Teledor

"Halo, Kapten! Apakah semua bom sudah ditemukan?" Tanya Galang saat menelepon. Yang ditelepon adalah Kapten Herry.

"Ya, sudah!" Jawab Herry.

"Sekarang bawa anak buahmu ke selatan kota, ke rumah tua bekas markas polisi kehutanan. Penculik telah dilumpuhkan!" Kata Elang lagi.

"Siapa ini?!" Tanya Herry.

"Jangan banyak tanya. Apa kamu ingin mereka sadar dan kabur? Semua barang bukti ada di mobil terparkir di selatan kota di pinggir jalan!" Suara Elang tampak tidak senang.

"Baik.. Baik!" Jawab Herry. Lalu Galang menutup telepon.

Saat itu Karmen dan Dara sudah menunggu mereka. Galang memindahkan Dila ke mobilnya dan mobil melaju menuju rumah sakit. Saat itu jam 8 malam.

"Berikan nomor telepon rumahmu!" Galang lalu menyodorkan telepon genggam ke Dila. Dila lalu mengetik nomor telepon rumahnya.

Terdengar suara memanggil. "Halo, apa yang harus aku lakukan?" Suara di seberang telepon tampak panik.

"Anak Anda sudah saya selamatkan, saya akan membawanya ke rumah sakit. Telepon polisi untuk mengamankan rumah, lalu datang ke rumah sakit!" Galang mematikan telepon.

Tiba di rumah sakit, Galang lalu menggendong Dila ke IGD. Dia memberi penjelasan ke petugas. Petugas mengerti dan langsung membawa Dila untuk segera ditangani.

Setelah kembali ke mobil, Galang lalu mengajak mereka makan malam. Tangannya menyentuh lengan Dara yang duduk di samping Karmen yang sedang mengemudi.

"Kita makan malam!" Kata Galang.

"Ayam goleng!" Seru Dara.

"Paman mau bebek goreng!" Seru Rangga.

"Bibi juga bebek goreng!" Seru Karmen.

"Ayah juga bebek goreng!" Terakhir Galang juga berkata bahwa dia mau bebek goreng.

Dara langsung cemberut. Tidak ada yang mau ayam goreng. Lalu mulut Dara bergerak-gerak. Matanya berkaca-kaca detik berikutnya dia sudah menangis sekeras-kerasnya. Dia tidak terima.

"Iya, kita akan makan ayam goreng. Bibi Karmen dan Paman Rangga hanya bercanda." Galang dengan lembut memberi keputusan.

"Mik cucu!" Kata Dara. Galang mengambil botol susu dara. Lalu memberikan padanya.

Dara menerima botol itu dengan kasar. Dia masih marah. Namun tangisnya sudah reda. Mereka semua tersenyum melihat tingkah Dara. Namun Karmen justru menitikkan air mata. Lalu menyekanya dengan tisu.

Sampai di sebuah kedai makan di pinggir jalan, mereka berhenti. Kedai itu berdinding kain yang bergambar ayam, merpati, bebek, dan ikan. Dara melihat itu senang sekali. Dia sering diajak makan di tempat seperti itu. Dia menyangka pedagangnya selalu mengikutinya kemana dia pergi.

Mereka masuk dan duduk lesehan yang masih kosong tepat di tengah ruangan. Orang-orang menatap mereka dengan tatapan menyelidik. Mereka bukan orang sini.

Rangga pergi ke bagian kasir dan berkata, "Bebek goreng ya?" Bertanya begitu dia menatap Dara. Dara yang tidak terima lalu membuang muka. "Huh!"

Rangga tersenyum.

"Ayam goreng 4, ya." Setelah itu dia duduk di sebelah Galang. Rangga melihat sekeliling. Kedai itu ramai sekali. Di luar tampak masih antri orang yang mau masuk.

Saat itu terdengar percakapan serius.

"Akhirnya para penculik itu ditangkap! Menurut informasi, bos penculik tangannya dipotong." Kata salah seorang pengunjung laki-laki membuka percakapan.

Rangga dan Galang saling berpandangan. Karmen melotot ke arah Galang dan Rangga. Dara juga memelototi mereka menirukan Karmen.

"Iya, aku dengar, ketika polisi datang, mereka semua sudah terikat. Dengan begitu polisi tidak ada kesulitan menangkap mereka." Sahut yang lain.

"Siapa sebenarnya yang sudah mempecundangi para penculik? Aku juga dengar mereka mengantar wanita yang diculik ke rumah sakit. Jadi pihak rumah sakit pasti tahu orangnya." Yang lain ikut bicara dan penasaran.

Tiba-tiba dua orang tinggi besar masuk. Mereka melihat sekeliling. Ketika melihat Karmen, mereka tersenyum. Lalu melangkah dan duduk di dekatnya.

"Halo cantik, boleh aku duduk di sini?" Sapa mereka.

Karmen tak menjawab, lalu menggeser duduknya. Memindahkan Dara ke dekat Galang. Galang dan Rangga tidak bereaksi apa-apa.

"Silahkan." Kata Karmen.

Meja itu memang bisa untuk 8 orang. Dua orang lagi masih tersisa. Dara tidak senang dengan dua pria itu. Dia tidak menyukai mereka.

"Boleh kenalan, cantik?" Kata pria lagi sambil menyodorkan tangannya. Karmen merasa risih lalu menatap Galang dan Rangga. Ditatap begitu, Rangga dan Galang tersenyum acuh. Dara justru marah. Dia memelototi Ayahnya dan Rangga.

"Lihat! Anaknya marah, Pak!" Seru Rangga menunjuk pada Dara. Kedua pria itu melihat ke arah Rangga lalu menatap Dara. Dara memang terlihat marah. Tapi marah kepada Rangga dan Galang. Mereka tidak melindungi Bibi Karmen.

"Tidak ada hubungannya dengamu!" Bentak pria itu pada Rangga.

"Oh, maaf!" Kata Rangga sambil tersenyum mengejek.

Orang-orang yang melihat itu sangat ketakutan. Mereka tahu kedua orang itu. Mereka adalah penguasa jalanan kota. Anak buahnya banyak. Tak ada orang yang berani berurusan dengan mereka.

"Kamu lebih baik diam. Jangan ikut campur!" Bentak pria besar yang satunya.

Saat itu, pesanan 4 ayam goreng mereka telah matang. Pelayan mengantarkan ke meja mereka.

Dua pria itu tiba-tiba mengambil dua porsi pesanan Rangga. Rangga marah. Dia tidak terima.

"Itu pesanan kami!" Teriak Rangga. Semua orang melihat Rangga. Galang hanya diam saja. Sementara Karmen mencibir. Dara juga ikut marah. Kok bisa-bisanya pesanan orang diambil. Dia mendukung Paman Rangga.

"Kau mau melawanku ya?" Tanya pria itu.

"Kamu tahu siapa kami?" Tanya pria yang satunya.

Rangga hanya tersenyum mengejek. Dia sama sekali tidak takut.

"Tunggu dulu, yang punya pesanan adalah Gadis Kecil ini. Kalau dia setuju kalian ambil dua porsi, maka kalian boleh ambil. Tapi kalau dia tidak setuju, maka kalian tidak boleh mengambilnya."

Galang lalu menoleh ke Dara, "Bagaimana, apa ayam goreng itu boleh diambil mereka?" Tanya Galang. Sepontan Dara menggeleng.

"Kalian lihat? Dia tidak setuju!" Kata Galang pada dua pria itu.

Kedua orang itu marah. Mereka merasa dilecehkan. Mereka akan memukul galang dan Rangga. Namun Galang bertindak cepat, dengan sebuah gerakan, tiba-tiba dua pria itu sudan jatuh tanpa ada kerusakan apapun di kedai itu. Dua pria itu melotot, namun tak bisa menggerakan badan. Tubuhnya seperti kaku. Hanya mulutnya yang bisa bergerak dan bersuara menahan sakit.

Rangga mendekati mereka lalu berbisik.

Detik berikutnya, mereka berteriak minta ampun. "Ampun ! Ampuni kami! Kami tidak akan menindas orang lagi" kata mereka.

Lalu Rangga melepas totokan pada tubuh mereka.

Kedua pria itu bisa bergerak, tapi kali ini mereka sangat ketakutan.

"Kalian harus meminta maaf pada gadis kecil itu dan wanita ini. Jika mereka memaafkanmu, maka kalian boleh pergi. Tapi jika mereka tidak memaafkanmu. Dia akan benar-benar melakukannya!" Suara Rangga makin membuat kedua orang itu ketakutan.

"Gadis cantik, Gadis Kecil, kami meminta maaf!" Teriak mereka.

Karmen tak melihat mereka. "Sana-sana!" Kata Karmen. Dara melihat ke arah Karmen.

Dia juga tidak mau melihat ke arah dua pria itu. "Sana-sana!" Dara menirukan suara Karmen.

"Terimakasih Gadis Kecil!" Kedua pria itu lalu meninggalkan kedai dengan rasa malu. Belum pernah mereka dipecundangi orang begini. Namun, mendengar apa yang diucapkan Rangga, mereka merasa ngeri. Mereka tak akan berurusan dengan orang-orang itu lagi di kemudian hari.

"Apa yang kamu katakan? Mereka sangat ketakutan." Tanya Galang.

Dengan suara agak pelan, Rangga berucap, "Kamu yang membasmi penculik itu dan memotong tangan bosnya. Lalu aku bilang bahwa kamu juga akan memotong tangan mereka." Suara Rangga hanya didengar oleh Galang dan Karmen. Mereka lalu tersenyum.

Dara terlihat sedang sibuk memakan ayam gorengnya. Dia terlihat menikmati ayam goreng pesanannya. Detik berikutnya, mereka semua makan dengan santai. Tak ada yang menggangu mereka lagi.

Orang-orang kembali sibuk dengan obrolan penculik. Mereka penasaran dengan orang yang berhasil membuat para penculik tak berkutik.

Saat itu, Dara tak sengaja memakan sambal. Dia tidak tahu kalau itu sambal dan memakannya. Karmen juga tidak sempat memperhatikannya. Lalu suara tangis Dara meledak. Dia ketakutan dengan rasa di mulutnya. Galang yang panik lalu memberikan susu. Dara meminumnya, tetepi kemudian Dara memuntahkannya. Terlihat justru saat ini Dara muntah-muntah.

Semua orang ikut panik. Rangga membayar ke kasir. Dia memberikan uang 500 ribu sebagai kompensasi. Kasir menolak tetapi Rangga memaksanya

Berikutnya Galang menggendong Dara yang terlihat pucat dan lemah, namun bibirnya berwarna merah.

"Ke rumah sakit. Cepat!" Teriak Galang. Semua orang memandang kepergian mereka. Menaiki mobil dan akhirnya tak terlihat lagi.

Sampai di rumah sakit, Galang langsung menggendong Dara dan membawanya ke IGD. Galang membawa masuk Dara diikuti Karmen. Sementara Rangga menunggu di luar.

Dara masih sayup-sayup menangis. Petugas yang menemuinya tadi melihat Galang dan ingin bertanya banyak hal, namun Galang hanya ingin mereka menangani Dara secepatnya. Setelah itu Galang ke ruang pendaftaran, membayar lalu kembali ke Dara.

Saat itu dokter dan perawat sedang memeriksanya. "Dia keracunan cabai. Dia terlalu kecil untuk memakan sambal." Kata dokter.

"Kami akan memasang infus agar bisa memasukkan obat. Dia akan baik-baik saja. Silahkan mendaftar untuk sewa kamar pasien." Kata dokter lagi.

"Kira-kira berapa hari, Dok?" Tanya Galang.

"3 hari." Jawab dokter singkat.

Galang dan Karmen merasa lega. Galang lalu mendaftar untuk layanan kamar pasien.

"Silahkan untuk memilih kamar pasien." Kata petugas.

Galang lalu memilih kamar pasien yang termahal. Petugas terkejut, "Untuk kamar VVIP, Anda diwajibkan membayar 50 persen terhitung anjuran dokter. Pasien akan diperkirakan dirawat berapa hari. Maka Anda membayar layanan kamar separuhnya. Biaya lain-lainnya seperti obat dan perawatan bisa dibayar saat pasien siap pulang." Kata petugas lagi.

"Baik." Jawab Galang singkat.

Setelah selesai, Galang lalu ke bagian administrasi dan membayar separuhnya.

Terpopuler

Comments

Darien Gap

Darien Gap

baru sampai sini. nice story

2024-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Penculikan
2 Misi Rahasia
3 Dara
4 Ancaman Dari Penculik
5 Misi Rahasia Kedua
6 Teledor
7 Bertemu Penyelamat
8 Ardelia Hotel
9 Anton Yang Misterius
10 Penyekapan
11 Akhirnya Terbongkar
12 Bos Mafia
13 Menginap Di Rumah Jatmiko
14 Ancaman Rocky
15 Kejadian Di Mal
16 Tamu Tak Diundang
17 Bertemu Teman SMA
18 Bertemu Direktur
19 Orang Tua Aneh
20 Mirip Dara
21 Diana Dan Dara
22 Siswa Paling Miskin
23 Undangan Raja Kota Pulau
24 Para Perompak
25 Bertempur Dengan Perompak
26 Duel
27 Restoran Kota Pulau
28 Raja Kota Pulau
29 Bertemu Lagi
30 Sepanduk Pahlawan
31 Pembaca Yang Budiman
32 Kakek Li
33 Racun Pedang
34 Diana Dan Karmen Yang Cantik
35 Kehebatan Diana
36 Pesta Meriah Dan Ketegasan Diana
37 Kembali Ke Kota S
38 Klan Harimau
39 Tiga Restoran Pulau Dom
40 Menghukum Penindas
41 Pulau Bintang
42 Pertemuan Mengharukan
43 Berpisah Lagi
44 Melawan Tekanan Rocky
45 Heboh Di Restoran
46 Kota Pelabuhan Malaka
47 Penyerang Gelap
48 Seribu Pil Ajaib
49 Lelang hari Pertama
50 Menghina CEO
51 Melakukan Tindakan
52 Keluarga Santaro
53 Ulang Tahun Guru Hana
54 Hadiah Dari Diana
55 Bukit Gunar
56 Reuni
57 Nona Keluarga Darmawan
58 Siapa Sebenarnya Diana?
59 Milik Nona Diana
60 Tujuh Bayangan Naga
61 Raja Naga Kesepuluh
62 Kastil Naga
63 Elena Diculik
64 Menyelamatkan Elena Dan Ken
65 Menolong Orang
66 Diana Vs Rocky 1
67 Diana Vs Rocky 2
68 Diana Vs Rocky 3
69 Diana Vs Rocky 4
70 Diana Sang Penyelamat
71 Pulau Harimau
72 Pembunuh Bayaran
73 Bantuan Dari Gunung Mer
74 Guru Galuh
75 Pasukan Hantu Tanah
76 Pertarungan Raja Naga
77 Bai Lang Yang Kuat
78 Strategi Galang
79 Membeli Rumah
80 Mendapat Hadiah Rumah
81 Konflik Hati
82 Pertolongan
83 Hukuman Dari Diana
84 Pulau Konflik
85 Menginap di Pulau
86 Pantang Menyerah
87 Perang
88 Tidak Ada Ampun
89 Menghadapi Bahaya
90 Korban Rocky
91 Gunung Mer Kota M
92 Bertemu Kapten Herry
93 Heboh Kota M
94 Restoran Kota M
95 Menemui Tahanan
96 Teman SMP
97 Ke Tempat Wisata
98 Pertarungan Di Bukit Karang
99 Terdampar
100 Makhluk Bermata Api
101 Yang Diutus
102 Bersekutu
103 Bantuan Prajurit
104 Menjadi Panglima Perang
105 Hari Kesembilan
106 Dara Ingin Berperang
107 Hati Prajurit
108 Perang Hari Pertama
109 Penyusup
110 Perang Hari Kedua
111 Singa Dari Timur
112 David Dan Anton
113 Tidak Disangka
114 Pemuda Rambut Panjang
115 Tanggung Jawab Panglima
116 Hadiah Untuk Dara
117 Perang Hari Ketiga
118 Kepahlawanan Diana Dan Galang
119 Menyerah
120 Perjanjian Damai
121 Penyambutan Kota M
122 Rencana Diana
123 Janji Gubernur
124 Anak Emas
125 SMA Kota M
126 Erina Siswi Tercantik
127 Guru Retno Dan Guru Rangga
128 Membela Erina
129 Hal Aneh Di Sekolah
130 Ke Rumah Dinda
131 Anacaman Karmen
132 Bantuan Erina
133 Emosi Rangga
134 Ruang Bawah Tanah
135 Tugas Berat Dua Jenderal
136 Kalung Seribu Keajaiban
137 Bertemu Teman Dari Ibukota
138 Ketahuan
139 Presdir Home Resto
140 Di Rumah Diana
141 Pasukan Khusus
142 Taktik Diana
143 Rangga Dan Karmen
144 Wakil Kepala Sekolah
145 Erina Beraksi
146 Dia Adalah Nona Diana
147 Desa Hulu Sungai
148 Mencari Restoran
149 Aksi Rangga
150 Pendekar Kecil
151 Bertemu Para Pendekar
152 Suro Kampak
153 Ancaman Diana
154 Diserang Panah
155 Teror
156 Kemenangan
157 Kelakuan Dara
158 Meneruskan Perjalanan
159 Hutan Siluman
160 Ratu Keabadian
161 Penguasa Hutan
162 Tangis Dara
163 Anak Adipati
164 Raden Aryo Gumilar
165 Kudeta
166 Hukuman Mati
167 Titah Raja
168 Ksatria Masa Depan
169 Menguji Panglima
170 Keputusan Diana
171 Empat Jenderal
172 Alat Tempur
173 Lembah Katak
174 Keributan
175 Pertapa Sakti
176 Diiana dan Pertapa Sakti
177 Ancaman Karmen
178 Raja Dan Diana
179 Serbuan Ke Istana
180 Pertempuran Dekat Istana
181 Diana Makin Hebat
182 Bantuan Pasukan
183 Pasukan Pertapa Sakti
184 Penyihir
185 Bola-Bola Api
186 Para Penyihir Dibunuh
187 Prajurit Raksasa
188 Pasukan Naga
189 Undangan Raja
190 Para Pangeran
191 Sekutu Jung Saka
192 Senjata Api
193 Membalikkan Serangan
194 Menghabisi hantu Tanah
195 Naga Patah hati
196 Diana Mengamuk
197 Memulangkan Sisa Prajurit
198 Menanti Ibu
199 Membujuk Dara
200 Dara Dan Pertapa Sakti
201 Pertolongan
202 Grup Ye Mundur
203 Sedang Tidur
204 Galang
205 Tuan Muda Yang
206 Tuan Muda Keluarga Hartono
207 Tersinggung
208 Hadiah Dari Galang
209 Grup Bintang
210 Keributan Di Lobi
211 Semua Tentang Galang
212 Diajak Ye Ling
213 Restoran Bintang
214 Teman Baru Tanpa Senyum
215 Kartu Hitam Berlian
216 Emosi Memuncak
217 Diselamatkan Ye Ling
218 Misteri Galang
219 Putri Walikota Diculik
220 Kecelakaan Mobil
221 Dikunjungi Walikota
222 Hadiah Walikota
223 Keluarga Hartawan Bangkit
224 Mengincar Keluarga Ye
225 Prahara Di Kuil
226 Undangan Lelang
227 Gedung Pusat Bisnis
228 Kawasan Industri Rungkut
229 Lima Patung Perunggu
230 Pengumuman Presiden Yang
231 Interogasi
232 Tiger
233 Kedatangan Diana
234 Ayam Goreng Ye Ling
235 Rencana Galang
236 Restoran Tengah Sawah
237 Nasihat Anton
238 Masalah baru
239 Menolong Gadis
240 Undangan Keluarga Kirbi
241 Diana Dilamar
242 Menyamar
243 Rumah Sakit Utama Sulu
244 Pengantar Air
245 Mengembalikan Jaket
246 Menemani Bos
247 Salah Orang
248 Dicium Niken
249 Ketua Kelas Arman
250 Mengunjungi Keluarga Lin
251 Disambut Lin Mengxia
252 Cerita Lin Dongxia
253 Janji Menolong
254 Kedatangan Patung
255 Ratu Diana
256 Kegelisahan Diana
257 Tanah Lapang
258 Sopir Raja
259 Deputi Raja
260 Hadiah Satu Miliar
261 Undangan Istana
262 Persiapan Istana
263 Suara Rakyat
264 Tamu Istana
265 Penobatan Raja
266 Dukungan Kastil Naga
267 Perintah Raja
268 Ratu Diana Trending #1
269 Lukisan Raja
270 Kesedihan Raja
271 Keadaan Darurat
272 Perpisahan Dara
273 Galang Mengkhawatirkan Diana
274 Pergi Ke Medan Perang
275 Formasi Naga Emas
276 Kedatangan Musuh
277 Persiapan Perang
278 Pertemuan Dua Panglima
279 Serangan Pertama
280 Bola Bola Api
281 Duel
282 Sepuluh Setan
283 Naga Suci Mencari Jati Diri
Episodes

Updated 283 Episodes

1
Penculikan
2
Misi Rahasia
3
Dara
4
Ancaman Dari Penculik
5
Misi Rahasia Kedua
6
Teledor
7
Bertemu Penyelamat
8
Ardelia Hotel
9
Anton Yang Misterius
10
Penyekapan
11
Akhirnya Terbongkar
12
Bos Mafia
13
Menginap Di Rumah Jatmiko
14
Ancaman Rocky
15
Kejadian Di Mal
16
Tamu Tak Diundang
17
Bertemu Teman SMA
18
Bertemu Direktur
19
Orang Tua Aneh
20
Mirip Dara
21
Diana Dan Dara
22
Siswa Paling Miskin
23
Undangan Raja Kota Pulau
24
Para Perompak
25
Bertempur Dengan Perompak
26
Duel
27
Restoran Kota Pulau
28
Raja Kota Pulau
29
Bertemu Lagi
30
Sepanduk Pahlawan
31
Pembaca Yang Budiman
32
Kakek Li
33
Racun Pedang
34
Diana Dan Karmen Yang Cantik
35
Kehebatan Diana
36
Pesta Meriah Dan Ketegasan Diana
37
Kembali Ke Kota S
38
Klan Harimau
39
Tiga Restoran Pulau Dom
40
Menghukum Penindas
41
Pulau Bintang
42
Pertemuan Mengharukan
43
Berpisah Lagi
44
Melawan Tekanan Rocky
45
Heboh Di Restoran
46
Kota Pelabuhan Malaka
47
Penyerang Gelap
48
Seribu Pil Ajaib
49
Lelang hari Pertama
50
Menghina CEO
51
Melakukan Tindakan
52
Keluarga Santaro
53
Ulang Tahun Guru Hana
54
Hadiah Dari Diana
55
Bukit Gunar
56
Reuni
57
Nona Keluarga Darmawan
58
Siapa Sebenarnya Diana?
59
Milik Nona Diana
60
Tujuh Bayangan Naga
61
Raja Naga Kesepuluh
62
Kastil Naga
63
Elena Diculik
64
Menyelamatkan Elena Dan Ken
65
Menolong Orang
66
Diana Vs Rocky 1
67
Diana Vs Rocky 2
68
Diana Vs Rocky 3
69
Diana Vs Rocky 4
70
Diana Sang Penyelamat
71
Pulau Harimau
72
Pembunuh Bayaran
73
Bantuan Dari Gunung Mer
74
Guru Galuh
75
Pasukan Hantu Tanah
76
Pertarungan Raja Naga
77
Bai Lang Yang Kuat
78
Strategi Galang
79
Membeli Rumah
80
Mendapat Hadiah Rumah
81
Konflik Hati
82
Pertolongan
83
Hukuman Dari Diana
84
Pulau Konflik
85
Menginap di Pulau
86
Pantang Menyerah
87
Perang
88
Tidak Ada Ampun
89
Menghadapi Bahaya
90
Korban Rocky
91
Gunung Mer Kota M
92
Bertemu Kapten Herry
93
Heboh Kota M
94
Restoran Kota M
95
Menemui Tahanan
96
Teman SMP
97
Ke Tempat Wisata
98
Pertarungan Di Bukit Karang
99
Terdampar
100
Makhluk Bermata Api
101
Yang Diutus
102
Bersekutu
103
Bantuan Prajurit
104
Menjadi Panglima Perang
105
Hari Kesembilan
106
Dara Ingin Berperang
107
Hati Prajurit
108
Perang Hari Pertama
109
Penyusup
110
Perang Hari Kedua
111
Singa Dari Timur
112
David Dan Anton
113
Tidak Disangka
114
Pemuda Rambut Panjang
115
Tanggung Jawab Panglima
116
Hadiah Untuk Dara
117
Perang Hari Ketiga
118
Kepahlawanan Diana Dan Galang
119
Menyerah
120
Perjanjian Damai
121
Penyambutan Kota M
122
Rencana Diana
123
Janji Gubernur
124
Anak Emas
125
SMA Kota M
126
Erina Siswi Tercantik
127
Guru Retno Dan Guru Rangga
128
Membela Erina
129
Hal Aneh Di Sekolah
130
Ke Rumah Dinda
131
Anacaman Karmen
132
Bantuan Erina
133
Emosi Rangga
134
Ruang Bawah Tanah
135
Tugas Berat Dua Jenderal
136
Kalung Seribu Keajaiban
137
Bertemu Teman Dari Ibukota
138
Ketahuan
139
Presdir Home Resto
140
Di Rumah Diana
141
Pasukan Khusus
142
Taktik Diana
143
Rangga Dan Karmen
144
Wakil Kepala Sekolah
145
Erina Beraksi
146
Dia Adalah Nona Diana
147
Desa Hulu Sungai
148
Mencari Restoran
149
Aksi Rangga
150
Pendekar Kecil
151
Bertemu Para Pendekar
152
Suro Kampak
153
Ancaman Diana
154
Diserang Panah
155
Teror
156
Kemenangan
157
Kelakuan Dara
158
Meneruskan Perjalanan
159
Hutan Siluman
160
Ratu Keabadian
161
Penguasa Hutan
162
Tangis Dara
163
Anak Adipati
164
Raden Aryo Gumilar
165
Kudeta
166
Hukuman Mati
167
Titah Raja
168
Ksatria Masa Depan
169
Menguji Panglima
170
Keputusan Diana
171
Empat Jenderal
172
Alat Tempur
173
Lembah Katak
174
Keributan
175
Pertapa Sakti
176
Diiana dan Pertapa Sakti
177
Ancaman Karmen
178
Raja Dan Diana
179
Serbuan Ke Istana
180
Pertempuran Dekat Istana
181
Diana Makin Hebat
182
Bantuan Pasukan
183
Pasukan Pertapa Sakti
184
Penyihir
185
Bola-Bola Api
186
Para Penyihir Dibunuh
187
Prajurit Raksasa
188
Pasukan Naga
189
Undangan Raja
190
Para Pangeran
191
Sekutu Jung Saka
192
Senjata Api
193
Membalikkan Serangan
194
Menghabisi hantu Tanah
195
Naga Patah hati
196
Diana Mengamuk
197
Memulangkan Sisa Prajurit
198
Menanti Ibu
199
Membujuk Dara
200
Dara Dan Pertapa Sakti
201
Pertolongan
202
Grup Ye Mundur
203
Sedang Tidur
204
Galang
205
Tuan Muda Yang
206
Tuan Muda Keluarga Hartono
207
Tersinggung
208
Hadiah Dari Galang
209
Grup Bintang
210
Keributan Di Lobi
211
Semua Tentang Galang
212
Diajak Ye Ling
213
Restoran Bintang
214
Teman Baru Tanpa Senyum
215
Kartu Hitam Berlian
216
Emosi Memuncak
217
Diselamatkan Ye Ling
218
Misteri Galang
219
Putri Walikota Diculik
220
Kecelakaan Mobil
221
Dikunjungi Walikota
222
Hadiah Walikota
223
Keluarga Hartawan Bangkit
224
Mengincar Keluarga Ye
225
Prahara Di Kuil
226
Undangan Lelang
227
Gedung Pusat Bisnis
228
Kawasan Industri Rungkut
229
Lima Patung Perunggu
230
Pengumuman Presiden Yang
231
Interogasi
232
Tiger
233
Kedatangan Diana
234
Ayam Goreng Ye Ling
235
Rencana Galang
236
Restoran Tengah Sawah
237
Nasihat Anton
238
Masalah baru
239
Menolong Gadis
240
Undangan Keluarga Kirbi
241
Diana Dilamar
242
Menyamar
243
Rumah Sakit Utama Sulu
244
Pengantar Air
245
Mengembalikan Jaket
246
Menemani Bos
247
Salah Orang
248
Dicium Niken
249
Ketua Kelas Arman
250
Mengunjungi Keluarga Lin
251
Disambut Lin Mengxia
252
Cerita Lin Dongxia
253
Janji Menolong
254
Kedatangan Patung
255
Ratu Diana
256
Kegelisahan Diana
257
Tanah Lapang
258
Sopir Raja
259
Deputi Raja
260
Hadiah Satu Miliar
261
Undangan Istana
262
Persiapan Istana
263
Suara Rakyat
264
Tamu Istana
265
Penobatan Raja
266
Dukungan Kastil Naga
267
Perintah Raja
268
Ratu Diana Trending #1
269
Lukisan Raja
270
Kesedihan Raja
271
Keadaan Darurat
272
Perpisahan Dara
273
Galang Mengkhawatirkan Diana
274
Pergi Ke Medan Perang
275
Formasi Naga Emas
276
Kedatangan Musuh
277
Persiapan Perang
278
Pertemuan Dua Panglima
279
Serangan Pertama
280
Bola Bola Api
281
Duel
282
Sepuluh Setan
283
Naga Suci Mencari Jati Diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!