Kepanikan langsung terlihat di wajah wajah para gadis elf dan Aruni yqng tidak bisa banyak membantu.
Apalagi raut wajah Rayuna yang ketakutan karena tertangkap oleh salah satu tentakel gurita putih yang panjang satu tentakelnya mampu meregang hingga 8 meteran lebih itu, tentakel yang cukup panjang untuk menjaga sungai lembah kematian dari mahluk yang tidak di undang seperti Nuril dan saudari saudarinya.
"Sial, aku tidak ingin mati di lembah ini, dan menunggu seratus tahun lagi untuk reinkarnasi" teriak Rayuna pada Gurita raksasa di depan wajahnya itu.
Namun saat Rayuna merasa kalau dirinya akan segera berakhir di mulut seekor Gurita, Nuril yang di sisi lain sudah berhasil melepaskan diri dengan memotong tentakel yang melilitnya, dia langsung bergerak cepat lalu meloncat ke tentakel yang melilit Rayuna.
"Apa kau perlu bantuan?" tanya Nuril sambil berpegangan.
"Nuril!!??, cepat lepaskan aku, aku tidak mau jadi santapan siluman ini" ucap Rayuna
"Baiklah, memang tidak sepantasnya jika seorang wanita cantik seperti mu jadi santapan seekor cumi jelek ini" ucap Nuril langsung menebaskan pedangnya ke tentakel yang membelit Rayuna.
'Sreeeett' "Roaaaaaaammm" gurita itu langsung meraung kesakitan karena dua tentakelnya sudah di putuskan Nuril berturut turut, namun gurita itu segera menggunakan tentakelnya yang lain untuk menangkap Nuril dan Rayuna lagi.
Nuril yang kali ini sudah cukup siap menghadapi nya, bisa dengan mudah menghindari ke enam tentakel yang di gunakan gurita itu bersamaan untuk menangkap Nuril Dan Rayuna.
Rayuna juga bisa sedikit menghindarinya karena atensi siluman gurita itu lebih terfokus pada Nuril yang bergerak lincqh di antara tentakelnya.
Nuril terus bergerak dan meloncat dari tentakel satu ke tentakel lainya untuk menghindari serangan si gurita.
"Sudah ku bilang, aku pasti akan memasakmu" ucap Nuril yang langsung memotong satu persatu tentakel dari gurita raksasa itu.
Rayuna juga segera membantu Nuril dengan melemparkan lagi tombaknya bertubi tubi untuk menganggu konsentrasi gurita itu, meski serangan tombak apinya tidak terlalu efektif pada gurita yang berada di dalam air.
"Baguslah, Nuril memang bisa di andalkan, habisi mahluk itu Nuril" teriak Aruni yang sontak terlihat bersemangat karena Nuril sudah mulai menguasai keadaan.
"Ayo Nuril, hajar terus mahluk itu, kak Rayuna, panggang dia sampai matang!!" teriak Imelda yang hanya bisa jadi pemandu sorak dari atas sungai.
Sementara Nuril terus melacarkan aksinya dan berhasil memotong satu persatu tentakel yang ada di tubuh gurita besar itu, tapi gurita itu ternyata bisa beregenerasi kembali, dan bisa menumbuhkan tentakel tentakel baru namun dengan ukuran lebih pendek dari sebelumnya.
Tapi itu jelas tidak menyulitkan Nuril untuk terus memojokan Gurita besar yang masih mencoba melawan Nuril, dia terus berpindah pindah dari bebatuan pingir Sungai ke pinggir sungai yang lain, dengan terus menebaskan pedangnya pada tubuh Gurita saat melintasinya dengan bertubi tubi.
Dan untuk pamungkasnya, Nuril melompat dan menjadikan kepala Gurita itu sebagai targetnya.
"Kau masih terlalu besar untuk masuk ke dalam panci, jadi aku akan memotongmu sampai kau layak di santap" teriak Nuril yqng langsung menusukan ujung pedangnya pada Kepala siluman Gurita itu.
'Sleb, sreeeeeeeeeet' Nuril langsung menarik pedangnaya lagi untuk menciptakan sayatan yang lebih besar di kepala gurita yang bulat mengerucut itu hingga benqr benar terbelah "Hiyaaaaaa hahaha" teriak Nuril dengan tertawa keras.
"Roaaaaaammmmggghhh" Gurita itupun mengerang keras untuk terakhir kalinya, lalu duapun mati dengan mengambang di permukaan Air.
Sementara Nuril langsung berpindah dari gurita itu untuk berjaga jaga kalau kalau gurita itu masih bisa begerak.
"Hhhhhh, hhhhh, hhhh, lumayan untuk pembukaan" gumam Nuril yang kini berdiri di bebatuan pinggir sungai.
Perlahan tubuh gurita yang sudah kalah itu mengurai dan menyusut menjadi sebuah pedang cambuk yang unik.
Rayuna segera terbang mendekatinya lalu mengambilnya "Uwah, ini barang bagus, lihatlah, kita dapat pedang cambuk" ucap Rayuna yang langsung mencoba memainkannya sedikit untuk memperlihatkan pada semuanya.
"Baguslah, kalian layak mendapat nilai A" teriak Aruni
"Tidak, kalian adalah pemburu siluman terbaik di negeri ini, semua elf pasti akan mengakuinya suatu saat nanti" ucap imelda yang langsung terbang untuk bergabung bersama Rayuna dan Nuril. juga di ikuti yang lainnya
Aruni juga langsung menghampiri Nuril dengan di bantu Narima dan Hasyira lagi.
"Apa kau baik baik saja?" tanya Aruni
"Tidak masalah, ini baru pemanasan saja kan?" ucap Nuril
"Syukuran kalau begitu, baiklah kita lanjutkan lagi perjalanan nya" ucap Aruni
Mereka segera beranjak Naik ke tepian sungai, untuk segera masuk lebih dalam ke lembah kematian itu.
Nuril berpikir tidak berlebihan kalau lembah itu di namai lembah kematian, karena jika masuk ke lembah itu tanpa keterampilan yang cukup, kematian lah jadi akhirnya.
Mereka kembali berpindah dari pohon ke pohon dengan sembunyi sembunyi, Dan mereka melihat ada banyak kelabang raksasa yang berkeliaran di bawah mereka.
"Ssssssttttt" Aruni memberi isyarat pada Nuril untuk melihat kebawah, dan meminta pendapatnya.
"Kurasa mereka tidak akan menyerang kita di atas sini, lewati saja untuk menghemat tenaga, kita tidak tau ada apa di depan sana yang harus kita hadapi lagi" ucap Nuril dengan suara pelan.
"Baiklah" ucap Aruni
Mereka pun segera bergerak maju ke depan, dan memilih melewati siluman siluman yang di rasa tidak perlu mereka lawan untuk menghemat energi.
Namun saat mereka memasuki kawasan baru, Nuril melihat ada pergerakan di dahan dahan pohon yang tidak natural, tapi dia tidak bisa melihat sosok apapun di dahan itu.
"Berhenti, ada sesutu di sini" ucap Nuril memberi komando pada saudarinya yang di belakang.
Sontak para gadis elf pun hinggap di pohon pohon di belakang Nuril.
"Ada apa?" tanya Rayuna
"Aku tidak tau, tapi instingku mengatakan kalau ada sesutu yang sedang mendekati kita" ucap Nuril yang mencoba bersiaga dwmgn pedangnya.
"Aku rasa memang ada sesuatu di sini" ucap Aruni
"Di arah mana Uni?" tanya Nuril untuk memastikan.
"Aku tidak tau, Uaaaaaaaaaaaa" teriak Aruni yang tiba tiba tertarik oleh lidah panjang yang tidak kasat mata, Aruni langsung di bawa menjauh dari saudari saudarinya.
"Aruniii,!!!, Sial, kenapa aku tidak bisa melihat apapun di sini" gerutu Nuril langsung beranjak mengejar.
"Tolong aku, Aku mohon" ucap Aruni yang ketakutan.
"Tenang Aruni, kau jangan panik, kami pasti akan menyelamatkan mu" ucap Narima mencoba menenangkan yang jiga terus mengikuti Aruni
"Apa kita sedang menghadapi hantu?, bagaimana caranya kita bisa melawan hantu yang tidak terlihat seperti ini?" ucap Nuril yang kebingungan untuk mengambil tindakan.
"Apa itu hantu?" tanya Imelda
"Ya maksudku mahluk yang tidak berwujud, tapi dia bisa menggangu manusia seperti ku" ucap Nuril
"Maksudmu iblis?" tanya Rayuna.
"Ya mungkin, aku tidak tau sebutan yang lain di demesi ini" ucap Nuril
"Iblis itu tidak mungkin ikut campur dalam urusan siluman dan elf, sebab iblis hanya suka menjerumuskan mahluk dengan bisikannya, tidak untuk menunjukan ulah dengan tanganya sendiri" ucap Rayuna
"Penjelasan mu sepertinya rumit, tapi lain kali saja kau menjelaskannya, sekarang kita dapatkan dulu Aruni" ucap Nuril langsung mencoba mengejar Aruni yang terus di bawa menjauh oleh sesuatu yang tidak terlihat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments