Permulaan

Seperginya Jeliska dari kediaman para gadis elf, Nuril hanya terdiam dan mulai berkhayal kalau dia dan Jeliska saling mengejar dan bermesraan di taman yang indah, lalu dia menyelipkan bunga di telinga Jeliska, lalu mereka pun berciuman mesra, namun.

"Hey, hallo, kenapa kau senyum senyum sendiri?" tanya Aruni melambaikan tangan di depan wajah Nuril,

Nuril langsung terkaget, dan lamunannya pun seketika buyar "Kau mengganggu saja" ucap Nuril, yang langsung berbalik untuk masuk kedalam.

"Mengangu apanya?, dasar aneh" gerutu Aruni.

Aruni dan Rayuna juga segera mengikuti Nuril di belakang nya.

"Aku kira akan ada keributan lagi, ternyata putri Jeliska menginginkan mu untuk ikut ke istana elf, aku sih berharap kalau kau tidak akan pergi" ucap Rayuna

"Tenang saja, aku tidak akan meninggalkan kalian, kalau pun harus pergi, aku pasti akan kembali" ucap Nuril

"Apa itu sebuah janji?" tanya Aruni

"Ya, itu janjiku" ucap Nuril datar

Mereka pun segera bersiap siap dengan perlengkapan berburu mereka lagi, untuk memulai aktivitas seperti biasanya, tapi kali ini tujuan Nuril adalah lembah kematian, karena dia menginginkan batu rune biru yang hanya ada di sana, seperti yang di katakan oleh elf tua Rustaz.

*

Mereka langsung memulai perjalanan mereka, Aruni memimpin jalan dengan menunggangi Phoenix nya, sementara Nuril seperti biasa meloncat dari pohon ke pohon, untuk sekedar pemanasan.

"Aruni, kita akan berburu kemana hari ini?" tanya Rayuna

"Kita akan pergi ke lembah kematian" ucap Aruni

"Apa kau serius?, apa kau tidak ingatvkalau kau pernah hampir di mangsa siluman buas di sana" ucap Narima yang terbang di sisi lain Aruni

"Pak tua Rustaz menyarankan Nuril untuk pergi ke sana dan mendapatkan Rune biru, katanya Rune itu hanya ada di roh pohon suci yang ada di sana, Nuril memerlukan rune itu untuk meningkatkan kekuatan internalnya" ucap Aruni

"Begitu ya, bailklah kalau begitu, di sana oasti banyak benda berharga, jadi semoga saja Nuril bisa mengatasi semua masalah yang ada di sana, dan kita bisa mengambil banyak senjata berharga" ucap Rayuna

"Ya, kuharap juga begitu" ucap Aruni.

Mereka terbang cukup jauh dari kediaman mereka, hingga melintasi beberapa bukit tinggi dan lembah lembah yang luas, hingga mereka pun akhirnya sampai di perbatasan Lembah yang mereka tuju, ya itu lembah kematian.

Semakin mereka mendekati lembah, Nuril pun mulai bisa merasakan aura aura negatif dari arah depannya.

"Benar benar aura yang menakutkan, belum masuk saja sudah sangat terasa auranya" ucap Nuril, meski dia tidak punya kemampuan seperti Aruni, tapi dia sampai bisa merasakan karena saking kuatnya Aura di sana.

"Nuril, kita akan segera memasuki perbatasan lembah kematian, jadi berhati hatilah" teriak Aruni dari atas.

"Tentu saja, aku juga sudah merasakanya" ucap Nuril yang masih bergerak dalam mode tupai

"Baiklah, semoga kita beruntung hari ini" ucap Aruni yang sebenarnya merasa sedikit takut, jika yang lainnya tidak punya kemampuan perasa,tapi bisa mersakanya, apalagi Aruni, yang bisa merasakan lebih jelas seberapa banyak siluman kuat yang ada di sana.

Nuril pun akhirnya melewati batas lembah yang di batasi oleh sebuah sungai, dan dia mulai berhati hati untuk memasuki lembah kematian yang cukup gelap oleh rimbunya pepohonan tua yang ada di sana, cahaya mata hari pun seolah tidak bisa menebus rimbunnya lembah itu, dan suasana di sana nampak remang remang meskipun di siang hari.

Nuril sejenak terdiam di seduah dahan pohon besar saat akan menyebrangi sungai.

"Pantas saja tempat ini di namai lembah kematian, susana nya tidqk begitu menyenangkan" ucap Nuril

Sementara phoenix Aruni langsung berhenti mendadak dan tidak mau melanjutkan perjalanan nya untuk terbang di atas lembah itu "Kaaarrrrrk, kaaaark"

"Ada apa?, kenapa kau berhenti, apa kau takut??" tanya Aruni pada Phoenix nya

"Kaaaark. kaaark" phoenix itu hanya bisa bersuara keras saja

"Sepertinya Phoenix mu tidak ingin masuk lebih jauh ke lembah ini, dia pasti merasakan ada bahaya yang mengancamnya di depan sana, jadi kita lanjutkan perjalanan dengan jalur darat saja" ucap Rayuna

"Baiklah, phoenix, kau boleh beristirahat" ucap Aruni

Phoenix itu pun segera mengurai samar lalu menyusut dan terserap belati yang di pegang Aruni, sementara Aruni langsung terjun bebas ke bawah dan berahasil hinggap di salah satu pohon dengan mulus.

Para gadis Elf juga segera merendahkan terbang mereka dan berdekatan dengan Aruni

"Nuril Apa kau sudah siap?" tanya Aruni yang melihat sedikit keraguan di wajah Nuril.

"Aku siap, tapi kau harus berjanji satu hal padaku, apapun yang terjadi, kau harus tetap ada di belakang ku," ucap Nuril

"Kau bisa percaya pada kami, kami tidak mungkin membiarkanmu berjuang sendirian" ucap Aruni

"Ya, baiklah, aku memang orang yang sedikit penakut" ucap Nuril.

Dia segera ambil ancang ancang untuk meloncati sungai lebar di depannya, dan targetnya adalah pohon yang ada di sebrang sungai, Nuril langsung meloncat cukup tinggi untuk sampai ke sisi lain.

Namun saat dia hampir sampai ke tujuannya, tiba tiba kakinya di tangkap oleh sebuah tentakel panjang yang keluar dari pdasar sungai yang dalam, dan tentakel itu langsung melilit tibih Nuril dengan kuat.

"Sial, apa apaan ini?" gerutu Nuril yang perlahan di tarik turun ke sungai oleh tentakel panjang dan besar itu.

"Nuriiiiil," teriak serempak saudari saudarinya saat melihat Nuril langsung di tangkap oleh mahluk yang ada di dalam air.

Perlahan siluman gurita putih langsung menampakan dirinya ke permukaan air, dengan delapan tentakelnya yang meliuk liuk dan menari di dalam air, dengan Nuril yang berada di salah satu tentakelnya.

"Sial, kenapa ada gurita besar di sini, harusnya kau tinggal di laut, bukan di sini, cepat lepaskan aku, atau kau akan ku buat jadi gurita bakar saus merah" Ancam Nuril pada Gurita yang berukuran sangat besar itu.

Tapi gurita itu sama sekali tidak terppengaruh oleh ancaman Nuril, dan langsung membuka mulutnya yang penuh dengan gigi gigi tajam seolah siap untuk melahap Nuril hidup hidup.

"Ayolah, dalam rantai makanan, kaulah yang seharusnya di makan, bukan aku" ucap Nuril yang berusaha untuk meraih pedang yang di berikan oleh pak tua Rustaz padanya, namun sayangnya lilitan dari tentakel gurita itu terlalu erat di tubuhnya, sehingga Nuril cukup kesulitan untuk menggunakan pedang nya itu.

Gurita putih yang tidak mendapat perlawanan berarti dari Nuril langsung mencoba memasukan Nuril ke rahang mulutnya yang besar itu.

"Rasakan ini bedebah" ucap Rayuna yang tiba-tiba melemparkan tombak api nya ke arah gurita itu.

'Roaaaamm' gurita yang terkena tombak api Rayuna di kepalanya itu pun langsung mengerang kesakitan, hingga sedikit melonggarkan cengkarman tentakel nya di tubuh Nuril. kesempatan itu pun tidak di sia siakan oleh Nuril, dan mencoba mencabut kembali pedangnya dari sarungnya.

Tentakel yang lain dari gurita yang murka itu juga langsung bergerak cepat ke arah Rayuna yang mengambang di udara.

Dan Rayuna yang kalah cepat dalam menghindar langsung tertangkap tentakel itu juga "Aaah, Aruni, tolong aku!" teriak Rayuna yang juga langsung di bawa tirun ke air.

Aruni segera melesatkan puluhan anak panahnya sampai menghujani gurita itu. "Lepaskan saudari saudariku" teriak Aruni dari kejauhan.

Namun Gurita itu bisa menahan panahan Aruni itu dengan tentakelnya yang lain. jadi itu sama sekali tidak membuatnya terluka patal .

"Sial, ini baru saja permulaan, tapi kenapa sudah sesulit ini" gumam Aruni

"Bagaimana ini?" gumam Narima yang memegang sebilah pedang, tapi tidak punya keberanian untuk bertindak.

"Aku aku tidak berani untuk turun ke bawah sana" ucap Imelda yang juga merasa takut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!