Kota M
95 Menemui Tahanan
96 Teman SMP
97 Ke Tempat Wisata
98 Pertarungan Di Bukit Karang
99 Terdampar
100 Makhluk Bermata Api
101 Yang Diutus
102 Bersekutu
103 Bantuan Prajurit
104 Menjadi Panglima Perang
105 Hari Kesembilan
106 Dara Ingin Berperang
107 Hati Prajurit
108 Perang Hari Pertama
109 Penyusup
110 Perang Hari Kedua
111 Singa Dari Timur
112 David Dan Anton
113 Tidak Disangka
114 Pemuda Rambut Panjang
115 Tanggung Jawab Panglima
116 Hadiah Untuk Dara
117 Perang Hari Ketiga
118 Kepahlawanan Diana Dan Galang
119 Menyerah
120 Perjanjian Damai
121 Penyambutan Kota M
122 Rencana Diana
123 Janji Gubernur
124 Anak Emas
125 SMA Kota M
126 Erina Siswi Tercantik
127 Guru Retno Dan Guru Rangga
128 Membela Erina
129 Hal Aneh Di Sekolah
130 Ke Rumah Dinda
131 Anacaman Karmen
132 Bantuan Erina
133 Emosi Rangga
134 Ruang Bawah Tanah
135 Tugas Berat Dua Jenderal
136 Kalung Seribu Keajaiban
137 Bertemu Teman Dari Ibukota
138 Ketahuan
139 Presdir Home Resto
140 Di Rumah Diana
141 Pasukan Khusus
142 Taktik Diana
143 Rangga Dan Karmen
144 Wakil Kepala Sekolah
145 Erina Beraksi
146 Dia Adalah Nona Diana
147 Desa Hulu Sungai
148 Mencari Restoran
149 Aksi Rangga
150 Pendekar Kecil
151 Bertemu Para Pendekar
152 Suro Kampak
153 Ancaman Diana
154 Diserang Panah
155 Teror
156 Kemenangan
157 Kelakuan Dara
158 Meneruskan Perjalanan
159 Hutan Siluman
160 Ratu Keabadian
161 Penguasa Hutan
162 Tangis Dara
163 Anak Adipati
164 Raden Aryo Gumilar
165 Kudeta
166 Hukuman Mati
167 Titah Raja
168 Ksatria Masa Depan
169 Menguji Panglima
170 Keputusan Diana
171 Empat Jenderal
172 Alat Tempur
173 Lembah Katak
174 Keributan
175 Pertapa Sakti
176 Diiana dan Pertapa Sakti
177 Ancaman Karmen
178 Raja Dan Diana
179 Serbuan Ke Istana
180 Pertempuran Dekat Istana
181 Diana Makin Hebat
182 Bantuan Pasukan
183 Pasukan Pertapa Sakti
184 Penyihir
185 Bola-Bola Api
186 Para Penyihir Dibunuh
187 Prajurit Raksasa
188 Pasukan Naga
189 Undangan Raja
190 Para Pangeran
191 Sekutu Jung Saka
192 Senjata Api
193 Membalikkan Serangan
194 Menghabisi hantu Tanah
195 Naga Patah hati
196 Diana Mengamuk
197 Memulangkan Sisa Prajurit
198 Menanti Ibu
199 Membujuk Dara
200 Dara Dan Pertapa Sakti
201 Pertolongan
202 Grup Ye Mundur
203 Sedang Tidur
204 Galang
205 Tuan Muda Yang
206 Tuan Muda Keluarga Hartono
207 Tersinggung
208 Hadiah Dari Galang
209 Grup Bintang
210 Keributan Di Lobi
211 Semua Tentang Galang
212 Diajak Ye Ling
213 Restoran Bintang
214 Teman Baru Tanpa Senyum
215 Kartu Hitam Berlian
216 Emosi Memuncak
217 Diselamatkan Ye Ling
218 Misteri Galang
219 Putri Walikota Diculik
220 Kecelakaan Mobil
221 Dikunjungi Walikota
222 Hadiah Walikota
223 Keluarga Hartawan Bangkit
224 Mengincar Keluarga Ye
225 Prahara Di Kuil
226 Undangan Lelang
227 Gedung Pusat Bisnis
228 Kawasan Industri Rungkut
229 Lima Patung Perunggu
230 Pengumuman Presiden Yang
231 Interogasi
232 Tiger
233 Kedatangan Diana
234 Ayam Goreng Ye Ling
235 Rencana Galang
236 Restoran Tengah Sawah
237 Nasihat Anton
238 Masalah baru
239 Menolong Gadis
240 Undangan Keluarga Kirbi
241 Diana Dilamar
242 Menyamar
243 Rumah Sakit Utama Sulu
244 Pengantar Air
245 Mengembalikan Jaket
246 Menemani Bos
247 Salah Orang
248 Dicium Niken
249 Ketua Kelas Arman
250 Mengunjungi Keluarga Lin
251 Disambut Lin Mengxia
252 Cerita Lin Dongxia
253 Janji Menolong
254 Kedatangan Patung
255 Ratu Diana
256 Kegelisahan Diana
257 Tanah Lapang
258 Sopir Raja
259 Deputi Raja
260 Hadiah Satu Miliar
261 Undangan Istana
262 Persiapan Istana
263 Suara Rakyat
264 Tamu Istana
265 Penobatan Raja
266 Dukungan Kastil Naga
267 Perintah Raja
268 Ratu Diana Trending #1
269 Lukisan Raja
270 Kesedihan Raja
271 Keadaan Darurat
272 Perpisahan Dara
273 Galang Mengkhawatirkan Diana
274 Pergi Ke Medan Perang
275 Formasi Naga Emas
276 Kedatangan Musuh
277 Persiapan Perang
278 Pertemuan Dua Panglima
279 Serangan Pertama
280 Bola Bola Api
281 Duel
282 Sepuluh Setan
283 Naga Suci Mencari Jati Diri
Episodes

Updated 283 Episodes

1
Penculikan
2
Misi Rahasia
3
Dara
4
Ancaman Dari Penculik
5
Misi Rahasia Kedua
6
Teledor
7
Bertemu Penyelamat
8
Ardelia Hotel
9
Anton Yang Misterius
10
Penyekapan
11
Akhirnya Terbongkar
12
Bos Mafia
13
Menginap Di Rumah Jatmiko
14
Ancaman Rocky
15
Kejadian Di Mal
16
Tamu Tak Diundang
17
Bertemu Teman SMA
18
Bertemu Direktur
19
Orang Tua Aneh
20
Mirip Dara
21
Diana Dan Dara
22
Siswa Paling Miskin
23
Undangan Raja Kota Pulau
24
Para Perompak
25
Bertempur Dengan Perompak
26
Duel
27
Restoran Kota Pulau
28
Raja Kota Pulau
29
Bertemu Lagi
30
Sepanduk Pahlawan
31
Pembaca Yang Budiman
32
Kakek Li
33
Racun Pedang
34
Diana Dan Karmen Yang Cantik
35
Kehebatan Diana
36
Pesta Meriah Dan Ketegasan Diana
37
Kembali Ke Kota S
38
Klan Harimau
39
Tiga Restoran Pulau Dom
40
Menghukum Penindas
41
Pulau Bintang
42
Pertemuan Mengharukan
43
Berpisah Lagi
44
Melawan Tekanan Rocky
45
Heboh Di Restoran
46
Kota Pelabuhan Malaka
47
Penyerang Gelap
48
Seribu Pil Ajaib
49
Lelang hari Pertama
50
Menghina CEO
51
Melakukan Tindakan
52
Keluarga Santaro
53
Ulang Tahun Guru Hana
54
Hadiah Dari Diana
55
Bukit Gunar
56
Reuni
57
Nona Keluarga Darmawan
58
Siapa Sebenarnya Diana?
59
Milik Nona Diana
60
Tujuh Bayangan Naga
61
Raja Naga Kesepuluh
62
Kastil Naga
63
Elena Diculik
64
Menyelamatkan Elena Dan Ken
65
Menolong Orang
66
Diana Vs Rocky 1
67
Diana Vs Rocky 2
68
Diana Vs Rocky 3
69
Diana Vs Rocky 4
70
Diana Sang Penyelamat
71
Pulau Harimau
72
Pembunuh Bayaran
73
Bantuan Dari Gunung Mer
74
Guru Galuh
75
Pasukan Hantu Tanah
76
Pertarungan Raja Naga
77
Bai Lang Yang Kuat
78
Strategi Galang
79
Membeli Rumah
80
Mendapat Hadiah Rumah
81
Konflik Hati
82
Pertolongan
83
Hukuman Dari Diana
84
Pulau Konflik
85
Menginap di Pulau
86
Pantang Menyerah
87
Perang
88
Tidak Ada Ampun
89
Menghadapi Bahaya
90
Korban Rocky
91
Gunung Mer Kota M
92
Bertemu Kapten Herry
93
Heboh Kota M
94
Restoran Kota M
95
Menemui Tahanan
96
Teman SMP
97
Ke Tempat Wisata
98
Pertarungan Di Bukit Karang
99
Terdampar
100
Makhluk Bermata Api
101
Yang Diutus
102
Bersekutu
103
Bantuan Prajurit
104
Menjadi Panglima Perang
105
Hari Kesembilan
106
Dara Ingin Berperang
107
Hati Prajurit
108
Perang Hari Pertama
109
Penyusup
110
Perang Hari Kedua
111
Singa Dari Timur
112
David Dan Anton
113
Tidak Disangka
114
Pemuda Rambut Panjang
115
Tanggung Jawab Panglima
116
Hadiah Untuk Dara
117
Perang Hari Ketiga
118
Kepahlawanan Diana Dan Galang
119
Menyerah
120
Perjanjian Damai
121
Penyambutan Kota M
122
Rencana Diana
123
Janji Gubernur
124
Anak Emas
125
SMA Kota M
126
Erina Siswi Tercantik
127
Guru Retno Dan Guru Rangga
128
Membela Erina
129
Hal Aneh Di Sekolah
130
Ke Rumah Dinda
131
Anacaman Karmen
132
Bantuan Erina
133
Emosi Rangga
134
Ruang Bawah Tanah
135
Tugas Berat Dua Jenderal
136
Kalung Seribu Keajaiban
137
Bertemu Teman Dari Ibukota
138
Ketahuan
139
Presdir Home Resto
140
Di Rumah Diana
141
Pasukan Khusus
142
Taktik Diana
143
Rangga Dan Karmen
144
Wakil Kepala Sekolah
145
Erina Beraksi
146
Dia Adalah Nona Diana
147
Desa Hulu Sungai
148
Mencari Restoran
149
Aksi Rangga
150
Pendekar Kecil
151
Bertemu Para Pendekar
152
Suro Kampak
153
Ancaman Diana
154
Diserang Panah
155
Teror
156
Kemenangan
157
Kelakuan Dara
158
Meneruskan Perjalanan
159
Hutan Siluman
160
Ratu Keabadian
161
Penguasa Hutan
162
Tangis Dara
163
Anak Adipati
164
Raden Aryo Gumilar
165
Kudeta
166
Hukuman Mati
167
Titah Raja
168
Ksatria Masa Depan
169
Menguji Panglima
170
Keputusan Diana
171
Empat Jenderal
172
Alat Tempur
173
Lembah Katak
174
Keributan
175
Pertapa Sakti
176
Diiana dan Pertapa Sakti
177
Ancaman Karmen
178
Raja Dan Diana
179
Serbuan Ke Istana
180
Pertempuran Dekat Istana
181
Diana Makin Hebat
182
Bantuan Pasukan
183
Pasukan Pertapa Sakti
184
Penyihir
185
Bola-Bola Api
186
Para Penyihir Dibunuh
187
Prajurit Raksasa
188
Pasukan Naga
189
Undangan Raja
190
Para Pangeran
191
Sekutu Jung Saka
192
Senjata Api
193
Membalikkan Serangan
194
Menghabisi hantu Tanah
195
Naga Patah hati
196
Diana Mengamuk
197
Memulangkan Sisa Prajurit
198
Menanti Ibu
199
Membujuk Dara
200
Dara Dan Pertapa Sakti
201
Pertolongan
202
Grup Ye Mundur
203
Sedang Tidur
204
Galang
205
Tuan Muda Yang
206
Tuan Muda Keluarga Hartono
207
Tersinggung
208
Hadiah Dari Galang
209
Grup Bintang
210
Keributan Di Lobi
211
Semua Tentang Galang
212
Diajak Ye Ling
213
Restoran Bintang
214
Teman Baru Tanpa Senyum
215
Kartu Hitam Berlian
216
Emosi Memuncak
217
Diselamatkan Ye Ling
218
Misteri Galang
219
Putri Walikota Diculik
220
Kecelakaan Mobil
221
Dikunjungi Walikota
222
Hadiah Walikota
223
Keluarga Hartawan Bangkit
224
Mengincar Keluarga Ye
225
Prahara Di Kuil
226
Undangan Lelang
227
Gedung Pusat Bisnis
228
Kawasan Industri Rungkut
229
Lima Patung Perunggu
230
Pengumuman Presiden Yang
231
Interogasi
232
Tiger
233
Kedatangan Diana
234
Ayam Goreng Ye Ling
235
Rencana Galang
236
Restoran Tengah Sawah
237
Nasihat Anton
238
Masalah baru
239
Menolong Gadis
240
Undangan Keluarga Kirbi
241
Diana Dilamar
242
Menyamar
243
Rumah Sakit Utama Sulu
244
Pengantar Air
245
Mengembalikan Jaket
246
Menemani Bos
247
Salah Orang
248
Dicium Niken
249
Ketua Kelas Arman
250
Mengunjungi Keluarga Lin
251
Disambut Lin Mengxia
252
Cerita Lin Dongxia
253
Janji Menolong
254
Kedatangan Patung
255
Ratu Diana
256
Kegelisahan Diana
257
Tanah Lapang
258
Sopir Raja
259
Deputi Raja
260
Hadiah Satu Miliar
261
Undangan Istana
262
Persiapan Istana
263
Suara Rakyat
264
Tamu Istana
265
Penobatan Raja
266
Dukungan Kastil Naga
267
Perintah Raja
268
Ratu Diana Trending #1
269
Lukisan Raja
270
Kesedihan Raja
271
Keadaan Darurat
272
Perpisahan Dara
273
Galang Mengkhawatirkan Diana
274
Pergi Ke Medan Perang
275
Formasi Naga Emas
276
Kedatangan Musuh
277
Persiapan Perang
278
Pertemuan Dua Panglima
279
Serangan Pertama
280
Bola Bola Api
281
Duel
282
Sepuluh Setan
283
Naga Suci Mencari Jati Diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!