"Apa maksudmu kita menghilang?, aku tidak merasakan apa apa" ucap Nuril yang tidak percaya kalau mereka menghilang seperti siluman bunglon.
Aruni tau kalau Nuril pasti akan menganggap itu bercanda, jadi dia melepaskan tangan Nuril yang dia pegang.
Dan seketika Nuril tidak melihat Aruni di depan matanya , "Hey, jangan hilang tiba tiba lagi" ucap Nuril
Saat Aruni meraih tangannya lagi, Nuril bisa melihat Aruni lagi.
"Sudah kubilang, kita berdua sekarang bisa menghilang, ayo kita buktikan, aku akan memamggil Kak Rayuna dan yang lainya" ucap Aruni
Diapun memancing saudari saudarinya yang belum tau keberadaan mereka yang sudah turun ke semak.
"Kak Rayuna!, tolonga aku!!, aku dia bawah siniiii" teriak Aruni keras
Rayuna dan yang lainya langsung menengok ke arah bawah pohon besar itu.
"Itu suara Aruni, dia di bawah, kita turun sekarang" ucap Rayuna
"Iya, itu memang suaranya, mungkin dia terjatuh bersamaan dengan bunglon itu" ucap Narima
Keempat gadis Elf itu pun langsung turun ke dasar pohon yang sangat besar dan tinggi itu, tapi mereka tidak melihat Aruni ataupun Nuril di sekitar sana.
"Dimana dia, aku yakin suaranya dari sini tadi" ucap Rayuna
Sementara Nuril yang melihat mereka mulai percaya kalau dirinya menghilang dari pandangan keempat Saudarinya.
Aruni langsung mengambil sesutu untuk mengalihkan perhatian keempat saudarinya, dan dia mlemparkan ranting kering ke semak semak
'Krosak'
"Aruni, apa kau di sana?" ucap Rayuna langsung mencoba memastikan
"Tidak ada" ucap Rayuna
Nuril melepas genggamanya dari Aruni dan seketika muncul di hadapan keempat Elf itu.
Semuanya sedikit terperanjat karena mengira itu kemunculan siluman lain.
"Kau mengagetkan saja, apa kau melihat Aruni?, kukira dia bersamamu" tanya Rayuna
"Apa kalian benar benar tidak melihatku bersama Aruni barusan?" tanya Nuril
"Pergerakan mu memang selalu tidak terlihat kan" ucap imelda
"Mana Aruni?, apa dia baik baik saja?" tanya Rayuna lagi
"Dia di sampingku, tenang saja" ucap Nuril mencoba meraih bahu Aruni meskipun tidak dia lihat juga.
Tiba tiba Aruni juga menampakan dirinya di samping Nuril.
"Aruni??, bagaimana bisa?" tanya Imelda terheran karena Aruni muncul tiba tiba.
"Aku dapat barang bagus yang bisa menyamarkanku dari pandangan, ya seperti siluman bunglon itu" ucap Aruni
"Sungguh?, rasanya jarang sekali ada benda seperti itu" ucap Rayuna
"Di sini sepertinya memang tempat berkumpulnya barang barang bagus, yang jarang bisa kita dapatkan di tempat lain, salah satunya mustika yang kudapat kan ini " ucap Aruni menunjukan kantong kecilnya, karena mustikanya ada di sana.
Aruni tiba tiba mendapat pencerahan di kepalanya, supaya mereka tidak harus mati matian melawan siluman berbahaya lainya, demi untuk mencari keberadaan Roh pohon Suci itu.
"Aku dapat ide, Bagaimana kalau kita menyamarkan diri dengan bantuan mustika ini, untuk mencari roh pohon suci itu, ya setidaknya supaya kita bisa menghemat banyak tenaga" ucap Aruni
"Baiklah, aku sangat setuju" ucap Nuril
"Apa bisa benda itu mebuat kita menghilang bersamaan?" tanya Rayuna
"Mungkin, kita coba dulu saja" ucap Aruni
Diapun mulai dengan beberapa percobaan kecil, dan mulai tau tata cara untuk menghilang bersamaan, yaitu harus dengan bersentuhan kulit secara langsung dengan oemegang mustika, jadi mereka semua bisa tidak terlihat.
Setelah merasa yakin mereka memulai kembali perjalanan dengan lambat, itu karena para Elf harus membawa Nuril ikut terbang bersama mereka, dia di bantu terbang oleh Imelda dan Hasyira, sementara Narima dan Rayuna membantu Aruni, dan semuanya tetap berkontak tangan.
Mereka berhasil melewati beberapa siluman besar dan buas dengan aman, karena rata rata mereka tertidur, dan kedatangan mereka memang tidak tercium ataupun terlihat oleh siluman siluman itu.
Hingga akhirnya mereka pun samapai di depan sebuah pohon yqng mirip beringin namun berwarana putih, lumayan besar dwngan tinggi sekitar sepuluh meter, dan napak berbeda dari semua pohon pohon di sekitar lembah itu.
"Sebentar, pohon ini terlihat tidak biasa, apa pohon ini yang di maksud oleh pak Tua Rustaz itu?" tanya Aruni
"Kelihatannya ini hanya pohon biasa saja" ucap Nuril yang tidak melihat pergerakan dari pohon itu, karena menurut pengalamannya soal roh pohon itu bisa bergerak seperti yang pernah dia hadapi sebelumnya, dan ukuranya lebih kecil dari oada pohon beringin di depannya.
"Mungkin Roh pohon ini juga sedang tertidur seperti siluman" ucap Rayuna berpendapat
"Turunkan aku sekarang, aku akan memastikanya" ucap Nuril
"Baiklah" ucap imelda yang langsung melepaskan Nuril untuk terjun ke tanah.
Wujud Nuril pun segera nampak karena terlepas dari pengaruh mustika bunglon, dan dia langsung beranjak menghampiri pohon besar itu.
"Permisi, aku mau bertanya, apa kiranya kau ini roh pohon?" tanya Nuril serius.
Tapi tidak ada tanggapan dari pohon itu, jadi Nuril berbalik ke arah saudarinya yang masih belum nampak.
"Sepertinya ini hanya pohon biasa saja" ucap Nuril.
Tapi baru saja Nuril berbicara seperti itu, tiba tiba pohon besar itu bergerak dan langsung terlihat mulut dan mata yang besar terbuka di batang pohonya.
"Awas Nuril, pohon itu mulai bergerak" teriak Aruni
Sontak Nuril langsung menoleh ke belakang dan tiba tiba dia terkena hantaman keras dari dahan pohon yang lumayan besar 'Brukkkkkkk' "Arghhhhhh" Nuril langsung terpental cukup jauh, hingga hampir menabrak pohon di belakang nya.
Namun Nuril segera membuat pijakan pada pohon itu dan membuat loncatan untuk kembali ke arah roh pohon yang kini sudah nampak wujud aslinya.
"Kau pandai sekali mengelabuiku" ucap Nuril di udara
Pohon itu langsung melancarkan Serangan dari akar untuk menghalangi terjangan Nuril, tapi Nuril langsung menebas satu persatu rintangan itu dengan pedangnya 'Srreeeeet sreeettt, sreeet'
Semua akar yang menjalar menghalanginya bisa dengan mudah dia singkirkan.
Namun pohon itu kembali menyerang Nuril dengan empat tangan dahan yang bertubi tubi.
Nuril terus bergerak lincah dengan mengelilingi pohon itu untukenhindari setiap serangan nya.
"Apa kau mau menangkap ku?, semua mahluk yang mencoba melakukanya akan selalu berakhir tragis" geretak Nuril sambil terus meloncat untuk menghindar dari pukulan keempat tangan roh pohon itu.
Tapi sayang, karena Nuril hanya terfokus pada serangan dari tangan roh pohon, dia sedikit melupakan serangan akar dari bawah yang menyandung kaki Nuril dan langsung membelit nya.
Nuril dengan cepat di jalari oleh akar dari kaki hingga ke tangan Nuril yang memegang pedang.
"Aragggh, sial" ucap Nuril yang kini tidak dapat bergerak lagi karena di kunci oleh serangan akar roh pohon itu.
Akar itu lalu mengangkat tubuh Nuril yang terbalik ke depan wajah pohon. dan Tarsius emas yang selalu ada di pundak Nuril langsung menghindar dengan berpindah ke tempat Lain.
Melihat Nuril yqng tidak bisa bergerak lagi Para saudari pun langsung berinistif muncul dan melakukan serangan dari jarak aman,
"Nuril, hati hati" teriak Rayuna yang langsung melemparkan tongkat api andalannya,
Saudari yang lain juga segera melancarkan serangannya bersamaan.
Sayang nya serangan mereka terlalu lemah untuk roh pohon, karena seranga akarnya bisa menepis semua serangan mereka dengan mudah.
Roh pohon itu kini memegangi nuril dengan salah satu tanganya. "Untuk apa kalian datang padaku??" Tanya roh pohon dengan suara yang menggelegar.
"Bagus, ternyata kau bisa bicara bahasa manusia juga, mungkin kita bisa sedikit bertukar pikirkan" ucap Nuril
"Rrrrrrrrrgghhhhh" pohon itu meraung keras ke wajah Nuril yang kini posisinya terbalik, sampai membuat wajah Nuril menjadi sedikit aneh karena terpaan gelombang suaranya yang mungkon mencapai 100 desibel lebih.
"Ayolah, suaramu sangat bising, tidqk enak untuk di dengar," ucap Nuril
"Untuk apa kau kemari, apa kau sengaja mengantarkan nyawamu padaku?" tanya roh pohon itu lagi.
"Tidak juga, aku hanya ingin meminta sebuah batu berwarna biru darimu, apa kau memilikinya?" tanya Nuril
"Kau menginginkan jantungku?, itu artinya kau memang datang untuk mengantarkan nyawa" ucap Roh pohon itu segera membuka mulut kayunya lebar lebar, dan mengarahkan Nuril kedalam mulutnya itu.
"Sial, lagi lagi aku akan jadi santapan yang empuk" ucap Nuril
Tiba tiba saja lesatan cahaya putih langsung menebas tangan Roh pohon itu hingga terputus 'Sssssieeeet'
"Rrrrrrggghhh" roh pohon langsung meraung lagi.
Sementara Nuril langsung jatuh ke tanah dengan telapak tangan kayu yang masih menggenggamnya.
Nuril penasaran darimana datangnya kilatan putih itu, dan mendapati kalau panah kilat itu datang dari sesosok makhluk bersayap empat, dan memegang busur sebagai senjatanya,
Makhluk Angel itu mengambang di atas kepala saudari saudari Nuril, dan masih membidikan anak panah cahaya di busurnya ke arah roh pohon itu.
"Mahluk apa itu, apa dia dewi perang?" gumam Nuril yang sedikit tau soal mitos dewi perang bersayap empat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments