Semilir Angin sepoy sepoy menggoyangkan anak rambut di wajah seorang pria yang tertidur di sebuah dahan pohon besar di lemabah hutan hujan yang lebat. Tempat itu terasa sangat nyaman bagi Nuril yang tanpa sadar terlelap di sana.
Dengan dengkuran yang cukup keras dan raut wajah yang nampak sangat tenang. tidak tersirat kalau dia baru saja berjibaku membunuh siluman siluman buas dengan kekuatannya.
Dan secara naluri, tubuhnya menginginkan istirahat sebagai sarana untuk memulihkan energi nya, meskipun Nuril tidak merasa terlalu lelah ataupun lemah, karena dia tidak mengingat saat kekuatan besar itu mengambil alih tubuhnya.
Tarsius yang berbulu ke emasan juga setia menjaga tidur tuannya di ranting sebelahnya.
Namun saat Nuril mulai bangun dari tidurnya dia menggeliat dan langsung jatuh dari atas pohon "Hoam, a arggghhhh, sial!!" 'Krusuuukkkk' nuril langsung terjatuh ke semak.
"A aduh, pinggangku," lirih Nuril langsung memegangi punggungnya, diapun mulai memperhatikan sekitarnya dan langsung beranajak bangun "Di mana ini?, kenapa aku bisa tidur di sini?, apa masih di lembah kematian?" ucap Nuril
Diapun berjalan sedikit sempoyongan, "Kurasa ini bukan di lembah itu, suasananya jauh berbeda, bagaimana aku bisa pulang?, kenapa gadis gadis elf meninggalkan ku di sini?" ucap Nuril, diqpun langsung beranjak dengan cepat untuk mencari jalan pulang.
*
Sementara di tempat Lain, di ruangan tengah kediaman para gadis Elf, semuanya berkumpul dan terlihat berduka cita karena kehilangan sosok Nuril yqng mereka tinggalkan di lembah kematian.
"Aku tidak menyangka akan sesingkat ini kebersamaan kita dengan Nuril, Haruskah kita membuat ritual pemakaman untuknya?" tanya rayuna sambil terisak.
"Iya kak, aku setuju, jasad manusia tidak bisa memudar dengan cepat kan?, tapi kita juga tidak mungkin mencari jasadnya ke lembah itu lagi, hu hu hu" ucap Imelda yang juga menangis tersedu.
Sementara Aruni hanya diam seribu bahasa, dan hanya dengan linangan air matanya dia mengungkapkan rasa kehilangannya terhadap Nuril.
Meskipun Aruni baru beberapa hari bersama Nuril, tapi rasa kehilanganya itu terasa cukup sesak di dada Aruni. Itu mungkin karena dia merasa Nuril lah manusia pertama yang bisa dekat dengannya di negeri Elf itu.
"Aruni, kau pasti tau seperti apa tata cara pemakaman manusia kan?" tanya Rayuna
"Yah, aku tau, Hanya perlu membuat lubang dan menggundukan tanah di atasnya, lalu sebongkah batu yang di ukir nama sebagai penanda" ucap Aruni sembari menghapus air matanya.
"Baiklah, kita akan membuat ritual pemakaman untuk Nuril di depan halaman" ucap Rayuna.
"Iya kak" ucap Aruni
Mereka pun segera beranjak keluar untuk membuat acara pemakaman bagi Nuril, tapi mereka tidak benar benar menggali tanah seperti pemakaman yang sebenarnya.
Hanya sekedar menggundukan sepetak tanah sebagai simbolisasi untuk mengingat Nuril.
Rayuna juga mengukir sendiri nama Nuril di sebuah batu sebesar kepala.
.
Setelah pengerjaan prosesi pemakaman Nuril selesai, Aruni dan keempat gadis Elf berembung di samping gundukan tanah yang di buat mereka itu.
Aruni berjongkok dan menyentuh batu yang bertuliskan nama Nuril itu.
"Nuril, ku harap kau bisa tenang di alam sana, ku harap kau juga bisa memaafkanku, harusnya aku bisa menyelamatkan mu" ucap Aruni dengan terisak.
Di sisi lain Nuril dan Tarsius nya baru saja tiba dari belakang mereka, dia langsung menghampiri rembungan susana pemakaman itu dengan wajah yang sedih.
Dia mengira kalau ada saudarinya yang meninggal saat di lembah kematian. karena yang terakhir dia ingat kondisi nya sangat kacau.
"Aku turut berduka, aku minta maaf sudah melibatkan kalian di dalam urusanku" ucap Nuril berdiri paling belakang.
"Kami memaafkanmu Nuril. dan kamu juga harus memaafkan kami" ucap Narima tanpa menoleh.
"Tentu!, tentu saja" ucap Nuril
"Aku yakin dia pasti maafkan kita semua, aku bahkan bisa mendengar suaranya dari sana" ucap Rayuna sambil menepuk bahu Aruni
"Iya kak, aku juga mendengarnya" ucap Aruni juga dengan terisak.
"Tunggu dulu, ini kan hanya tanah yang kita buat sendiri, apa roh manusia bisa langsung masuk ke pemakamanya sendiri tanpa di undang?" tanya Imelda menyadari keanehan.
"Harusnya tidak begitu!!" ucap Aruni
Nuril pun menghitung punggung saudarinya dari belakang , dan menyadari kalau keliamanya masih lengkap di sana. 'Sebenarnya siapa yang mati?' pikir Nuril
Dia lalu beranjak ke samping imelda yang berdiri paling belakang, untuk memastikan siapa yang meninggal itu.
"Sebenarnya siapa yang meninggal?" tanya Nuril
Sontak imelda dan yang lainnya menoleh, mereka langsung terkejut mendapati kalau Nuril tiba tiba ada di antara mereka dan terlihat baik baik saja.
"Nuril?, Nuriiiilll" semua saudarinya langsung berhamburan memeluk tubuh Nuril dengan tertawa senang.
"Hey hey jangan mendorongku, argghhhhh" Nuril tersandung lalu terjungkal ke tanah,
Dan para saudari nya juga ikut terjatuh dan terus memeluk Nuril dengan bertumapang tindih, itu karena mereka sangat senang melihat Nuril kembali pada mereka.
"Nuril, kami kira kami akan kehilangan mu selamanya" ucap Rayuna
"Iya"
Sementara Aruni yang tidak kebagian tempat untuk memeluk Nuril langsung menangkup wajahnya dari arah atas kepala Nuril.
"Nuril, aku kira kau benar benar sudah mati, kami baru saja selesai membuat pemakaman mu" ucap Aruni
"Aku aku memang belum mati, tapi sebentar lagi aku pasti akan mati karena sesak nafas" ucap Nuril yang sedikit kesulitan bernafas karena ke empat saudari saudarinya menindihhnya.
Aruni hanya tersenyum lalu menurunkan wajahnya untuk mencium Bibir Nuril dari arah atas kepala Nuril.
Nuril sedikit tersentak kaget karena tiba tiba mendapat ciuman lembut dari bibir ranum Aruni, dan itu adalah ciuman pertama untuk Nuril dari seorang wanita.
Aruni benar benar menumpahkan semua rasa haru nya lewat ciuman di bibir Nuril itu, dan itu di perhatikan oleh saudari saudarinya yang lain.
"Apa yang sedang kalian lakukan" tanya Imelda tidak mengerti.
Aruni yang terhanyut pun mendadak sadar karena pertanyaan dari Imelda, dan segera melepaskan ciuman mereka.
"Kenapa kalian menempelkan bibir kalian?, apa itu cara manusia mengungkapkan rasa bahagia mereka" tanya Imelda yang masih sedikit polos
"Ah, tidak juga, Nuril bilang dia sesak nafas karena kalian menindihnya tadi, jadi aku memberinya nafas buatan saja" ucap Aruni"
Sementara Nuril masih termenung merasakan sisa sisa ciuman pertamnya dqri gadis seperti Aruni. 'Lembut, manis, dan harum , apakah ini rasanya berciuman dengan bibir seorang gadis, aku ingin merasakanya lagi' batin Nuril
"Oh, kalau begitu aku juga ingin memberinya nafas buatan juga" ucap Rayuna.
"Tidak aku saja," "Akulah yang paling dekat" para Gadis elf malah berebut
Dan itu membuat Nuril merasa sedikit kehilangan momen indahnya itu,
"Sudah sudah hentikan, apa kalian tidak kasihan pada Nuril, dia sesak nafas karena kalian" ucap Aruni yang mencoba menghentikan mereka yang malah berebut Nuril
"Ah iya, baiklah, menyingkir kalian" ucap Rayuna yang berada paling bawah langangsung bangkit dan mennyingkirkan yang lainya.
Barulah Nuril merasa sedikit lega dan bisa mengatur nafasnya kembali, dia lalu terduduk di tanah,
"Nuril, bagaimana ceritanya kau bisa selamat dari lembah kematian?, apa kau berhasil mendapatkan rune biru itu sebelum siluman siluman menyerangmu?" tanya Rayuna
"Entahlah, aku tidak begitu mengingatnya, yang aku ingat kalau aku sudah di makan oleh roh pohon besar itu" ucap Nuril
"Terus?" tanya Rayuna.
"Ya aku tiba tiba jatuh dari pohon tadi, dan terseat di hutan saat aku mencari jalan pulang" ucap Nuril
"Seharusnya aku tidak meninggalkan mu sendirian di sana, tapi situasinya benar benar sulit, kami mengira kau tidak akan bisa pergi dengan selamat dari lembah kematian itu, maaf" ucap Aruni.
"Tidak apa, yang penting kita semua baik baik saja kan" ucap Nuril
"Nuril, aku senang bisa bertemu lagi dengan mu" ucap Imelda langsung merangkul Nuril yang masih terduduk.
Dan itu di ikuti elf lain, "Kami juga" ucap seremoak gadia elf
Aruni juga kini bisa memeluk Nuril dari belakang.
"Ya, sejujurnya aku juga sangat senang" ucap Nuril dengan senyuman yang aneh, bagaimana tidak, beberapa pasang gunung kembar kini menghangatkan dia di sekeliling nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Jendral
Berasa kayak baca komik cuman gak ada visualisasinya sih, di tunggu lanjutannya.
2023-07-08
2